Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kelompok Sejarah Indonesia Tentang

Perlawanan Rakyat Riau Terhadap VOC

SMK Negeri 2 Kota Tasikmalaya


Jl. Noenoeng Tisnasaputra Kahuripan - Tawang
Telp.(0265)331839 Tasikmalaya 46112
email : smkn_2_tsm@yahoo.com

Penyusun : Kelompok 6
-Aldi Habibi
-Dea Sulastri
-Gian Nurgalih
-Riki Surya K
-Telly Indrawan

Kelas

: XI-TKJ 3

1. Asal Usul/Latar Belakang Terjadinya Perlawanan


Ambisi untuk melakukan monopoli perdagangan dan menguasai berbagai daerah di
Nusantara terus dilakukan oleh VOC. Di samping menguasai berbagai daerah di
Nusantara terus dilakukan oleh VOC. Dengan politik memecah belah VOC mulai
berhasil menanamkan pengaruhnya di Riau. Kerajaan-kerajaan kecil seperti Siak,
Indragiri, Rokan, dan Kampar semakin terdesak oleh pemaksaan monopoli dan
tindakan sewenang-wenang dari VOC. Oleh karena itu, beberapa kerajaan mulai
melancarkan perlawanan yang salah satunya adalah Kerajaan Siak Sri Indrapura

2. Tokoh Yang Terlibat Perlawanan


- Abdul Jalil Rahmat Syah (1723-1746)
- Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah (1746-1760)
- Sayid Usman (1760-1784)
- Sultan Sayid Ali Abdul Jalil Saefuddin (1784-1811)

3. Proses Terjadinya Perlawanan


Raja Siak sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (1723-1744)
memimpin rakyatnya untuk melawan VOC. Setelah
berhasil merebut Jolor kemudian ia membuat benteng
pertahanan di pulau Bintan. Dari pertahanan di Pulau
Bintan ini pasukan Sultan Abdul Jalil mengirim pasukan di
bawah Komando Raja Lela Muda untuk menyerang
Malaka
Dalam suasana konfrontasi dengan VOC itu, Sultan Abdul
Jalil Rahmat Syeh wafat. Sebagai gantinya diangkatlah
puteranya yang bernama Muhammad Abdul Jalil Muzafar
Syah (1746-1760). Raja ini juga memiliki naluri seperti
ayahandanya yang ingin selalu memerangi VOC di Malaka
dan sebagai komandan perangnya adalah Raja Indra
Pahlawan.
Di Siak ,muncul seorang ulama dari Jazirah Arab bernama
Sayid Usman. Pada tahun 1760 Abdul Jalil Muzhaffar Syah
turun takhta dan takhta kerajaan diteruskan oleh Sayid
Usman. Pada saat itulah pemegang pemerintahan di Siak
adalah Dinasti Usman.
Pada masa Dinasti Sayid Belanda menyerang kembali
untuk kedua kalinya. Pada tahun 1784 yang memegang
kekuasaan adalah Sultan Sayid Ali Abdul Jalil Saefuddin.
Pada masa inilah Siak mencapai kejayaannya. Sayid Ali
Abdul Jalil Saefuddin memerintah hingga tahun 1811.
Semeninggalnya Jalil Saefuddin, Siak mengalami
kemunduran karena penerusnya ketika menghadapi
belanda terlalu lemah. Pada tahun 1858, akhirnya terjadi
kesepakatan antara Belanda dan Siak. Kedua pihak
menandatangani Traktat Siak. Traktat tersebut berisi

otonomi Kerajaan Siak tetap diakui Belanda. Tetapi


beberapa daerah Siak pun harus diberikan kepada
Belanda. Akibatnya, Siak mengalami kemunduran yang
sangat drastis

Anda mungkin juga menyukai