Anda di halaman 1dari 7

BAB 2.

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian dan Standard Kualitas Air Bersih
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Tentang
Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air dalam Hendrawan, (2005), air
bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Adapun
syarat-syarat kesehatan air bersih adalah:
1. Persyaratan biologis, yang berarti air bersih itu tidak mengandung
mikroorganisme yang nantinya menjadi infiltran tubuh manusia. Mikroorganisme
itu dapat dibagi dalam empat group, yakni parasit, bakteri, virus, dan kuman. Dari
keempat jenis mikroorganisme tersebut umumnya yang menjadi parameter
kualitas air adalah bakteri seperti Eschericia coli.
2. Persyaratan fisik, air bersih terdiri dari kondisi fisik air antara lain: derajat
keasaman, suhu, kejernihan, warna, bau. Aspek fisik ini sesungguhnya selain
penting untuk aspek kesehatan langsung yang terkait dengan kualitas fisik seperti
suhu dan keasaman tetapi juga penting untuk menjadi indikator tidak langsung
pada persyaratan biologis dan kimiawi, seperti warna air dan bau.
3. Persyaratan Kimia, menjadi penting karena banyak sekali kandungan
kimiawi air yang memberi akibat buruk pada kesehatan karena tidak sesuai
dengan proses biokimiawi tubuh. Bahan kimiawi seperti nitrat, arsenic, dan
berbagai macam logam berat khususnya air raksa, timah hitam, dan cadmium
dapat menjadi gangguan pada faal tubuh dan berubah menjadi racun.
4. Persyaratan Radioaktif, sering juga dimasukkan sebagai bagian persyaratan
fisik, namun sering dipisahkan karena jenis pemeriksaannya sangat berbeda, dan
pada wilayah tertentu menjadi sangat serius seperti di sekitar reaktor nuklir.

2.2 Pengertian Pencemaran Air


Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mulai terasa pengaruhya
pada usaha memperluas kegiatan pertanian dan industri di berbagai tempat di
dunia, secara alamiah sumber-sumber air merupakan kekayaan alam yang dapat
di perbaharui dan yang mempunyai daya generasi yang selalu dalam sirkulasi. Air
sebagai sumber daya kini lebih di dasari merupakan salah satu unsure penentu di
dalam ikut mencapai keberhasilan pembangunan

termasuk pula terhadap

keberhasilan pembangunan kesehatan lingkungan. Namun, saat ini sulit untuk


memperoleh air yang betul-betul murni, aliran air dari gunung yang di perkirakan
paling bersih pun akan membawa mineral-mineral, gas-gas berlarut dan zat-zat
organik dari tumbuhan atau binatang yang hidup di dalam atau dekat aliran
tersebut, selain itu aktifitas manusia merupakan salah satu yang menyebabkan
timbulnya

masalah-masalah

pencemaran

air

di

dalam

ekosistem

air

Hidup

no.

(Agustiningsih, 2012).
Menurut

SK

menteri

Kependudukan

Lingkungan

02/MENKLH/1988. Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya


makhluk hidup, zat, energi, dan / atau berubahnya tatanan (komposisi air) oleh
kegiatan manusia dan proses alam sehingga kualitas air menjadi kurang atau tidak
dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukanya. Menurut Agustiningsih (2012).
Pencemaran air sungai terjadi apabila dalam sungai tersebut terdapat bahan yang
menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak di harapkan baik yang bersifat
fisik, kimiawi, maupun biologis sehingga air sungai tersebut kualitasnya menurun
dan berkurang nilai gunanya yang dapat mempengaruhi kehidupan makhluk hidup
di sekitarnya .
Menurut Hendrawan (2005), pencemaran merupakan sebuah siklus yang
selalu berputar dan saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Pada hakikatnya
antara aktifitas manusia dan timbulnya pencemaran terdapat hubungan melingkar
berbentuk siklus. Agar dapat hidup dengan baik manusia beradaptasi dengan
lingkunganya

dan

untuk

memenuhi

kebutuhan

hidupnya

manusia

mengembangkan teknologi, akibat sampingan dari pengembangan teknologi


adalah bahan pencemaran yang menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan.
2.3 Penyebab Pencemaran Air Sungai Di Indonesia
Menurut Marfai dan Mardiatno (2012), pada dasarnya pencemaran air sungai
di indonsia disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu:
1. Berkembangnya industri-industri di Indonesia
Dewasa ini industri-industri di Indonesia semakin berkembang, baik jumlah,
teknologi, tingkat produksi maupun limbah yang di hasilkan. Industri-industri
khususnya yang berada di dekat aliran sungai cenderung akan membuang
limbahnya ke dalam sungai yang dapat mencemari ekosistem air, karena
pembuangan limbah industri ke dalam sungai dapat menyebabkan berubahnya
susunan kimia, bakteriologi, serta fisik air. Polutan yang di hasilkan oleh pabrik
dapat berupa logam berat (timbale, tembaga, seng dll), dan juga panas: air yang
tinggi temperaturnya sulit menyerap oksigen yang pada akhirnya akan mematikan
biota air.
2. Belum tertanganinya pengendalian limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga yang belum terkendali merupakan salah satu faktor
yang menyebabkan pencemaran lingkungan khususnya air sungai. Karena dari
limbah rumah tangga dihasilkan beberapa zat organik dan anorganik yang dibuang
dan dialirkan melalui selokan-selokan dan akhirnya bermuara ke sungai. Selain
dalam bentuk zat organik dan anorganik, dari limbah rumah tangga bisa juga
membawa bibit-bibit penyakit yang dapat menular pada hewan dan manusia
sehingga menimbulkan epidemi yang luas di masayarakat.
3. Pembuangan limbah pertanian tanpa melalui proses pengolahan.
Limbah pertanian biasanya dibuang ke aliran sungai tanpa melalui proses
pengolahan, sehingga dapat mencemari air sungai karena limbah pertanian
mengandung berbagai macam zat pencemar seperti pupuk dan pestisida. Pupuk
mengandung bahan makanan bagi ganggang dan tumbuhan air seperti enceng

gondok sehingga ganggang dan tumbuhan air tersebut mengalami pertumbuhan


dengan cepat yang dapat menutupi permukaan air sehingga berpengaruh buruk
pada ikan-ikan dan komponen ekosistem biotik lainnya. Sedangkan pestisida
dapat menggagu ekosistem air karena bersifat toksit dan akan mematikan hewanhewan air, burung dan bahkan manusia.
4. Pencemaran air sungai karena proses alam
Gunung meletus dan erosi dapat membawa berbagai bahan pencemaran salah
satunya berupa endapan/sediment seperti tanah dan lumpur yang dapat
menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air
kurang mampu mengasimilasi sampah. Iklim juga berpengaruh pada tingkat
pencemaran air sungai misalnya pada musim kemarau volume air pada sungai
akan berkurang, sehingga kemampuan sungai untuk menetralisir bahan
pencemaran juga berkurang.
2.4 Dampak Pencemaran Air Sungai di Indonesia
Menurut Sastrawijaya, (1991). pencemaran air sungai di Indonesia membawa
dampak negatif yang beraneka ragam. Diantaranya adalah:
1. Meracuni sumber air minum
Air yang tercemar oleh logam-logam berat yang masuk ke dalam tubuh
melalui minuman dapat tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati,
limpa, saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh
tersebut. Selain itu pencemaran yang disebabkan oleh zat radioaktif dapat
menyebabkan penyakit kanker serta merusak sel dan jaringan tubuh lainnya.
2. Mengakibatkan penularan penyakit
Air yang tercemar oleh virus dan bakteri. Misalnya bakteri E. coli yang
dapat menyebabkan penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types)
atau penyakit kulit. Penularan penyait tersebut kepada manusia atau hewan
melalui empat mekanisme:

a. Water Borne Disease


Mekanisme penyebaran penyakit dimana pathogen penyebab penyakit
berada dalam air yang telah tercemar dan dapat menyebabkan penyakit
infeksi bila terminum oleh manusia atau hewan. Hal ini karena air tersebut
mengandung kuman pathogen (Badiamurti dan Bardi, 2008).. Diantara
penyakit- penyakit yang disebarkan dengan mekanisme ini adalah penyakit
kolera, tifoid, hepatitis, diare, dan sebagainya.
b. Water Washed Disease
Mekanisme penyebaran penyakit bila suatu penyakit infeksi dapat dicegah
dengan memperbanyak volume pemakaian air serta memperbaiki hygiene
perorangan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh tersedianya air yang cukup,
maka penyakit- penyakit tertentu dapat dikurangi penularannya pada
manusia, dan penyakit ini banyak terjadi di daerah tropis (Badiamurti dan
Bardi, 2008). Contoh penyakit yang disebabkan adalah penyakit infeksi
saluran pencernaan, penyakit infeksi kulit dan selaput lendir, penyakit yang
ditimbulkan oleh insekta pada kulit dan selaput lendir.
c. Water Based Disease
Cara penyebaran penyakit ini terjadi bila sebagian siklus hidup penyebab
penyakit memerlukan hospes perantara seperti siput air. Infeksi pada manusia
dapat dicegah dengan menurunkan keinginan dengan kontak dengan air,
mengontrol populasi siput air, dan memperbaiki kualitas air (Badiamurti dan
Bardi, 2008). Contoh penyakit yang disebabkan adalah Schistomiasis.
Dimana larva schistosoma hidup dalam keong - keong air. Setelah waktunya
larva ini mengubah bentuk menjadi cercaria dan menembus kulit (kaki)
manusia yang berada dalam air tersebut.
d. Insect Vector Disease
Cara penyebaran berkaitan dengan serangga sebagai vektor penyebaran
pathogen penyebab penyakit yang hidup di air. Strategi pencegahan
penyebaran penyakit dapat melalui perbaikan pengelolaan air permukaan,

menghilangkan tempattempat perkembangbiakan serangga yang menjadi


vektor penyebaran penyakit infeksi (Badiamurti dan Bardi, 2008). Contohcontoh penyakit yang ditularkan melalui vektor yang hidupnya bergantung
pada air misalnya malaria, demam berdarah, filariasis, Yellow fever, dan lain
sebagainya
3. Merusak ekosistem air
Penguraian

sampah

organik

memerlukan

banyak

oksigen

sehingga

kandungan oksigen dalam air menjadi semakin sedikit yang mengakibatkan ikanikan dan organisme dalam air kekurangan oksigen dan akhirnya mengakibatkan
kematian. Adanya bahan pencemaran organik yang tidak dapat diuraiakan oleh
mikroorganisme sehingga akan menggunung dan mencemari air sungai yang
dapat mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup di dalamnya.
Bahan pencemaran berupa makanan tumbuh-tumbuhan yang dapat menyebabkan
tumbuhnya alga (ganggang) dan tumbuhan air separti enceng gondok dengan
pesat sehingga menutupi permukaan air yang mengakibatkan kadar oksigen dan
sinar matahari berkurang karena terhalang dan tidak dapat masuk ke dalam air
sehingga mengganggu kehidupan akuatik (organisme, ikan, dan tanaman dalam
air) (Round, 1981).
Bahan pencemaran berupa kondisi (misalnya panas) yang menyebabkan suhu
air meningkat sehingga tidak sesuai untuk kehidupan akuatik. Tanaman, ikan dan
organisme yang mati ini akan terurai menjadi senyawa-senyawa organik yang
dalam proses penguraiannya memerlukan banyak oksigen sehingga terjadi
penurunan kadar oksigen dalam air. Bahan pencemaran berupa endapan/sedimen
yang menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, air
kurang mampu mengasimilasi sampah sehingga mengganggu kehidupan akuatik.
4. Mengakibatkan terjadinya bencana alam
Salah satu bencana alam yan dapat terjadi akibat pencemaran air sungai
adalah banjir. Banjir dapat diakibatkan karena tersumbatnya aliran sungai oleh

10

sampah masyarakat sehingga merugikan kehidupan masyarakat itu sendiri dan


makhluk hidup lain di sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai