MITOS MENUA
Nama Kelompok : 2
1.
2.
3.
4.
5.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
dengan stress lingkungan. Penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi, dan sistem
tubuh itu bersifat alamiah/fisiologis. Penurunan tersebut disebabkan berkurangnya
jumlah dan kemampuan sel tubuh. Pada umumnya tanda proses menua mulai tampak
sejak usia 45 tahun dan akan menimbulkan masalah pada usia sekitar 60 tahun.
Menua adalah proses yang mengubah seseorang dewasa sehat menjadi rentan
terhadap berbagai penyakit dan kematian. Di dunia terdapat banyak persepsi
masyarakat mengenai kehidupan lansia.Diantaranya ada yang rasional, namun ada
juga yang belum terbukti kebenarannya. Hal ini dipengaruhi oleh cerita turuntemurun yang belum jelas kebenarannya dan perluditeliti lebih lanjut.
1.2.RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Apa saja mitos-mitos mengenai lansia yang terdapat di masyarakat?
1.2.2. Bagaimana kenyataan dari mitos-mitos mengenai lansia tersebut?
1.2.3. Bagaimana mitos-mitos tersebut dapat mempengaruhi konsep diri lansia?
BAB II
PEMBAHASAN
berencana
untuk
a.Sering ditemui stress karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan
karena penyakit.
b.Depresi
c.Kekhawatiran
d.Paranoid
2. Mitos Konservatisme dan Kemunduran
Tidak semua lanjut usia bersikap dan berpikiran demikian.
3.Mitos Berpenyakitan
a. Memang proses penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh dan
metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit.
b. Tetapi banyak penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan diobati.
Tidaklah
sepenuhnya
benar
pendapat
yang
mengatakan
bahwa
4. Mitos Senilitas
Pandangan ini keliru karena tidak semua lansia mengalami pikun (senile).
Pikun ini adalah penyakit (patologis) pada orang tua, yang ditandai dengan
dengan menurunnya daya ingat jangka pendek. Dalam kehidupan manusia daya
ingat akan berubah sesuai dengan usia, sehingga setelah orang menjadi lansia ia
tidak cepat dapat mengingat sesuatu, terutama hal yang baru. Namun anggapan
bahwa lansia sama dengan pikun merupakan suatu kekeliruan. Banyak cara
menyesuaikan diri dengan perubahan daya ingat dan banyak hal yang
mempengaruhi daya ingat manusia, pada usia berapa saja daya ingat tersebut
akan berkurang ketajamannya jika orang tersebut dalam keadaan lelah, stress,
cemas, khawatir, depresi, dan sakit.
5. Mitos Tidak Jatuh Cinta
Perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa. Perasaan cinta
tidak berhenti hanya karena menjadi lanjut usia.
6. Mitos Aseksualitas
Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lanjut usia normal saja.
Memang frekuensi hubungan seksual menurun, sejalan dengan meningkatnya usia
tetapi masih tetap tinggi.
7. Mitos Ketidakproduktifan
Umumnya lansia di negara-negara berkembang dan negara-negara yang
belum memiliki tunjangan sosial untuk hari tua, akan tetap bekerja untuk
memenuhituntutan hidup maupun mencukupi kebutuhan keluarga yang
menjadi tanggungannya. Jadi tidaklah sepenuhnya benar jika dikatakan lansia
tidak produktif.. Mereka memiliki banyak pengalaman dalam kehidupannya,
sehingga dalam keseharian kita sering menjumpai bahwa lansia tidak mau
tinggal diam, ada saja yang ingin dikerjakannya.
C. Pengaruh Mitos-mitos Mengenai Lansia Terhadap Konsep Dirinya
Kemunduran-kemunduran yang telah disebutkan itu
mempunyai
dampak terhadap tingkah laku dan terhadap perasaan orang yang memasuki lanjut
usia. Jelas jika berbicara tentang menjadi tua, kemunduranlah yang akan paling
banyak dikemukakan. Tetapi disamping berbagai macam kemunduran, ada sesuatu
yang dapat dikatakan justru meningkat dalam proses menua, yaitu : sensitifitas
emosional seseorang yang akhirnya menjadi sumber banyak masalah pada masa
menua.
Dilihat
sepintas
mengenai
beberapa
dampak
dari
kemunduran-
kemunduran tersebut terhadap sifat dan perasaan orang yang memasuki usia
lanjut, misalnya : kemunduran-kemunduran fisik yang berpengaruh terhadap
penampilan
Kemunduran
seseorang.
fisik
yang
terjadi
pada
dirinya
membawa
yang
BAB III
KESIMPULAN
Dalam masyarakat kita, sering dijumpai pengertian dan mitos yang salah
mengenai lansia, sehingga banyak merugikan para lansia. Pandangan yang salah tersebut
adalah anggapan dan pandangan yang keliru namun tetap diucapkan dan dipraktekkan
secara keliru pula, sehingga sangat merugikan. Dalam hal ini yang dirugikan adalah para
lanjut usia, karena dapat merupakan stigma (cap buruk) dari masyarakat dan dapat
mempengaruhi
orang-orang
yang
sesungguhnya
memiliki
kepedulian
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Wahjudi. (2000). Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC
Dewi, Sofia Rhosma. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Deepublish