1.1 PENDAHULUAN
Pada masa sekarang radiasi banyak dijumpai di sekitar lingkungan hidup manusia.
Sumber radiasi
tersebut dapat berupa sumber radiasi alami maupun buatan.
Perkembangan teknologi pada masa sekarang telah memberikan kontribusi dalam
pembangkitan sumber radiasi yang memiliki dampak posistif maupun negatif terhadap
kesehatan. Interaksi radiasi dalam tubuh manusia telah terbukti memiliki efek seluler.
Dengan dukungan teknologi maka sumber radiasi tersebut telah dikembangkan untuk
keperluan radioterapi maupun radiodiagnostik.
Pada tahun 1895 Wilhelm Conrat Roengent menemukan sinar-x (selanjutnya
disebut sinar Roentgen) yang mampu menembus organ. Penemuan ini sangat spektakuler
dan dapat meberikan kontribusi yang sangat berarti di dunia medis. Disisi, pada tahun 1902
ditemukan fakta baru bahwa sinar-x dapat menyebabkan terbentukknya sel kanker pada
organ. Sejak saat itu dilakukan penelitian dan pencegahan dari bahaya sinar-x. Efek-efek
radiasi tersebut ternyata juga ditemukan sejak digunakan bom atom pada perang dunia ke
dua. Fakta yang ditemukan dari radiasi ternyata lebih berkembang sehingga semakin
menarik untuk dilakukan penelitian dari efek seluler. Penggunaan radiasi yang tidak sesuai
standar dosis akan memiliki dampak negatif terhadap sel pada tubuh. Oleh karena itu
penggunaan sumber radiasi untuk keperluan medis diatur oleh badan pengawas tenaga
atom nasional maupun internasional.
1.2. RELEVANSI
1.3 SPEKTRUM RADIASI
Radiasi didefinisikan sebagai pancaran energi gelombang, gelombang memiliki
pengertian sebagai getaran yang merambat. Pada getaran memiliki besaran-besaran yang
penting, diantaranya: perioda, frekuensi dan panjang gelombang. Gelombang radiasi
diilustrasikan seperti Gambar 1.
A
Gambar 1. (a) Ilustrasi grafik dan bentuk riil dari glombang (b)
Sumber radiasi memiliki amplitudo A (meter), panjang gelombang (meter) serta menjalar
Dari gambar tersebut dapat jelaskan beberapa besaran fisika antara lain :
a. Perioda (T) yaitu lama bergetar satu getaran.
b. Frekuensi (f) yaitu jumlah getaran dalam satu satuan waktu (detik).
Sehingga antara perioda dan frekuensi memiliki hubungan :
1
f
.(1)
c. Panjang gelombang yaitu jarak yang dimiliki gelombang dalam satu getaran.
Besaran ini memiliki hubungan dengan frekuensi yaitu:
c
. (2)
Coulomb/kilogram (C/kg) atau dalam satuan lain Roengent (R) dimana 1 R = 2,58
x 10-4 C/kg.
B. Dosis Absorbsi
Dosis absorbsi menyatakan besarnya energi radiasi yang terserap pada satu satuan
massa organ. Sesuai dengan konteknya dosis ini memiliki satuan Joule/Kg atau
Grey (Gy), 1 J/Kg = 1 Gy. Satuan lain dari dosis serap adalah rad (radiation
absorbed dose) dimana 1 Gy = 100 rad.
C. Dosis Ekuivalen
Dosis ekuivalen menyatakan besar energi radiasi yang digunakan untuk
membandingkan berbagai radiasi yang bervariasi pada organ. Satuan dosis ini
adalah sievert (Sv) atau satuan lain dalam rem, dimana 1 Sv = 100 rem.
D. Dosis Efektif
Dosis efekt menyatakan besar energi radiasi yang didasarkan sebepa besar sumber
tersebut memiliki tingkat resiko terhadap organ. Satauan dari dosis ini juga Sievert
(Sv).
E. Dosis Kolektif
Dosis kolektif menyatakan besar energi yang tersimpan pada organ yang
merupakan penjumlahan dari berbagai kejadian radiasi yang mengenai organ dari
waktu ke waktu. Dosis kolektif dihitung dalam kurun waktu 1 tahun dalam satuan
Sv/tahun.
Untuk memperoleh nilai kuantitatif dari dosis diperlukan perangkat dosimeter. Untuk
mengukur berbadai dosis sumber radiasi harus disesuaikan dengan sumber dan jenis
dosis yang diperlukan. Ditinjau dari prinsip kerjanya, dosimeter dikelompokkan menjadi 5
jenis yaitu :
a. Dosimeter Kimia
b. Dosimeter Thermoluminescence (TLD)
c. Dosimeter Ionisasi Chambers.
d. Dosimeter Film
e. Dosimeter Semikonduktor
(4)
Dimana h adalah konstanta planck (6,63 x 10 -34 J.s) . Energi tersebut akan mengenai
elektron seperti ditunjukkan pada Gambar xxxx. Efek fotolistrik terjadi jika energi yang
datang pada atom jauh lebih besar dari energi ikat elektron (E>> Ei) yang dieksitasi. Pada
peristiwa ini elektron tereksitasi dan tindak kembali ke atom tersebut sehingga menjadi
senyawa ion.
E= h.
Ei = h.i
R + H
Kedua senyawa tersebut dapat bereaksi dengan senyawa DNA, lemak atau protein (yang
lain (RH2) dan menghasilkan senyawa radikal yang baru dengan (R2) seperti ditunjukkan
persamaan (4).
RH1 + R
R1 + RH
Selain itu, reaksi juga dapat terjadi pada sesama molekul radikal
pasangan senyawa radikal bebas seperti persamaan reaksi berikut ini :
R + R1
dan menghasilan
R - R1
H2O+ + e-
H2O + H2O+
H3O+ + OH
H2O*
H2O*
OH + H
Pada reaksi tersebut molekul air tekenan radiasi yang menyebabkan molekul menjadi tak
stabil (H2O*) dan akhirnya pecah menjadi senyawa radikal OH dan H. Senyawa/atom OH
dan H merupakan senyawa radikal yang bisa berikatan dengan senyawa yang lain secara
bebas. Reaksi-reaksi senyawa tersebut disebut rekasi radikal bebas.
b. Efek embriologik
c. Kataraktogenik
d. Efek Genetik