Anda di halaman 1dari 10

ASPEK LINGKUNGAN HIDUP

Dosen
Henny utarsih, S.E., M.Si.
Anggota kelompok 2:
Grace dorothea

0112U138

Cindy L. Shanen

0112U217

Liza tiara diana

0112U302

Sinta cantika

0112U013

PENGERTIAN
Lingkungan Hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk
ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan
AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha
dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan

M E N G A PA AM D A L ?
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sudah dikembangkan
oleh beberapa Negara maju sejak tahun 1970 dengan nama Environmental
Impact Analysis atau Environmental Impact Assessment keduanya
disingkat EIA.
AMDAL diperlukan untuk melakukan studi kelayakan dengan alasan:
1.

Undang-undang dan peraturan pemerintah.

2.

Agar kualitas lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya proyekproyek industry.

KEGUNAAN AMDAL
AMDAL bukanlah suatu proses yang berdiri sendiri melainkan
bagian dari proses AMDAL yang lebih besar dan lebih
penting, menyeluruh dan utuh dari perusahaan dan
lingkungannya, sehingga AMDAL dapat dipakai untuk
mengelola dan memantau proyek dan lingkungannya dengan
menggunakan dokumen yang benar.

PERAN AMDAL
1. Peran AMDAL dalam pengelolaan lingkungan

Aktivitas pengelolaan lingkungan baru dapat dilakukan apabila


rencana pengelolaan lingkungan telah disusun berdasarkan
perkiraan dampak lingkungan yang akan timbul sebagai akibat
dari proyek yang akan dibangun.
2. Peran AMDAL dalam pengelolaan proyek

AMDAL merupakan salah satu studi kelayakan lingkungan yang


disyaratkan untuk mendapatkan perizinan.
3. Peran AMDAL sebagai dokumen penting

Laporan AMDAL merupakan dokumen penting sumber informasi


yang detail mengenai keadaan lingkungan pada waktu penelitian
proyek dan gambaran keadaan lingkungan di masa setelah
proyek dibangun

P E R ATU R A N D A N
PERUNDANG-UNDANGAN
Berlaku secara Internasional
Peraturan-peraturan yang berlaku secara internasional mengenai
AMDAL dapat berupa deklarasi.
Berlaku di Dalam Negeri
Peraturan Pemerintah RI No 51 tahun 1993 tentang Analisis mengenai
Dampak Lingkungan merupakan peraturan baru pengganti dari PP RI
No 26 tahun 1986 kemudian ditindaklanjuti oleh SK Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 10-15 tahun 1994.

KOMPONEN AMDAL
AMDAL adalah suatu hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan
dan diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup.
Analisis ini meliputi keseluruhan kegiatan ppembuatan 5 (lima) dokumen yang terdiri
dari:
1. PIL (Penyajian Informasi Lingkungan)
2. KA (Kerangka Acuan)
3. ANDAL (Analisis Dampak Lingkungan)
4. RPL (Rencana Pemantauan Lingkungan)
5. RKL (Rencana Kelola Lingkungan)

SISTEMATIKA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

K A SUS

Pelaku usaha dan pemerintah daerah dinilai masih mengabaikan masalah lingkungan. Hal ini terlihat
dari masih adanya kawasan industri di Semarang yang beroperasi tanpa terlebih dahulu memenuhi
kewajiban studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal). Selain itu, sejumlah industri di Semarang
juga masih banyak yang belum secara rutin, yaitu enam bulan sekali, menyampaikan laporan kepada Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Semarang. Kalau sebuah kawasan industri sudah
beroperasi sebelum melakukan studi Amdal, Bapedalda tidak bisa berbuat apa -apa.
Kami paling hanya bisa mengimbau, tapi tidak ada tindakan apa pun yang bisa kami lakukan. Terus
terang, Bapedalda adalah instansi yang mandul, kata Mohammad Wahyudin, Kepala Sub -Bidang Amdal,
Bapedalda Semarang, Kamis (1/8), di Semarang. Wahyudin menceritakan, kawasan industri di Jalan Gatot
Subroto, Kecamatan Ngaliyan, Kota Semarang, misalnya, sejak beroperasi dua tahun lalu hingga saat ini
belum mempunyai Amdal.
Padahal, menurut Wahyudin, salah satu syarat agar sebuah kawasan industri bisa beroperasi ialah
dipenuhinya kewajiban melaksanakan studi Amdal.Bapedalda berkali -kali menelpon pengelola kawasan
industri tersebut, menanyakan kelengkapan dokumen Amdal mereka. Namun, sampai sekarang, jangankan
memperoleh jawaban berupa kesiapan membuat studi Amdal, bertemu pemilik kawasan itu saja belum
pernah, ujarnya. Wahyudin menyayangkan sikap pihak berwenang yang tetap memberikan izin kepada
suatu usaha industri atau kawasan industri untuk beroperasi walau belum menjalankan studi Amdal. Menurut
dia, hal ini merupakan bukti bahwa bukan saja pengusaha yang tidak peduli terhadap masalah lingkungan,
melainkan juga pemerintah daerah. Sikap tidak peduli terhadap masalah lingkungan juga ditunjukkan
sejumlah pemilik usaha industri ataupun kawasan industri dengan tidak menyampaikan laporan rutin enam
bulan sekali kepada Bapedalda.
Wahyudin mengatakan, kawasan industri di Terboyo, misalnya, tidak pernah menyampaikan laporan
perkembangan usahanya, terutama yang diperkirakan berdampak pada lingkungan, kepada Bapedalda. Hal
serupa juga dilakukan pengelola lingkungan industri kecil (LIK) di Bugangan Baru. Keadaan tersebut,
menurut Wahyudin, mengakibatkan Bapedalda tidak bisa mengetahui perkembangan di kedua kawasan
industri tersebut. Padahal, perkembangan sebuah kawasan industry sangat perlu diketahui oleh Bapedalda
agar instansi tersebut dapat memprediksi kemungkinan pencemaran yang bisa terjadi. Ia menambahkan,
industri kecil, seperti industri mebel, sebenarnya berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Namun,
selama ini, orang terlalu sering hanya menyoroti industry berskala besar. (Kompas Agustus)

Anda mungkin juga menyukai