Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan dari orang ke orang
melalui gigitan nyamuk Aedes (Ae). Ae aegypti merupakan vektor
yang paling utama, namun spesies lain seperti Ae.albopictus juga
dapat menjadi vektor penular. Nyamuk penular dengue ini terdapat
hampir di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat yang
di perkotaan. Periode gigitan terjadi pada pagi hari dan sore hari.
Spesies ini dapat menggigit beberapa orang dalam 1 periode
makan. Di dalam tubuh manusia virus memerlukan waktu tunak 4-7
hari sebelum menimbulkan penyakit. Penularan dari manusia
kepada nyamuk hanya dapat terjadi bila nyamuk menggigit manusia
yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum demam
sampai 5 hari setelah demam timbul.4 Nyamuk Aedes albopictus,
vector kedua dengue di Asia, sudah menyebar ke Amerika Utara dan
Eropa. Nyamuk spesies ini memiliki kemampuan tinggi untuk
beradaptasi, sehingga dapat hidup di temperature dingin di Eropa.2
Kemampuan terbang nyamuk betina rata-rata 40 meter,
maksimal 100 meter. Telur berwarna hitam, berbentuk lonjong. Telur
dapat bertahan hingga 6 bulan dalam kondisi kering, dan akan
menetas setelah 12 hari terkena/terendam air.5
Faktor Resiko
Beberapa faktor yang mempengaruhi munculnya DBD antara lain
rendahnya status kekebalan kelompok masyarakat dan kepadatan
populasi nyamuk penular karena banyaknya tempat perindukan
nyamuk yang biasanya terjadi pada musim penghujan.1
Patofisiologi
Patogenesis DBD belum diketahui secara pasti. Namun ada
beberapa teori yang diperkirakan berperan dalam munculnya tanda
dan gejala pada penyakit ini. Terdapat 3 sistem organ yang
diperkirakan berperan penting yaitu sistem imun, hati, dan sel
endotel pembuluh darah. Selain itu, respon imun pejamu yang
diturunkan (faktor genetik) juga berperan dalam manifestasi klinis
yang ditimbulkan. Virus dengue diinjeksikan oleh nyamuk Aedes ke
aliran darah. Virus ini secara tidak langsung juga mengenal sel
epidermis dan dermis sehingga menyebabkan sel Langerhans dan
keratinosit terinfeksi. Sel-sel yang terinfeksi ini bermigrasi ke nodus
limfe, dimana makrofag dan monosit kemudian direkrut dan menjadi
target infeksi berikutnya. Selanjutnya terjadi amplifikasi infeksi dan
virus tersebar melalui darah (viremia primer). Viremia primer ini
menginfeksi makrofag jaringan beberapa organ seperti limpa, sel
hati, sel stromal, sel endotel, dan sumsum tulang. Infeksi makrofag,
hepatosit, dan sel endotel mempengaruhi respon imun penjamu
terhadap virus dengue. ......kapit halaman 717
Klasifikasi :
1. Dengue tanpa tanda bahaya (dengue without warning signs)
2. Dengue dengan tanda bahaya (dengue with warning signs)
3. Dengue berat (severe dengue)
Kriteria dengue :
-
Ruam
Leukopenia
Tanda bahaya :
Nyeri perut
Muntah berkepanjangan
Perdarahan mukosa
Lethargic, lemah
Perdarahan berat
Gangguan organ berat, hepar. (AST atau ALT 1000), gangguan kesadaran,
gangguan jantung dan organ lain.
Untuk mengetahui kecenderungan perdarahan dapat dilakukan uji tourniquet.
Gambaran klinis
1. Fase febris
Demam mendadak tinggi 2-7 hari, muka kemerahan, eritema kulit, nyeri
seluruh tubuh, myalgia, atralgia, sakit kepala. Pada beberapa kasus ditemukan
nyeri tenggorokan, injeksi farings dan konjungtiva, anoreksia, mual dan
muntah.
Tanda perdarahan dapat ditemukan seperti petekie, perdarahan mukosa,
walaupun jarang ditemukan perdarahan pervaginam dan perdarahan GIT.
2. Fase kritis
Terjadi pada hari 3-7 sakit dan ditandai dengan penurunan suhu tubuh serta
kenaikan permeabilitas kapiler dan timbulnya kebocoran plasma yg
berlangsung 24-48 jam. Kebocoran plasma sering didahului oleh leukopeni
progresif disertai penurunan hitung trombosit. Ada fase ini dapat terjadi syok.
3. Fase pemulihan
Pengembalian cairan ekstravaskuler ke intravaskuler secara perlahan. Keadaan
umum membaik, nafsu makan pulih, hemodinamik stabil dan diuresis
membaik.
Diagnosis
1. Anamnesis :
-
Sakit kepala
Mual muntah
Tanda bahaya
Diare
Gangguan kesadaran
Ouput urin
2. Pemeriksaan fisik :
-
Demam
3. Pemeriksaan penunjang :
-
Pemeriksaan laboratorium :
o Leukosit: dapat normal atau menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui
limfositosis relative (>45% dari total leukosit) disertai adanya limfosit
plasma biru (LPB) > 15% dari jumlah total leukosit yang pada fase
syok akan meningkat.
o Trombosit: umumnya terdapat trombositopenia pada hari ke 3-8.
Kriteria diagnosis :
DBD:
o Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari,
biasanya bifasik.
o Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan
berikut :
- Uji bendung positif.
- Petekie, ekimosis, atau purpura.
- Perdarahan mukosa (tersering epistaksis atau
perdarahan gusi), atau perdarahan dari tempat lain.
- Hematemesis atau melena.
o Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ul).
o Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma leakage
(kebocoran plasma) sebagai berikut:
- Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar
sesuai dengan umur dan jenis kelamin.
- Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi
cairan, dibandingkan dengan nilai hematokrit
sebelumnya.
- Tanda kebocoran plasma seperti : efusi pleura, asites atau
hipoproteinemia.
DSS:
o Semua kriteria DBD disertai dengan kegagalan sirkulasi
Tingkatkan oral intake dan oral rehydration solution, jus buaj dan
cairan lain yang mengandung elektrolit dan gula untuk menggantikan
pengeluaran cairan dari demam dan muntah. asupan cairan yang
adekuat dapat mengurangi kemungkinan untuk hospitalisasi.
sakit apabila tidak terjadi perbaikan klinis, nyeri perut hebat, muntahmuntah, ekstremitas terasa dingin, lethargi, perdarahan atau tidak
buang air kecil lebih dari 4-6 jam.
Dmeam, volume pemasukan dan pengeluaran cairan, urine
output (volume dan frekuensi), tanda-tanda bahaya dan
tanda kebocoran plasma, perdarahan, hematocrit, sel
darah putih, dan trombosit harus diperhatikan setiap hari.
b. Group B-Pasien yang memerlukan perawatan di rumah sakit
Yaitu
pasien
dengan
tanda-tanda
bahaya,
dengan
kondisi
yang
Pasien dengan tanda bahaya harus dipantau secara ketat sampai risiko
Pasien dengan kebocoran plasma berat, sindrom syok dengue dan atau
akumulasi cairan dengan distress pernapasan.
Perdarahan hebat
Kerusakan
organ
berat
(kerusakan
hepar,
cardiomyopathy,
encephalopathy, encephalitis)
Goal dari resusitasi cairan mencakup meningkatkan
sirkulasi sentral dan perifer (menurunkan takikardi,
meningkatkan tekanan darah, volume nadi, ekstremitas
hangan, dan apilarry refill time <2 detik, peningkatan
perfusi organ, urine output 0.5 ml/kg/jam, penurunan
asidosis metabolic.
3. Apabila tanda-tanda vital masih tidak stabi; (masih terjadi shock), cek
kadar hematocrit setelah bolus pertama. Apabila hematocrit masih
tetap tinggi, ulangi bolus kedua dengan solusi kristaloid 12-20
ml/kg/jam selama 1 jam. Setelah bolus kedua, bila terdapat perbaikan,
kurangi ke 7-10 ml/kg/jam selama 1-2 jam.
TATA LAKSANA SHOCK HIPOVOLEMIK
Differential Diagnosis