Disusun oleh:
TUJUAN PRAKTIKUM
Mampu membuat sediaan obat tetas mata pilokarpn HCl dengan formula yang
benar serta dapat mengevaluasi sediaan yang dibuat
AI.
PENDAHULUAN
Obat tetes mata atau Guttae Opthalmicae adalah sediaan steril berupa larutan
ataususpensi, digunakan untuk mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata
disekitar kelopak mata dan bola mata. (FI III, hal 10). Larutan oftalmik harus jernih dan
bebas dari partikel partikulat untuk keamanan dan kenyamanan. Formulasi suspensi
oftalmik atau gel oftalmik dapat dibuat jika diperlukan untuk membuat produk yang
bertujuan meningkatkan waktu kontak kornea, atau suspensi oftalmik diperlukan untuk
obat yang tidak larut atau stabil dalam pembawa air. Sterilitas merupakan persyaratan
paling penting
Larutan oftalmik yang dibuat secara tidak tepat dapat mengandung bermacam
organisme. Secara tidak langsung menginfeksi bakteri ke jaringan tubuh. Infeksi mata dari
organisme ini dapat menimbulkan kebutaan. Oleh sebab itu sangat berbahaya untuk
menetaskan produk tidak steril kedalam mata apabila kornea mengalami pengikisan,
misalnya karena penggosokan mata. Dengan demikian, sangatlah penting adanya sediaan
steril obat tetes mata. Agar obat yang digunakan tidak menginfeksikan bakteri ke jaringan
tubuh.
Saat ini miotik digunakan sebagai tambahan pada pemberian penyekat-beta atau
simpatomimetik karena perannya yang telah terbukti memberikan efek tambahan dalam
mengontrol tekanan intra okular (TIO). Pilokarpin merupakan miotik yang berkerja
langsung, biasa digunakan untuk Pengobatan glaukoma yang bertujuan untuk mengurangi
tekanan di dalam mata dan mencegah kerusakan lebihlanjut pada penglihatan. Sediaan obat
tetes mata steril ini dapat dengan mudah digunakan untuk penyakit yang telah ditentukan
tanpa menginfeksikan bakteri masuk kedalam jaringan mata.
BI.
TINJAUAN PUSTAKA
Pilokarpin HCl merupakan bahan obat yang khas digunakan pada mata
(opthalmologika) dengan kerja penyempit pupil (miotika). Pilokarpin HCl dibuat sedian
tetes mata karena berfungsi sebagai miotik untuk pengobatan glaucoma. Pengobatan
glaukoma bertujuan untuk mengurangi tekanan di dalam mata dan mencegah kerusakan
lebihlanjut pada penglihatan. Pilokarpin HCl untuk treatment of glaucoma ( Britis
Pharmacope, 2009). Glaukoma adalah kelainan yang ditandai dengan kehilangan
pandangan penglihatan yang berhubungan dengan kerusakan pada optic disc dan saraf
mata. Walaupun umumnya glaukoma dikaitkan dengan peningkatan intraokular tapi juga
dapat terjadi pada tekanan intraokular normal.
Obat tetes mata atau Guttae Opthalmicae adalah sediaan steril berupa larutan
ataususpensi, digunakan untuk mata dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir mata
disekitar kelopak mata dan bola mata. (FI III, hal 10). Sediaan obat tetes mata bias dibuat
dalam bntuk larutan dan juga suspensi.
Syarat obat tetes mata
1. Steril
2. Larutan tetes mata harus jernih dan bebas partikel
3. Sedapat mungkin isohidris dengan cairan mata yaitu pH 7,4. (Diktat
Kuliah,Teknologi Farmasi Sediaan Steril, hal 301). Sedangkan pH yang masih
bisaditolerir adalah 3,5 10,5. (The Pharmaceutical Codex, p. 163).
4. Sedapat mungkin isotonis, yang masih bisa diterima adalah 0,7 1,5 %. (TPC,
p.163).
5. Sediaan yang dibuat tidak mengiritasi mata
6. Peringatan : sediaan tidak dapat digunakan 30 hari setelah dibuka
Sediaan tetes mata mempunyai banyak persamaan dengan sediaan parenteral.Formulasi
sediaan tetes mata yang stabil memerlukan bahan-bahan yang sangat murniseperti bebas
dari kontaminan kimia, fisik (partikel), dan mikroba. Sediaan tetes matadigunakan dalam
jumlah yang besar, seperti irigan mata, atau dalam pemeliharaan peralatan seperti lensa
kontak. Beberapa pertimbangan dalam pembuatan obat mata:
1. SterilitasSediaan harus dikerjakan seaseptis mungkin dan dilakukan proses
sterilisasi yangsesuai. Cara sterilisasi yang sering digunakan untuk obat tetes
mata adalah pemanasan dengan otoklaf, pemanasan dengan bakterisida, dan
penyaringan
2. Iritasi pH sediaan yang tidak cocok dengan air mata akan mengakibatkan iritasi
yangdisertai dengan keluarnya air mata. Difusi obat akan terhalang sehingga
jumlahobat tidak efektif
3. PengawetPengawet perlu ditambahkan khususnya untuk obat tetes mata dosis
ganda.
Syarat pengawet: efektif dan efisien, tidak berinteraksi dengan bahan aktif atau
bahan pembantu lainnya, tidak iritan terhadap mata, dan tidak toksis.
Akan dibuat obat tetes mata pilokarpin. Pilokarpin adalah senyawa alkaloid
yang berasal dari tanaman Pilocarpus jaborandi dan Pilocarpus microphyllus termasuk
obatkolinergik parasimpatomimetik yang menyebabkan miosis bila dipakai sebagai obat
tetesmata.
Zat
aktif
yang
dipilih
adalah
bentuk
garam
pilokarpin
yaitu
dalam jumlah kecil, pengenceran dengan air mata cepat terjadi sehingga rasa perih akibat
hipertonisitas hanya sementara. Tetapi penyesuaian isotonisitas oleh pengenceran dengan
air mata tidak berarti, jika digunakan larutan hipertonik dalam jumlah besar sebagai koliria
untuk membasahi mata. Jadi yang penting adalah larutan obat mata untuk keperluan ini
harus mendekati isotonic (Depkes RI,2004)
3.
4.
5.
6.
IV.
Pendapar
Peningkat viskositas
Anti oksidan
Surfaktan ( bila diperlukan)
FORMULASI
1. Bahan aktif
Bahan aktif
Pemerian
Kelarutan
Panas
pg.1005)
Cahaya
pH sediaan injeksi
hidrolisis/ oksidasi
JP, Martindale
Asam
Larutan
Autoklaf, 121c, 15 menit, 15 PSI
Wadah OTM tertutup rapat, terlindung
cahaya
2. Na EDTA
Pemerian
Kelarutan
Praktis tidak larut dalam kloroform dan eter, sedkit larut dalam
etanol (95%), larut dalam air 1:11 bagian (HOPE 6th ed, p 243)
Stabilitas
Kegunaan
Inkompabilitas
3. Benzalkonium kloride
Pemerian
Kelarutan
Stabilitas
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
pH sediaan injeksi
Kegunaan
Inkompabilitas
4. PVP
Pemerian
Kelarutan
Stabilitas
air
rentan
terhadap
Kegunaan
Inkompabilitas
5. WFI
Pemerian
Kelarutan
Stabilitas
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
pH sediaan injeksi
Kegunaan
Inkompabilitas
Dalam formulasi farmasi, air dapat bereaksi dengan obatobatan dan eksipien lain yang rentan terhadap hidrolisis
(dekomposisi di keberadaan air atau uap air). Air dapat
bereaksi dengan logam alkali dengan cepat , seperti kalsium
oksida dan magnesium oksida. Air juga bereaksi dengan
garam anhidrat untuk membentuk hidrat dari berbagai
komposisi, dan dengan bahan tertentu dan kalsium karbida.
(HOPE 6th2009, hlm 766)
V.
PENDEKATAN FORMULA
No
1
2
Bahan
Pilokarpin HCL
Benzalkonium
Jumlah (%)
1,9393%
0,01%
Fungsi / alasan
Zat aktif
Pengawet
3
4
5
6
kloride
Na EDTA
PVP
HCL / NaOH 0,1 N
WFI
0,02%
2%
Qs
Ad 100%
VI.
: 10,7 ml
: 3 x 10,7 ml : 32,1 ml
BM pilokarpin HCL
x 1,5
BM pilokarpin
244,72
x 1,5 :1,763
208,26
Zat aktif dilebihkan 10%
1,763
x 50 ml :0,8815 g
100
Tonisitas
pilokarpin HCL
:ExC
: 0,23 x 1,9393%
: 0,446%
benzalkonium kloride : E x C
: 0.16 x 0,01%
: 0,0016%
Na EDTA
PVP
:ExC
: 0,24 x 0,02%
: 0,0048%
:ExC
: 0,01 x 2%
: 0,02%
: 0,9% - 0,4724%
: 0,4275%
VII.
1
x 0,4275 :2,672
0,16
PENIMBANGAN
Penimbangan dibuat sebanyak 50 ml berdasarkan pertimbangan
penambahan 0,7 ml dan sediaan total dilebihkan 10% untuk Memenuhi syarat
penetapan volume wadah sediaan OTM, viskositas tinggi dan mencegah
kehilangan bobot selama proses produksi.
No
1
2
Nama bahan
Pilokarpin HCL
Benzalkonium
3
4
5
kloride
Na EDTA
PVP
WFI
0,02% x 50 ml : 0,01 g
2% x 50 ml : 1 g
50 ml ( 0,969 + 0,005 + 0,01 + 1) :
48,16 ml
VIII. STERILISASI
1. Alat
Nama Alat
Cara Sterilisasi
Waktu
Jumlah
Sterilisasi
Kaca arlogi
15 menit
Spatel
15 menit
Beaker glass 50 ml
15 menit
15 menit
Batang pengaduk
15 menit
Pipet
15 menit
Erlenmeyer
15 menit
Corong
15 menit
Buret
15 menit
15 menit
15 menit
Gelas ukur 10 ml
Oven 170 c
1 jam
Gelas ukur 25 ml
Oven 170 c
1 jam
Karet pipet
Alcohol 70%
1 hari
2. Wadah
No
Nama alat
Jumlah
Wadah OTM
3. Bahan
N
o
1
2
3
4
5
IX.
Nama bahan
Pilokarpin HCL
Benzalkonium kloride
Na EDTA
PVP
WFI
ditimbang
0,9696 g
0,005 g
0,01 g
1g
48,16 ml
PROSEDUR PEMBUATAN
Ruang
Grey area
( ruang sterilisasi )
Prosedur
1. Kalibrasi beaker glas utama 50 ml
2. Alat alat yang bermulut seperti corong, beaker glass, glaas
ukur, Erlenmeyer ditutup dengan kertas pekamen
3. Sterilisasi dengan autoklaf, 121c 15 PSI, 15 menit seperti
corong, buret, beaker glass, kaca arlogi, batang pengaduk,
spatel, Erlenmeyer, membrane filter, pipet, WFI.
4. Sterilisasi dengan oven, 170 c, 1 jam seperti gelas ukur
5. Desinfeksi menggunakan alkhol 70% selama 1 hari seperti
wadah otm, tutup wadah otm, karet pipet.
6. Lakukan sterilisasi, setelah steril simpan di tranfer box ke
Grey area
white area
Bahan diambil menggunakan kaca arlogi steril kemudian ditutup
( penimbangan)
Erlenmeyer
ditutup
dengan
penutup
Erlenmeyer
9. Lakukan sterilisasi sediaan dengan autoklaf 121c , 15
menit, 15 PSI. di transfer ke ruang sterilisasi menggunakan
transfer box
10. Setelah selesai sterilisasi, sediaan dibawa ke ruang
White area
( ruang pengisian )
grade A background
B
Grey area
( ruang evaluasi)
sekunder
X.
NO
Jenis
Evaluasi
Evaluasi
Prinsip Evaluasi
Jumlah
Hasil
Sampel
Pengamatan
Syarat
fisika
1.
Bahan
Dengan
cara 1
Terdapat
Penghamburan
partikulat
memanfaatkan
sensor
partikel.
cahaya
dalam
penghamburan cahaya
Terdapat
Hasil
injeksi
bahan
perhitungan
partikulat
jumlah
total
terkumpul
pada
maka
penyaring
harus
berbeda
dalam
dilakukan
pengujian mikroskop
syarat
diuji
melebihi
nilai
yang
sesuai
dengan
yang
tertera pada FI
2.
3.
Penetapan
Mengukur
4,12
3,3-5,5
pH
pHmenggunakan
Uji
indikator pH universal
Dilakukan
dengan
Larutan
Jernih.
kejernihan
menggunakan
belakang
putih
latar
dan
bila
Larutan
dibandingkan
bila
4.
dibandingka
untuk
melihat
ada
dengan
larutan
dengan aquadest
larutan
Uji
aquadest
Sediaan
Tidak mengalami
kebocoran
tidak
kebocoran
yang
panas
megalami
disterilisasi
kebocoran
masih
setelah
dimasukkan ke dalam
larutan
1%.
syarat
5.
metilen
Jika
blue
memenuhi
wadah
tidak
Uji
Sediaan
Sediaan
kejernihan
tidak jernih
jernih
dan warna
Dispensasi
Dispensasi
Dispensasi
Dispensasi
Viskositas
latar
belakang
untuk
melihat
pengotor hitam
Perhitungan
menggunakan
viscometer kapiler atau
Bobot jenis
viscometer stormer
Perhitungan
menggunakan
piknometer
Evaluasi
1.
2.
kimia
Menggunakan
Identifikasi
spektrum
zat aktif
inframerah
Penetapan
hlm.799)
Menggunakan
kadar
kromatografi
serapan
(FI
cair
harus
hlm.800)
Evaluasi
Dispensasi
Dispensasi
Dispensasi
Dispensasi
Dispensasi
dispensasi
biologi
1
Uji sterilitas
Efektivitas
pengawet
Kandungan
zat
mikroba
XI.
berisi sample
Pengujian
dilakukan
anti menggunakan
kromatografi gas
PEMBAHASAN
Pada praktikum teknologi sediaan steril ini praktikan membuat sediaan steril obat
tetes mata dengan bahan aktif pilokarpin. Pada praktikum kaliini, praktikan menggunakan
zat aktif dalam bentuk asamnya yaitu pilokarpin HC. Pilokarpin HCl merupakan bahan
obat yang khas digunakan pada mata (opthalmologika) dengan kerja penyempit pupil
(miotika). Menurut literatu, zat aktif yang digunakan ditujukan untuk penggunaan topical.
Pilokarpin HCL biasa digunakan untuk sediaan optalpik ( obat tetes mata), sehingga pada
praktikum ini, sediaan dibuat untuk penggunaan optalmik. Sediaan optalmik pilokarpin ini
biasa digunakan untuk terapi penyakit glaucoma. Pilokarpin HCl untuk treatment of
glaucoma ( Britis Pharmacope, 2009).
Pilokarpi HCL merupakan zat aktif yang larut dalam air (Depker RI,2013). Untuk
pelarutnya, zat aktif ini digunakan WFI. Penggunaan WFI dalam praktikum ini berguna
untuk melarutkan zat aktif, eksipien dan sebagai pembawa. Sediaan optalmik pilokarpin ini
dibuat dalam bentuk larutan. Sterilisasi adalah salah satu persyaratan penting untuk larutan
larutan optalmik (goeswin,2013). Pilokarpin HCl merupakan zat aktif yang tahan terhada
pemanasan suhu yang cukup tinggi. Pilokarpin HCl melting with decompotition 171 176c (Pharmaceutical Codec,1994), sehingga pada pembuatan obat tetes mata steril ini
praktikan elakukan sterilisasi akhir menggunakan autoklaf 121 c 15 psi selama 15 menit.
Menurut perhitungan dosis, sediaan merupakan sediaan yang tertuju untuk
penggunaan multipledose. Sediaan ditambahkan pengawet anti mikroba yaitu benzalkoniuk
kloride. Penggunaan benzalkonium kloride sebagai pengawet karena dengan pengawet
tersebut bahan aktif yang digunakan tidak inkompatibel. Pengawet ini juga stabil pada pH
yang telah ditentukan praktikan. Benzalkonium klorise merupakan pengawet yang mudah
teroksidasi dengan logam (Rowe,2009) sehingga penggunaan pengawet ini biasa
dikombinasikan dengan Na EDTA sebagai agen peningkat aktivitas pengawet.
Sediaan tetes mata merupakan sediaan yang diinginkan memiliki waktu kontak
yang lama dengan mukosa mata. Obat tetes mata diingnkan memiliki viskosita 15-25 Cps
(Anonim,1013) sehingga sangat disarankan penggunaan peningkat viskositas yaitu PVP.
Penggunaan PVP olehpraktikan karena praktikan tidak melihat adanya zat perusak pada
PVP jika dalam penggunaannya dibarengkan oleh pilokarpin HCL.
Mata merupaka organ yang sensitive. Sediaan optalmik merupakan sediaan yang
langsung kontak dengan mukosa mata. Sehngga jika dalam sediaan terdapat partikel
berbahaya anan dengan mudah merusak dan mengiritasi mata. Salah satu syarat sediaan
optalmik adalah tidak mengiritasi.demikian sediaan yang dibuat harus terhindar dari
patikel berbahaya. Sediaan disaring menggunakan membrane filter sehingga organisme
yang kecil dapat tersaring. Membrane filter yang digunakan adalah mmbran filter 0,45 m
kemudian dilanjutkan dengan membrane filter 0,22 m.
Sediaan obat tetes mata merupakan sediaan yang kontak langsung dengan mukosa
mata namun langsung terserap kejaringan dan masuk ke pembulu darah pada mata.
Sediaan ini bukan hanya diinginkan waktu kontak dengan mata yang cukup lama namun
sediaan yang dibuat juga diinginkan isotonis terhadap darah. Sediaan yang isotonis adalah
sediaan yang setara dengan 0,9% NaCl atau 5% dekstrose. Sediaan yang dibuat adalah
hipotonis, sehingga perlu penambahan pengisotonis yaitu dekstrose. Praktikan memilih
menggunakan dekstrose karena jika sediaan dengan bahan aktif berupa asam
dikombinasikan dengan NaCl (penggunaan NaCl sebagai pengisotonis) akan membentuk
celat dan akan menimbulkan rasa perih pada mata. Hal ini membuat sediaan tidak
acceptable untuk pasien, oleh karena itu penggunaan NaCl dihindarkan.
Pilokarpin Hcl merupakan zat aktif yang biasa digunakan untuk optalmil. Kadar
pilokarpin
HCl
untuk
optalmik
adalah
90%-110%
(USP30-NF25).
Praktikan
menambahkan kadar zat aktif sebanyak 10% . untuk memenuhi syarat penetapan volume
SVP viskositas tinggi, sediaan dilebihkan 0,7 ml (Depkes Rfvi,2003). Untuk mencegah
terjadinya kehilangan volume saat pembuatan, sediaan total dilebihkan 10%.
XII.
KESIMPULAN
Formulasi yang tepat untuk sediaan steril infus adalah sebagai berikut.
No
Bahan
Jumlah
1
2
Pilokarpin HCL
Benzalkonium
ditimbang
0,9696 g
0,005 g
Zat aktif
Pengawet
3
4
6
kloride
Na EDTA
PVP
WFI
0,01 g
1g
48,16 ml
XIII.
DAFTAR PUSTAKA
Pharmaceutical Press.
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-11-mata/114-pengobatan-glaukoma
4/12/2015
Lund, W., 1994, The Pharmaceutical Codex, London : The Pharmaceutical Press
11.52 WIB
Sweetman,
S.C.,
2009.Martindale
The
Complete
Drug
Reference
36.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2010. Obat-Obat Penting : Khasiat,
Penggunan, dan Efek Sampingnya Edisi Keenam Cetakan Ke-3. Jakarta : PT.
Gramedia.
Brosur
Pilokapin HCL
OBAT TETES MATA STERIL
UNTUK PEMAKAIAN OPTALMIK
KOMPOSISI
Setiap ml mengandung :
Pilokarpin HCL
19,393 mg
Mengatasi penyakit glaucoma
Penurunan tekanan intraokuler
KONTRAINDIKASI
Pasien dengan resiko retinal detachment
EFEK SAMPING
Iritasi dan efek miosis pada awal pemakaian yang mungkin
tidak menyamankan.
PENYIMPANAN
Simpan pada suhu kamar/ruangan (25-30C). Wadah tertutp
rapat terlindung cahaya
NO REG. DKL1500402246A1
PT. PHARAFAMU FARMA
BANDUNG INDONESIA
Etiket
Kemasan