Anda di halaman 1dari 5

PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA PROYEK KONSTRUKSI

Value engineering adalah suatu teknik yang menggunakan pendekatan secara


sistematis, dengan mengguankan usaha yang terorganisir dan terarah untuk menganalisa
fungsi dari suatu barang atau sistem dengan tujuan memenuhi kegunaan yang
diperlukan dengan total biaya yang seminimal mungkin, dan tetap memperhatikan dan
menyeimbangkan performance, reliability, quality, dan maintainability dari sebuah
proyek.
VE pada proyek konstruksi dianjurkan dilakukan pada fase awal proyek dimana
biaya yang di keluarkan dari proyek masih kecil, tidak seperti pada waktu proyek sudah
selesai atau sudah beroperasi, dimana biaya yang dikeluarkan akan signifikan bila
terjadi perubahan. VE efektif pada proyek apabila dilaksanakan tidak hanya pada fase
desain, tapi juga pada fase pre-design dan post-desain. Hal ini menyebabkan dalam
menerapkan VE dalam proyek konstruksi, ada beberapa pihak yang mempunyai peranan
penting yaitu, owner, konsultan perencana, dan kontraktor.
Owner mempunyai standart, strategi, dan kemampuan finansial dalam membuat
proyek memiliki peranan sebagai penyuplai informasi seperti : (1)Tipe dari bangunan
yang akan dibuat dan fungsi utama dari bangunan tersebut, (2)Budget limit, (3)Hasil
proyek yang sudah memenuhi keinginan dan kebutuhan dari owner (client satisfaction).
Hal ini membuat owner sebaiknya mengerti tentang VE agar dapat tercapai efisiensi
dalam VE yang tinggi.
Desainer atau konsultan perencana memiliki peran menerjemahkan keinginan
dari owner menjadi desain yang nantinya akan dijalankan oleh kontraktor. Konsultan
perencana

akan

membanding

bandingkan

material

yang

akan

dipakai,

mengkombinasikan desain yang sudah pernah dipakai, dan metode pembangunan yang
akan dipakai. Hal ini membuat konsultan perencana mempunyai pengaruh besar dalam
segi biaya yang akan dikeluarkan, sehingga seorang perencana harus dapat
menyeimbangkan antara cost, performance, dan reliability pada proyek yang akan
dibangun. Konsultan perencana adalah pengambil keputusan dalam hal hal seperti:
(1)Konsep arsitektural yang dipakai, (2)Orientasi bangunan, (3)Material yang dipakai,
(4)Sistem struktur yang dipakai, (5)Automasi, (6)Penggunaan energy, (6)Mekanikal &
elektrikal.

Kontraktor bertugas merealisasikan desain yang dibuat oleh konsultan perencana


dan terikat kontrak dengan owner untuk menyelesaikan proyek dalam kurun waktu yang
sudah ditentukan dengan biaya tertentu. Dalam pelaksanaannya, kontraktor dipilih pada
waktu fase desain, hal ini agar kontraktor dapat memberi saran dan masukan dalam
material yang dipakai dan metode konstruksi yang dipakai agar dapat menghemat biaya.

Acuan yang digunakan dalam Value Engineering :

Perencanaan & Desain


Dalam proses desain dan perencanaan struktur, dilakukan peninjauan kembali
untuk penentuan dimensi yang digunakan dalam sebuah bangunan. Sehingga
dimensi yang digunakan dapat menjadi efisien.

Pemilihan Bahan Material


Meninjau ulang bahan material yang telah direncanakan apakah sudah sesuai
dengan kondisi teknik di lapangan serta mencari bahan material alternatif yang
bisa digunakan sebagai pembanding dari segi biaya, kualitas, dan masa
ketahanan dari material.

Metode Pelaksanaan
Membandingkan suatu metode kerja yang telah direncanakan dengan metode
kerja lain yang berpotensi lebih murah dan cepat, tetapi tetap menjaga kualitas
pekerjaan. Penentuan urutan item pekerjaan akan berpengaruh pada biaya
pelaksanaan. Maka dari itu perlu dilakukan peninjauan terharap urutan
pelaksanaan yang telah direncanakan.

Tahapan Pelaksanaan Value Engineering :

Tahapan Informasi
Tahap pengumpulan data-data berupa Rencana Anggaran Bangunan, Jadwal
Pelaksanaan, Desain Arsitektur/Struktural, dan referensi lainnya. Serta
wawancara terhadap pihak terkait seperti kontraktor, owner, dan konsultan
perencana.

Tahapan Alternatif
Setelah informasi dikumpulkan dilakukan analisa terhadap data yang ada dengan
calculated worth dan allocated cost to function, setelah itu malalui inovasi dan

kreatifitas dalam pengelolahan biaya dimunculkan beberapa alternatif yang bisa


digunakan sebagai pertimbangan.

Tahapan Pengembangan
Setelah alternatif-alternatif didapatkan dilakukan analisis lanjutan untuk
mengetahui manfaat jangka panjang dari inovasi tersebut baik dari segi biaya,
pemeliharaan, dan perbaikan.

Tahapan Presentasi
Hasil dari pengembangan alternatif yang ada di sajikan kepada pihak-pihak yang
akan mengambil keputusan untuk alternatif tersebut.

Tahapan Pengambilan Keputusan


Tahapan akhir dimana ini merupakan tahap eksekusi akan digunakan atau
tidaknya alternatif yang telah disajikan kepada pihak pengambil keputusan.

Gambar 1. Diagram Proses VE

Analisa Penerapan Value Engineering di Indonesia


Penerapan VE di industri konstruksi Indonesia sudah dilakukan sejak kurang lebih 20
tahun yang lalu, namun VE masih terbatas dan belum tumbuh subur. Dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Fanggidae (2006) diketahui bahwa kontraktor dan
konsultan mempunyai kepercayaan yang cukup besar terhadap penerapan VE dalam
bidang konstruksi yang mempunyai potensi besar dalam kualitas, inovasi, keuntungan
dan kompetitif jangka panjang perusahaan.
Berdasarkan hasil survei manfaat yang diperoleh setelah melakukan VE pada
industri konstruksi di Indonesia adalah meningkatnya efisiensi, nilai proyek yang lebih
baik, berkurangnya biaya proyek, meningkatnya kualitas proyek, terciptanya ide kreatif
dan inovasi, dan kepuasan pemilik proyek. Pencapaian manfaat yang maksimal dari
penerapan VE dalam konstruksi dipengaruhi beberapa faktor yang saling berkaitan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ialah perencanaan yang matang dan terstruktur,
komitmen dari pihak yang terlibat, cara bagaimana seluruh proses difasilitasi dan
dikelola, serta dukungan jajaran eksekutif pemilik proyek. Namun dalam pelaksanaan di
lapangan, penerapan VE juga mempunyai permasalahan yang sering dihadapi. Berbagai
masalah yang sering terjadi di lapangan adalah kurangnya pemahaman pengetahuan dan
praktek tentang VE, adanya konflik kepentingan oleh pihak yang berbeda, dan
kurangnya panduan mengenai VE. Permasalahan inilah yang sering terjadi sehingga
penerapan VE di Indonesia tidak sesuai dengan standar internasional VE dan tidak
optimalnya hasil dari penerapan VE.

DAFTAR REFERENSI

Alifen, Ratna S. 1996. Value Engineering in Construction Management . Chicago :


Illinois Institute of Technology.
Chandra, Yohanes J. 2006. Penerapan Value Engineering pada Proyek Konstruksi.
Surabaya : Universitas Kristen Petra.
Zetha Rahman, Herawati, & Sesmiwati. 2014. Analisa Penerapan Metode Value
Engineering Pada Industri Konstruksi Di Indonesia. Jakarta : Universitas
Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai