Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ulfa Sari Putri P.

NIM : 135120100111012
Kelas : C SOS 4
Tugas Mata Kuliah Teori Sosiologi Kritik dan Postmodern
FRIEDRICH NIETZSCHE

Riwayat Hidup
Secara garis besarnya, riyawat pada hidup Nietzsche dapat dibagi dalam empat
tahapan, yaitu; 1) tahap meliputi kehidupan di dalam keluarganya serta masa kecil Nietzsche
yang ditandai oleh suasana pendidik Kriten yang terbilang sangat kuat. 2) Tahap dimasa
dimana Nietzsche kemudian menjalani hidupny sebagai seorang pelajar dan juga mahasiswa.
3) Tahap dimana Nietzsche mulai ditandai oleh karirnya sebagai seorang profesor di Basel. 4)
Tahap terakhir dimana Nietzsche berjuang dengan segenap tenanya untuk mengatasi
penyakitnya yang kian bertambah parah.
1) Latar Belakang keluarga Nietzsche dan Masa Kecilnya
Nietzsche lahir di Rocken pada 15 Oktober 1844. Ia lahir dilingkungan kristen yang taat.
Hal tersebut dapat dilihat dari kelurga Nietzsche sendiri dimana sang Ayah, Karl Ludwig
Nietzsche yang merupakan seorang pendeta saleh terkemuka di desa Rocken. Dan, kakek
Nietzsche yaitu Friedrich August Ludwig adalah seorang pejabat tinggi di Gereja Lutheran
yang posisinya sejajar dengan seorang uskup dalam Gerja Katolik. Sementara, sang ibu,
Franziska Oehler merupakan seorang Lutheran yang taat dari keluarga pendeta. Ibu Nietzsche
merupakan seorang yang tidak mengerti sikap orang yang meragukan Injil setelah orang
tersebut membaca dan mempelajari Injil tersebut.
Pada tahu 1849 Ayah Nietzsche yang mengalami sakit keras kemudian meninggal
dunia dan pada tahun berikutnya adik Nietzsche pun menyusul kepergian Ayahnya. Hal
tersebut membuat keluarga Nietzsche terpukul dan memulai fase hidup baru dengan pindah
ke Naumburg yang merupakan kota asal nenek moyang Nietzsche. Nietzsche di asuh oleh
ibu, nenek, dan para kakaknya serta tantenya. Menginjak pada usianya yang ke enam tahun,
Nietzsche di asuh oleh ibu, nenek, dan para kakaknya serta tantenya. Kemudian menempuh
pendidikan dasar dimana ia masuk dalam kategori anak yang pandai bergaul dan dari
berbagai temannya tersebut akhirnya ia mengenal sastra dan musik dimana ia merasa bahwa
ia memiliki bakat dalam hal tersebut. Nietzsche tumbuh menjadi seorang yang menyukai
keteraturan, kejujuran dan juga kerapihan layaknya seorang pendeta cilik.
2) Sebagai Pelajar dan juga Mahasiswa
Pada umur 14 tahun Nietzsche menjalani hidupnya di sebuah sekolah sekaligus asrama
bernama Pforta. Disana ia harus belajar dan mengikuti aturan yang ketat seolah seperti di
dalam penjara. Nietzsche di Pforta mempelaari baha Yunani dan juga Latin secara Intensif

sehingga mendapat bekal yang kuat dalam menjadi seorang filologi ahli yang brilian. Namun
seiring berjalannya waktu Nietzsche mulai kehilangan kepecayaannya terhadap agama
Kristen bahkan meragukan kebenaran terhadap seluruh agama.
Setelah semuanya itu, Nietzsche melanjutkan studinya di berbagai Universitas dan
bahkan menjalani hidupnya sebagai anggota dinas militer. Selama berlangsungnya
pengalaman Nietzsche di dunia pendidikan yang ia tempuh ini, Nietzsche juga mulai mencari
Kepercayaan dan Tuhan yang baru sehingga berdampak pula pada kehidupan Nietzsche yang
awalnya menyukai keteraturan dan sebagainya menjadi seorang yang porak-poranda, tidak
beraturan, dan berbagai hal lain yang bertentangan dengan kehidupan Nietzsche sebelumnya.
Ia menggabungkan dua tokoh yaitu Wagner (seorang pemusik) dan Schopenhauer (tokoh
yang dikagumi Wagner) sebagai agama barunya.
3) Sebagai Seorang Profesor di Basel
Nietzsche mendapat panggilan dari Universitas Basel di Swiss untuk mengajar sebagai
dosen. Tawaran tersebut di terima oleh Nietzsche dan ia mengajar disana selama 10 tahun dan
berhenti akibat kesehatannya yang memburuk. Selama mengajar di Universitas ia juga
mengajar di tempat lain seperti di SMA dimana hal tersebut membuatnya memiliki banyak
kesempatan untuk bertemu Wagner dan mengalnya secara lebih dekat. Sejarah kesehatan
Nietzsche dikarankan banyaknya orang-orang yang beranggapan bahwa berbagai
karangannya tidak lebih merupakan ungkapan atas pengalaman Nietzsche dalam
mengahadapi sakitnya.
4) Masa Pengembaraan dan Kesepian Nietzsche
Sejak meninggalkan Basel pada Juni 1897 tersebut, hidup Nietzsche diwarnai oleh
kesuraman dan kesepian. Nietzsche lebih banyak menyendiri dan menghidari berbagai hal
yang menyangkut akan tanggung jawab sosial. Ia berpindah-pindah di Swiss, Italia, dan juga
Perancis. Pada tahun 1889 di Torino, Nietzsche mengalami sakit jiwa dan dibawa ke berbagai
klinik hingga akhirnya dipelihara dan dirawat oleh sang Ibu dan kakaknya.
Nietzsche kemudian meninggal pada 25 Agustus 1900. Pada saat dua tahun terahir dalam
masa hidupnya, Nietzsche tidak dapat berpikir dan mengetahui apapun bahkan saat ibu
meninggal. Nietzsche juga mengetahui bahwa kemudian ia mulai menjadi termasyhur.
Pemikiran Friedrich Nietzsche
Nietzsche merupakan seorang filsafat yang memandang kebenaran atau dapat
disebut juga sebagai filsafat perspektivisme. Dalam filsafat Nietzsche sendiri disebutkan
bahwa kehidupan merupakan suatu penderitaan. Dalam filsafatnya dijelaskan dan uraikan
mengenai; 1) apa-apa saja yang dibutuhkan oleh manusia untuk menghadapi kehidupan, 2)
moral mengenai kebaikan yang umum dan moral pada Kristianitas, serta 3) Penjelasan
mengenai kekuatan yang dibutuhkan untuk bertahan menghadapi kehidupan.
Nietzsche dikenal dengan gelar sang pembunuh Tuhan dimana ia memprovokasi
dan juga mengkritik kebudayaan Barat di zamannya. Menurutnya, saat manusia memikirkan

kepentingannya, keputusan dan pertimbangan moral tidak lagi memiliki tempat. Nietzsche
sendiri mendambakan adanya pluralitas dan juga politeisme dikarenakan keduanya
menandakan atas suatu pengandaian pada penerimaan kebebasan serta juga keberagaman.
Kedua hal tersebut ditunjukan dalam kritik Nietzsche mengenai monoteisme dimana
menurutnya orang-orang beranggapan bahwa di samping Tuhan yang satu semuanya
hanyalah para dewa pembohong yang berakhir pada dampak kebebasan dan keberagaman roh
yang menjadi musnah.
Dalam berbagai karyanya, Nietzsche lalu menumpahkan berbagai pemikirannya itu.
Salah satu karyanya kemudian menunjuk pada apa yang disebut dengan nihilisme. Nihilisme
merupakan sebuah kepastian peradaban yang dipakai istilahnya oleh Nietzsche bagi sebuah
pergerakan kesejahteraan dimana dialah yang pertamakali menyadari hal itu dan juga yang
telah mengendalikan abad sebelumnya, dengan kata lain dialah yang mengatakan sebagai
seorang nihilis sejati Eropa yang pertamakali.
Nihilisme menurut Nietzsche merupakan dunia multikultural yang di kita tempati dan
tinggali sekarang ini. Sehingga menurut Nietzsche bahwa manusia memiliki kewajiban untuk
membebaskan diri (keberadaanya) dari hal-hal yang mempunyai konsep mistis. Nihilisme
merupakan sebuah keadaaan dimana manusia akan dapat merasakan kemerdekaan apabila
tanpa Tuhan dan dapat menyambut atas hilangnya ilai-nilai itu dengan segala ketugahan sikan
yang realistis. Tuhan bagi Nietzsche merupakan sebuah penghalang yang sangat besar yang
telah menghadang manusia untuk menjadi manusia.
Akan tetapi, meskipun begitu, dengan kematian Tuhan beserta paradigma kehidupan
setelah kematian seseorang tersebut, filosofi yang dinyatakan oleh Nietzsche kemudian tidak
menjadi filosofi nihilisme. Melainkan mengarah pada sebaliknya, dimana filosofi itu menuju
pada filosofi untuk menghancurkan dan menaklikan nihilisme melalui cara-cara dengan
mencintai secara utuh sebuah kehidupan, dan memposisikan manusia sebagai seorang
(manusia) yang purna Ubermencsh dengan segala kehendak untuk berkuasa.
Dari pengorbanan atas penderitaan yang ia hadapi tersebut. Hal itu tidak menjadi siasia. Meskipun tida semuanya dari ajaran Nietzsche dapat diterima akan tetapi ia tetap diakui
sebagai pemikir besar. Hal tersebut dikarenkan berbagai pertanyaan yang ia ajukan mengenai
berbagai permasalaha yang bersifat orisinil yang sebelumnya belum dipertanyakan. Apa yang
telah dilakukan Nietzsche kemudian membuat agama menjadi tersentak dan tidak lagi dapat
dengan semena-mena bersikokoh atas gambaran lama Tuhan dengan alasan bahawa agama
tidak menginginkan untuk membuat manusia menjadi kecewa pada rasa-rasa akan kehilangan
oleh nikmatnya.
Nietzsche merupakan cerminan dari berbagai intelektual barat atas pandangannya
mengenai agama. Pengabaian atas keberadaan Tuhan ini telah lahir dari seorang Kristiani
yang taat akan agama dan menggenggam teguh pada keyakinan dari ajaran agamanya sendiri.
Dari awalnya yang hanya mulai meragukan dan mempertanyakan atas kemurnian ajaran dari
agamanya, secara perlahan Nietzsche lalu beranjak menjadi menggugat Tuahannya itu dan
berkahir dengan membunuh Tuhannya sendiri. Dengan semua hal ini, Nietzsche kemudian
adalah sang Nabi besar Atheisme yang berasal dari Eropa.
Referensi:
Wibowo, Setyo, A., dkk. 2009. Para Pembunuh Tuhan. Yogyakarta : Kansius

Nietzsche. 2004. Si Pembunuh Tuhan. Shindunata


Sunardi, St. 2006, Nietzsche, Yogyakarta: PT LkiS Pelangi Aksara.
Septian, Fandi. Riwayat Hidup dan Pemikiran Nietzsche. Dilihat pada 1 Desember 2015,
https://www.scribd.com/doc/99862065/Pemikiran-Friedrich-Nietzsche
Sastrowardoyo, Aji. Nihilisme menurut Nietzsche. Dilihat pada 1 Desember 2015,
http://kecoaxus.tripod.com/filsafat/nietzsche.htm

Anda mungkin juga menyukai