Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN LAB TEKNIK PENGUKURAN FREKUENSI TINGGI

Percobaan No. 6
Pengukuran Karakteristik Transmisi dan Impedansi LPF serta Perhitungan Uncertainty ()

Oleh :
Kelompok 1/Kelas 3A2
1.
2.
3.
4.

Ikhsan Maulana/131331017
Letmiyuni Lestari M/131331019
Mochammad Praditia J/131331020
Rafiqa Lathifah N/131331021

Tanggal percobaan : 1/12/2015

PRODI TELEKOMUNIKASI TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
DESEMBER 2015

1. PERCOBAAN NO

:6

2. JUDUL PERCOBAAN
Pengukuran Karakteristik Transmisi dan Impedansi LPF serta Perhitungan
Uncertainty ().
3. TUJUAN
3.1 Mengukur parameter-parameter karakteristik transmisi LPF seperti shape factor,
insertion loss, dan ripple.
3.2 Mengukur parameter-parameter karakteristik impedansi LPF seperti return loss,
koefisien pantul, dan VSWR.
3.3 Menghitung uncertainty () dari LPF yang diukur.
4. TEORI PEDAHULUAN
Filter adalah sebuah rangkaian yang dirancang agar mengalirkan suatu pita frekuensi
tertentu dan menghilangkan frekuensi yang berbeda dengan pita ini, atau rangkaian
yang dapat memilih frekuensi agar dapat mengalirkan frekuensi yang diinginkan dan
menahan (couple), atau membuang (by pass) frekuensi yang lain.
Low Pass Filter ( LPF ) atau filter lolos bawah adalah filter yang hanya melewatkan
sinyal dengan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut off (fc) dan akan
melemahkan sinyal dengan frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi cut off (fc) .
Pada LPF yang ideal sinyal dengan frekuensi diatas frekuensi cut off (fc) tidak akan
dilewatkan sama sekali ( tegangan output = 0 ).

Gambar 1. Kurva karakteristik LPF yang ideal


Karakter filter yang sebenarnya tidaklah sama dengan karakter filter yang ideal.
Dalam filter yang sebenarnya, frekuensi cut-off mempunyai magnitude -3 dB. Pada
filter yang sebenarnya juga terdapat apa yang disebut pita transisi (transititon band),
yang kemiringannya dinyatakan dalam dB/oktav atau dB/dekade.

Gambar 2. Kurva karakteristik LPF dengan transisi


Insertion Loss adalah kehilangan sinyal karena suatu perambatan dan biasanya
dinyatakan dalam satuan dB. Dalam filter inserion loss dapat dilihat dari ripple yang
berasal dari filter tersebut, disana akan ada dua titik insertion loss yaitu insertion loss
maximal dan insertion loss minimal. Untuk menghitung nilai insertion loss dapat
menggunakan rumus
Insertion Loss=

ILmaxILmin
2

Ripple adalah faktor yang menunjukkan efektif atau tidaknya sebuah filter dan
biasanya dinyatakan dalam satuan dB. Semakin kecil faktor ripple maka semakin baik
pula filter yang digunakan. Untuk menghitung nilai ripple dapat menggunakan rumus
Ripple=ILmaxIL min
Shape Factor adalah perbandingan antara frekuensi rejection dan frekuensi cut off
(cf). Frekuensi rejection adalah frekuensi yang memiliki nilai redaman besar
sedangkan frekuensi cut off adalah frekuensi yang memiliki nilai redaman kecil.
Shape Factor akan dinyatakan baik apabila perbandingan tersebut bernilai 1, jika nilai
shape factor lebih dari 1 dan kurang dari 2 maka nilai tersebut masih bisa dikatakan
baik ( acceptable ). Untuk menghitung nilai shape factor dapat menggunakan rumus
Shape Factor =

Frek Rejection
Frek cut off

Return Loss menunjukkan suatu nilai kesesuaian dari impedansi input atau dapat
disebut sebagai hilangnya daya di sinyal pantulan atau tercermin diskontinuitas dalam
saluran transmisi atau serat optik. Diskontiunitas ini bisa menjadi ketidakcocokan
dengan beban terminating atau dengan perangkat yang dimasukkan ke dalam jalur.
Hal ini biasanya dinyatakan sebagai rasio dalam desibel (dB). Pada percobaan ini,
pengukuran nilai return loss adalah dengan membandingkan nilai coupling forward
dan coupling reverse.

5. SETUP PENGUKURAN

Gambar 3. Setup kalibrasi port B dan R.

Gambar 4. Setup kalibrasi open dan short.

Gambar 5. Setup pengukuran karakteristik transmisi LPF.

Gambar 5. Setup pengukuran karakteristik impedansi LPF.

6. ALAT/BAHAN YANG DIPERLUKAN

Sweep Oscillator HP 8620C (0,01 2,4 GHz)


RF Plug-In HP 86222A (0,01 2,4 GHz)
Scalar Network Analyzer HP 8756A
Multifuction Counter IN LM3010
Low Pass Filter K&L Microwave 4L120-500-NF/N
Dual Directional Coupler Mini Circuit 15542 Coupler 2DC-10-1
RF Detector Schottky HP 11664A Max Input 20 dBm / 10 VDC (0,01 18 GHz)
Terminasi 50
Grounding
Kabel Coaxial N-type to N-type 50
Konektor N-type female to BNC male

7. LANGKAH PERCOBAAN
7.1 Pengaturan Sweep Osillator dan RF Plug-In.

Aturlah range frekuensi yang akan disweep yaitu start frekuensi pada
frekuensi 10 MHz dan stop frekuensi pada frekuensi 1000 MHz.
Aturlah level daya di 0 dB dengan mode INT agar RF device mengatur
pemberian level daya secara otomatis.

7.2 Pengaturan Scalar Network Analyzer.

Kalibrasi port B dan R sehingga level referensi menjadi 0 dB, dengan langkah
berikut.
o Rangkailah setup kalibrasi 0 dB reference seperti yang ditunjukkan
oleh gambar 3.
o Perhatikan REF level, jika nilai yang ditampilkan belum 0 dB, aturlah
REF level menjadi 0 dB dan REF Position pada posisi display sesuai
dengan keinginan.
o Perhatikan Port level, jika nilai yang ditampilkan belum 0 dB, aturlah
Port level menjadi 0 dB dengan memberikan level referensi offset.

Kalibrasi open dan short, dengan langkah berikut.


o Rangkailah setup kalibrasi 0 dB reference seperti yang ditunjukkan
oleh gambar 4.
o Gunakan menu CAL OPEN/SHORT, dan ikuti instruksi yang diberikan
oleh scalar network analyzer.

7.3 Pengaturan Multifuction Counter.

Aturlah mode GATE TIME pada 1S dan mode FUNCTION pada B FRQ,
karena pada percobaan kali ini, port input yang digunakan adalah B Input.
Perhatian :
Apabila akan menggunakan multifuction counter, lepaskan hubungan port
EXT AM pada sweep osillator dengan port Modulator Drive pada scalar
network analyzer.

7.4 Pengukuran Karakteristik Transmisi

Rangkailah setup pengukuran karakteristik transmisi seperti yang ditunjukkan


oleh gambar 5.
Ukurlah frekuensi pada level daya -3 dB dan -40 dB, hitung shape factor
menggunakan rumus.
Shape factor =

BW 40 dB
BW 3 dB

Pada daerah pass band LPF, ukurlah level daya maksimal (Ripple max) dan level
daya minimal (Ripplemin), hitung ripple menggunakan rumus.
Ripple = Ripplemax Ripplemin

Pada daerah pass band LPF, ukurlah level daya maksimal / Insertion Loss
maksimal (ILmax) dan ukurlah level daya minimal / Insertion Loss minimal
(ILmin) sebagai sampel, hitung ripple menggunakan rumus.
Insertion Loss =

ILmax+ ILmin
2

7.5 Pengukuran Karakteristik Impedansi

Lakukan kalibrasi open dan short seperti langkah 7.2


Rangkailah setup pengukuran karakteristik impedansi seperti yang
ditunjukkan oleh gambar 6.
Pada mode M-MEM, ukurlah return loss untuk setiap 100 MHz dari range
frekuensi 10 1000 MHz dengan menggunakan ratio measurment (B/R).
Ukurlah frekuensi pada saat return loss sebesar 3 dB.

8. HASIL DAN ANALISA

Pengukuran Karakteristik Transmisi

Gambar . Kurva Karakteristik Transmisi LPF (10 1000 MHz).


Dari kurva karakteristik transmisi LPF seperti yang ditunjukkan gambar ,
diperoleh informasi frekuensi cutoff (BW3dB) adalah sebesar 510 MHz dan
frekuensi rejection (BW40dB) adalah sebesar 795 MHz. Dari informasi tersebut
dapat dicari nilai shape factor (SF), sbb :
Shape factor
Frekuensi Cutoff (BW3dB)

= 510 MHz

Frekuensi Rejection (BW40dB) = 795 MHz


Shape Factor (SF)

BW 40 dB 795 MHz
=
=1,56
BW 3 dB 510 MHz

Dari perhitungan diatas, besar nilai shape factor yang didapatkan dari hasil
perbandingan frekuensi cutoff (BW3dB) dengan frekuensi rejection (BW40dB)
adalah 1,56. Dari nilai tersebut, maka LPF memiliki ketajaman kemiringan
slope yang cukup handal walaupun tidak berbentuk filter rectangular ideal
dengan shape factor sebesar 1. LPF yang digunakan masih dalam keadaan baik
karena memiliki shape factor (SF) yang baik berada pada rentang 1-2 dB.

Gambar . Kurva Karakteristik Transmisi LPF pada Daerah Passband (10 462
MHz).
Dari kurva karakteristik transmisi LPF seperti yang ditunjukkan gambar ,
diperoleh informasi nilai ripple maksimal adalah sebesar -0,22 dB dan ripple
minimal adalah sebesar -0,78 dB serta nilai insertion loss maksimal adalah
sebesar 0,22 dB dan insertion loss minimal adalah sebesar 0,78 dB. Dari
informasi tersebut dapat dicari nilai ripple dan insertion loss (IL), sbb :
Ripple
Ripplemax

= -0,22 dB

Ripplemin

= -0,78 dB

Ripple

= Ripplemax Ripplemin = -0,22 (-0,78) = 0,56 dB

Dari perhitungan diatas, besar nilai ripple yang didapatkan dari hasil
pengurangan ripple maksimal dengan ripple minimal adalah 0,56 dB. Ripple
tersebut menunjukkan bahwa terdapat ketidak-rataan atau terjadi fluktuasi
pada daerah pass band. Semakin kecil nilai ripple, maka semakin baik filter
yang digunakan. LPF yang digunakan masih dalam keadaan baik karena
memiliki ripple yang baik dibawah 1 dB.
Insertion Loss (IL)
ILmax

= 0,22 dB

ILmin

= 0,78 dB

IL

ILmax+ ILmin 0,22+(0,48)


=
=0,5 dB
2
2

Rugi-rugi sisipan pada daerah passband yang diberikan oleh LPF membuat
level daya sinyal yang di inputkan sebesar 0 dBm mengalami loss. Dari
perhitungan diatas, besar nilai insertion loss yang didapatkan dari hasil ratarata insertion loss maksimal dengan insertion loss minimal adalah 0,5 dB.
Nilai tersebut menunjukkan bahwa LPF yang digunakan masih dalam keadaan
baik karena memiliki insertion loss yang baik dibawah 1 dB.

Pengukuran Karakteristik Impedansi

Gambar . Kurva Karakteristik Impedansi LPF (10 1000 MHz)


Dari kurva karakteristik Impedansi LPF seperti yang ditunjukkan gambar ,
diperoleh informasi frekuensi cutoff (BW3dB) adalah sebesar 513 MHz.
Frekunsi (MHz)
10
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000

Return Loss
(dB)
26,48
28,35
25,21
22,74
21,46
4,30
0,11
0,30
0,66
0,62
0,35

Koefisien
Pantul
0,047
0,038
0,055
0,073
0,085
0,61
0,987
0,966
0,927
0,931
0,961

VSWR
1,099
1,079
1,116
1,157
1,186
4,128
152,85
57,82
26,40
27,99
50,28

Tabel 1. Pengukuran Karakterstik Impedansi LPF (10 1000 MHz)


Dari tabel pengukuran karakteristik impedansi LPF seperti yang ditunjukkan
Tabel 1, pada daerah passband (10 462 MHz) memiliki nilai return loss ratarata sekitar 25,85 dB sedangkan pada daerah rejectionband (513 1000 MHz)
memiliki nilai return loss rata-rata yang lebih kecil sekitar 0,41 dB. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin besar return loss maka sinyal yang
dipantulkan (tidak dilewatkan) semakin kecil karena impedansi input LPF
semakin match dengan sistem seperti yang terjadi pada daerah passband,
sebaliknya semakin kecil return loss maka sinyal yang dipantulkan (tidak

dilewatkan) semakin besar karena impedansi input LPF semakin unmatch


dengan sistem seperti yang terjadi pada daerah rejectionband.

Pengukuran Karakterisitik Transmisi dan Impedansi


Frekuensi
(MHz)
10
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1000

Pengukuran Transmisi
Daya (dBm)
-0,32
0,51
-0,54
-0,64
-0,76
-2,72
-17,42
-30,6
-40,8
-47,45
-49,72

Pengukuran Impedansi
Return Loss (dB)
-26,48
-28,35
-25,21
-22,74
-21,46
-4,30
-0,11
-0,30
-0,66
-0,62
-0,35

Tabel 2. Pengukuran Karakterstik Transmisi dan Impedansi LPF (10 1000


MHz)

Gambar . Kurva Karakterstik Transmisi dan Impedansi LPF (10 1000 MHz)
Dari tabel pengukuran dan kurva karakteristik transmisi dan impedansi LPF
seperti yang ditunjukkan Tabel 1 dan Gambar , terlihat bahwa kurva
karakteristik transmisi berbanding terbalik dengan kurva karakteristik
impedansi serta terdapat titik potong kurva karakteristik transmisi dan
impedansi LPF pada frekuensi 512 MHz dengan level daya -3dBm. Titik
potong tersebut membagi kurva tersebut menjadi dua daerah yaitu daerah
passband (<512 MHz) yang memilki impedansi input LPF yang match dengan

sistem pengukuran dan daerah rejectionband (>512 MHz) yang memilki


impedansi input LPF yang unmatch dengan sistem pengukuran.

Perhitungan Uncertainty ()
Perhitungan uncertainty dilakukan pada daerah passband (10 462 MHz)
yang memiliki nilai return loss rata-rata sekitar 25,85 dB, maka perhitungan
sbb :
R/L

= 25,85 dB

Directivity

= 26,1 dB

VSWR coupler

= 1,3 (datasheet)

R/L

25,85

l = 1020 =10 20 =0,05 1

VSWR1 1,31
=
=0,13
VSWR+1 1,3+1

= 10

= A + C l2 = 0,05 + (0,11 x 0,0512) = 0,05

Directivity
20

26,1
20

=10

=0,05

A + ( 0.75 x c ) = 0.05 + ( 0.75 x 0.13 )


2

= 0,11

Gambar . Error Windows Pengukuran dalam

l.

9. KESIMPULAN
Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa :

Pada pengukuran karakteristik LPF terdapat dua karakteristik yang diukur


yaitu karakteristik transmisi (insertion loss, ripple dan shape factor) dan
impedansi (return loss, koefisien pantul dan VSWR)
Ketiga parameter pada pengukuran karakteristik transmisi yaitu insertion loss,
ripple dan shape factor, menunjukan bahwa LPF yang digunakan pada
percobaan dalam kondisi baik karena dari ketiga parameter tersebut memiliki

hasil ukur pada kriteria yang bisa dikatakan baik (acceptable) pada setiap
parameternya.
Semakin besar return loss maka sinyal yang dipantulkan (tidak dilewatkan)
semakin kecil karena impedansi input LPF semakin match dengan sistem
seperti yang terjadi pada daerah passband, sebaliknya semakin kecil return
loss maka sinyal yang dipantulkan (tidak dilewatkan) semakin besar karena
impedansi input LPF semakin unmatch dengan sistem seperti yang terjadi
pada daerah rejectionband.
Dari hasil pengukuran, kurva karakteristik transmisi berbanding terbalik
dengan kurva karakteristik impedansi serta terdapat titik potong antara kurva
karakteristik transmisi dan impedansi LPF, pada percobaan kali ini titik potong
terjadi pada frekuensi 512 MHz dengan level daya -3 dB.
Uncertainty pada pengukuran karakteristik impedansi LPF disebabkan oleh
directivity coupler dan VSWR output coupler.

10. DAFTAR PUSTAKA


Aryutomo.
Penyearah
dengan
Filter.
https://aryutomo.wordpress.com/tag/faktor-ripple/

Desember

2015

Kusumohadi, Choirul. LPF (Low Pass Filter. 4 Desember 2015 http://chkusumo.blogspot.co.id/2014/05/lpf-low-pass-filter.html

Anda mungkin juga menyukai