Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
157
fisik sel . Bahan pengawet yang rutin digunakan adalah larutan Buffered Neutral
Formalin (BNF) 10% dengan pH berkisar antara 6.5 - 7 .5. pH ideal adalah
7.0.
Untuk membuat 1 liter BNF 10% yaitu dengan menimbang garam
NaH 2PO4 . H2O sebanyak 4,0 gram, dan Na2HP0 4 . 2H20 sebanyak 6,5 gram
larutkan dengan akuades 1 liter kemudian tambahkan 100 ml formaldehyde
(37%-40% .)
Agar fiksasi jaringan dengan larutan tersebut berlangsung sempurna,
maka perbandingan antara organ dan larutan yaitu 1 : 10, sedangkan lamanya
fiksasi minimal 2 hari.
Larutan Dekalsifikasi
Larutan dekalsifikasi yaitu larutan yang berfungsi untuk
menghilangkan garam-garam kalsium dari jaringan tulang sebelum
pemotongan sehingga tulang menjadi lunak, selain itu juga untuk memudahkan
pemotongan. Dekalsifikasi hanya bisa dilakukan apabila jaringan difiksasi
dengan sempurna. Larutan dekalsifikasi dapat dibuat dengan cara mencampur
asam format sebanyak 160 ml dengan formalin teknis sebanyak 100 ml,
kemudian larutan tersebut ditambahkan akuades sebanyak 1 .740 ml, larutan
tersebut siap untuk digunakan dengan perbandingan antara jaringan dan
larutan 1 : 20 dengan waktu perendaman selama 24 jam.
Proses Pembatan Preparat Histopatologi
1.
Proses dehidrasi
15 8
3 . Vakum
Setelah proses dehidrasi dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan
penghilangan udara dari jaringan dengan menggunakan mesin vakum yang di
dalammya terdapat tabung untuk menyimpan keranjang yang diisi parafin cair
dengan temperatur (59 - 60C) di vakum selama 30 menit. Keranjang diangkat,
tissue cassette dikeluarkan dan disimpan pada temperatur 60 C untuk
sementara waktu sebelum pencetakan dilakukan dengan parafin cair.
159
(,HVO CONSOLE
D15!'E NSIrJV
CONSOLE
' V(-AlAO
CCwSOIE
160
Larutan pembiru
Lithium carbonat sebanyak 1,5 gram dilarutkan dengan akuades 1 liter
dan diaduk hingga homogen .
"
"
"
"
"
"
Ethanol
Ethanol
Ethanol
Ethanol
Xylol
Xylol
Xylol
80 %
90 %
absolute
absolute
10
10
10
1
3
3
3
celupan
celupan
celupan
menit
menit
menit
menit
Preparat diangkat satu persatu dari larutan xylol dalam keadaan basah,
diberi satu tetes cairan perekat ( DPX ) dan selanjutnya ditutup dengan kaca
penutup . Hasil pewarnaan dapat dilihat di bawah mikroskop .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pewarnaan hematoksilin dan eosin (H&E) dapat dilihat pada
(Gambar 4). Dari hasil pewarnaan yang dilakukan pada jaringan otot rangka
kerbau terlihat dengan jelas bahwa inti sel berwarna biru sedangkan otot
berwarna merah muda sampai merah.
Proses pembiruan dalam hematoksilin akan merubah warna merah
kecoklatan dari hematoksilin menjadi biru kehitaman, dimana akan terlihat
lebih jelas setelah dilakukan counter stain dengan eosin yang berwarna merah
menjadi merah muda. Proses ini akan terjadi dalam air keran yang bersifat
alkali atau juga dapat dibantu dengan penambahan garam lithium carbonat yang
menjadikan air lebih bersifat alkali .
Gambar 4. Otot rangka kerbau, inti sel berwarna biru (a), Otot berwarna merah
muda sampel merah (b), Pewarnaan H & E 40 x
162
KESIMPULAN
Pewarnaan hematoksilin dan eosin sangat bermanfaat untuk
mengidentifikasi morfologi / komponen-komponen sel suatu jaringan dari
organ tubuh hewan, sehingga kelainan histopatologi pada preparat dapat
didiagnosis dengan baik.
SARAN
Bahan pengawet sebaiknya menggunakan buffer neutral formalin
(BNF) 10 % dan tidak dianjurkan untuk menggunakan larutan alkohol dan
gliserin
UCAPAN TERIMA KASIH
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Ibu Drh . Rini Damayanti atas bimbingan dan bantuan dalam
penulisan makalah ini . Juga kepada tim makalah atas komentar dan sarannya
untuk perbaikan makalah ini kami ucapkan terima kasih .
DAFTAR BACAAN
CULLING, C.F.A. 1974. Handbook of Histopatological and Techniques . Third