PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kebakaran merupakan kejadian yang tidak diinginkan bagi setiap
orang dan kecelakaan yang berakibat fatal.Kebakaran ini dapat
mengakibatkan suatu kerugian yang sangat besar baik kerugian materil
maupun kerugian immateriil. Sebagai contoh kerugian nyawa, harta, dan
terhentinya proses atau jalannya suatu produksi/aktivitas, jika tidak
ditangani dengan segera, maka akan berdampak bagi penghuninya.
Dengan adanya perkembangan dan kemajuan pembangunan yang
semakin pesat, resiko terjadinya kebakaran semakin meningkat.Penduduk
semakin padat, pembangunan gedung-gedung perkantoran, kawasan
perumahan, industri yang semakin berkembang sehingga menimbulkan
kerawanan dan apabila terjadi kebakaran membutuhkan penanganan secara
khusus.
Salah satu penanganan dini pada saat terjadi awal proses kebakaran,
adalah menggunakan APAR. Berdasarkan PERMENAKERTRANS RI
NO.04/MEN/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan
APAR dan NFPA tahun 1998 tentang standart portable for fire
extinguisher.
1.2
1.3
Maka
harus
dilakukan
pemasangan
APAR
dengan
1.4
Ruang Lingkup
Praktikum Sistem Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran kali
ini dilaksanakan di dalam laboratorium SPPK. Dimana gedung tersebut
terletak pada kompleks kampus Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu, 29 Mei 2013 dengan bentuk
simulasi.
BAB II
DASAR TEORI
2.1
TEORI API
Api merupakan suatu hal yang sangat umum diketahui oleh manusia sejak di awal
peradaban. Namun hingga saat ini definisi dari api masih sering diperdebatkan.
Terdapat beberapa definisi yang diberikan oleh para ahli. Yang pertama yaitu api
adalah proses oksidasi tanpa bantuan (self-sustaining) yang cepat disertai dengan
evolusi panas dan cahaya dalam bermacam-macam intensitasnya. Dan juga dapat
didefinisikan sebagai hasil percampuran secara kimia dari panas, bahan bakar dan
oksigen dalam proporsi yang tepat.
Dari kedua definisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa api hanya dapat
terjadi dimana terdapat bahan yang dapat terbakar (bahan bakar), sumber
penyalaan (panas atau energi panas) dan oksigen (bahan oksidator) dari udara atau
dari sumber lain. Bilamana ketiga unsur tersebut berada dalam konsentrasi yang
memenuhi syarat, maka timbulah reaksi oksidasi yang dikenal sebagai proses
pembakaran.
Sebagian panas akan diserap oleh bahan yang kemudian melepaskan uap dan gas
yang dapat menyala berganti-ganti bercampur dengan oksigen di udara. Nyala ini
akan terus berlangsung selama ketiga unsur itu ada dalam suatu konsentrasi yang
seimbang.
Jadi, untuk menimbulkan api awal diperlukan tiga unsur:
1.
Bahan bakar (fuel)
2.
Panas (heat)
3.
Oksigen (CO2)
Bilamana suhu sudah mencapai titik penyalaan suatu bahan bakar, maka unsur
tersebut akan memproduksi api, yang tergabung membentuk segitiga yang kita
kenal dengan segitiga-api dan digambarkan seperti berikut ini:
3.
bakar.
Dengan menghilangkan oksigen
Oksigen seperti yang ada di atmosfer kita (21%) sudah cukup untuk
mendukung pembakaran di sebagian besar situasi kebakaran.Penghapusan
udara atau oksigen dapat dicapai dengan memisahkannya darisumber bahan
bakar atau dengan menggusur dengan gas inert. Salah satu contohnya adalah
dengan menggunakan busa di cairan api yang mudah terbakar, selimut
basah, atau menutup ketat wajan api. Agen seperti CO2, nitrogen, dan uap
4.
2.
Air
Sifat air dalam memadamkan kebakaran adalah secara fisik mengambil
panas (cooling) dan sangat tepat untuk memadamkan bahan padat (kelas A).
Busa
Busa digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas A dan B
Busa memadamkan api melalui kombinasi tiga aksi pemadaman yaitu
menutupi, melemahkan dan mendinginkan.
Menutupi yaitu membuat selimut busa di atas bahan yang terbakar,
3.
terbakar
Mendinginkan yaitu menyerap kalori cairan yang mudah terbakar
yang
mudah
golongan B dan C
Karbon dioksida (CO2)
Media pemadam api CO2 berupa fase cair bertekanan tinggi
Prinsip kerja CO2 ialah reaksi dengan O2 sehingga konsentrasinya
4.
berkurang dari 21% menjadi sama atau lebih kecil dari 14%. Hal ini
Tipe Tabung Bertekanan Tetap (Stored Pressure Type) ialah suatu alat
pemadam kebakaran yang bahan pemadamannya didorong keluar oleh gas
kering tanpa bahan kimia aktif/udara kering yang disimpan bersama
dengan tepung pemadamannya dalam keadaan bertekanan. Umumnya
2.
jenis tabung ini digunakan untuk APAR dengan isi Busa, Air,dan DC
Tipe Tabung Gas (Gas Cartridge Type)ialah suatu alat pemadam
kebakaran yang bahan pemadamannya di dorong keluar oleh gas
bertekanan yang dilepas dari tabung gas. Umumnya jenis tabung ini
digunakan untuk APAR dengan isi Busa, Air, DC, CO2
Lokasi Penempatan Alat Pemadam Api Ringan :
1.
2.
3.
4.
>15cm
Memberi penandaan pada APAR dengan tinggi 125 cm dari dasar lantai
5.
6.
digunakan.
Lemari atau peti (box) dapat dikunci dengan syarat bagian depannya diberi
kaca aman (safety glass) dengan tebal maximum 2 mm.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
3.2
2. Foam Extinguishers
5. Halon Extinguishers
6. Purple-K Extinguishers
3.3
pemadam
Tarik pin/putus segel pengaman pada pin operating lever
Beriri pada jarak 30-40 feet dari api
Coba keandalan APAR sebelum di arahkan ke sasaran
Letakkan APAR dengan keadaan terbalik pada lantai
Arahkan ke bawah/dasar api
Semprotkan dari sisi ke sisi/ kibaskan media pemadam api pada
MULA
I
Perumusan
Masalah
Studi
Literatur
Buku
Internet
Tugas Akhir
Persiapan
Alat dan
Bahan
Eksperimen Praktikum
APAR
Dokumentasi &
Analisa
Hasil
Analisa
SELESA
I
Kesimpula
n
TUGAS PENDAHULUAN
1.
Jawab :
1.
2.
Air
Sifat air dalam memadamkan kebakaran adalah secara fisik mengambil
panas (cooling) dan sangat tepat untuk memadamkan bahan padat (kelas A).
Busa
Busa digunakan untuk memadamkan kebakaran kelas A dan B
Busa memadamkan api melalui kombinasi tiga aksi pemadaman yaitu
menutupi, melemahkan dan mendinginkan.
Menutupi yaitu membuat selimut busa di atas bahan yang terbakar,
3.
4.
terbakar
Mendinginkan yaitu menyerap kalori cairan yang mudah terbakar
yang
mudah
golongan B dan C
Kalsium bikarbonat dapat dipergunakan untuk memadamkan kebakaran
golongan B dan C
Karbon dioksida (CO2)
Media pemadam api CO2 berupa fase cair bertekanan tinggi
Prinsip kerja CO2 ialah reaksi dengan O2 sehingga konsentrasinya
berkurang dari 21% menjadi sama atau lebih kecil dari 14%. Hal ini
disebut pemadaman dengan cara menutup.
Media pemadam api CO2 tidak beracun tetapi dapat membuat orang
2.
Sebutkan dan jelaskan tipe APAR beserta cara kerjanya dari masing-masing
tipe yang ada
Jawab :
Tipe Tabung Bertekanan Tetap (Stored Pressure Type) ialah suatu alat
1.
pemadam kebakaran yang bahan pemadamannya didorong keluar oleh gas
kering tanpa bahan kimia aktif/udara kering yang disimpan bersama
dengan tepung pemadamannya dalam keadaan bertekanan. Digunakan
2.
DAFTAR PUSTAKA
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Beberapa hal yang harus diperhatikan saat akan menggunakan APAR
Pemeriksaan APAR
Pemeriksaan tanggal kelayakan zat pada APAR harus dilakukan untuk
mengetahui sudah kadaluarsa atau belum. Kemudian periksa tekanan
yang ditunjukkan pada Pressure Gauge. Setelah kedua langkah tersebut
sudah memenuhi syarat untuk layak digunakan kemudian buka Safety Pin
agar tuas bisa digunakan. Terakhir, perhatikan posisi memegang tuas dan
corong pada APAR harus benar.
Arah Angin
Pemadaman harus dilakukan searah dengan angin, agar pemadam tidak
berpotensi terkena lidah api.
4.2 Dokumentasi
APAR Serbuk Kimia Kering
No.
1.
Gambar
Penjelasan
Hal pertama yang harus
dilakukan adalah memeriksa
tanggal kelayakan zat pada
APAR, sudah kadaluarsa atau
belum.
Kedua, periksa tekanan yang
ditunjukkan pada Pressure
Gauge.
digunakan
pengaman
(Sumber: Data Penulis, 2013)
Apabila ketiga cara tersebut
sudah dilakukan, perhatiakan
posisi memegang tuas dan
corong pada APAR harus benar.
Posisi tangan harus tegak dan
3.
APAR
corong APAR.
4.
5.
No.
Memadamkan api
APAR CO2
Gambar
Penjelasan
1.
2.
3.
padam.
Pemadaman dilakukan
4.
5.
BAB V
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
5.2.1
Saran
Pelaksanaan praktikum berjalan dengan lancar dan sesaui dengan
prosedur yang ada. Namun lokasi simulasi yang berada di antara Gedung
Studio Gambar dan Gedung Boiler kurang tepat, karena asap yang
ditimbulkan akibat pemadaman serta zat kimia yang dikeluarkan oleh
APAR dapat mengganggu aktivitas belajar mahasiswa yang ada di dalam
kelas.