Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DASAR KELURGA

1. Pengertian
Menurut Bailon dan Maglaya (1978) mendefinisikan keluarga adalah dua
atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan
darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang
lainnya,

mempunyai

peran

masingmasing

dan

menciptakan

serta

mempertahankan suatu budaya.


Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1989).
Perawatan kesehatan keluarga (Family Health Nursing) adalah tingkat perawatan
kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan kepada keluarga sebagai
unit atau satu-kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya dan melalui
perawatan sebagai sarananya.
Menurut Departemen Kesehatan (1988) mendefinisikan keluarga adalah
unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta beberapa
orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling
bergantungan. Menurut Friedman (2002) mendefinisikan keluarga adalah
kumpulan dua orang manusia atau lebih, yang satu sama yang lain saling terikat
secara emosional, serta bertempat tinggal yang sama dalam satu daerah yang
berekatan.
Menurut BKKBN (1992) mendefinisikan keluarga adalah unit terkcil
dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau
ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya. Keluarga adalah sebuah
kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing mempunyai
hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak, kakek dan nenek (
Reisner, 1980). Menurut UU No. 10 tahun 1992 keluarga adalah unit terkecil
dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau
ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.

2. Fungsi Keluarga
Friedmann (1986) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, sebagai
berikut :
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang
mkerupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga slaing mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari
dan didkembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam kelduarga. Dengan
demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota
keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.Komponen yang perlu
dipenuhi

oleh

keluarga

dalam

melaksanakan

fungsi

afektif

adalah

Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung


antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota
yang lain. Maka, kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan
meningkat, yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat dan saling
mendukung. Hubungan intim di dalam keluarga merupakan modal dasar dalam
memberi hubungan dengan orang lain diluar keluarga/masyarakat.Saling
menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui keberdasan
dan hak setiap angota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif
maka fungsi afektif akan tercapai.Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai
sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. Ikatan antara anggota keluarga
dikembangkan melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai aspek
kehidudpan anggota keluarga. Orang tua harus mengembangkan proses
identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat meniru tingkat laku yang
positif dari kedua orang tuanya.Fungsi afektif merupakan sumber energi yang
menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan keluarga, kenakalan anak atau
masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di dalam keluarga tidak dapat
terpenuhi.

b. Fungsi sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam
lingkungan social (Fiedmann 1986) Sosiali8sasi dimulai sejak manusia lhir.
Keluarga merupakan tempat individu untu7k belajar bersosialisasi, misalnya anak
yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang disekitarnya.
Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan
sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi.
Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau
hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi anggota
keluarga belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui
hubungan dan interaksi keluarga.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah untuk meneruskan keturunan.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluargta seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian,
dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang
tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan permasalahan yang
berujung pada perceraian.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan
kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau
merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan
asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan

keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan


keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan
berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
5)

Mengenal masalah kesehatan


Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan
masyarakat.
Dalam (Setiadi, 2008), fungsi keluarga adalah beberapa fungsi yang dapat

dijalankan keluarga sebagai berikut :


a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan.
2) Memelihara dan membesarkan anak.
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan perhatian di antara anggota keluarga.
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
4) Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi Sosialisasi
1) Membina sosial pada anak.
2) Membentuk

norma-norma

tingkah

laku

sesuai

dengan

tingkat

perkembangan anak.
3) Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutu-han
keluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.

3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang


akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jami-nan hari tua, dan
sebagainya.
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, kete-rampilan, dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan da-tang dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan-nya.
f. Fungsi Afektif
Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan
pemeliharaan kepribadian anggota keluarga.
g. Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Melindungi keamanan dan kesehatan dari seluruh anggota ke-luarga.
2) Menjamin pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental, dan
spiritual dengan cara memelihara dan merawat anggota ke-luarga.
3) Mengenali kondisi sakit tiap anggota keluarga.
3. Tipe/ Bentuk Keluarga
Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam,
yaitu :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu,
dan anak-anak.
2) Keluarga Besar (Exstended Family) adalah keluarga inti di-tambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi,
dan sebagainya.
3) Keluarga Dyad, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan
istri tanpa anak.

4) Single Parent, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan
oleh perceraian atau kematian.
5) Single Adult, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang
dewasa (misalnya seorang yang telah dewasa kemu-dian tinggal kost
untuk bekerja atau kuliah).
b. Tipe Keluarga Non Tradisional
1) The Unmarriedteenege other
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah.
2) The Stepparent Family
Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune Family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan
saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melalui aktivitas
kelompok atau membesarkan anak bersama.
4) The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tan-pa melelui
pernikahan.
5) Gay And Lesbian Family
Seseorang yang mempunyai persamaan seks hidup bersama se-bagaimana
suami-istri (marital partners).
6) Cohibiting Couple
Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan karena
beberapa alasan tertentu.
7) Group-Marriage Family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga bersama
yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk seksual dan
membesarkan anaknya.
8) Group Network Family

9) Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai-nilai, hidup ber-sama atau
berdekatan satu sama lainnya dan saling mengguna-kan barang-barang
rumah tangga bersama, pelayanan, dan tanggung jawab membesarkan
anaknya.
10) Foster Family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara
di dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
11) Homeless Family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan de-ngan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
12) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi
berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
Menurut Allender dan Spradley (2001), pembagian tipe keluarga, yaitu :
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family), yaitu keluarga yang terdiri dari suami,
istri, dan anak kandung atau anak angkat.
2) Keluarga besar (Extended family), yaitu keluarga inti ditambah dengan
keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misal-nya kakek, nenek,
paman, dan bibi.
3) Keluarga dyad, yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri tanpa anak.
4) Single parent, yaitu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan
anak kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau
kematian.
5) Single adult, yaitu rumah tangga yang hanya terdiri dari se-orang dewasa
saja.
6) Keluarga usia lanjut, yaitu rumah tangga yang terdiri dari sua-mi istri yang
berusia lanjut.

b. Keluarga Non Tradisional


1) Commune family, yaitu lebih dari satu keluarga tanpa pertalian darah hidup
serumah.
2) Orang tua (ayah/ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak hidup
bersama dalam satu rumah.
3) Homoseksual, yaitu dua individu yang sejenis kelamin hidup bersama
dalam satu rumah tangga.
Menurut Carter dan Mc Goldrick (1988) dalam Setiawan dan Darmawan (2005),
tipe keluarga, yaitu :
a. Keluarga berantai (sereal family), yaitu keluarga yang terdiri dari wa-nita dan
pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu ke-luarga inti.
b. Keluarga berkomposisi, yaitu keluarga yang perkawinannya berpoli-gami dan
hidup secara bersama-sama.
c. Keluarga kabitas, yaitu keluarga yang terbentuk tanpa pernikahan.
Menurut Sudiharto (2007), beberapa tipe/bentuk keluarga adalah sebagai berikut:
a. Keluarga Inti ( nuclear family ), adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan
perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak- anak
baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
b. Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit keluarga tempat asal
seseorang dilahirkan.
c. Keluarga Besar (extended family ), keluarga inti ditambah keluarga yang lain
(karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu
termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak,
serta keluarga pasangan sejenis (guy/lesbian families).
d. Keluarga Berantai, keluarga yang terbentuk karena perceraiandan/atau
kematian pasangan yang dicintai dari wanita dan pria yang menikah lebih dari
satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
e. Keluarga duda atau janda (single family), keluarga yang terjadi karena
perceraian dan/atau kematian pasangan yang dicintai.
f. Keluarga komposit (composite family), keluarga dari perkawinan poligami
dan hidup bersama.

g. Keluarga kohabitasis (Cohabitation), dua orang menjadi satu keluarga tanpa


pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak. Di Indonesia bentuk keluarga ini
tidak lazim dan bertebtangan budaya timur. Namun, lambat laun, keluarga
kohabitasi ini mulai dapat diterima.
h. Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya nilai-nilai global dan
pengaruh informasi yang sangat dahsyat, dijumpai bentuk keluarga yang tidak
lazim, misalnya anak perempuan menikah dengan ayah kandungnya, ibu
menikah

dengan

anak

kandung

laki-laki,

paman

menikah

dengan

keponakannya, kakak menikah dengan adik dari satu ayah dan satu ibu, dan
ayah menikah dengan anak perempuan tirinya. Walaupun tidak lazim dan
melanggar nilai-nilai budaya, jumlah keluarga inses semakin hari semakin
besar. Halini dapat kita cermati melalui pemberitaan dari berbagai media cetak
dan elektronik.
i. Keluarga tradisional dan nontradisional, dibedakan berdasarkan ikatan
perkawinan. Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga
nontradisional tidak diikat oleh perkawinan. Contoh keluarga tradisional
adalah ayah-ibu dan anak hasil dari perkawinan atau adopsi. Contoh keluarga
nontradisional adalah sekelompok orang tinggal di sebuah asrama
4. Ciri Keluarga
a. Ciri-ciri umum keluarga
Menurut Mac Iver dan Page dalam Khairuddin (1997:6) ciri-ciri umum
keluarga adalah sebagai berikut:
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
2) Berbentuk perkawinan atau susunan kelembagaan yang berkenaan
dengan hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk dan dipelihara.
3) Suatu sistem tata nama, termasuk perhitungan garis keturunan.
4) Ketentuan-ketentuan ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota
kelompok yang mempunyai ketentuan khusus terhadap kebutuhankebutuhan ekonomi yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
5) Merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga yang
walau bagaimanapun tidak mungkin terpisah terhadap kelompok
keluarga.
b. Ciri-ciri khusus keluarga
Menurut Khairuddin (1997:7) cirri-ciri khusus keluarga adalah:

1) Kebersamaan
2) Dasar-dasar emosional
3) Pengaruh perkembangan
4) Ukuran yang terbatas
5) Posisi inti dalam struktur sosial
6) Tanggung jawab para anggota
7) Aturan kemasyarakatan
5. Stuktur Keluarga
Struktur keluarga bermacam-macam, diantaranya :
a. Patrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis ayah.
b. Matrilineal, adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis ibu.
c. Matrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri
d. Patrilokal, sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan, adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri (Nasrul Effendy, 1998).
Ciri-ciri struktur keluarga :
a. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara aggota keluarga.
b. Ada keterbatasan
Setiap anggota keluarga memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai
keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
(Anderson Carter)
Menurut Friedman (1998) struktur keluarga terdiri atas:
a. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan
secara jujur, terbuka, melibatkan emosi, dan ada hierarki kekuatan.
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini
bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi
seperti : sender, chanel-media, massage, environtment dan reciever.
Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:

1) Karakteristik

pengirim

yang

berfungsi,

yaitu

yakin

ketika

menyampaikan pendapat, jelas dan berkualitas, meminta feedback,


menerima feedback
2) Pengirim yang tidak berfungsi
a) Lebih menonjolkan asumsi (perkiraan tanpa menggunakan dasar/data
yang obyektif)
b) Ekspresi yang tidak jelas (contoh: marah yang tidak diikuti ekspresi
wajahnya)
c) Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan/menyatakan
sesuatu yang tidak didasari pertimbangan yang matang. Contoh
ucapan salah benar, baik/buruk, normal/tidak normal, misal: kamu
ini bandel, kamu harus
d) Tidak mampu mengemukakan kebutuhan
e) Komunikasi yang tidak sesuai
3) Karakteristik penerima yang berfungsi
a) Mendengar
b) Feedback (klarifikasi, menghubungkan dengan pengalaman)
c) Memvalidasi
4) Penerima yang tidak berfungsi
a) Tidak bisa mendengar dengan jelas/gagal mendengar
b) Diskualifikasi, contoh : iya dech..tapi.
c) Offensive (menyerang bersifat negatif)
d) Kurang mengeksplorasi (miskomunikasi)
e) Kurang memvalidasi
5) Pola komunikasi di dalam keluarga yang berfungsi
a) Menggunakan emosional : marah, tersinggung, sedih, gembira
b) Komunikasi terbuka dan jujur
c) Hirarki kekuatan dan peraturan keluarga
d) Konflik keluarga dan penyelesaiannya
6) Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi
a) Fokus pembicaraan hanya pada sesorang (tertentu)
b) Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi
c) Kurang empati
d) Selalu mengulang isu dan pendapat sendiri
e) Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
f) Komunikasi tertutup
g) Bersifat negatif
h) Mengembangkan gosip
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi
individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau anak.

c. Struktur kekuatan dan struktur nilai


Kekuatan merupakan kemampuan (potensi dan actual) dari individu untuk
mengontrol, mempengaruhi, atau mengubah perilaku orang lain kea rah
positif. Ada beberapa macam tipe stuktur kekuatan :
1) Legitimate power (power).
2) Referent power (ditiru).
3) Reward power (hadiah).
4) Coercive power (paksa).
5) Affective power.
6) Expert power (keahlian).
d. Struktur Norma dan nilai
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan dan mengikat anggota keluarga
dalam budaya tertentu. Norma adalah pola perilaku yang diterima pada
lingkungan sosial tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan sekitar
masyarakat keluarga.
6. Tugas Keluarga
Ada 8 (delapan) tugas pokok keluarga, yaitu :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan anggota-anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai
d.
e.
f.
g.
h.

dengan

kedudukannnya masing-masing.
Sosialisasi antar anggota keluarga
Pengaturan jumlah anggota keluarga
Pemeliharaan ketertiban anggota-anggota keluarga
Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
Memberikan dorongan dan semangat para anggota keluarga.
Menurut Friedman (2010) sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan Kesehatan,

keluarga mempunyai Tugas-tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami


dan dilakukan, yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
c. Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak
mampu membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang
terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga


kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
7. Tahap Perkembangan Keluarga
Duvall (1985) Membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu :
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum

mempunyai

anak.

Tugas

perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :


1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Menetapkan tujuan bersama.
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak (atau KB).
5) Persiapan menjadi orang tua.
6) Memahami Pre Natal Care.
b. Keluarga dengan Anak Pertama < 30 bln (Child Bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang kemungkinan akan
menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap
ini adalah :
1) Adaptasi perubahan anggota keluarga terhadap peran, interaksi,
seksual dan kegiatan2 lainnya.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3) Membagi peran dan tanggung jawab.
4) Memberikan bimbingan sebagai orang tua terkait pertumbuhan dan
5)
6)
7)
8)

perkembangan anak.
Konseling KB Post Partum
Menata ruang untuk anak.
Menata ulang biaya/dana Child Bearing
Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah


Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan kebutuhan anak pra sekolah
4) Merencanakan kelahiran/kehamilan berikutnya.
5) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga
6) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
7) Pembagian tanggung jawab
8) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh kembang anak.
d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6-13 th)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :

1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah,


maupun lingkungan yang lebih luas.
2) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektualnya.
3) Menyediakan aktivitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktivitas kominitas dengan mengikutsertakan
anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 th)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja dengan memberikan kebebasan yang
seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang
dewasa muda yang mulai memiliki otonomi.
2) Memelihara komunikasi terbuka.
3) Memelihara hubungan ntim dalam keluarga.
4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.
f. Keluarga dengan Anak Dewasa
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri
2)
3)
4)
5)
6)
7)

dan

merelakan

kepergiannya.
Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
Mempertahankan keintiman.
Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
Manata kembali fasilitas dan sumber daya yang ada pada keluarga
Berperan sebagai suami-istri, kakek ataupun nenek.
Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-

anaknya.
g. Keluarga Usia Pertengahan (Middle Age Family)
Tugas perkembangan keluarga pada masa ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat
social dan waktu santai.
2) Memulihkan hubungan antara generasi muda-tua.
3) Kekakraban dengan pasangan.
4) Memelihara hubungan/komunikasi/kontak dengan anak dan keluarga.
5) Persiapan menghadapi masa tua/pensiun.
h. Keluarga Lanjut Usia
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup.

2) Menefrima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.


3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.
8. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut
a. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak anak, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkunganya.
b. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak anaknya, ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik bagi anak
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosial
serta sebagai anggota masyarakat di lingkungannya, disamping itu juga ibu
perperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Anak anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Makalah konsep keluarga. Http://makalahkonsepkeluarga.
blogspot.com/2008/05/makalah-konsep-keluarga.html.

Diakses

September 2014.
Anonim. 2012. Konsep Dasar. Http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptun
imus-gdl-mardekawat-5135-2-bab2.pdf. Diakses tanggal 3 September
2014.
Diningrat,

Arief

Wijaya

Kusumah.

2013.

Konsep

Dasar

Keluarga.

Http://riefskoko.blogspot.com/2013/01/konsep-dasar-keluarga.html.
Diakses tanggal 2 September 2014.
Effensy, Nasrul. 2012. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: EGC.
Jaya Antara, Ngurah. 2013. Konsep Keluarga. Terdapat pada http://ngurahjaya
antara.blogspot.com/2013/12/konsep-keluarga.html. Diakses pada 9 Mei
2014.
Setyawan, D. A.. 2012. Konsep Dasar Keluarga. Https://bidankomunitas.files.
wordpress.com/2012/02/konsep-dasar-keluarga_2.pdf.

Diakses

September 2014
Wahyudiyanto,

Eko.

2014.

Konsep

Keluarga.

Http://wahyudianto-

eko.blogspot.com/2014/03/konsep-keluarga_26.html. Diakses 3 September


2014.

Anda mungkin juga menyukai