Anda di halaman 1dari 2

Rubber Bearing Sebagai

Peredam Gempa
Posted on May 15, 2010 by ronyardiansyah| 5 Comments
Ir. Rony Ardiansyah, MT.
Dosen Teknik sipil UIR

Akhir-akhir ini kita (di Indonesia) secara bertubi-tubi dihantam gempa, dengan
variasi intensitas gempa antara menengah hingga tinggi. Hal ini dikarenakan dua lempeng
tektonik raksasa yang bergerak dengan perlahan tapi pasti itu berbenturan, atau dengan
kata lain lempengan itu bergesekan di bawah muka bumi Indonesia. Energi yang sangat
besar dilepaskan dalam bentuk getaran yang disebarkan dari sumbernya ke segala arah.
Getaran inilah yang disebut dan dinamakan oleh ilmuan sebagai gempa tektonik atau
gempa saja. Banyak sekali akibat yang ditimbulkan oleh gempa antara lain, kerusakan
bangunan, penurunan atau peninggian tanah, tanah longsor, tanah pecah atau rengkah,
likuidasi, di mana waktu gempa terjadi, pasir bagaikan bubur dan gaya menjadi kecil,
sehingga menjadikan bangunan amblas, walaupun tidak rusak.
Seiring dengan kemajuan zaman, dimana karena tuntutan keterbatasan lahan yang
mengharuskan bangunan-bangunan modern di bangun secara vertikal dan menjulang
tinggi ke atas. Urgensi pentingnya penguasaan berbagai hal soal konstruksi perendam
terhadap getaran gempa, harusnya terus dikembangkan dan disosialisasikan, hal ini
dikarenakan posisi wilayah negara Indonesia yang memang terletak di daerah rawan
gempa.
Berpikir secara awam saja, bahwa bangunan rendah, rumah tinggal sederhana saja
hancur luluh rata dengan dengan tanah akibat gempa berskala sedang sampai tinggi. Lalu
bagaimana dengan bangunan tinggi? Akan tetapi, sebagian bangunan tinggi yang
dirancang dengan baik malahan tetap kokoh, berdiri tegar dan tanpa rusak sedikitpun,

sementara bangunan lainnya sudah hancur berkeping-keping. Apa rahasianya?


Bagaimana dengan mekanisme perendam bangunan gempanya? Dan sampai seberapa
tangguh struktur yang dirancang untuk meredam getaran gempa itu, dapat kita lihat
bersama ulasan berikut ini.
Memang gempa tidak dapat dicegah, tetapi dengan upaya dan perkembangan
teknologi getaran gempa dapat diminimalisir. Mengenai upaya-upaya mengembangkan
konstruksi tahan gempa di daerah rawan gempa, Ahli Peneliti Utama Bidang Struktur dan
Teknologi Gempa Depertemen Pekerjaan Umum (PU) Suwandojo Siddiq
mengungkapkan kepada majalah Konstruksi, penggunaan rubber bearing sebagai metode
untuk membuat bangunan menjadi aman terhadap gempa. Rubber bearing atau base
isolation berfungsi untuk meredam getaran gempa dari dalam tanah, agar tidak masuk
atau menjalar ke dalam bangunan bagian atas.
Rubber bearing berupa bantalan yang terbuat dari susunan lembar-lembar karet
dan pelat baja. Kedua bahan tersebut, biasanya direkatkan selang-seling, sehingga
membentuk bantalan berebentuk silinder yang mampu menahan beban tekan sampai 500
ton (lebih kurang 9 kali beban satu tiang ruko berlantai tiga) perunit. Bantalan karet atau
rubber bearing ini, dipasang di bawah bangunan, terletak diantara sisi atas pondasi dan
sisi bawah balok pondasi. Bantalan karet ini mampu meredam getaran gempa hingga
sebesar 75 persen, sehingga getaran gempa sisanya 25 persen yang diteruskan ke struktur
bagunan atas. Dengan demikian bangunan relatif tenang, tidak berguncang saat terjadi
gempa sedang sampai gempa kuat.
Pemasangan bantalan karet rubber bearing atau base isolation pada bangunan
memiliki berbagai keuntungan. Antara lain: struktur bangunan dapat dibuat lebih ringan
dan struktur tidak perlu terlalu kaku, karena getaran sudah diisolasi oleh bantalan karet.
Manfaat lain, adalah bahan peredam getaran gempa bantalan karet tersebut, cocok untuk
bangunan yang tidak boleh terguncang ketika gempa terjadi, seperti; ruang operasi rumah
sakit, pusat data komputer, museum benda keramik kuno, dan lain-lain.
Aplikasi bantalan karet peredam gempa, pernah diuji coba pada beberapa
bangunan bertingkat di Indonesia. Hasilnya ketika terjadi gempa, struktur bangunan
tersebut dalam kondisi tetap utuh dan tidak mengalami kerusakan sedikitpun. Pada alas
bagunan yang dipasang 15 unit bantalan karet berdiameter 150 milimeter dan tebal 300
milimeter tersebut, ketika terjadi gempa dengan intensitas sedang beberapa tahun yang
lalu, struktur bangunan tersebut dalam kondisi tetap utuh dan tidak mengalami kerusakan
sedikitpun hingga kini.
Bantalan karet menjadi sangat populer dan keberadaannya cukup penting untuk
meredam gempa, serta banyak digunakan pada bangunan bertingkat tinggi, setelah terjadi
gempa kuat yang menghancurkan Kobe, Jepang, pada Januari 1995 lalu. Pada waktu itu,
bangunan yang menggunakan bantalan karet, seperti gedung Pusat Telekomunikasi Kobe,
selamat tidak mengalami kerusakan berarti. Berdasarkan pengalaman tersebut, bantalan
karet terbukti dapat melindungi bangunan penting.***

Anda mungkin juga menyukai