Penyusun : Kelompok 6 -Aldi Habibi -Dea Sulastri -Gian Nurgalih -Riki Surya K -Telly Indrawan
Kelas
: XI-TKJ 3
1. Asal Usul/Latar Belakang Terjadinya Perlawanan
Ambisi untuk melakukan monopoli perdagangan dan menguasai berbagai daerah di Nusantara terus dilakukan oleh VOC. Di samping menguasai berbagai daerah di Nusantara terus dilakukan oleh VOC. Dengan politik memecah belah VOC mulai berhasil menanamkan pengaruhnya di Riau. Kerajaan-kerajaan kecil seperti Siak, Indragiri, Rokan, dan Kampar semakin terdesak oleh pemaksaan monopoli dan tindakan sewenang-wenang dari VOC. Oleh karena itu, beberapa kerajaan mulai melancarkan perlawanan yang salah satunya adalah Kerajaan Siak Sri Indrapura
2. Tokoh Yang Terlibat Perlawanan
- Abdul Jalil Rahmat Syah (1723-1746) - Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah (1746-1760) - Sayid Usman (1760-1784) - Sultan Sayid Ali Abdul Jalil Saefuddin (1784-1811)
3. Proses Terjadinya Perlawanan
Raja Siak sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (1723-1744) memimpin rakyatnya untuk melawan VOC. Setelah berhasil merebut Jolor kemudian ia membuat benteng pertahanan di pulau Bintan. Dari pertahanan di Pulau Bintan ini pasukan Sultan Abdul Jalil mengirim pasukan di bawah Komando Raja Lela Muda untuk menyerang Malaka Dalam suasana konfrontasi dengan VOC itu, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syeh wafat. Sebagai gantinya diangkatlah puteranya yang bernama Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah (1746-1760). Raja ini juga memiliki naluri seperti ayahandanya yang ingin selalu memerangi VOC di Malaka dan sebagai komandan perangnya adalah Raja Indra Pahlawan. Di Siak ,muncul seorang ulama dari Jazirah Arab bernama Sayid Usman. Pada tahun 1760 Abdul Jalil Muzhaffar Syah turun takhta dan takhta kerajaan diteruskan oleh Sayid Usman. Pada saat itulah pemegang pemerintahan di Siak adalah Dinasti Usman. Pada masa Dinasti Sayid Belanda menyerang kembali untuk kedua kalinya. Pada tahun 1784 yang memegang kekuasaan adalah Sultan Sayid Ali Abdul Jalil Saefuddin. Pada masa inilah Siak mencapai kejayaannya. Sayid Ali Abdul Jalil Saefuddin memerintah hingga tahun 1811. Semeninggalnya Jalil Saefuddin, Siak mengalami kemunduran karena penerusnya ketika menghadapi belanda terlalu lemah. Pada tahun 1858, akhirnya terjadi kesepakatan antara Belanda dan Siak. Kedua pihak menandatangani Traktat Siak. Traktat tersebut berisi
otonomi Kerajaan Siak tetap diakui Belanda. Tetapi
beberapa daerah Siak pun harus diberikan kepada Belanda. Akibatnya, Siak mengalami kemunduran yang sangat drastis