Resilience Scorecard Ind V 28 Okt 2015
Resilience Scorecard Ind V 28 Okt 2015
Status terakhir pada tanggal 10 Maret 2014: dokumen ini merupakan dokumen yang sedang disusun, dan dapat berubah, mungkin bahkan berubah
secara mendasar, sesuai pengalaman yang diperoleh dalam penggunaannya. Silahkan memberikan komentar dan saran anda.
Rapor Ketangguhan terhadap Bencana disampaikan sebagaimana adanya dan tidak ada jaminan bahwa rapor ini sudah menyeluruh dan akurat.
Pengguna diharapkan dapat memanfaatkan alat ini sesuai dengan maksudnya.
Halaman 1 dari 68
Rapor Ketangguhan Kota terhadap Bencana, berdasarkan Sepuluh Langkah Mendasar UNISDR
Rapor ini berisi seperangkat penilaian yang akan membantu kota untuk memahami seberapa tangguh mereka dalam menghadapi bencana. Alat ini
dikembangkan berdasarkan Sepuluh Langkah Mendasar 1 UNISDR untuk penanggulangan bencana dan memberi tambahan rincian serta
kuantifikasi pada Alat Penilaian Mandiri Pemerintah Daerah (LGSAT)2 UNISDR. Rapor disusun oleh IBM dan AECOM, yang merupakan anggota
Kelompok Penasihat Sektor Swasta (Private Sector Advisory Group/PSAG) UNISDR.
Istilah ketangguhan sering dianggap mencakup respons-respons terhadap serangkaian faktor, mulai dari tekanan-tekanan kronis seperti polusi
lingkungan, berkurangnya air tanah atau penggundulan hutan, sampai pada tekanan-tekanan akut seperti banjir, kekeringan, gempa bumi, badai
atau kebakaran hutan3. Ketangguhan bencana yang dimaksud di dalam dokumen ini adalah ketangguhan terhadap kejadian-kejadian yang akut
tadi: ketangguhan ini mencakup kemampuan sebuah kota untuk memahami risiko-risiko bencana yang mungkin dihadapinya; meredam risiko-risiko
itu; dan merespons bencana yang dapat terjadi, dengan sedemikian rupa sehingga dapat meminimalisir kerugian atau kerusakan pada kehidupan,
penghidupan, harta milik, infrastruktur, kegiatan ekonomi dan lingkungan hidup. Jelas bahwa ketangguhan bencana akan dipengaruhi juga oleh
tekanan-tekanan kronis yang mungkin dihadapi kota, misalnya jika penggundulan hutan telah menjadi faktor pemicu peningkatan kejadian banjir
bandang, atau ketika dampak polusi air telah menjadi jauh lebih besar dan melampaui dampak kekeringan.
Rapor Ketangguhan Bencana (selanjutnya akan disebut rapor) disusun untuk membantu kota-kota menetapkan ukuran data dasar/baseline dari
tingkat ketangguhan bencana mereka saat ini, mengidentifikasi prioritas-prioritas investasi dan aksi, serta memantau kemajuan dalam meningkatkan
ketangguhan bencana dari waktu ke waktu. Rapor berisi 85 kriteria evaluasi ketangguhan bencana dengan fokus pada aspek-aspek berikut:
Penelitian, termasuk pengumpulan dan komunikasi ancaman serta respons yang dibutuhkan berbasis bukti
Organisasi, termasuk kebijakan, perencanaan, koordinasi dan pembiayaan
Infrastruktur, termasuk infrastruktur dan sistem sosial yang penting dan pembangunan yang sesuai
Kemampuan merespons, termasuk penyediaan informasi dan pengembangan kapasitas
Lingkungan, termasuk memelihara dan meningkatkan layanan-layanan ekosistem
Pemulihan, termasuk triase, layanan pendukung dan perencanaan skenario.
Setiap kriteria evaluasi dirinci ke dalam serangkaian aspek ketangguhan bencana yang akan diukur dengan suatu ukuran indikatif dan skala ukuran
dari 0 sampai 5 (di mana 5 adalah praktik terbaik).
1
Halaman 2 dari 68
Rapor menyajikan suatu definisi ketangguhan bencana yang aspiratif sangat tidak mungkin bagi kota mana pun yang ada saat ini untuk
mencapai skor dengan nilai maksimum, dan sebagian besar kota tidak akan mencapai skor lebih daripada 50%. Ini dimaksudkan untuk
mengarahkan kota menuju ketangguhan bencana yang optimal, dan untuk memberi tantangan bagi kota. Standar yang begitu tinggi ini akan
mengingatkan kota bahwa selalu ada hal yang lebih yang dapat dilakukan, dan agar kota menetapkan tujuan-tujuan investasi (termasuk investasi
waktu dan upaya) untuk meningkatkan pencapaian ketangguhannya dari tahun ke tahun.
Ketangguhan bencana merupakan suatu hal besar yang membutuhkan upaya dan masukan lintas-fungsi. Terkait dengan itu, penyelesaian rapor
hingga tuntas tentunya membutuhkan beberapa hari, bahkan bila semua informasi yang dibutuhkan sudah tersedia. Dalam mengisi rapor, ingatlah
bahwa:
Dibutuhkan adanya pemahaman yang jelas akan risiko dari setiap bencana yang mungkin terjadi dan dampaknya pada kota. Jika kota belum
memiliki skenario-skenario risiko semacam ini, tidak mungkin mengisi rapor, dan oleh karena itu, langkah pertama bagi kota adalah
menciptakan skenario risiko.
Walaupun rapor diharapkan menjadi alat yang sistematis, tak dapat dihindarkan ada skor-skor individual yang seringkali subjektif silahkan
memutuskan sendiri skor-skor yang paling mendekati untuk diterapkan pada tingkat ketangguhan bencana kota anda. Catatan penjelasan anda
untuk setiap skor evaluasi akan memungkinkan validasi, serta revisi dan penelusuran/tracking kemajuan di masa yang akan datang.
Beberapa aspek ketangguhan bencana mungkin tidak berada di bawah kendali organisasi anda (misalnya, sistem listrik atau telepon kota
mungkin dioperasikan oleh perusahaan yang berbeda, atau mungkin ada pemerintah provinsi atau kabupaten/kota tetangga yang perlu
dilibatkan juga). Idealnya, rapor harus diisi dalam konsultasi dengan organisasi-organisasi lain ini. Proses konsultasi juga dapat membantu
melibatkan dan membangun pemahaman, kepemilikan serta penyelarasan kerja dengan organisasi-organisasi lain.
Konsultasi publik dengan warga kota selama pengisian rapor juga dapat meningkatkan validitas hasil penilaian anda.
Rapor mungkin tidak menilai semua isu ketangguhan bencana yang dihadapi kota. Demikian pula, kriteria dalam memberikan skor mungkin
tidak dapat secara langsung diterapkan pada kota anda. Jika anda ragu, silahkan meminta nasihat dari para pakar manajemen risiko atau
disiplin ilmu terkait lainnya.
Tidak semua ukuran dalam rapor dapat diterapkan pada semua kejadian bencana (misalnya, kejadian gelombang panas relatif tidak akan
berpengaruh pada dinding penghalang gelombang laut).
Dengan berupaya seakurat dan seobjektif mungkin akan membantu mengidentifikasi dengan tepat bidang-bidang kerentanan yang ada,
membantu menyusun prioritas perhatian dan pendanaan. Harapan-harapan palsu atau penyangkalan pada akhirnya akan terkuak dengan
kejamnya oleh alam, ketika bencana terjadi!
Sebelum mengisi rapor silahkan membaca terlebih dahulu dokumen pengiringnya, Tanya-jawab tentang Rapor (Scorecard FAQs), yang berisi
pedoman terkait dengan proses dan isu-isu yang mungkin ditemui. Setelah itu, jika anda mempunyai pertanyaan (atau jika anda ingin memberi saran
apapun untuk perbaikan), silahkan menghubungi para pengarang: Peter Williams,pada peter.r.williams@us.ibm.com; Michael Nolan, pada
michael.nolan@aecom.com; atau Abhilash Panda, pada pandaa@un.org. Daftar istilah yang digunakan dalam dokumen ini dapat dilihat pada bagian
akhir dokumen.
Halaman 3 dari 68
Rapor ini disediakan secara cuma-cuma oleh UNISDR, untuk digunakan oleh kota-kota atau instansi-instansi pemerintah daerah; perusahaanperusahaan yang menyediakan produk atau jasa derivatif berdasarkan rapor juga dapat menggunakannya tanpa biaya. Bila dana masih tersedia, kami
akan menciptakan alat berbasis komputer untuk membantu kota dalam menyimpan skornya dan juga analisis serta diskusi yang menghasilkan skorskor tersebut. Rapor-rapor yang telah dilengkapi oleh kota-kota uji coba juga akan ditampilkan sebagai contoh kerja, tentunya dengan seijin kotakota bersangkutan.
Semoga anda berhasil mengisi rapor ini sampai selesai. Akhirnya, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada sejumlah organisasi dan individu
yang telah memberikan masukan mereka untuk penyempurnaan perangkat ini.
Halaman 4 dari 68
Halaman 5 dari 68
Subjek/Isu
1.1 Organisasi
dan koordinasi
Ukuran Indikatif
SKOR
(0-5)
Keterangan
Simpul koordinasi tunggal dapat
berupa seseorang, satu kelompok
atau komite (dengan subkelompok atau sub-komite sesuai
kebutuhan). Simpul koordinasi
mengkoordinasikan kegiatankegiatan terkait berikut (lihat
bawah):
- Pemerintah Kota dan, jika
terpisah, otoritas jalan raya,
kepolisian, TNI, PAM, PLN,
atau organisasi terkait lainnya
di kota);
- Tingkat pemerintah lainnya
(mis. provinsi, nasional atau
kota/kabupaten tetangga);
- Organisasi sektor swasta
dengan peran terkait
misalnya perusahaan air,
telkom, RS swasta, logistik,
SPBU, pengembang
perumahan, dan lain-lain.
Satu kota dengan lainnya mungkin
memiliki pengaturan kelembagaan
yang berbeda untuk jenis bencana
berbeda. Namun, setidaknya harus
ada satu simpul koordinasi tunggal
(orang atau komite) untuk
menjamin konsistensi tanggap
darurat bencana; dan juga untuk
membantu penanganan bencana
yang terjadi secara simultan.
Uji relevansi dari ini adalah ketika
organisasi atau kegiatan harus
berkontribusi pada persiapan
skenario kejadian di bawah pada
Langkah Mendasar 3.
Halaman 6 dari 68
Subjek/Isu
Halaman 7 dari 68
Ukuran
Indikatif
Adanya bagan organisasi
yang menjelaskan struktur
dan pembagian peran
masing-masing instansi
untuk mencapai satu
koordinasi tunggal yang
menyeluruh.
Struktur disepakati dan
sebaiknya ditandatangani
oleh semua peserta melalui
SK atau yang sejenisnya.
Skala Ukuran
Indikatif
5 Ada simpul koordinasi tunggal
dengan pembagian peran dan
tanggung jawab yang telah
disepakati.
4 Ada simpul koordinasi tunggal
tetapi dengan sedikit pengecualian
kecil.
3 Simpul koordinasi tunggal pada
prinsipnya ada, tetapi masih ada
banyak kekurangan, atau masih
belum ada kesepakatan dalam
beberapa bidang penting.
2 Langkah-langkah awal telah
diambil untuk menciptakan simpul
koordinasi tunggal.
1 Simpul koordinasi tunggal
belum ada tetapi sudah ada rencana
untuk menciptakannya.
0 Simpul koordinasi tunggal
belum ada dan belum ada rencana
untuk menciptakannya.
5 Partisipasi efektif dari seluruh
instansi terkait, swasta dan publik,
pada pra-kejadian dan kegiatankegiatan respons bencana.
4 Partisipasi efektif tetapi dengan
sedikit pengecualian kecil.
3 Partisipasi tetapi masih ada
kesenjangan besar dalam partisipasi,
atau belum dapat menyelesaikan
beberapa hal yang saling tumpang
tindih, duplikasi dll.
2 Ada sedikit partisipasi, mungkin
di antara dua atau lebih instansi
tetapi tidak universal. Namun, isu
partisipasi dan koordinasi mendapat
perhatian cukup besar.
1 Sudah ada niat/kehendak untuk
meningkatkan koordinasi tetapi
sampai sejauh ini belum berdampak.
0 Kerjasama buruk dan belum ada
SKOR
(0-5)
Keterangan
Seperti di atas Simpul koordinasi
tunggal dapat berupa seseorang
atau satu kelompok.
Pengaturan koordinasi tanggap
kejadian bencana harus diuji
secara teratur, jika tidak dengan
kejadian nyata, setidaknya melalui
latihan-latihan simulasi bencana
lihat Langkah Mendasar 9.
Subjek/Isu
Halaman 8 dari 68
Ukuran
Indikatif
Skala Ukuran
Indikatif
niat untuk meningkatkannya.
SKOR
(0-5)
Keterangan
Organisasi-organisasi berbasis
masyarakat dapat meliputi:
- Organisasi yang dibentuk
khusus untuk mengurusi
penanggulangan bencana
(misalnya, organisasi tanggap
darurat masyarakat).
- Organisasi yang mempunyai
tujuan lain tetapi mau dan
mampu menjalankan peran
yang berhubungan dengan
ketangguhan bencana: mis.
gereja, kelompok pengajian,
asosiasi bisnis, organisasi
pemuda, dapur umum,
Subjek/Isu
Ukuran
Indikatif
Skala Ukuran
Indikatif
SKOR
(0-5)
Keterangan
kelompok ronda, dan lainnya.
Organisasi berbasis masyarakat
harus mau dan mampu
berkontribusi pada rencanarencana ketangguhan bencana
untuk daerah mereka berdasarkan
masukan dari para anggotanya.
Organisasi harus bekerja secara
resmi, dan bekerjasama satu sama
lain dan dengan pemerintah kota.
b. Frekuensi pertemuan
organisasi-organisasi
berbasis masyarakat dan
tingkat kehadirannya.
Halaman 9 dari 68
Subjek/Isu
Ukuran
Indikatif
Skala Ukuran
Indikatif
SKOR
(0-5)
Keterangan
antusias
0 Tidak ada pertemuan.
Halaman 10 dari 68
Subjek/Isu
Ukuran
Indikatif
untuk kelompok-kelompok
terkait dalam populasi yang
rentan.
Konfirmasi dari kelompokkelompok rentan akan
adanya pelibatan yang
efektif.
(adanya RPB kota yang
mengandung unsur
pelibatan kelompok rentan)
Halaman 11 dari 68
Tingkat kemungkinan
bahwa warga akan
mendapatkan bantuan
segera setelah ada kejadian
bencana, dan setelah itu
akan mendapatkan bantuan
secara rutin untuk menjamin
keamanan, kebutuhan dan
penanganan isu-isu yang
muncul.
Skala Ukuran
Indikatif
ketangguhan bencana dan mereka
atau wakilnya mengkonfirmasi hal
ini.
4 Semua kelompok (diukur
berdasarkan % keanggotaan dari
mereka yang dianggap rentan di
kota secara keseluruhan) dilibatkan
walau ada beberapa kesenjangan
kecil.
3 Ada satu atau lebih kesenjangan
besar dalam hal cakupan pelibatan
yang efektif.
2 Ada kesenjangan besar dalam
hal cakupan pelibatan yang efektif
1 Secara umum gagal dalam hal
menciptakan pelibatan.
0 Tidak ada kelompok spesifik
yang teridentifikasi.
SKOR
(0-5)
Keterangan
saja:
- Mereka yang tinggal di daerah
dengan tingkat kemiskinan
tinggi;
- Masyarakat pendatang
sementara atau nomadik;
- Kaum lanjut usia;
- Orang yang sakit secara fisik
atau mental atau penyandang
disabilitas;
- Anak;
- Warga masyarakat yang bukan
penutur asli bahasa setempat.
Pelibatan dapat melalui organisasiorganisasi masyarakat atau melalui
instansi-instansi pemerintah
khusus, lembaga sosial, LSM, dll.
Fungsi ini juga dapat diambil oleh
organisasi-organisasi berbasis
masyarakat (lihat di atas)
Subjek/Isu
Ukuran
Indikatif
Skala Ukuran
Indikatif
SKOR
(0-5)
Keterangan
Selain itu, standar tingkat
kepercayaan yang wajar
merupakan sesuatu yang subjektif.
Oleh karena itu, selain pengukuran
proksi ini, faktor-faktor lain yang
juga dapat dipertimbangkan dapat
mencakup:
Halaman 12 dari 68
Subjek/Isu
1.2 Ketrampilan
dan pengalaman
Ukuran
Indikatif
Diketahui adanya
ketrampilan, pengalaman
dan pengetahuan penting
(terinventarisasi dalam 1
tahun terakhir).
Skala Ukuran
Indikatif
SKOR
(0-5)
Keterangan
mulai bekerja. Organisasi pasca
bencana harus dimobilisasi pada
saat yang sama dengan organisasi
tanggap bencana, dan harus
memiliki kaitan tingkat kontinuitas
yang tinggi dengan organisasi
tanggap bencana.
Ketrampilan mencakup:
perencanaan lahan, energi,
lingkungan, air dan teknik struktur,
logistik, penyingkiran puing,
layanan kesehatan, hukum dan
keamanan, perencanaan dan
manajemen proyek, dll.
Pengetahuan mengacu pada
pengetahuan pemerintah kota dan
infrastruktur kota yang
operasional: energi, air, sanitasi,
lalu lintas dan sistem-sistem kota
yang penting lainnya yang
menghadapi risiko (lihat Langkah
Mendasar 4)
Pengalaman mengacu pada
pengalaman akan jenis-jenis
bahaya yang dihadapi kota (lihat
Langkah Mendasar 3)
(Beberapa ketrampilan,
pengetahuan atau pengalaman
dapat dibeli/dialih dayakan dari
konsultan spesialis, atau
disediakan sementara oleh badanbadan bantuan).
(Para petugas tanggap darurat
lihat Langkah Mendasar 9)
Sebagai contohnya:
- Sistem manajemen lalu lintas
Subjek/Isu
prakarsaprakarsa lainnya
Ukuran
Indikatif
mana manfaat sampingan
atau dampak buruk bagi
ketangguhan bencana dari
segala prakarsa pemerintah
kota diidentifikasikan dan
dihitung terhadap manfaat
investasi (Return on
Investment/ROI) rencana
pembangunan.
Skala Ukuran
Indikatif
anggaran dalam seluruh bidang
fungsional yang terkait;
4 Ada tahap pengambilan
keputusan eksplisit atau semieksplisit, yang diterapkan pada
sebagian besar kasus dan sebagian
besar bidang fungsional;
3 Tidak ada proses formal, tetapi
manfaat ketangguhan bencana pada
umumnya dipahami sebagai
membantu bagi suatu usulan,
dalam sebagian besar bidang
fungsional;
2 Tahap pengambilan keputusan
seringkali diterapkan, tetapi
biasanya diabaikan dalam sebagian
besar bidang fungsional jika usulan
akan merugikan ketangguhan
bencana.
1 Diterapkan secara ad hoc atau
kadang-kadang.
0 Tidak diterapkan.
SKOR
(0-5)
Keterangan
yang baik dapat membantu
evakuasi, sehingga
meningkatkan ketangguhan
bencana;
- Sebuah persetujuan atas suatu
proyek pembangunan dapat
menempatkan warga dalam
situasi yang membahayakan;
- Perubahan dalam penggunaan
lahan dapat mengurangi
manfaat kawasan lahan
gambut dalam mencegah
banjir.
Ini mencakup, tetapi tidak terbatas
pada, bidang-bidang fungsional:
penggunaan lahan dan zonasi;
pembangunan; air, energi;
keamanan masyarakat;
transportasi; pasokan makanan;
layanan kesehatan.
Daftar Isu-isu yang Teridentifikasi dalam Langkah Mendasar # 1 (Yang diberi skor rendah 0,
1, 2 atau 3):
Halaman 14 dari 68
Seberapa menyeluruh dan efektif anggaran telah dialokasikan dan dikelola untuk ketangguhan bencana, baik untuk sebelum maupun sesudah
kejadian bencana;
Seberapa menyeluruh dan efektif insentif dan pembiayaan telah disediakan untuk membantu individu, bisnis dan masyarakat menurunkan
tingkat keterpaparan risiko dan meningkatkan ketangguhan bencana.
Data yang anda butuhkan untuk mengisi bagian rapor ini akan mencakup: dokumen rencana anggaran dan modal; dokumen tentang skemaskema insentif atau pembiayaan (misalnya pinjaman untuk peningkatan ketahanan gempa) yang berdampak pada peningkatan ketangguhan
bencana, beserta statistik untuk setiap kawasan kota; statistik cakupan asuransi.
Subjek/Isu
2.1 Rencana
Keuangan
dan
Anggaran
Ukuran Indikatif
Halaman 15 dari 68
SKOR
(0-5)
Keterangan
Jika pendanaan berasal dari beberapa
sumber, gabungan pendanaan ini perlu
mencapai jumlah yang memadai sesuai
dengan kebutuhan ketangguhan
bencana kota, dan juga dicairkan
dengan koheren seolah-olah berasal
dari sumber dan rencana tunggal. Jadi,
jika ada beberapa sub-rencana terpisah
(misalnya, rencana transportasi atau
rencana keberlanjutan), ini perlu
dikoordinasikan, dan harus saling
melengkapi dan saling konsisten.
Rencana-rencana juga perlu dapat
bertahan, bahkan jika pun dirubah atau
dimutakhirkan, dalam menghadapi
perubahan-perubahan kepemimpinan
politik di kota.
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
untuk ketangguhan.
Prioritas dituangkan dalam
rencana 5 tahunan yang
memadukan belanja dari
semua organisasi kunci dan
akan memenuhi skenario
dalam Langkah Mendasar
3
Tingkat perlindungan
(pencegahan) dari
pemotongan anggaran atau
pengalihan untuk maksudmaksud lain.
2.2 Dana
Halaman 16 dari 68
Skala
Ukuran Indikatif
2 Terdapat banyak rencana dari
berbagai instansi ini tidak pernah
dikoordinasikan dan tidak jelas apakah
rencana-rencana ini konsisten atau tidak
atau bila secara bersama mereka dapat
menghasilkan tingkat ketangguhan
bencana yang dibutuhkan.
1 Rencana ada tetapi masih ada banyak
kesenjangan yang besar.
0 Tidak ada penyusunan prioritas
pengeluaran, jika ada, tidak teratur.
Tidak ada rencana.
5 Rencana 100% didanai dan
dilindungi.
4 Rencana 75-100% didanai dan
dilindungi.
3 Rencana 50-75% didanai, dan
mungkin sah bila dialihkan untuk
maksud-maksud lain.
2 Rencana 25-50% didanai, dan dana
sah bila dialihkan untuk maksud-maksud
lain.
1 Rencana 0-25% didanai, dan rutin
dialihkan untuk maksud-maksud lain.
0 Tidak ada rencana.
5 Anggaran tersedia, 100% memadai
dan terlindungi.
4 Anggaran tersedia, 75-100%
memadai dan terlindungi.
3 Anggaran tersedia, 50-75% memadai
tetapi sah bila dialihkan untuk maksudmaksud lain.
2 Anggaran tersedia, 25-50% memadai
tetapi sah bila dialihkan untuk maksudmaksud lain.
1 Anggaran tersedia, tetapi hanya 025% memadai dan rutin dialihkan untuk
maksud-maksud lain.
0 Tidak ada anggaran.
5 Dana kontinjensi (dan asuransi jika
SKOR
(0-5)
Keterangan
Subjek/Isu
kontinjensi
Ukuran Indikatif
dapat digunakan untuk
menangani perkiraan
dampak di bawah skenario
paling parah (Lihat
Langkah Mendasar 3).
Tingkat perlindungan
(pencegahan) dana
kontinjensi dari pengalihan
untuk dipakai bagi
maksud-maksud lain
2.3 Insentif
dan
pembiayaan
Halaman 17 dari 68
Skala
Ukuran Indikatif
relevan) tersedia untuk memperbaiki
dampak di bawah skenario ancaman
paling mungkin, 100% memadai dan
terlindungi.
4 Dana tersedia, 75-100% memadai
dan terlindungi.
3 Dana tersedia, 50-75% memadai
tetapi mungkin sah bila dialihkan untuk
maksud-maksud lain.
2 Dana tersedia, 25-50% memadai,
dan dana sah bila dialihkan untuk
maksud-maksud lain.
1 Dana tersedia hanya 0-25%
memadai, dan rutin dialihkan untuk
maksud-maksud lain.
0 Tidak ada dana.
5 Insentif/pembiayaan tersedia, untuk
menangani semua isu yang diketahui,
untuk seluruh lapisan masyarakat kota.
4 Insentif/pembiayaan tersedia untuk
sebagian besar warga kota dengan
sedikit kesenjangan kecil dalam hal
cakupan isu.
3 Insentif/pembiayaan tersedia untuk
sebagian besar kelurahan tetapi masih
ada kesenjangan dalam hal cakupan.
2 Insentif tersedia untuk beberapa isu
tetapi ada kesenjangan cakupan di
beberapa kelurahan.
1 Ada kelemahan besar dalam hal
cakupan daerah di kota, cakupan isu atau
tingkat memadai tidaknya.
0 Tidak ada insentif.
5 75-100% kemungkinan kerugian
dalam sektor perumahan akibat di bawah
skenario ancaman paling parah di
seluruh kota tercakup asuransi.
4 75-100% kemungkinan kerugian di
bawah skenario ancaman paling
mungkin di seluruh kota tercakup.
3 50-75% kemungkinan kerugian di
SKOR
(0-5)
Keterangan
ada (lihat bawah), juga dana yang
tersedia dari instansi-instansi lain, serta
tingkat pemerintah di atas kota, dll.
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
Halaman 18 dari 68
Skala
Ukuran Indikatif
bawah skenario ancaman paling
mungkin di seluruh kota tercakup.
2 25-50% kemungkinan kerugian di
bawah skenario ancaman paling
mungkin di seluruh kota tercakup.
1 0-25% kemungkinan kerugian di
bawah skenario ancaman paling
mungkin di seluruh kota tercakup.
0 Tidak ada asuransi.
5 Insentif tampak jelas mencapai (atau
telah mencapai) hasil-hasil yang
diharapkan dengan organisasi bisnis
secara merata di seluruh kota.
4 Insentif pada umumnya efektif tetapi
masih ada sedikit kekurangan kecil
mungkin di beberapa daerah.
3 Insentif masih mengandung
kesenjangan besar dalam hal
cakupannya pada basis ekonomi.
2 Insentif masih mengandung
kesenjangan yang lebih besar dalam hal
cakupannya atas isu-isu yang
dibutuhkan.
1 Insentif memiliki kelemahankelemahan besar dan sejauh ini masih
belum berhasil mencapai tujuannya
0 Tidak ada insentif.
5 Insentif tampak jelas mencapai (atau
telah mencapai) hasil-hasil yang
diharapkan secara merata dengan
organisasi nirlaba di seluruh kota.
4 Insentif pada umumnya efektif tetapi
masih ada sedikit kekurangan kecil
mungkin di beberapa daerah.
3 Insentif masih mengandung
kesenjangan besar dalam hal
cakupannya pada basis ekonomi.
2 Insentif masih mengandung
kesenjangan yang lebih besar dalam hal
cakupannya atas isu-isu yang
SKOR
(0-5)
Keterangan
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
Skala
Ukuran Indikatif
dibutuhkan.
1 Insentif memiliki kelemahankelemahan besar dan sejauh ini masih
belum berhasil mencapai tujuannya
0 Tidak ada insentif.
5 75-100% kemungkinan kerugian di
bawah skenario ancaman paling parah
di kota tercakup oleh asuransi.
4 75-100% kemungkinan kerugian di
bawah skenario ancaman paling
mungkin di seluruh kota tercakup.
3 50-75% kemungkinan kerugian di
bawah skenario ancaman paling
mungkin di seluruh kota tercakup.
2 25-50% kemungkinan kerugian di
bawah skenario ancaman paling
mungkin di seluruh kota tercakup.
1 0-25% kemungkinan kerugian di
bawah skenario ancaman paling
mungkin di seluruh kota tercakup.
0 Tidak ada cakupan asuransi.
SKOR
(0-5)
Keterangan
Daftar Isu-isu yang Teridentifikasi dalam Langkah Mendasar # 2 (Yang diberi skor rendah 0,
1, 2 atau 3):
Halaman 19 dari 68
3.1 Penilaian
risiko
Halaman 20 dari 68
Ukuran Indikatif
Ada estimasi probabilitas
ancaman atau bahaya yang
diketahui dan tingkat
keparahannya yang relatif
update, dan yang ditinjau
oleh para ahli.
SKOR
(0-5)
Keterangan
Kota-kota perlu memiliki pandangan akan
ancaman atau bahaya yang mereka hadapi
ancaman spesifik apa (tsunami, badai,
gempa bumi, banjir, kebakaran dll.) yang
ada dan seberapa parah dampak ancamanancaman ini? Untuk setiap ancaman
setidaknya perlu diidentifikasi:
- insiden ancaman paling mungkin;
- insiden ancaman paling parah.
Ancaman dapat diidentifikasi dari distribusi
probabilitas, yang khusus disusun untuk
keperluan menilai ketangguhan bencana:
ancaman paling mungkin akan berada
pada titik tengah dari range ancaman yang
perlu ditangani dan ancaman paling parah
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
SKOR
(0-5)
Keterangan
akan berada pada 10% teratas dari range
probabilitas. Sebagai alternatif, nilai-nilai
ini dapat juga didekati dari sumber-sumber
seperti:
- Penilaian ancaman umum untuk
kawasan
- Asumsi-asumsi yang dibuat sebagai
masukan untuk zonasi lahan, diskusidiskusi perencanaan atau perijinan;
- Penilaian risiko industri asuransi;
- Pandangan para ahli tentang ancamanancaman yang tipikal;
- Pengalaman sebelumnya atau rekam
data bencana historis di kawasan
bersangkutan.
Namun, jika tingkat pengetahuan seperti ini
tidak tersedia, kota tetap harus mencoba
menyusun gambaran dari pengalaman
sebelumnya dan/atau estimasi dari tingkat
umum ancaman yang mereka hadapi.
Kota-kota yang sudah maju dapat juga
mencoba menghitung estimasi dampak
banyak ancaman lebih kecil yang datang
berturut-turut, atau kombinasi dari ancaman
(badai dan banjir akibat badai, misalnya).
Penting diingat bahwa ancaman mungkin
berubah dari waktu ke waktu sebagai
konsekuensi dari urbanisasi dan penggunaan
lahan (misalnya dalam kasus di mana
penggundulan hutan meningkatkan
kemungkinan banjir bandang), perubahan
iklim (misalnya, perubahan curah hujan atau
pola badai), atau pengetahuan yang menjadi
lebih baik (misalnya, pemahaman akan
Halaman 21 dari 68
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
Adanya penyusunan
skenario keterpaparan dan
kerentanan dari setiap
tingkat ancaman di seluruh
kota (lihat di atas).
SKOR
(0-5)
Keterangan
ancaman seismik atau kemungkinan jalur
badai). Oleh karena itu, estimasi ancaman
perlu dimutakhirkan secara rutin.
Keterpaparan dapat dianggap sebagai siapa
atau apa (orang, lahan, ekosistem, tanaman,
aset-aset, infrastruktur, kegiatan ekonomi)
yang potensial menerima dampak negatif
dari suatu ancaman. Kerentanan dapat
dianggap sebagai potensi konsekuensi dari
keterpaparan (hilangnya kehidupan, properti
atau layanan; kerusakan fisik; dampak
kesehatan, dampak ekonomi; dampak pada
lingkungan hidup dan sebagainya).
Keterpaparan dan/atau kerentanan yang
berbeda dapat bergabung, misalnya dalam
tsunami yang dipicu oleh gempa bumi
Tohoku di Jepang pada tahun 2011 yang
merusak reaktor nuklir Fukushima dan
melahirkan seperangkat keterpaparan dan
kerentanan baru.
Keterpaparan dan kerentanan dapat dinilai
dari sumber-sumber seperti peta ancaman
banjir atau peta ancaman gempa bumi
regional, atau dari estimasi ahli.
Ancaman, keterpaparan dan kerentanan
perlu dituangkan dalam sebuah skenario.
Skenario merupakan gambaran menyeluruh
dari dampak total ancaman (jika ada) lintas
semua kelurahan dan seluruh aspek kota,
dan akan mencakup:
- Keterpaparan dan kerentanan kelurahan
dan zona-zona perekonomian;
- Keterpaparan dan kerentanan bangunan
infrastruktur penting, dengan dan tanpa
alternatif (lihat bawah);
- Manfaat dari, dan status jasa-jasa
Halaman 22 dari 68
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
SKOR
(0-5)
Keterangan
ekosistem, bila sesuai;
- Estimasi waktu pemulihan, estimasi
manfaat yang diperoleh dari langkahlangkah mitigasi, jika ada.
Halaman 23 dari 68
Subjek/Isu
3.2 Proses
pemutakhiran
Ukuran Indikatif
SKOR
(0-5)
Keterangan
dengan sistem energi, air dan layanan
kesehatan.
Pemutakhiran perlu menyasar:
- Pemukiman
- Bisnis
- Infrastruktur dan fasilitas kota (lihat
Langkah Mendasar 4), termasuk asetaset penting dan rantai kegagalan.
- Sistem komputer dan data yang penting
(lihat Langkah Mendasar 4)
- Fasilitas sekolah dan layanan kesehatan
(lihat Langkah Mendasar 5)
- Jasa-jasa ekosistem (lihat Langkah
Mendasar 8)
Pusat perhatian di sini adalah pada
prosesnya sendiri dan kemampuan untuk
menjamin pemutakhiran skenario yang
berlanjut dan lengkap.
Pemutakhiran dapat dilaksanakan melalui
kegiatan pemutakhiran rutin yang
menangkap semua perubahan dalam periode
sebelumnya, atau melalui proses
pemutakhiran sedikit demi sedikit
(incremental) yang lebih dapat diandalkan
dalam menangkap perubahan-perubahan
saat mereka tengah berlangsung.
Daftar Isu-isu yang Teridentifikasi dalam Langkah Mendasar # 3 (Yang diberi skor rendah 0,
1, 2 atau 3):
Halaman 24 dari 68
Halaman 25 dari 68
Subjek/Isu
4.1.2 Efektivitas
pemeliharaan
4.2 Komunikasi
Halaman 26 dari 68
SKOR
(0-5)
Ukuran Indikatif
Infrastruktur
pelindung tersedia
atau sedang dalam
proses dibangun
kemampuan diyakini
dapat mengimbangi
ancaman yang
dibayangkan dalam
skenario ancaman
paling mungkin dan
ancaman paling
parah dalam
Langkah Mendasar 3.
Faktor hilangnya
komunikasi. Jika
Keterangan
Contoh infrastruktur pelindung:
-
Contoh proses:
- Pemeliharaan tanggul;
- Pembersihan saluran banjir;
- Pemeliharaan peralatan tanggap
darurat
- Pemeliharaan cadangan tenaga
listrik atau sistem komunikasi atau
aset-aset penting lainnya
Remediasi: penyelesaian, perbaikan
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
a = estimasi # hari
untuk memulihkan
layanan reguler di
kawasan
b = % pengguna yang
terpengaruh
faktor hilang
komunikasi = a x b
SKOR
(0-5)
Keterangan
Halaman 27 dari 68
Subjek/Isu
4.3 Listrik
Ukuran Indikatif
faktor hilang 15%; 3
hari kerja yang hilang
untuk 50% dari aset
penting di kota =
faktor hilang 150%)
Biaya yang mungkin
timbul dari hari-hari
kerja yang hilang dan
pemulihan sistemsistem komunikasi
sebesar % dari
pemasukan tertagih
tahunan
Faktor hilang
layanan energi
listrik. Jika:
a = estimasi # hari
untuk memulihkan
layanan reguler di
kawasan
b = % pengguna yang
terpengaruh
faktor hilang
layanan energi listrik
=axb
(Contoh 1,5 hari
kerja yang hilang
untuk 10% pengguna
di kota = faktor hilang
15%; 3 hari kerja
yang hilang untuk
Halaman 28 dari 68
SKOR
(0-5)
Keterangan
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
50% pengguna di kota
= faktor hilang 150%)
Faktor hari layanan
Aset Penting hilang
akibat mati listrik
(ECA). Jika:
a = estimasi # hari
untuk memulihkan
layanan reguler di
kawasan
b = % dari aset-aset
penting yang
terpengaruh
Halaman 29 dari 68
Keterangan
SKOR
(0-5)
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
faktor hilang hari
layanan air/sanitasi.
Jika
a = estimasi # hari
untuk memulihkan
layanan reguler di
kawasan
b = % pengguna yang
terpengaruh
maka faktor hilang
layanan air/sanitasi =
axb
(Contoh 1,5 hari
kerja yang hilang
untuk 10% pengguna
di kota = faktor hilang
15%; 3 hari kerja
yang hilang untuk
50% pengguna di kota
= faktor hilang 150%)
Halaman 30 dari 68
SKOR
(0-5)
Keterangan
Hilangnya layanan mengacu pada
layanan sistem air atau sanitasi utama
untuk kelurahan atau kota, jika ada. Ini
tidak mencakup penggunaan pasokan
cadangan atau sistem sanitasi bergerak.
Jika pasokan utama berupa sistem
pasokan air atau sanitasi setempat (mis.
sumur atau septic tank keluarga), ini
lebih tangguh bencana daripada satu
sistem tunggal untuk seluruh kota.
Hilangnya layanan perlu dinilai dalam
perbandingan dengan keadaan normal.
Sebagai contohnya:
- Jika layanan normal berupa air
layak minum yang tersedia untuk
setiap rumah, 24 jam setiap hari maka layanan yang hilang dihitung
sebagai tidak adanya atau
berkurangnya layanan ini;
- Jika layanan normal berupa air
yang tersedia untuk mencuci tetapi
tidak untuk diminum, 24 jam
setiap hari - maka layanan yang
hilang dihitung relatif terhadap ini;
- Jika layanan normal bukan salah
satu dari hal di atas tetapi hanya
beberapa jam setiap harinya,
kehilangan dihitung relatif
terhadap jumlah jam normal ini
yakni, di mana pengguna
mengalami lebih banyak lagi
pengurangan jam layanan sampai
layanan dipulihkan;
- Jika normal adalah air dari pipa
atau toilet umum setempat,
kehilangan dihitung relatif
terhadap ini - faktor hilang
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
SKOR
(0-5)
Keterangan
dihitung sebagai estimasi jumlah
rumah tangga yang menggunakan
air pipa atau toilet umum yang
terpengaruh.
- Jika normal untuk kelurahan
tidak mencakup sanitasi sama
sekali, fokuskan perhitungan pada
air saja dan beri skor untuk itu.
Halaman 31 dari 68
Subjek/Isu
Halaman 32 dari 68
SKOR
(0-5)
Ukuran Indikatif
Keterangan
Penilaian ini dirancang untuk
membantu menetapkan Keuntungan
atas Investasi (ROI) dari investasi
dalam penguatan infrastruktur, dalam
rangka mengurangi beban kota untuk
pemulihan layanan setelah bencana.
Pipa anti patah: pipa PVC atau yang
sejenisnya.
Jika tidak ada sistem gas utama
penilaian aspek ini tidak perlu
dilakukan.
Hilangnya layanan mengacu pada
tempat-tempat pelanggan yang
menggunakan pasokan gas melalui
pipa.
Jika pasokan gas utama dalam bentuk
tabung gas, ini akan lebih tangguh
terhadap bencana dibandingkan
pasokan melalui pipa. Gas dalam
tabung dibahas pada bagian pasokan
bahan bakar di bawah.
Hilangnya layanan perlu dinilai
dalam perbandingan dengan keadaan
normal misalnya, adanya penurunan
tekanan gas signifikan dibandingkan
dengan tingkat tekanan gas dalam
situasi normal.
.
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
untuk memulihkan
layanan reguler di
kawasan
b = % dari aset-aset
penting yang
terpengaruh
4.6 Transportasi
Halaman 33 dari 68
SKOR
(0-5)
Keterangan
bagian sistem gas utama untuk
kota;
- Hal-hal mendasar yang penting
bagi berfungsinya beberapa aset
penting lain, misalnya gardu
pembangkit listrik.
Layanan dapat disediakan baik dari aset
yang bersangkutan sendiri atau melalui
suatu sistem alternatif/cadangan yang
telah dipersiapkan.
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
SKOR
(0-5)
Keterangan
Halaman 34 dari 68
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
tampung 1.000
kendaraan per jam
akan ditutup selama 3
hari, dari total
kapasitas tampung
pada semua jalur
evakuasi/pasokan
darurat sebanyak
2.000 kendaraan per
jam = faktor hilang
RCA 150%
((1000/2000) x 3)
Faktor hilang layanan
kereta api (untuk
kereta api gunakan
ton; untuk kereta
komuter gunakan
penumpang). Jika:
a = kapasitas tampung
(ton atau penumpang
per hari) jaringan KA
kota yang terpengaruh
b = estimasi # hari
sebelum pembukaan
kembali
c = kapasitas tampung
(ton per hari per jam)
semua jaringan KA di
kota.
SKOR
(0-5)
Keterangan
Halaman 35 dari 68
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
ditutup selama 2 hari,
dari total kapasitas
seluruh jaringan KA
sebesar 15.000 ton
atau penumpang per
hari = faktor hilang
RCA 133%
((10000/15000) x 2).
Faktor hilang fungsi
Bandara. Jika:
a = estimasi #
penerbangan per hari
yang dapat masukkeluar setelah
bencana
b = maksimum #
penerbangan per hari
dalam situasi normal
c = estimasi # hari
sebelum pemulihan
kapasitas penuh
SKOR
(0-5)
Keterangan
Halaman 36 dari 68
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
((80/100) x 2).
Faktor hilang fungsi
pelabuhan sungai/laut.
Jika:
a = estimasi #
docking per hari yang
mungkin dilakukan
setelah bencana
b = # docking
maksimum per hari
dalam operasi normal
c = estimasi # hari
sebelum pemulihan
kapasitas penuh,
SKOR
(0-5)
Keterangan
Halaman 37 dari 68
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
(keberfungsian sarpras
dan layanan kedaruratan)
SKOR
(0-5)
4.7.2 Ketangguhan
bencana sistem penjara
Halaman 38 dari 68
(Catatan hilangnya
hari penggunaan tidak
relevan di sini karena
ini berupa aset yang
kemungkinan besar
sangat diperlukan
segera setelah
kejadian)
Kemampuan sistem
penjara untuk
bertahan menghadapi
skenario ancaman
paling mungkin dan
ancaman paling
parah, tanpa
membebaskan atau
melukai tahanan.
Keterangan
Subjek/Isu
4.8 Operasi
Administrasi
Ukuran Indikatif
Estimasi # hari
gangguan terhadap
layanan administrasi
yang penting di
bawah skenario
ancaman paling
mungkin dan paling
parah, karena adanya
fasilitas berlebih, staf
pendukung, dll.
SKOR
(0-5)
Keterangan
4.9 Sistem
Komputer dan
Data
Halaman 39 dari 68
% aplikasi penting
dan data-data terkait
(termasuk arsip
layanan-layanan
sosial dan arsip
personal lainnya)
dapat dilihat, dan
mudah diakses dari
situs yang jauh di
luar.
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
% aplikasi penting
dan kopi data terkait,
dan dapat diakses dari
situs luar.
SKOR
(0-5)
Keterangan
Daftar Isu-isu yang Teridentifikasi dalam Langkah Mendasar # 4 (Yang diberi skor rendah 0,
1, 2 atau 3):
Halaman 40 dari 68
5.1 Fasilitas
Pendidikan
SKOR
(0-5)
Ukuran Indikatif
% dari struktur-struktur
fasilitas pendidikan yang
berisiko mengalami
kerusakan di bawah
skenario ancaman
paling mungkin dan
paling parah
Halaman 41 dari 68
Keterangan
Beberapa sekolah mungkin dinilai
sebagai aset penting karena mereka
juga berfungsi sebagai tempat
evakuasi sementara lihat Langkah
Mendasar 3.
Subjek/Isu
5.2 Layanan
kesehatan
Ukuran Indikatif
(Staf/petugas tanggap
darurat lihat Langkah
Mendasar 9)
(Hari ranjang yang hilang
= bed day loss, potensi hari
rawat inap yang hilang)
Halaman 42 dari 68
SKOR
(0-5)
Keterangan
Subjek/Isu
Halaman 43 dari 68
SKOR
(0-5)
Ukuran Indikatif
Tersedianya kemampuan
layanan kesehatan akut
yang memadai untuk
menangani korbankorban terluka parah.
Keterangan
setelah bencana juga perlu
dipertimbangkan).
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
SKOR
(0-5)
Keterangan
dalam 18 jam.
2 100% korban terluka parah di bawah
skenario ancaman paling mungkin; dan
90% korban terluka parah di bawah skenario
ancaman paling parah, dapat dirawat
dalam 24 jam.
1 100% korban terluka parah di bawah
skenario ancaman paling mungkin; dan
90% korban terluka parah di bawah skenario
ancaman paling parah, dapat dirawat
dalam 36 jam.
0 Lebih lama dari 36 jam, atau tidak ada
kemampuan layanan kesehatan darurat.
Daftar Isu-isu yang Teridentifikasi dalam Langkah Mendasar # 5 (Yang diberi skor rendah 0,
1, 2 atau 3):
Halaman 44 dari 68
Menerapkan Perencanaan, Penggunaan Lahan dan Ijin Mendirikan Bangunan yang Sadar Risiko
Langkah Mendasar 6: Menerapkan dan menegakkan peraturan mendirikan bangunan dan prinsip-prinsip perencanaan penggunaan lahan
yang realistis dan memperhatikan risiko. Mengidentifikasi lahan yang aman untuk warga berpenghasilan rendah dan
mengembangkan upaya peningkatan hunian informal, sejauh memungkinkan.
Bagian rapor ini akan membantu anda menilai kekuatan dan efektivitas penggunaan zonasi dan peraturan terkait lahan, dan ijin mendirikan
bangunan. Perlindungan jasa-jasa ekosistem dibahas dalam Langkah Mendasar 8.
Data yang anda butuhkan untuk mengisi bagian rapor ini akan mencakup: penggunaan lahan, penduduk, tingkat pendapatan dan kegiatan
ekonomi di kota berdasarkan segmen; dan aturan-aturan mendirikan bangunan serta penerapannya properti demi properti.
Subjek/Isu
6.1 Penggunaan
lahan
efektivitas zonasi
penggunaan
lahan dalam
mencegah
peningkatan
keterpaparan
(Lihat juga
Langkah
Mendasar 8
tentang jasa-jasa
ekosistem)
Halaman 45 dari 68
Ukuran Indikatif
% lahan pertanian
berisiko
a. % pekerjaan berisiko
SKOR
(0-5)
Keterangan
Penilaian ini dimaksudkan untuk
difokuskan pada lahan pertanian yang
dibutuhkan untuk memberi makan
kota, tidak mencakup makanan impor
dari daerah atau negara lain.
Kehilangan untuk 6 bulan atau lebih
lama.
Efektivitas zonasi idealnya harus
divalidasi secara independen (lihat
juga Langkah Mendasar 3).
Pekerjaan menghadapi risiko dari
kerusakan pada lahan pertanian,
pabrik, kantor, dan sebagainya.
Kehilangan/tidak bekerja untuk 3
bulan atau lebih lama.
Efektivitas zonasi idealnya harus
divalidasi secara independen (lihat
juga Langkah Mendasar 3).
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
b. % keluaran/output
bisnis yang berisiko
6.1.3 Potensi
pengungsian penduduk.
6.2 Ijin
mendirikan
bangunan
Halaman 46 dari 68
% penduduk yang
berisiko untuk terpaksa
mengungsi
SKOR
(0-5)
Keterangan
Keluaran bisnis diukur dari segi
finansial. Penilaian ini juga mencakup
kehilangan akibat bisnis terpaksa
direlokasi, bahkan untuk sementara
waktu saja, akibat hancurnya tempat
atau fasilitas, kehilangan pasar, harihari kerja yang hilang dari kota atau
hilangnya waktu tenaga kerja karena
tidak dapat mencapai tempat kerja.
Kehilangan/tutup untuk 3 bulan atau
lebih lama.
Efektivitas zonasi idealnya harus
divalidasi secara independen (lihat
juga Langkah Mendasar 3).
Pengungsian selama 3 bulan atau lebih
lama karena rumah hancur atau tidak
dapat ditempati lagi, atau daerah di
mana rumah berada dianggap tidak
dapat ditempati lagi.
Penilaian ini juga perlu mencakup
permukiman yang tidak resmi dan
tidak direncanakan.
Efektivitas zonasi idealnya harus
divalidasi secara independen (lihat
juga Langkah Mendasar 3).
Ijin mendirikan bangunan harus
dievaluasi secara khusus dalam hal
kemampuannya untuk menghadapi
skenario ancaman paling mungkin
dan ancaman paling parah dalam
Langkah Mendasar 3.
Mungkin baik bila kota di bagi dalam
beberapa kawasan atau kelurahan.
Efektivitas ijin mendirikan bangunan
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
Implementasi ijin
mendirikan bangunan
pada struktur-struktur
yang relevan.
SKOR
(0-5)
Keterangan
idealnya harus divalidasi secara
independen (lihat juga Langkah
Mendasar 3).
Daftar Isu-isu yang Teridentifikasi dalam Langkah Mendasar # 6 (Yang diberi skor rendah 0,
1, 2 atau 3):
Halaman 47 dari 68
7.1 Pendidikan
dan kesadaran
SKOR
(0-5)
Ukuran Indikatif
a. Adanya kampanye
hubungan masyarakat
(media) dan pendidikan
terpadu dengan pesan
yang terstruktur,
saluran-saluran
diseminasi, dan
penyampaian pesan.
Keterangan
Media dapat mencakup:
- Cetak buku, koran, leaflet,
selebaran;
- Bahan belajar-mengajar
sekolah dan perguruan tinggi;
- TV Iklan, film dokumenter,
siaran berita TV;
- Radio serupa dengan yang
untuk TV;
- Web website, iklan, isi pada
website kota;
- Mobile seperti untuk web
tetapi juga media sosial
Twitter, Facebook, Weebo, dll.;
mungkin perlu juga
menciptakan aplikasi spesial
untuk informasi ketangguhan
bencana kota;
- Poster di bangunan, bis,
kereta api, kantor-kantor kota.
Bahan-bahan dapat berasal dari
banyak lembaga dan sumber, tetapi
Halaman 48 dari 68
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
SKOR
(0-5)
Keterangan
harus memiliki pesan-pesan yang
terkoordinasi.
b. Masyarakat mendapat
pesan ketangguhan
7.2 Pelatihan
7.2.1 Ketersediaan,
keikutsertaan dalam
pelatihan.
Halaman 49 dari 68
Pengetahuan akan
skenario risiko dari
ancaman paling
mungkin dan
pengetahuan akan
respons utama serta
langkah-langkah
persiapan menyebar
luas di seluruh kota.
Diuji melalui survei
sampel.
a. Pelatihan ditawarkan
dan tersedia bagi
seluruh penduduk (dari
pemerintah kota,
relawan atau sumbersumber lain)
5 Seluruh masyarakat mendapat pesan ratarata 1 kali atau lebih per minggu.
4 Seluruh masyarakat mendapat pesan ratarata 1 kali per dua minggu.
3 Seluruh masyarakat mendapat pesan ratarata 1 kali per bulan.
2 Seluruh masyarakat mendapat pesan ratarata 1 kali per kuartal.
1 Seluruh masyarakat mendapat pesan ratarata 1 kali per enam bulan.
0 Seluruh masyarakat mendapat pesan ratarata 1 kali per tahun atau lebih buruk lagi.
5 Skenario ancaman paling mungkin, dan
respons serta persiapan terkait, tampak secara
umum diketahui oleh >90% responden yang
telah diverifikasi melalui jajak pendapat.
4 7590% diketahui.
3 50-75% diketahui.
2 25-50% diketahui.
1 10-25% diketahui.
0 <10% diketahui, atau tidak ada jajak
pendapat.
5 Kurikulum pelatihan lengkap tersedia untuk
semua, dikembangkan dari kebutuhan yang
telah diketahui atau diantisipasi.
4 Kurikulum pelatihan lengkap tersedia tetapi
tidak terlalu dikenal umum.
3 Kurikulum pelatihan tersedia tetapi masih
mengandung beberapa kesenjangan dan tidak
sepenuhnya dilaksanakan di seluruh kota.
2 Ada kelas-kelas pelatihan ad hoc yang
membahas beberapa isu dan diselenggarakan di
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
b. % penduduk
menerima pelatihan
dalam setahun terakhir.
c. Frekuensi perulangan
pelatihan
7.3 Bahasa
7.3.1 Aksesibilitas
pendidikan dan pelatihan
bagi semua kelompok
pengguna bahasa di kota.
Halaman 50 dari 68
Tersedianya pendidikan
dan pelatihan dalam
semua bahasa yang
digunakan di kota.
SKOR
(0-5)
Keterangan
Daftar Isu-isu yang Teridentifikasi dalam Langkah Mendasar # 7 (Yang diberi skor rendah 0,
1, 2 atau 3):
Halaman 51 dari 68
Ukuran Indikatif
8.1 Jasa-jasa
ekosistem
Jasa-jasa ekosistem
diidentifikasi secara
spesifik, dan dikelola
sebagai aset penting.
Halaman 52 dari 68
SKOR
(0-5)
Keterangan
Jasa-jasa ekosistem dapat mencakup:
- Bukit pasir, tanah gambut pesisir,
hutan bakau atau karang yang
melindungi terhadap aliran badai
dan tsunami;
- Penghijauan yang melindungi dari
banjir bandang, longsor;
- Saluran pembuangan alamiah,
daerah tanah berpasir dan rawarawa yang dapat melindungi
terhadap banjir sungai dan air
limpasan badai;
- Danau, sungai dan akuifer yang
memasok air;
- Neraca air yang, jika mengalami
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
SKOR
(0-5)
Keterangan
penurunan, dapat mengakibatkan
kawasan dataran rendah atau
lahan reklamasi dapat turun ke
ketinggian di bawah permukaan
laut;
- Pohon-pohon yang mengurangi
efek panas perkotaan di pulau.
Layanan ekosistem mungkin dapat
berlokasi jauh dari kota, tetapi masih
relevan bagi ketangguhan bencananya:
misalkan, penghijauan di gunung
dapat mengurangi banjir yang
mempengaruhi kota di dataran banjir
yang letaknya puluhan kilometer di
bawahnya.
8.1.2 Kesehatan
ekosistem
(keberlanjutan fungsifungsi ekosistem)
Halaman 53 dari 68
Perubahan dalam
kesehatan, luasan atau
manfaat setiap layanan
ekosistem dalam 5
tahun terakhir.
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
SKOR
(0-5)
Keterangan
Daftar Isu-isu yang Teridentifikasi dalam Langkah Mendasar # 8 (Yang diberi skor rendah 0,
1, 2 atau 3):
Halaman 54 dari 68
sistem peringatan dini untuk kedaruratan, bila secara teknis memungkinkan (saat ini belum memungkinkan untuk gempa bumi misalnya);
simulasi dan pelatihan manajemen kedaruratan;
pelaksanaan latihan bagi masyarakat.
Data yang anda butuhkan untuk mengisi bagian rapor ini (kemungkinan berasal dari banyak organisasi dan lembaga) akan mencakup: sistem
peringatan dini apa yang ada dan siapa yang dijangkau oleh sistem ini; rencana dan prosedur manajemen kedaruratan yang secara spesifik
mempertimbangkan dampak skenario pada bagian 3; dokumen petugas tanggap darurat staf dan peralatan kemampuan; catatan-catatan latihan
dan praktik-praktik; identifikasi sistem di mana interoperabilitas dengan lembaga-lembaga lain menjadi penting dan standar-standar yang diadopsi;
serta catatan-catatan evaluasi, pembelajaran dan peningkatan yang dilakukan.
Subjek/Isu
9.1 Sistem
peringatan dini
Halaman 55 dari 68
Ukuran Indikatif
a. Panjang waktu dan
kehandalan peringatan
untuk membantu
mengambil tindakan.
SKOR
(0-5)
Keterangan
Teknologi peringatan bencana
berkembang pesat, baik dalam hal
penilaian risiko jangka panjang
(misalnya risiko cuaca di musim
yang akan datang) dan periode
notifikasi serta pemutakhiran
frekuensi untuk suatu kejadian
spesifik (misalnya kemajuan
gelombang banjir dari hulu ke hilir
sungai, risiko longsor, atau
peringatan tornado).
Peringatan yang telah meningkat
memungkinkan penyempurnaan
penilaian risiko dalam Langkah
Mendasar 3, misalnya, dengan
membuat warga dapat
mempersiapkan diri dengan lebih
baik atau memungkinkan lebih
banyak orang untuk menjauh dari
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
SKOR
(0-5)
b. Jangkauan peringatan
apakah 100%
penduduk terdampak
menerimanya?
9.2 Rencana
manajemen
kejadian
bencana
Halaman 56 dari 68
5 100% terjangkau.
4 90-100% terjangkau.
3 80-90% terjangkau.
2 70-80% terjangkau.
1 50-70% terjangkau..
0 < 50% terjangkau (atau tidak ada
peringatan lihat di atas).
5 Ada rencana lengkap, yang dikaitkan
dengan skenario pada Langkah Mendasar 3.
Rencana-rencana ini telah diuji dalam
kedaruratan sesungguhnya.
4 Rencana lengkap ada seperti di atas, tetapi
mungkin belum sepenuhnya teruji.
3 Rencana ada tetapi tidak dikaitkan dengan
skenario pada Langkah Mendasar 3.
2 Rencana ada tetapi tidak lengkap atau
masih banyak kekurangan.
1 Rencana ada tetapi masih memiliki
kelemahan-kelemahan besar.
0 Tidak ada rencana.
Keterangan
jalur bencana.
Namun, walaupun hal-hal tersebut
banyak menjadi pusat perhatian dari
penelitian-penelitian terbaru, sistem
peringatan gempa bumi yang baik
sampai saat ini belum tersedia untuk
tujuan-tujuan praktis. Jika gempa
bumi merupakan satu-satunya
ancaman di kota anda, skor 0.
Peringatan harus disampaikan dalam
periode maksimum yang mungkin
melalui banyak media, termasuk
telepon, TV, radio, web, maupun
sirine.
Rencana manajemen kedaruratan
perlu mencakup:
Komando dan kontrol
koordinasi dengan lembagalembaga dan kota-kota lain,
peran, tanggung jawab (lihat
Langkah Mendasar 1);
Evakuasi (termasuk rumah
sakit, penjara, dll.);
Sistem komunikasi;
Manajemen aset penting
(termasuk rantai kegagalan
yang mungkin timbul lihat
Langkah Mendasar 4);
Respons medis;
Respons hukum dan ketertiban;
Respons kebakaran dan
penyelamatan;
Informasi bagi masyarakat;
Skenario triase;
Pemaduan kontribusi dari
warga/organisasi berbasis
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
SKOR
(0-5)
Keterangan
masyarakat.
9.3 Kebutuhan
staf/petugas
tanggap darurat
Kapasitas cadangan
atau para-profesional
yang memadai untuk
memelihara hukum dan
ketertiban di bawah
skenario ancaman
paling parah dan
ancaman paling
mungkin, selain untuk
mendukung beban kerja
para petugas tanggap
darurat.
Kebutuhan staf
dirumuskan untuk
skenario ancaman
paling mungkin dan
ancaman paling
parah.
Halaman 57 dari 68
Subjek/Isu
9.4 Kebutuhan
peralatan dan
pasokan bahan
bantuan
9.4.1 Identifikasi
kebutuhan peralatan dan
pasokan, serta
ketersediaan peralatan.
Estimasi kekurangan
staf/petugas tanggap
darurat per kebutuhan
yang dirumuskan
potensial berasal dari
banyak sumber. Nota
kesepahaman sudah ada
untuk sumber-sumber
yang tidak berasal dari
pemerintah kota,
terutama dari sektor
swasta.
Kebutuhan peralatan
dan pasokan
dirumuskan untuk
skenario ancaman
paling mungkin dan
ancaman paling parah
dalam Langkah
Mendasar 3
Estimasi kekurangan
ketersediaan peralatan
per kebutuhan yang
dirumuskan dapat
berasal dari banyak
sumber. Nota
Halaman 58 dari 68
SKOR
(0-5)
Ukuran Indikatif
Keterangan
Standar-standar tanggap darurat
nasional yang berbeda mungkin
berlaku dalam bidang ini.
Peralatan mencakup:
-
Kendaraan kepolisian,
kebakaran dan ambulans, serta
bahan bakar;
Helikopter, pesawat bila sesuai,
dan bahan bakar;
Peralatan penyelamatan;
Suplai medis;
Bulldozer, excavator, truk
pengangkut puing (dapat
disuplai oleh pihak swasta);
Sistem TI tanggap darurat lokal,
alat komunikasi genggam.
Subjek/Isu
9.5 Pangan,
tempat evakuasi
sementara,
suplai barangbarang pokok
dan bahan
bakar.
SKOR
(0-5)
Ukuran Indikatif
9.5.1 Kemampuan
memberikan bantuan
pangan bagi penduduk
Kekurangan pangan
# hari di mana kota
dapat memberi makan
seluruh lapisan
masyarakat yang
terkena bencana
dikurangi estimasi #
hari gangguan di bawah
skenario tertentu.
9.5.2 Kemampuan
memenuhi kebutuhan
tempat evakuasi
sementara/tempat aman
Kekurangan tempat
evakuasi sementara
jumlah penduduk
mengungsi dikurangi
tempat evakuasi
sementara yang tersedia
dalam 24 jam.
Keterangan
Halaman 59 dari 68
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
SKOR
(0-5)
Keterangan
digunakan di dalam tempat evakuasi
sementara mungkin juga
dibutuhkan.
9.5.3 Kemampuan
memenuhi kebutuhan
bahan kebutuhan dasar.
Kekurangan bahan
kebutuhan dasar %
kekurangan pasokan
dalam 24 jam setelah
permintaan.
Halaman 60 dari 68
Kekurangan bahan
bakar # hari kota
dapat memenuhi
Sanitasi;
Suplai alat sanitasi pribadi dan
popok;
Suplai alat medis dan
pertolongan pertama;
Aki/baterai;
Pakaian;
Tempat tidur;
Tabung gas untuk memasak dan
pemanasan ruang;
Bahan-bahan untuk perbaikan
rumah mendadak atau membuat
rumah tahan cuaca.
Subjek/Isu
9.6 Kesesuaian
interoperabilitas
dan antar
lembaga
9.6.1 Interoperabilitas
sistem dan prosedur
penting dengan kotakota/kabupaten tetangga
dan pemerintah provinsi.
(sistem yang saling
sesuai/terhubung dengan
daerah tetangga)
SKOR
(0-5)
Ukuran Indikatif
suplai.
4 Sama hari bahan bakar tersedia sama
dengan estimasi hari gangguan terhadap suplai.
3 Nilai negatif estimasi gangguan melebihi
hari bahan bakar tersedia (kekurangan bahan
bakar) selama 24 jam.
2 Nilai negatif estimasi kekurangan bahan
bakar selama 48 jam.
1 Nilai negatif estimasi kekurangan bahan
bakar selama 72 jam.
0 Nilai negatif estimasi kekurangan bahan
bakar selama lebih dari 72 jam.
5 Interoperabilitas semua sistem dan prosedur
utama telah terbukti.
4 Interoperabilitas dalam teori telah berlaku
untuk semua sistem utama tetapi masih harus
diuji dalam praktiknya.
3 Ada sedikit ketidaksesuaian tetapi masih
ditangani.
2 Ada banyak ketidaksesuaian tetapi sudah
ada rencana untuk menanganinya.
1 Ada banyak ketidaksesuaian tetapi belum
ada rencana.
0 Interoperabilitas tidak pernah dikaji.
Kemampuan untuk
bekerja sama pada
semua tingkatan dengan
kota-kota tetangga dan
semua tingkat
pemerintahan.
Keterangan
transportasi pribadi dan bisnis.
Halaman 61 dari 68
Sistem komunikasi;
Data;
Aplikasi penanggulangan
bencana;
Asumsi-asumsi, prosedur dan
priortas;
Akuntabilitas (lihat Langkah
Mendasar 1);
Cakupan wilayah;
Karakteristik aset fisik
(misalnya, lebar selang
kebakaran untuk pemadam
kebakaran dari pemerintah
tetangga; kesesuaian bahan
bakar untuk kendaraan).
Subjek/Isu
9.7 Latihan
Halaman 62 dari 68
SKOR
(0-5)
Ukuran Indikatif
Adanya Pusdalops
dengan partisipasi
semua lembaga,
otomatisasi prosedur
tetap yang secara
khusus dirancang untuk
menghadapi skenario
ancaman paling
mungkin terjadi dan
ancaman paling
parah.
Uji rencana-rencana
tahunan, dengan
simulasi kejadian
darurat dan kejadian
non-darurat yang
aktual.
Keterangan
Pusdalops sendiri perlu sangat
tangguh bencana!
Protap = Prosedur tetap proses dan
prosedur tanggap darurat yang telah
dilatihkan.
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
SKOR
(0-5)
Keterangan
gempa bumi yang lemah, untuk:
-
Tingkat efektivitas
latihan
Melatihkan aspek-aspek
tanggap darurat seperti
pengelolaan masa rakyat yang
banyak;
Uji kapasitas tampung jalurjalur evakuasi yang potensial;
Evaluasi waktu tanggap dan
akses, dll.
Daftar Isu-isu yang Teridentifikasi dalam Langkah Mendasar # 9 (Yang diberi skor rendah 0,
1, 2 atau 3):
Halaman 63 dari 68
10.1
Perencanaan
pemulihan pasca
bencana
sebelum
kejadian!
Ukuran Indikatif
Adanya rencana
pemulihan pasca
kejadian yang
menyeluruh.
SKOR
(0-5)
Keterangan
Rencana pemulihan pasca kejadian
bencana yang menyeluruh perlu merinci
hal-hal di bawah ini (daftar ini tentunya
belum sepenuhnya lengkap):
-
Halaman 64 dari 68
Subjek/Isu
Ukuran Indikatif
SKOR
(0-5)
Keterangan
-
insentif, dll.;
Penyempurnaan tata letak dan tata
operasional kota yang dilakukan
sejalan dengan pembangunan
kembali, terutama untuk
mengurangi risiko-risiko di masa
yang akan datang;
Pengaturan untuk menjamin
keadilan sosial perhatian yang
sama, masukan, pendanaan, prioritas
untuk semua kelurahan.
Halaman 65 dari 68
Daftar Isu-isu yang Teridentifikasi dalam Langkah Mendasar # 10 (Yang diberi skor rendah
0, 1, 2 atau 3):
Halaman 66 dari 68
Stres Kronis
Rantai kegagalan
Bahaya
Halaman 67 dari 68
Kejadian alamiah atau buatan manusia yang mengakibatkan bencana. Fokus langsung rapor ini adalah tekanan akut tetapi bencana
yang timbul dapat dibuat menjadi lebih parah, atau lebih sering, atau kota dianggap kurang mampu merespons, akibat adanya akar
masalah tertentu atau tekanan kronis. Tekanan akut adalah ujung akhir dari sebuah kontinuum yang ujung lainnya adalah tekanan
kronis.
Degradasi lingkungan hidup dan faktor-faktor alamiah atau buatan manusia lainnya yang mengakibatkan kerusakan mendasar tanpa
langsung memicu timbulnya bencana dalam skala penuh. Contohnya hal-hal seperti pemanfaatan berlebihan atas air tanah, polusi
atau penggundulan hutan. Tekanan-tekanan kronis bukanlah fokus langsung dari rapor ini. Namun, tekanan kronis dapat membuat
bencana menjadi lebih sering terjadi, atau lebih parah, atau mengurangi kemampuan kota dalam menghadapi bencana. Tekanan
kronis adalah ujung akhir dari sebuah kontinuum yang ujung lainnya adalah tekanan akut.
Fungsi-fungsi administrasi penting mencakup hal-hal yang secara langsung mempengaruhi kesejahteraan masyarakat atau individu.
Sebagai contohnya: pembayaran kupon makanan atau tunjangan pengangguran; kantor-kantor perumahan; pelaporan kerusakan
setelah bencana; pengumpulan dan pengolahan sampah.
Peralatan, fasilitas, infrastruktur atau sistem komputer/data yang penting bagi berfungsinya kota, pemeliharaan keamanan
masyarakat atau tanggap bencana. Aset-aset penting seringkali saling terhubungkan dan dapat membentuk rantai-rantai kegagalan
yang perlu diidentifikasi dan dikelola.
Suatu kejadian yang mengakibatkan banyak korban tewas atau kerusakan besar pada aset-aset, properti atau kegiatan ekonomi.
Bencana dapat bersifat buatan manusia atau alamiah yang terakhir ini menjadi fokus rapor, tetapi berlaku juga untuk yang
sebelumnya.
Kemampuan meredam dan memulihkan diri dari kejadian bencana. Suatu subset dari konsep ketangguhan yang lebih luas.
Siapa atau apa (orang, lahan, ekosistem, tanaman, aset-aset, infrastruktur, kegiatan ekonomi) yang berpotensi menderita kerusakan
atau kerugian sebagai akibat suatu ancaman. Keterpaparan dan/atau kerentanan berbeda dapat bergabung, misalnya dalam tsunami
yang dipicu oleh gempa bumi Tohoku di Jepang pada tahun 2011 yang menimbulkan kerusakan hebat pada pembangkit listrik
tenaga nuklir Fukushima yang selanjutnya menimbulkan serangkaian keterpaparan dan kerentanan tambahan yang baru..
Rantai kegagalan merupakan serangkaian kegagalan menyangkut aset-aset penting yang saling berhubungan dalam sistem
infrastruktur kota. Sebagai contoh rusaknya sebuah gardu listrik dapat menghentikan operasi instalasi penjernihan air; yang
kemudian dapat memaksa rumah sakit untuk menghentikan operasinya; dan ini pada gilirannya dapat berarti hilangnya sebagian
kapasitas kota dalam melakukan cuci darah/dialisis. Ini merupakan rantai kegagalan yang berkaitan dengan sistem energi, air dan
layanan kesehatan.
Organisasi yang ada untuk menciptakan ketangguhan bencana di tingkat lokal, baik yang dibentuk khusus untuk tujuan tersebut
(misalnya kelompok-kelompok tanggap darurat masyarakat), atau mungkin untuk tujuan lain tetapi mau dan mampu untuk
memainkan peran ketangguhan bencana: misalnya, gereja, asosiasi bisnis, organisasi pemuda, dapur umum, ronda, dsb.
Kejadian atau fenomena (misalnya badai, banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami) yang dapat menimbulkan bencana. Ancaman
dapat berubah seiring dengan waktu dan sebagai konsekuensi dari urbanisasi dan penggunaan lahan (misalnya di mana
penggundulan hutan meningkatkan kemungkinan banjir bandang), perubahan iklim (misalnya, perubahan curah hujan atau pola
badai), atau pengetahuan yang lebih baik (misalnya, pemahaman akan ancaman seismik atau jalur yang akan dilalui badai). Oleh
karena itu, estimasi ancaman perlu dimutakhirkan secara reguler.
Lihat ancaman.
Ketangguhan
Penilaian risiko
Skenario
Simpul koordinasi tunggal
Prosedur tetap (Protap)
Kerentanan
Halaman 68 dari 68
Kemampuan untuk meredam dan beradaptasi baik terhadap tekanan kronis maupun akut.
Proses dan hasil kompilasi skenario ancaman alam yang dapat menimbulkan bencana di kota, dan keterpaparan serta kerentanan
kota terhadap hal-hal ini.
Suatu penilaian menyeluruh atas keparahan, probabilitas ancaman dan dampak keseluruhannya keterpaparan dan kerentanan kota
yang mengakibatkan korban tewas, kerusakan atau dampak buruk lainnya jika bencana terjadi. Idealnya kota paling sedikit
memiliki dua skenario satu untuk kejadian ancaman paling mungkin dan satu untuk ancaman paling parah
Orang atau kelompok/komite (dengan sub-kelompok atau sub-komite bila perlu) dari mana semua organisasi yang berperan dalam
ketangguhan bencana kota menerima perintah atau arahan dalam hal-hal yang berkaitan dengan ketangguhan, dan kepada siapa
mereka melaporkan hal-hal tersebut.
Proses dan prosedur tanggap darurat yang sudah dilatihkan sebelumnya.
Potensi konsekuensi keterpaparan terhadap beberapa ancaman (korban tewas, properti atau layanan; kerusakan fisik; dampak
kesehatan, dampak ekonomi; dampak pada lingkungan hidup dan sebagainya). Keterpaparan dan/atau kerentanan berbeda dapat
bergabung, misalnya dalam tsunami yang dipicu oleh gempa bumi Tohoku di Jepang pada tahun 2011 yang menimbulkan kerusakan
hebat pada pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang selanjutnya menimbulkan serangkaian keterpaparan dan kerentanan
tambahan yang baru.
Ancaman yang mengakibatkan bencana, yang tingkat keparahannya dihitung berada pada titik tengah dalam distribusi probabilitas
(ini lebih dipilih) atau dinilai sebagai tipikal berdasarkan penilaian ahli atau estimasi ad hoc lainnya.
Ancaman yang mengakibatkan bencana, yang tingkat keparahannya dihitung berada pada posisi 10% teratas dalam distribusi
probabilitas (ini lebih dipilih) atau dinilai sebagai kasus terburuk berdasarkan penilaian ahli atau estimasi ad hoc lainnya.