Anda di halaman 1dari 14

FUNGSI SEKSUAL PADA MENOPOUSE

Pendahuluan
Menopause adalah haid terakhir atau berhentinya siklus
menstruasi secara permanen dari seorang wanita, dan ini
bukanlah

suatu

penyakit.

Akan

tetapi

kondisi

ini

mempengaruhi kesejahteraan hidup seorang wanita.

bisa

1,2,3

Di

Negara maju, kira-kira 25% dari populasi wanita memasuki


masa menopause. Di Amerika Serikat menurut sensus tahun
1990, dari 104 juta wanita, 27 juta berumur 50 tahun atau
lebih dan sudah tidak haid lagi (25%).
Mengingat bahwa di tahun 2010 usia harapan hidup pada
saat lahir bagi golongan wanita diperkirakan 65 tahun, ini
berarti bahwa penduduk

wanita

usia

lanjut yang sudah

memasuki menopause sebanyak kurang lebih 27,5 juta itu


masih akan diharapkan terus hidup 20 tahun lagi, kalau umur
rata-rata menopause pada wanita Indonesia 45-50 tahun, ini
berarti presentase kelompok manusia lanjut usia akan terus
mengingat dengan konsekuensi semakin berat tugas profesi
kesehatan yang harus merawat kelompok manula yang indungindung telur tidak berfungsi lagi. Mereka harus memahami
perubahan kehidupan yang mau tidak mau harus dialami oleh
wanita yang memasuki masa menopause dan mengetahui
untung rugi serta resiko atau komplikasi dari pengobatan
pengganti. 2,5,6
Manifestasi gejala-gejala menopause dipengaruhi oleh
faktor hormonal, faktor sosiokultural dari kehidupan wanita

dan

faktor

individu.

Penurunan

estrogen

akan

sangat

melemahkan dan menurunkan kualitas hidup wanita.


Pada

umumnya

wanita-wanita

Indonesia

kurang

menunjukkan adanya kebutuhan untuk berkonsultasi dengan


dokter tentang gejala-gejala menopause, apalagi berkonsultasi
tentang problema seksual pada usia dini. Di Negara barat,
mungkin dengan memasuki masa menopause, masalah seksual
akan

menjadi

mendapatkan

suatu

hal

penanganan

yang
atau

sangat
setidaknya

penting

untuk

membutuhkan

konsultasi. Bagi wanita pedesaan, hal-hal ini tidak menjadi


persoalan yang membutuhkan konsultasi sedangkan wanita
perkotaan kadang-kadang merasa penting untuk berkonsultasi,
tetapi

banyak

juga

dari

mereka

enggan

secara

terbuka

membicarakan hal ini baik kepada suami maupun dengan


dokter. Bahkan sebagian wanita mengalami perubahan yang
positif dalam hal seksual, sedang yang lain perubahan kearah
negatif dan kurang sensitif. 2,7,8

Etiologi dan Pathogenesa Menopause


Ada dua macam menopause berdasarkan etiologi dan
penyebabnya yang dibedakan atas: menopause fisiologi dan
menopause buatan (artificial), dimana pada menopause fisiologi
haid berhenti secara fisiologis karena dua proses :
1. Karena sel-sel telur yang responsif terhadap gonadotropin
telah menghilang dari indung telur.
2. Sel-sel telur yang tinggal sedikit tidak menunjukkan respons
lagi terhadap pengaru gonadotropin yang dihasilkan oleh
lobus anterior hipofisis.
2

Di USA dan Eropa barat, umur menopause rata-rata 4950 tahun. Di indonesia saat ini diduga sekitar 45-48 tahun.
Umur

waktu

keturunan,

terjadinya

kesehatan

menopause

umum,

dan

pola

dipengaruhi
kehidupan.

oleh
Ada

kecenderungan dewasa ini untuk terjadinya menopause pada


umur yang lebih tua.Tidak ada kaitan yang konsisten antara
umur

saat

menarche

timbul

dengan

umur

terjadinya

menopause. Juga perkawinan, paritas, tinggi badan, berat


badan serta
nampaknya

penggunaan pil kontrasepsi


tidak

mempunyai

pengaruh

yang lama pun


yang

bermakna

terhadap umur saat menopause itu muncul. Sebaliknya faktorfaktor etnik atau suku bangsa, diet, dan merokok rupa-rupanya
dari berbagai penelitian epidemiologis cukup didapat bukti
bahwa faktor-faktor ini mempunyai pengaruh. Tembakau atau
rokok dikaitkan dengan munculnya menopause yang lebih awal
manakala haid itu berakhir pada usia sebelum 40 tahun, hal
ini disebut sebagai menopause dini (premature menopause)
atau

kegagalan

fungsi

ovarial

yang

awal

(premature

menopause). Berhentinya haid dan timbulnya gejala atau


keluhan klimakterium dapat terjadi sangat awal, ialah beberapa
tahun setelah menarche. Adapun sebab-sebab kegagalan fungsi
ovarial yang begitu awal itu belumlah diketahui dengan benar.
Diduga berbagai proses penyakit infeksi atau tumor kadangkadang

dapat

merusak

jaringan

indung

telur

khususnya

struktur folikulernya sedemikian hebatnya sampai menopause


prekoks

dapat

terjadi.

Juga

menopause

dapat

dipercepat

timbulnya oleh karena akbiat radiasi, obat-obat sitostatika dan

tindakan operasi yang mengganggu suplai darah ke indung


telur. 2,7,12
Menopause buatan atau artificial, misalnya berhentinya
haid akibat pengangkatan (ablasi) kedua ovarium atau akibat
radiasi. Menopause artificial ini umumnya dikerjakan sebagai
indikasi pengobatan endometriosis, dan tumor-tumor ganas
pada payudara dan endometrium yang sensitive terhadap
estrogen. Lebih sering menopause buatan ini timbul sebagai
akibat

atau

efek

intraabdomen

samping

seperti

terhadap

pengangkatan

pengobatan
kedua

penyakit

ovarium

pada

wanita premenopause oleh sebab kerusakan yang diakibatkan


peradangan (abses tuba ovarial yang bilateral) atau neoplasma
ovarial yang bilateral. 2,8,12

GEJALA KLINIS PADA MENOPAUSE


Berhentinya haid sebagai akibat tidak adanya aktivitas
folikuler lagi dari kedua ovarium secara mendadak jarang
sekali terjadi. Biasanya didahului oleh ketidakteraturan dari
siklus haid dalam lamanya maupun banyak darah haid yang
dikeluarkan untuk kemudian setelah beberapa saat tidak
teratur, baru haid terakhir (menopause) terjadi. Sesudahnya
wanita itu tidak akan mendapat haid lagi.
Diagnosis

menopause

biasanya

ditegakkan

secara

restroppektif. Amenorea biasanya paling sedikit 6 bulan sampai


lewat 1 tahun pada wanita manula umumnya diterima sebagai
suatu pertanda bahwa ia sudah berada pada masa pasca
menopause, karena amat jarang terjadi perdarahan vaginal yang
dialami

wanita

bulan

sampai
4

lewat1

tahun

diakbiatkan

kembalinya aktivitas folikuler dan ovarianya. Biasanya perdarahan


semacam ini disebabkan oleh hal-hal lain di antaranya keganasan
yang

membutuhkan

perhatian

khusus.

Oleh

sebab

itu

memerlukan pemeriksaan yang cermat. Sebab-sebab lain yang


dapat disebutkan ialah sebagai akibat atrofi dari epithel vagina
yang memudahkan terjadinya infeksi dan peradangan lokal
sehingga perdarahan spontan dapat terjadi, atau gesekan saat
bersenggama. 2,6,7
Gejala-gejala menopause baik obyektif maupun subyektif
dapat terjadi banyak sekali. Kesemuanya itu sebagai akibat
kemunduran fungsi folikuler kedua ovarianya.

Gejala obyektif :
Misalnya atrofi dari alat genital dalam maupun luar,
perubahan yang menunjukkan atrofi dari traktus urinarius,
kulit dan raut muka, susutnya payudara, hotflushes, atau
sensasi panas yang timbulnya mendadak sebagai serangan
diikuti

oleh

perspirasi

(berkeringat)

di

daerah

tertentu,

biasanya mulai di kepala untuk kemudian menyebar ke leher,


tengkuk, punggung, dada dan bagian-bagian lain dari tubuh
sebagai gelombang sensasi panas yang obyektif memperlihatkan
kemerah-merahan pada

kulit. Tidak

semua

wanita

pasca

menopause mengalami hot flushes ini. Suatu penelitian di Amerika


yang dilakukan oleh suatu organisasi Womans health dari 100
wanita

yang

diwawancarai,

sekitar

75

orang

dari

mereka

mengeluhkan bahwa keluhan hotflushes kadangkala serangannya


begitu

mengganggu

sehingga

perlu

diberikan

pengobatan

conjugated estrogen sebagai replacement therapy. Atrofi dari


5

semua sistem alat pada wanita ini tidak ubahnya dengan


kemunduran dan atrofi yang dialami oleh kelompok manula
lainnya. Yang khas ditemukan pada wanita pasca menopause
adalah osteoporosis atau berkurangnya substansi tulang, tulang
menjadi keropos akibat proses menua pada wanita dikarenakan
menurunnya produks estrogen endogeneous. Bagaimana tepatnya
mekanisme terjadinya osteoporosis ini dalam kaitannya dengan
menurunkan

produksi

estrogen

oleh

kedua

ovaria,

belum

diketahui dengan pasti.

Gejala subyektif :
Misalnya keluhan seperi nyeri payudara (mastodinia)
perasaan kembung, sakit kepala, berdebar-debar, mudah marah
atau tersinggung, lekas lelah, lemah, tidak ada gairah atau
nafsu untuk apa saja (bekerja atau seks), depresif sampai pada
timbulnya dorongan untuk bunuh diri dan sebagainya.
Yang ada kaitannya dengan fungsi seksual pada wanita
dalam masa pasca menopause ini adalah terutama menurunnya
libido seksual dan atrofi vagina yang acapkali begitu menganggu
keserasian hubungan suami-istri dalam kehidupan berumah
tangga. 1,2,6,9,12

AKTIVITAS SEKSUAL DALAM MASA MENOPAUSE


Dapat dan perlukah aktivitas seksual diteruskan setelah
wanitanya haid lagi? Jawabnya tegas, aktivitas seksual itu perlu
dan dapat dikerjakan. Kalau tidak dapat dilaksanakan, tentu ada
sebab-sebabnya yang harus dicari untuk dihilangkan. Sudah
barang tentu pada pasangan yang masuk kelompok manula ini
6

frekuensi kebutuhan bersenggama tentu menurun. Juga lamanya


ereksi dan ejakulasi lebih lama dibandingkan dengan sewaktu
masa mudahnya. Justru keadaan ini sering menguntungkan bagi
wanitanya karena ia lebih baik dipersiapkan untuk mencapai
orgasme baru kemudian si laki-laki dapat sendiri mengatur kapan
ejakulasi dikehendaki, yang biasanya diikuti oleh orgasmus atau
berbarengan orgasmus itu timbul saat ia berejakulasi. 2,5,6,8,12
Selain daripada itu, dengan terus melakukan aktivitas
seksual

pada

periode

pasca

menopause,

ternyata

dapat

menurunkan angka kematian wanita akibat keganasan mulut


rahim. Memang pada kelompok manula yang menjanda atau
masih bersuami tetapi tidak pernah melakukan senggama lagi
karena berbagai alasan sebenarnya tidak dapat dibenarkan, kalau
ada proses ganas muncul di mulut rahim atau liang sanggama
biasanya mereka baru ditemukan sudah pada stadium lanjut. Ini
disebabkan

bahwa

mereka

baru

datang

ke

dokter

setelah

megnalami perdarahan spontan dan dalam hal yang demikian


umumnya kondisi mulut rahimnya sudah begitu rapuh sehingga
tergeser ringan saja oleh masa fekal, dapat terjadi perdarahan
vaginal yang spontan dan kadang kala dapat banyak. 2,7,12
Seperti

juga

mempertahankan

halnya

aktivitas

pada

seksual

wanita,
banyak

kemampuan

bergantung

dari

kesukaran dan keinginan pribadi masing-masing dan tersedianya


lawan untuk diajak bersenggama. Juga latihan-latihan yang
teratur untuk mendapatkan stimulasi agar terjadi ereksi yang
cukup lama 2-3 kali seminggu meski tidak perlu harus disusul
dan biasanya lalu disudahi dengan bersenggama, banyak manfaat
dari segi kesehatan seksual bagi laki-laki tersebut, karena
7

produksi

hormon-hormon

androgen

yang

terus-menerus

diupayakan itu akan mencegah kemunduran daya pikir, membuat


ia merasa selalu muda. Bahwa untuk ereksi memerlukanwaktu
sitmulasi yang lebih lama sering menguntungkan pasangan
manula itu karena periode foreplay menjadi lebih panjang dan
waktu yang diperlukan bagi wanitanya untuk mencapai fase
eksitasi akan lebih lama dan intensif, sehingga harapan untuk
dapatnya tercapai orgasmus pada saat senggama dilakukan akan
lebih terjamin. Bagi laki-laki manula untuk menahan senggama
untuk

beberapa

lama

(abstinensi)

dan

baru

melakukannya

manakala ia baru merasa ingin benar untuk berejakulasi, acapkali


menghasilkan penampilan seksual yang baik pada dirinya dan
menimbulkan

kenikmatan

yang

memuncak

bagi

kedua

pasangannya. 7,8,12

MANIFESTASI GANGGUAN SEKSUAL PADA MENOPOUSE


Menurunkan aktivitas seksual akibat menurunnya hormon
ovarium dapat terjadi secara langsung maupun secara tidak
langsung. Secara langsung akibat gangguan secara fisik yaitu
atrofi genetika, vagina kering sehingga menyebabkan dispareuni,
vaginismus, menurunkan libido, depresi, faktor kejiwaan oleh
karena persepsi yang negatif untuk usia manopause sehingga
gelisah dan aktivitas seksual menurun.
Perubahan involusional dari liang sanggama karena proses
menua dapat diperbaiki dengan pemberian preparat estrogen
konyugasi dari luar. Dengan demikian itu dapat mengalami
kehidupan seksual yang tetap aktif pada umur lanjut sampai tua,
meskipun

agak

menurun

intensitas
8

dari

jawaban

reaksi

seksualnya, dalam eksitasi dan lambannya reaksi terhadap


rangsangan klitorial serta berkurangnya lubrikasi liang vagina
serta memendeknya waktu orgasme. Sekalipun ada pengurangan
atau penurunan dalam hal-hal demikian oleh karena proses
menua, dengan pengertian dan kesadaran wanita dalam masa
pasca menopouse sepenuhnya dapat menikmati aktivitas seksual
yang wajar. Wanita kelompok manula sepenuhnya masih mampu
untuk

melakukan

kegiatan

seksual

sampai

kepada

upaya

mencapai orgasme untuk diri sendiri dan menimbulkannya pada


lawan pasangannya secara memuaskan. Lebih-lebih bila ia selalu
dibiasakan kepada rangsangan seksual yang teratur. Tidak sedikit
wanita

manula

demikian

nampak

lebih

bahagia, kelihatan lebih cantik dan menarik

berseri-seri

karena

2,6,712

Bagi kebanyakan wanita, masa kehidupan seksual yang


berarti dan membahagiakan justru dapat mulai dirasakan saat
setelah melahirkan dan membesarkan anak-anaknya dan telah
melewati manopause karena bebas dari rasa takut akan terjadinya
kehamilan,

bebas

dari

haid

dan

dengan

leluasa

dapat

mengembangkan gagasan praktek-praktek baru dalam melakukan


interaksi seksual dengan pasangannya.
Untuk menghilangkan kebosanan dicoba untuk memikirkan
hal-hal baru dan melakukan kegiatan seksual yang bervariasi baik
mengenai tempat, posisi senggama, waktu dan suasanya.
Bagi wanita yang berpikiran pesimis, apalgi dipengaruhi oleh
lingkungan tradisional, aktivitas seksual memang akan sangat
menurun. Hal tersebut berbeda dengan wanita yang selalu
berpikiran positif serta optimis menghadapi hidup, aktivitas
seksual pada kelompok wanita ini tidak berkurang, bahkan ada
9

beberapa

pasangan

justru

meningkat.

Apalagi

bila

mereka

berpikiran bahwa dengan manopause mereka sudah terbebas


akan kemungkinan hamil dan anak-anak sudah mapan, seksual
feeling dan aktivitas seksualnya meningkat.
Reaksi

kejiwaan

berbeda

dari

individu

ke

individu.

Manifestasi gangguan jiwa yang mempengaruhi kehidupan seksual


adalah depresi, kekuatiran, mudah tersinggung serta emosi labil,
dan sebagainya. Masalah seksual dalam keluarga misalnya anakanak tidak hidup bersama oleh karena sudah berumah tangga,
rasa kurang diperhatikan, dan lain-lain. Sindroma kosongnya
sarang burung (empty nest syndrom) juga merupakan sala hsatu
penyebab mundurnya keinginan seksual, hubungan dengan suami
turut juga berpengaruh. Biasanya wanita yang optimis dan
mempunyai mood baik memiliki ciri-ciri yang bisa dikenal seperti
: masih bersuami atau ada pasangan, keluhannya sedikit,
sebelumnya tidak ada keluhan premenstrual, kesehatannya baik,
tidak mudah stress, banyak aktivitas fisik, tidak mengkhawatirkan
masa

tua/menopause.

Tetapi

sebaliknya

pada

wanita

yang

memiliki mood yang jelek dapat dikenal melalui ciri-ciri seperti :


hidup sendiri, banyak keluhan, kesehatan jelek, mudah stress,
merokok, kurang aktivitas fisik, sering mengkhawatirkan masa
tua. Di samping itu pula, daya tarik seksual pasangan merupakan
faktor penentu pula. Penelitian oleh Nichalen menunjukkan bahwa
hanya sekitar 7% wanita yang aktif seksual dari 101 wanita
manopause dengan status janda/tidak ada pasangan. Sedang yang
ada pasangan 54% dari 149 wanita.
Peranan kultur sosial, lingkungan, kepercayaan serta agama
mempengaruhi aktivitas seksual. Wanita Singapura lebih sedikit
10

keluhan

dibandingkan

wanita

Eropa.

Wanita

Hongkong

berpandangan bahwa proses manopause merupakan proses alami


sehingga mereka lebih bahagia di usia senja. Menurunnya
aktivitas seksual wanita manopause terutama pula dari status
kesehatan serta kemauan seksual dari sang suami. Kultur
tradisional yang berpendapat bahwa hubungan seksual hanya
untuk mendapat keturunan (prokreasi) dari pada rekreasi akan
pula mengurangi aktivitas seksual wanita tersebut. 1,2

PENANGANAN
Terapi Sulih Hormon atau HRT
Selain

mencegah

osteoporosis

penyakit

kardiovaskuler,

mengatasi gejala vasomotor, berguna pula untuk memperbaiki


gangguan aktivitas seksual wanita manopause. Pemberian E-2
memperbaiki jaringan urogenital, mengurangi gejala vasomotor,
memperbaiki kualitas hidup, perasaan lebih bergairah. Pemberian
tamabhan endrogen akan meningkatkan seksual/memperbaiki
libido wanita manopause. 1,2,9
Beberapa macam TSH yang lazim digunakan mengandung
estrogen konyugasi yang diberi peropal. Dikombinasikan dengan
estagen bagi mereka yang masih mempunyai uterus. Estrogen
lokal, krem vaginal, plester, dan lain-lain.

Terhadap aktivitas seksual dan penyakit


Berbagai penyakt yang diderita wanita usia manopause,
mempengaruhi aktivitas seksual, sehingga perlu penanganan
terhadap penyakit tersebut.

11

Wanita manopause yang cacat fisik sehingga aktivitas


seksual terganggu, bisa mempunyai fantasi seks yang masih baik.

Gangguan kejiwaan wanita manopause


Keluhan-keluhan

yang

dirasakan

terutama

gangguan

kejiwaan lebih didasarkan pada pola pikir dari pada keadaan fisik.
Wanita yang pesimis lebih banyak mengeluh dari pada wanita yang
optimis.
Wanita manopause hendaknya :
-

Jangan merasa rendah diri

Tetap berpenampilan menarik, rapih, bersolek, merawat


tubuh

Aktif di bidang organisasi, mengembangkan hobi, aktif


dalam keagamaan

Berolahraga yang teratur bila perlu lakukan senam seks

Bila memungkinkan,

bernostalgia

dengan

teman-teman

semasa sekolah sehingga terasa tetap muda


-

Kontrol kesehatan fisik secara teratur, sehingga lebih


percaya diri bahwa dirinya masih sehat

Pertahankan hubungan romantis dengan sang suami. 2,9,11

KESIMPULAN
Seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup terutama
bagi wanita, maka keluhan-keluhan pada masa manopause juga
akan lebih lama dialami oleh wanita-wanita tersebut. Keluhankeluhan

baik

berhubungan

obyektif
dengan

maupun
faktor

subyektif

hormonal.

pada

Keadaan

manopause
ini

akibat

menurunnya fungsi ovarium (estrogen dan progesteron yang


12

menurun) sehingga keluhan-keluhan vasomotorik, konstitusional,


psikiastemik

dan

neurotik

atau

keluhan-keluhan

lain

yang

merupakan gejala normal pada setiap wanita manopause terasa


sangat menganggu dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari
seorang wanita.
Faktor-faktor etnik, suku bangsa, diet dan merokok dari
beberapa

penelitian

turut

berpengaruh

dalam hubungannya

antara saat menarche dengan umur terjadinya manopause.


Keluhan seksual (aktivitas seksual) pada masa menopause sering
menjadi keluhan yang mendasar pada masa ini. Kemampuan
mempertahankan aktivitas seksual tergantung dari masing-masing
keadaan psikis dari masing-masing pasangan; kesukaan dan
keinginan

psikis

dari

masing-masing.

Manifestasi

gangguan

seksual pada menopause dapat terjadi secara langsung akibat


ganggung fisik maupun karena persepsi yang negative untuk usia
menopause.
berbeda-beda,

Reaksi

kejiwaan

dimana

dari

manifestasi

masing-masing
gangguan

individu

jiwa

yang

mempengaruhi kehidupan seksual adalah depresi, kekuatiran,


mudah tersinggung, emosi labil, dan sebagainya.
Terapi

sulih

hormone,

dianggap

dapat

membantu

memperbaiki gangguan aktivitas seksual wanita menopause,


disamping faktor psikis dapat dianjurkan bagi wanita menopause
untuk tidak rendah diri, tetap optimis, menjaga penampilan,
olahraga dan rekreasi.

13

KEPUSTAKAAN

1.

Wiknjosastro

H,

Saifuddin

AB,

Rachimhadhi

T,

Ilmu

Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo,


Bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI, Jakarta : 1997
2.

Mardjikoen HP, Aspek Seksualitas dalam Menopause.


Maj.obst.Gynecology Indonesia, Vol. 13, No. 4, Okt 1997.

3.

http://www.menopauseRx.com diakses tanggal 13 November


2010

4.

http://www.momswhothink.healthology.com/menopause/arti
cle 1500.htm diakses tanggal 13 November 2010

5.

http://www.plannedparenthood.org.womenshealth/menopous
e.htm,2002/1/2.

6.

Obsorn M, Hawton K, Gath D : Sexual dysfunction among


middle aged women in the community. Br.med.J.296.959,
1998.

7.

http://www.sexualityandthemenopause.htm.

8.

http:///www.fbhc.org/patients/betterhealth/menopause.hom
e.html.

9.

Ranchman IA : Menopause, dalam Kumpulan Makalah


Kursus Dasar Endoktrin Reproduksi, Jakarta 01-04- April
2002.

10. http://www.wyIde.com/agingandsex.html,2002/1/31
11. Dennerstein L, Burrows GD, Wood C et al : Hormones and
sexuality : effect of estrogen and progesterone. Obstet gynecol
56:316,1990.
12. Hallstrom T : Sexuality in the climacteric. Clin. Obstet gynecol
4:227,1997.
14

Anda mungkin juga menyukai