FARMASI KOMUNITAS/APOTEK
di
Apotek Kimia Farma
Pematang siantar
Disusun oleh ;
Juliana Sari Pasaribu 073202045
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
Lembar Pengesahan
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
FARMASI KOMUNITAS/APOTEK
di
Apotek Kimia Farma 85
Pematang Siantar
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan
Disusun Oleh:
Juliana Sari Pasaribu, S.Farm
073202045
Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
Dekan,
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
Praktek Kerja Profesi dan penyusunan Laporan Praktek Kerja Profesi di Apotek
Kimia Farma 85 Pematang Siantar. Praktek Kerja Profesi ini merupakan salah
satu program pendidikan di tingkat Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan dalam
menyelesaikan studinya. Praktek Kerja Profesi ini dapat selesai berkat bantuan
dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan penghargaan dan terima kasih yang tak
terhingga atas segala bimbingan dan arahan selama melakukan Praktek Kerja
Profesi Apoteker di Apotek Kimia Farma 85 Pematang Siantar. Penghargaan ini
dipersembahkan kepada :
1. Bapak Hendra Farma Johar, M.Si, Apt, selaku Manager Bisnis PT. Kimia
Farma Apotek Medan, yang telah berkenan memberikan fasilitas kepada
penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi, Bapak Rosmanto
Pramudya, Ssi, Apt sebagai pembimbing dan Apoteker Pengelola Apotek
di Apotek Kimia Farma 85 Pematang Siantar, serta seluruh staf karyawan
Apotek Kimia Farma 85 Pematang Siantar yang telah membantu selama
melaksanakan Praktek Kerja Profesi.
2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt selaku Dekan Fakultas
Farmasi USU Medan, Bapak Drs. Wiryanto, MS, Apt dan Bapak DR.
Karsono, Apt selaku koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi USU Medan yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk melaksanakan Praktek Kerja Profesi.
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
Medan,
Juni 2008
Penulis
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... .ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vii
RINGKASAN .................................................................................................... viii
BAB I
PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.
B.
Tujuan.......................................................................................... 2
Pengadaan/pembelian.................................................................. 4
2.3
Pelayanan ................................................................................... 5
2.4
Administrasi ................................................................................ 6
3.2
3.3
3.4
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
4.2
Fungsi Merchandising................................................................. 21
4.3
4.4
Kesimpulan.................................................................................. 31
6.2
Saran............................................................................................ 31
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
RINGKASAN
Telah dilakukan Praktek Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma No.85
yang teletak di Jalan Diponegoro No.5N Pematang Siantar. Sebagai Apoteker
Pengelola Apotek adalah Bapak Rosmato Pramudya, Ssi, Apt. Praktek Kerja
Profesi di Apotek Kimia Farma No.85 dilaksanakan mulai tanggal 26 Mei 2008
sampai dengan tanggal 21 Juni 2008, dengan alokasi waktu 7 jam setiap hari
kerja.
Tujuan dilakukan Praktek Kerja Profesi di Apotek adalah sebagai
pengembangan pendidikan yang telah diperoleh selama perkuliahan Apoteker,
mengetahui peran Apoteker dan mempelajari permasalahan serta mengatasi
permasalahan yang ada di apotek.
Kegiatan yang dilakukan pada saat Praktek Kerja Profesi di Apotek
Kimia Farma No.85 dimulai dari perkenalan, penerimaan barang, penyusunan
barang, diskusi, pengerjaan resep, membuat catatan harian terhadap resep dan
swamedikasi.
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Kepmenkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002, apotek adalah
suatu tempat tertentu dilakukannya perkerjaan farmasi, penyaluran sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek merupakan
salah satu sarana yang turut serta mewujudkan tercapainya pembangunan nasional
di bidang kesehatan.
Adapun tugas dan fungsi apotek adalah:
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan.
2. Sarana farmasi yang melakukan pengubahan bentuk dan penyerahan obat atau
bahan obat.
3. Sarana penyalur perbekalan
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK
Menurut Kepmenkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002, apotek adalah
suatu tempat tertentu dilakukannya perkerjaan farmasi dan penyaluran sediaan
farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Apotek merupakan
salah satu sarana yang turut serta mewujudkan tercapainya pembangunan nasional
di bidang kesehatan.
Untuk mengelola apotek dibutuhkan seorang Apoteker sebagai tenaga
profesional dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak
melakukan pekerjaan kefarmasian, karena memiliki pengetahuan tentang obatobatan serta manajemen apotek.
Karena terjadinya perubahan orientasi produk menjadi orientasi pasien
maka Apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan untuk
dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien. Bentuk interaksi tersebut
antara lain adalah melaksanakan pemberian informasi, monitoring penggunaan
obat dan mengetahui tujuan akhirnya sesuai harapan pengobatan.
Sebagai tenaga profesional, Apoteker dituntut keahliannya dari segi
kefarmasian dan juga harus memiliki keahlian dalam bidang manajemen. Hal ini
dikarenakan sebuah apotek selain memiliki fungsi sosial juga memiliki fungsi
ekonomi. Fungsi sosial untuk pemerataan distribusi obat dan salah satu tempat
pelayanan informasi obat kepada masyarakat. Sedangkan fungsi ekonomi agar
apotek dapat memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup apotek.
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
pengelolaan
perbekalan
farmasi
penting
dipertimbangkan
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
Kelengkapan obat
Obat-obatan yang dibutuhkan konsumen hendaknya tersedia dengan lengkap
sehingga dapat melayani dan memenuhi kebutuhan konsumen, baik obat
bebas, obat bebas terbatas maupun obat keras.
2. Harga obat
Harga obat merupakan faktor yang mempengaruhi pelayanan kefarmasian di
apotek. Pelayanan harga obat yang wajar bagi kemampuan masyarakat sekitar
apotek perlu dipertimbangkan sehingga masyarakat dapat memperoleh obat
dengan harga yang terjangkau dan kualitas terjamin.
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
3. Lingkungan
Pelayanan yang baik di apotek terhadap konsumen sangat diperlukan.
Pelayanan yang cepat, karyawan yang ramah, keadaan tempat yang
mendukung pelayanan dari suatu apotek seperti kemudahan parkir, keamanan,
kenyamanan ruang tunggu dan faktor lain dapat memberikan nilai tambahan
bagi apotek sehingga menjadi pilihan bagi para konsumen yang membutuhkan
obat.
2.4 Administrasi
Dalam menjalankan pelayanan kefarmasian di apotek, perlu dilaksanakan
kegiatan administrasi. Karena administrasi merupakan proses pencatatan seluruh
kegiatan teknis yang dilakukan oleh suatu apotek. Seperti juga sistem usaha lain,
kegiatan pengendalian operasional di apotek harus dilakukan secara cermat demi
tercapainya tertib administrasi dan manajemen yang baik. Administrasi sangat
diperlukan dalam pengelolaan suatu apotek untuk memperoleh sumber informasi
yang dapat dipercaya dalam rangka pengambilan keputusan oleh Apoteker
Pengelola Apotek. Kegiatan administrasi yang dilakukan di apotek meliputi
agenda/mengarsipkan surat masuk dan keluar, laporan narkotika dan psikotropika,
absensi karyawan, jumlah resep beserta harganya, kartu stok obat, keluar atau
masuknya uang baik dari penjualan maupun pembelian barang.
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
BAB III
TINJAUAN KHUSUS APOTEK KIMIA FARMA
3.1 Sejarah Kimia Farma
Kimia Farma merupakan pioneer dalam industri farmasi Indonesia. Cikal
bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien
Handle Rathkamp & Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur didirikan.
Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda,
pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi
Bhinneka Kimia Farma (PNF). Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk
hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) menjadi PT. Kimia Farma
(Persero). Sejak tanggal 4 juli 2001, Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan
publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan
nama yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi
sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan
peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.
3.2
3.2.1
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
3.2.2
dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional,
yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas
produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang
punggung dari segmen industri.
Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, sirop
kering, suspensi/sirup, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini
merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari
pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini
telah memperoleh sertifikat, yaitu: Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan
ISO-9001.
Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunanya,
rifampisin, obat asli indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Unit
produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga
memproduksi tablet, sirop, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga
Berencana. Unit produksi ini telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang
Baik (CPOB) dan ISO-9002.
Plant Semarang mengkhususkan diri pada minyak jarak, minyak nabati
(bedak). Untuk menjamin kualitas produksi, unit ini secara konsisten menerapkan
sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan US-FDA Approval.
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
Anak Perusahaan
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
Provinsi
No.
Provinsi
1.
Bali
16.
2.
Banten
17.
Lampung
3.
Bengkulu
18.
Maluku
4.
DIY
19.
Maluku Utara
5.
DKI
20.
6.
Gorontalo
21.
NTB
7.
Irian Jaya
22.
NTT
8.
Jambi
23.
Riau
9.
Jawa Barat
24.
Sulawesi Selatan
10.
Jawa Tengah
25.
Sulawesi Tengah
11.
Jawa Timur
26.
Sulawesi Tenggara
12.
Kalimantan Barat
27.
Sulawesi Utara
13.
Kalimantan Selatan
28.
Sumatera Barat
14.
Kalimantan Tengah
29.
Sumatera Selatan
15.
Kalimantan Timur
30.
Sumatera Utara
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
3. Mengembangkan
SDM
untuk
meningkatkan
kompetensi
dan
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
dokter. Apotek Kimia Farma 85 juga bekerja sama dengan dokter yang praktek di
ruangan-ruangan tersendiri yang ada di bangunan apotek.
Apotek Kimia Farma 85 merupakan apotek pelayanan, pengelolaannya
dipimpin oleh seorang Apoteker Pengelola Apotek yang saat ini adalah Bapak
Rosmanto Pramudya, Ssi, Apt dan dibantu oleh 3 orang karyawan yang terdiri
dari 1 orang asisten apoteker dan 2 orang juru resep.
3.4.2 Pengadaan Perbekalan Farmasi
3.4.2.1 Pembuatan Buku Defekta Barang
Pembuatan buku defekta barang dilakukan sebagai berikut: setiap hari
petugas memeriksa barang yang kosong atau hampir habis, lalu melakukan
pencatatan dalam buku defekta meliputi nama barang, satuan, dan jumlah yang
dibutuhkan, kemudian menyerahkan buku defekta ke petugas pembelian.
3.4.2.2 Pembelian
Pembelian dilakukan seminggu satu kali yaitu pada hari selasa. Kecuali
barang-barang yang dibeli secara mendesak karena adanya permintaan pasien dan
tidak tersedia di apotek Kimia Farma Siantar lainnya, maka barang dibeli secara
tunai dari apotek pihak ke tiga (swasta). Perencanaan pembelian dilakukan
sebagai berikut: petugas pengadaan menerima informasi mengenai kebutuhan
perbekalan farmasi melalui defekta barang, kemudian petugas menetapkan jumlah
barang yang akan dibeli berdasarkan defekta dengan memperhatikan jumlah
kebutuhan per bulan.
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
3.4.3 Penyimpanan
Penyimpanan dapat dilakukan di etalase dengan konsep Marchendising
(farmakologis/kelompok terapi dan warna). Sedangkan di ruang peracikan
penyimpanan perbekalan farmasi di apotek Kimia Farma No.85 Pematang siantar
dilakukan berdasarkan bentuk sediaan dan disusun menurut abjad dengan
menggunakan prinsip FIFO (first in first out), yaitu obat yang lebih awal masuk
dikeluarkan lebih dahulu. Untuk obat generik penyimpanannya disusun
berdasarkan abjad. Untuk obat golongan narkotika dan psikotropika disimpan
dalam lemari khusus.
3.4.4 Pelayanan
Pelayanan di Apotek Kimia Farma 85 sudah cukup baik karena melayani
konsumen dengan ramah, sopan, santun, dan siap membantu selama konsumen
berada di apotek. Pelayanan di Apotek Kimia Farma 85 telah memakai sistem
komputerisasi sehingga memudahkan dalam pelayanan dan pengadaan barang.
Sistem komputerisasi yang digunakan sekaligus berperan sebagai mesin kasir.
Apotek Kimia Farma No.85 memberikan pelayanan khusus kepada
konsumen yang tidak mendapatkan obat yang dibutuhkannya secara lansung.
Untuk kondisi seperti ini, maka petugas apotek akan mengantar obat tersebut ke
alamat konsumen (delivery order). Terobosan ini memberikan hasil yang baik,
pelanggan akan tetap datang untuk membeli perbekalan farmasi di apotek ini akan
lebih meningkat dan citra apotek yang mengutamakan kepuasan pelanggan akan
tercipta.
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
BAB IV
TUGAS KHUSUS MERCHANDISING
4.1 Pengertian Merchandising
Merchandising merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni.
Merchandising juga merupakan suatu aktivitas untuk mendapatkan barang-barang
atau jasa tertentu dan menjadikannya tersedia pada waktu, tempat, serta jumlah
yang
mampu
membuat
peritel
mencapai
tujuannya.
Namun
dalam
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
mengkomunikasikan
di
bagian
depan
apotek
maupun
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
semrawut, dan berkesan mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat
pembeli.
4. Lampu penerangan
Penerangan yang baik sangat efektif dalam membangkitkan perhatian
pelanggan. Penerangan bahkan terbukti mampu menciptakan semangat membeli
pelanggan. Penerangan juga memilki kualitas dan warna untuk memberikan
gambaran terbaik bagi merchandise toko. Untuk menciptakan semangat membeli
pelanggan, dianjurkan memakai lampu berwarna dan penerangan yang lembut.
Barang yang ada di tempat-tempat pajangan harus diberi penerangan khusus agar
lebih menarik pelanggan.
5. Kekuatan warna
Warna adalah alat yang sangat kuat dalam visualisasi merchandising.
Warna dipakai untuk menciptakan daya tarik, menumbuhkan perhatian,
menciptakan semangat, dan merangsang setiap orang untuk bertindak.
4.3 Mengoptimalkan Store Lay Out
Lay out toko dan lokasi produk yang sangat penting dalam strategi
merchandising. Keputusan membuat lay out interior toko mestinya disesuaikan
dengan tipe bisnis toko dan faktor tingkat penetapan konsep self service.
Store lay out didefenisikan sebagai pengaturan bagian selling dan nonselling, lorong, rak pajangan, serta pemajangan barang dan alat-alat yang saling
berhubungan dan menjadi elemen yang menyatu dalam struktur bangunan.
Tujuan umum store lay out adalah memaksimalkan penjualan dan
mempertahankan
konsistensi
profit
dengan
selalu
mempertimbangkan
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
Mengingat jenis obat obat ethical memiliki merek yang sangat banyak
jumlahnya, maka bentuk lemarinya dibuat seperti sarang tawon yang
dapat menampung banyak jenis obat, sehingga pemakaian ruangan
menjadi lebih efisien dan dapat mempermudah proses penyiapan
pembuatan obat.
- Tanda lemari (rak) obat yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat bentuk
perbekalan farmasi di setiap lemari atau rak obat yang terdapat di ruang
peracikan, agar dapat memberikan kemudahan dan kecepatan dalam
menyiapkan obat-obat yang dibutuhkan konsumen. Tanda ini dapat
berupa:
1
c. Kebersihan obat yang berada di dalam lemari, agar kualitas obat dapat
terjamin dan dapat menjaga obat menjadi tidak rusak (dimakan tikus,
banyak debu, terurai terkena cahaya atau kelembaban udara).
2. Di ruang penjualan obat bebas (OTC counter)
Hal hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menata perbekalan
farmasi di OTC counter antara lain yaitu:
a. Estetika yaitu seni keindahan dalam menata dan mendisain rak atau
lemari obat bebas, bebas terbatas dan obat OTC agar dapat
menimbulkan rasa ingin tahu dan membeli (impuls buying) bagi setiap
konsumen dalam memperoleh obat yang dibutuhkan.
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
b. Lay out yaitu tata letak, susunan barang yang dapat memberikan
kenyamanan, kemudahan (keluarmasuk) bagi konsumen dalam
memperoleh obat yang dibutuhkan.
c. Tanda yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat golongan fungsi obat
yang terdapat di setiap lemari atau rak obat.
3. Cara Menata Ethical dan OTC Counter
Dalam menata kedua ruang pelayanan tersebut terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan antara lain, yaitu:
a. Pada OTC Counter
Estetika, bersih, indah, dan menyenangkan
Informatif, ada tanda (petunjuk) tentang golongan fungsi obat
b. Pada Ethical Counter harus dibuat menjadi 2 ruang yaitu:
Tempat membuat atau meracik obat seperti pulveres, capsul, salep,
krim pada ruangan khusus tertutup kaca (transparan), agar konsumen
dapat melihat bagaimana obat tersebut disiapkan.
Tempat menyiapkan dan memberi etiket obat jadi, pada ruangan
peracikan tidak perlu dilihat oleh konsumen (confidential room)
c. Kenyamanan (Comfortriess), ethical dan OTC counter harus dipisah
untuk mencegah penumpukan (antrian) konsumen pada satu tempat.
4.4 Kriteria Barang Dan Posisi Pajangan
Secara umum kategori barang dan kebutuhan pajangannya adalah sebagai
berikut:
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
Barang spesial
Barang ini harus mudah dilihat dan punya tanda khusus sehingga
pelanggan dapat langsung ke lokasi dan melihat-melihatnya untuk
membeli.
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
BAB V
PEMBAHASAN
Ditinjau dari lokasinya apotek Kimia farma 85 pematang Siantar cukup
strategis karena terletak di Jl. Diponegoro No 5 Pematang siantar yaitu berada
dipinggir jalan yang mudah dilalui transportasi atau kendaran umum, dekat
dengan pusat perbelanjaan, dekat dengan praktek dokter dan dekat dengan
pemukiman masyarakat. Jadi memudahkan pelanggan/pasien untuk datang ke
apotek.
Pelayanan yang diberikan Apotek Kimia Farma 85 Pematang siantar
sama halnya seperti pelayanan apotek secara umum yaitu menyediakan pelayanan
kesehatan yang meliputi pelayanan kredit (pada karyawan PLN), resep tunai,
swamedikasi/upaya pengobatan sendiri, juga menyediakan praktek Dokter) yang
berada di ruangan tersendiri dalam gedung apotek.
Pengadaan perbekalan farmasi di apotek Kimia farma 85 Pematang
Siantar dilakukan seminggu sekali. Pengadaan tersebut dimulai dari pembuatan
buku defekta yang mencatat semua kebutuhan yang akan dibeli. Defekta di
serahkan ke bagian pengadaan di Apotek Kimia Farma 29 Pematang siantar untuk
dibuatkan menjadi BPBA (Bon Pemesanan Barang Apotek) yang dikirim ke BM
Jl.Palang Merah. Di BM Palang Merah akan membuatkan SP (Surat Pesanan)
yang dikirim ke PBF (Pedagang besar Farmasi). PBF akan mengirim batang
beserta faktur ke KF 29 Pematang Siantar dan membagikannya ke apotek Kimia
Farma 85. Pegawai Kimia Farma 85 yang menerima barang tersebut
mencocokkannya sesuai faktur, kemudian disimpan ke ruang etalase atau ruang
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
peracikan. faktur tersebut disimpan untuk administrasi dan stok obat dicocokkan
sesuai yang ada di komputer maupun kartu stok.
Konsep Merchandising yang diterapkan di Apotek Kimia Farma 85
Pematang siantar dibedakan atas ruang racikan dan etalase depan. Pada ruang
racikan obat golongan narkotika disimpan di lemari khusus dengan dua pintu dan
masing-masing kunci. Untuk obat golongan psikotropika dipisahkan dengan
golongan keras lain. Obat keras lain disusun berdasarkan bentuk sediaan, abjad,
efek farmakologi. yang masing-masing obat dimasukkan ke dalam kotak-kotak
yang terbuat dari kayu dengan stiker nama berwarna-warni. Dengan konsep
seperti ini maka karyawan/petugas lebih mudah untuk menemukan obat yang
dibutuhkan.
Sedangkan pada etalase depan penataan obat berdasarkan bentuk sediaan,
efek farmakologi dan efek obat yang saling berkaitan. Obat ini dipajang beserta
dengan kotak aslinya yang menghadap ke pasien. Cara ini akan memudahkan
pasien dalam mencari obat yang dibutuhkan atau dapat juga meningkatkan implus
buying yang pada akhirnya akan meningkatkan penjualan apotek.
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Letak Apotek Kimia Farma 85 Pematang Siantar cukup strategis.
2. Pilihan produk yang ada di Apotek Kimia Farma 85 Pematang Siantar belum
lengkap dan masih memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan.
3. Merchandising di Apotek Kimia Farma 85 Pematang Siantar belum optimal
mengingat ukuran bangunan dan kelengkapan obat yang terbatas.
4. Pelayanan yang diberikan Apotek Kimia farma 85 berupa pelayanan resep
kredit, resep tunai dan swamedikasi.
6.2 Saran
1. Produk-produk obat di Apotek Kimia Farma 85 sebaiknya disediakan lengkap
terlebih produk yang sering dicari pelanggan.
2. Disarankan sebaiknya tampilan apotek Kimia Farma 85 diperbaharui agar
lebih menambah daya tarik dan kenyamanan pada pelanggan.
3. Disarankan agar disediakannya ruang khusus untuk konseling bagi pasien.
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. (1995). Manajemen Farmasi. Cetakan ketiga. Universitas Gajah Mada
Press. Yogyakarta.
CMP Medica. (2007). MIMS Indonesia . Edisi 106. Penerbit PT. Info Master.
Jakarta.
http://www.kimiafarma.co.id
Katzung Bertram, G. (2002). Farmakologi Dasar Dan Klinik. Buku 2. Edisi 8
Penerbit Salemba Medika. Jakarta.
Taufiq, A. (2004). Manajemen Ritel. Penerbit PPM. Jakarta.
Tjay dan Raharja. (2003). Obat-Obat Penting. Cetakan kedua. Edisi ke V. PT.
Elex Media Komputindo. Jakarta.
Utami Christina, W. Manajemen Ritel. Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Umar, M (2005). Manajemen Apotik Praktis. Cetakan I. Penerbit Ar Rahman
Solo.
Juliana Sari Pasaribu: Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Apotek Di Apotek Kimia Farma Pematang Siantar, 2008.
USU e-Repository 2008