Gambar 1.
Elektroporasi
b.
Polyethylen glycol (PEG)
protoplas
PE
G
Gambar 2.
PEG
c. Particle Bombardment
Particle Bombardment atau disebut juga biolistic
merupakan metode transfer gen yang digunakan untuk
melakukan transformasi terhadap sel secara in situ. DNA
target akan diletakkan diatas permukaan emas sekitar 0.51.5 mikrometer. DNA tersebut kemudian dilakukan
penembakan dengan alat yang disebut gene gun. Gene gun
akan menembak sel dengan tekanan tinggi. DNA yang sudah
dilapisi emas akan masuk ke dalam jaringan menembus
dinding sel dan membran, kemudian DNA berdifusi dan
menyebar di dalam sel secara independen.
d. Silikon Karbid
Gambar 4. Silikon
Karbid/Whiskers
e. Freeze-Thaw
Freeze-thaw merupakan suatu metode yang dapat membentuk
fase kristalin pada polimer hidrogel yang membuat hidrogel
menjadi lebih kuat dan liat. Selain karena lebih banyaknya fase
kristalin yang terbentuk, kekuatan hidrogel dari metode ini
didapatkan karena fase kristalin hasil freeze-thaw akan
menghasilkan ikatan silang (Puspitasari dkk., 2011; Millon dkk.,
2007).
Metode
freeze-thaw
diharapkan
akan
mampu
meningkatkan kekuatan fisik membran tanpa mengubah
komposisi bahan penyususnnya. Artinya, dengan menggunakan
komposisi penyusun membran yang telah teruji memiliki
biokompatibilitas dan biodegradabilitas yang baik, dapat
diupayakan cara untuk meningkatkan kekuatan fisik membran
tersebut.
Cara melakukan metode ini dimulai dengan pelet E. coli
rekombinan diresuspensi dalam PBS kemudian dimasukan ke
dalam Nitrogen cair selama 1 menit dan dimasukan ke dalam air
mendidih selama 30 detik atau 1 menit, diulang sebanyak 5 kali.
Triparental Mating
Triparental mating merupakan sebuah metode konjugasi materi
genetik (DNA) antarsel yang memanfaatkan kontak antarsel
dengan perantara E.coli.
Proses ini membutuhkan tiga komponen yaitu :
Helper strain sebagai strain yang membantu mobilisasi broad
host range plasmid dan tidak akan bereplikasi di recipient
Donor strain sebagai strain yang akan memberi plasmid of
interest
Recipient strain sebagai strain yang akan menerima plasmid
of interes.
Mekanisme triparental mating :
1. Helper plasmid mengkode semua protein untuk membentuk
mating bridge yang akan digunakan untuk transfer dirinya
sendiri dan mobilisasi plasmid lain ke recipient plasmid.
2. Terlebih dahulu hepler plasmid memindahkan dirinya ke
donor strain yang mana membawa GOI yang akan
dipindahkan ke A.tumefaciens.
3. Kemudian, helper plasmid akan membantu mobilisasi
perpindahan plasmid GOI ke dalam A.tumefaciens strain
4. Di dalam A.tumefaciens terdapat helper plasmid dan donor
plasmid. Namun, helper plasmid tidak akan ikut bereplikasi
Proses mating dilakukan dengan menggoreskan atau
mengaduk bersama satu lup koloni bakteri E. coli kemudian
helper (E.coli strain pRK2013) dan Agrobacterium (LBA4404)
secara bergantian pada medium LB padat tanpa antibiotik
(Minarsih, 2003). Selanjutnya kultur diinkubasi pada suhu 28 o C
selama 8- 18 jam. Seleksi dilakukan dengan cara
menumbuhkan kembali koloni bakteri tersebut pada medium
seleksi yaitu LB padat yang mengandung antibiotik rifampisin
dan kanamisin kemudian diinkubasi pada suhu 28o C selama 18
jam. Pada medium seleksi ini diharapkan tumbuh bakteri
Agrobacterium yang membawa plasmid rekombinan.
Gambar 5. Triparental
Mating
Kesimpulan :
Dari beberapa metode transformasi
di atas, dalam kasus ini digunakan
triparental
mating
karena
tahapan
yang
dilakukan
menggunakan bakteri perantara,
yaitu E.coli. Plasmid GOI E.coli
nantinya akan di transfer ke
A.tumefaciens dengan bantuan
helper strain E.coli pRK2013.
Daftar Pustaka
http://biogen.litbang.pertanian.go.id/terbitan/pdf/agrobiogen_7
_1_2011_02.pdf (diakses pada 24 November 2015)