Anda di halaman 1dari 7

KOMUNITAS II (GERONTIK)

MITOS MENUA

Nama Kelompok : 2
1.
2.
3.
4.
5.

Andro saputra yiwa (1302012)


Anna dhamarsakti (1302014)
Marianus de spiritu santo (1302083)
Monika oktaviani dongoran (1302088)
Sisilia sri reski (1302150)

Program Studi S1 Ilmu Keperawatan


Stikes Bethesda Yakkum
Yogyakarta
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
dengan stress lingkungan. Penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi, dan sistem
tubuh itu bersifat alamiah/fisiologis. Penurunan tersebut disebabkan berkurangnya
jumlah dan kemampuan sel tubuh. Pada umumnya tanda proses menua mulai tampak
sejak usia 45 tahun dan akan menimbulkan masalah pada usia sekitar 60 tahun.
Menua adalah proses yang mengubah seseorang dewasa sehat menjadi rentan
terhadap berbagai penyakit dan kematian. Di dunia terdapat banyak persepsi
masyarakat mengenai kehidupan lansia.Diantaranya ada yang rasional, namun ada
juga yang belum terbukti kebenarannya. Hal ini dipengaruhi oleh cerita turuntemurun yang belum jelas kebenarannya dan perluditeliti lebih lanjut.
1.2.RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Apa saja mitos-mitos mengenai lansia yang terdapat di masyarakat?
1.2.2. Bagaimana kenyataan dari mitos-mitos mengenai lansia tersebut?
1.2.3. Bagaimana mitos-mitos tersebut dapat mempengaruhi konsep diri lansia?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Mitos-mitos Mengenai Lansia yang Terdapat di Masyarakat:


1. Mitos Kedamaian dan Ketenangan
Pada dasarnya tidak ada orang di dunia ini

berencana

untuk

berhenti bersenang-senang, kecuali orang tersebut berada dalam kondisi


depresi atau stress. Semua orang ingin hidup senang, bahagia dan sejahtera,
termasuk para lansia. Lansia sekarang ini justru mendambakan kenikmatan
hidup di hari tua. Itulah sebabnya sejak muda orang sudah bekerja keras, agar
di hari tua nantimendapat pensiun ataupun tabungan yang cukup untuk
menikmati masa tuanya. Kiranya usaha keras untuk mencari ilmu pengetahuan
bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang mapan, sehingga nantinya
memiliki hari tua yang sejahtera, dapat menikmati hidup hari tua dan bahagia.
2. Mitos Konservatisme dan Kemunduran
Pandangan bahwa lanjut usia pada umumnya :
a. Konservatif
b. Tidak kreatif
c. Menolak inovasi
d. Berorientasi ke masa silam
e. Merindukan masa lalu
f. Susah berubah
g. keras kepala
h. cerewet
3. Mitos Berpenyakitan
Lanjut usia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai
oleh berbagai penderitaan akibat bermacam penyakit yang menyertai proses
menua (Lanjut usia merupakan masa berpenyakitan dan kemunduran).
4. Mitos Senilitas
Lanjut usia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh
kerusakan bagian otak.
5. Mitos Tidak Jatuh Cinta
Lanjut usia tidak lagi jatuh cinta dan gairah kepada lawan jenis tidak ada.
6. Mitos Aseksualitas
Ada pandangan bahwa pada lanjut usia, hubungan seks itu menurun,
minat, dorongan, gairah, kebutuhan, dan daya seks berkurang.
7. Mitos Ketidakproduktifan
Lanjut usia dipandang sebagai usia tidak produktif.
B. Kenyataan dari Mitos-mitos Mengenai Lansia
1.Mitos Kedamaian dan Ketenangan

a.Sering ditemui stress karena kemiskinan dan berbagai keluhan serta penderitaan
karena penyakit.
b.Depresi
c.Kekhawatiran
d.Paranoid
2. Mitos Konservatisme dan Kemunduran
Tidak semua lanjut usia bersikap dan berpikiran demikian.
3.Mitos Berpenyakitan
a. Memang proses penuaan disertai dengan menurunnya daya tahan tubuh dan
metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit.
b. Tetapi banyak penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan diobati.
Tidaklah

sepenuhnya

benar

pendapat

yang

mengatakan

bahwa

lansialemah, jompo, ringkih, sakit-sakitan atau cacat, karena dalam kenyataan


banyak lansia yang masih gagah, masih mampu bekerja keras bahkan banyak
yang masih memiliki jabatan penting dalam suatu lembaga.

4. Mitos Senilitas
Pandangan ini keliru karena tidak semua lansia mengalami pikun (senile).
Pikun ini adalah penyakit (patologis) pada orang tua, yang ditandai dengan
dengan menurunnya daya ingat jangka pendek. Dalam kehidupan manusia daya
ingat akan berubah sesuai dengan usia, sehingga setelah orang menjadi lansia ia
tidak cepat dapat mengingat sesuatu, terutama hal yang baru. Namun anggapan
bahwa lansia sama dengan pikun merupakan suatu kekeliruan. Banyak cara
menyesuaikan diri dengan perubahan daya ingat dan banyak hal yang
mempengaruhi daya ingat manusia, pada usia berapa saja daya ingat tersebut
akan berkurang ketajamannya jika orang tersebut dalam keadaan lelah, stress,
cemas, khawatir, depresi, dan sakit.
5. Mitos Tidak Jatuh Cinta
Perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa. Perasaan cinta
tidak berhenti hanya karena menjadi lanjut usia.
6. Mitos Aseksualitas
Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lanjut usia normal saja.
Memang frekuensi hubungan seksual menurun, sejalan dengan meningkatnya usia
tetapi masih tetap tinggi.

7. Mitos Ketidakproduktifan
Umumnya lansia di negara-negara berkembang dan negara-negara yang
belum memiliki tunjangan sosial untuk hari tua, akan tetap bekerja untuk
memenuhituntutan hidup maupun mencukupi kebutuhan keluarga yang
menjadi tanggungannya. Jadi tidaklah sepenuhnya benar jika dikatakan lansia
tidak produktif.. Mereka memiliki banyak pengalaman dalam kehidupannya,
sehingga dalam keseharian kita sering menjumpai bahwa lansia tidak mau
tinggal diam, ada saja yang ingin dikerjakannya.
C. Pengaruh Mitos-mitos Mengenai Lansia Terhadap Konsep Dirinya
Kemunduran-kemunduran yang telah disebutkan itu

mempunyai

dampak terhadap tingkah laku dan terhadap perasaan orang yang memasuki lanjut
usia. Jelas jika berbicara tentang menjadi tua, kemunduranlah yang akan paling
banyak dikemukakan. Tetapi disamping berbagai macam kemunduran, ada sesuatu
yang dapat dikatakan justru meningkat dalam proses menua, yaitu : sensitifitas
emosional seseorang yang akhirnya menjadi sumber banyak masalah pada masa
menua.

Dilihat

sepintas

mengenai

beberapa

dampak

dari

kemunduran-

kemunduran tersebut terhadap sifat dan perasaan orang yang memasuki usia
lanjut, misalnya : kemunduran-kemunduran fisik yang berpengaruh terhadap
penampilan
Kemunduran

seseorang.
fisik

yang

terjadi

pada

dirinya

membawa

yang

bersangkutan pada kesimpulan bahwa kecantikan ataupun ketampanan yang


mereka miliki mulai menghilang. Ini berarti kehilangan daya tarik pada dirinya.

BAB III
KESIMPULAN
Dalam masyarakat kita, sering dijumpai pengertian dan mitos yang salah
mengenai lansia, sehingga banyak merugikan para lansia. Pandangan yang salah tersebut
adalah anggapan dan pandangan yang keliru namun tetap diucapkan dan dipraktekkan
secara keliru pula, sehingga sangat merugikan. Dalam hal ini yang dirugikan adalah para
lanjut usia, karena dapat merupakan stigma (cap buruk) dari masyarakat dan dapat
mempengaruhi

orang-orang

yang

sesungguhnya

memiliki

kepedulian

untuk

membantu para lansia. Mitos-mitos yang keliru selama ini seperti:


1. Lansia tidak menikmati kehidupan sehingga tidak dapat bergembira
2. Lansia berbeda dengan orang lain (sangat konservatif)
3. Lansia itu lemah, sakit-sakitan
4. Lansia sama dengan pikun
5. Lansia tidak butuh cinta dan tidak perlu relasi seksual
6.Lansia tidak berdaya
7.Lansia tidak produktif dan menjadi beban masyarakat
Padahal sesungguhnya pandangan-pandangan tersebut keliru karena tidak sesuai
dengan kenyataan yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Wahjudi. (2000). Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC
Dewi, Sofia Rhosma. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Deepublish

Anda mungkin juga menyukai