Oleh :
dr. Ratih Nurdiany Sumirat
1506692913
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
jarang ditemukan pada professional ataupun manajer (1.7%). Shift Kerja malam
lazim ditemukan pada pekerja kesehatan, industri ataupun pekerja kasar. 1
Waktu kerja bagi seseorang menentukan kesehatan yang bersangkutan,
efisiensi, efektivitas dn produktivitas kerja. Aspek terpenting dalam hal waktu kerja
meliputi2 ;
1. Lamanya seseorang mampu bekerja dengan baik
2. Hubungan antara waktu kerja dan istirahat
3. Waktu bekerja sehari menuntut periode waktu yang meliputi siang hari
(pagi, siang, sore) dan malam hari.
Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan lama kerja biasanya tidak
disertai efisiensi, efektivitas dan produksi kerja yang optimal bahkan biasanya
terlihat penurunan kualitas dan hasil kerja. Selain itu bekerja dengan waktu yang
berkepanjangan dapat menimbulkan kecenderungan untuk timbulnya kelelahan,
gangguan kesehatan, penyakit dan kecelakaan serta ketidakpuasan di tempat kerja. 2
Beberapa masalah kesehatan yang dapat timbul akibat kerja gilir adalah
Gangguan gastrointestinal, Gangguan Kardiovaskular, Gangguan pola tidur dan
kelelahan akibat gangguan irama sirkadian, Gangguan sistem reproduksi serta
Kanker.1
Pada tahun 2007, the International Agency for Research on Cancer (IARC)
mengklasifikasikan kerja gilir sebagai agen penyebab kanker kategori 2A (memilik i
kemungkinan karsinogenik terhadap manusia). Hal ini berdasarkan beberapa hal
diantaranya3 ;
1. Cukupnya bukti pada penelitian pada hewan dimana cahaya pada saat
periode-gelap dapat bersifat karsinogenik
2. Data eksperimental yang kuat yang menunjukkan adanya hubunga n
antara gangguan irama sirkadian dengan insidensi tumor malignan
3. Bukti epidemiologi bahwa terdapat peningkatan risiko kanker payudara
pada pekerja yang bekerja pada shift malam hari.
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang paling banyak
ditemukan pada wanita dan jumlahnya semakin meningkat tiap tahunnya di seluruh
dunia. Pajanan terhadap cahaya pada malam hari, termasuk gangguan irama
sirkadian, yang kemungkinan dipengaruhi oleh sekresi melatonin dan jam-genetik,
kemungkinan merupakan salah satu faktor risiko penyebab kanker payudara.
industrialisasi
dan
aktivitas
komersial
mengakibatka n
perubahan pola jam kerja, dimana pekerja harus bekerja di luar jam kerja
normalnya. Sistem gilir kerja (shift work) dapat menimbulkan berbagai masalah
kesehatan, diantaranya adalah Kanker Payudara pada Pekerja.
1.3 Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Diketahuinya efek kesehatan jangka panjang yang ditimbulkan oleh sistem gilir
kerja atau shift work pada pekerja, sehingga dapat dilakukan usaha intervensi dan
preventif di tempat kerja untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan keselamatan
kerja di perusahaan.
1.3.2
Tujuan Khusus
1.
Mengetahui lebih dalam mengenai sistem kerja gilir atau shift work.
2.
3.
4.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi penulis
1.
2.
3.
mengenai
bahaya
di
lingkungan kerja.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
malam yang mengakibatkan rasa lelah dan mengantuk terakumulasi secara lebih
lanjut.
Waktu kerja shift juga menentukan kapan pekerja dapat bertemu kolega dan
keluarganya. Banyak aktivitas sosial dilakukan pada siang atau sore hari, sehingga
pekerja shift sore atau malam tidak dapat menghadiri acara ini karena harus bekerja
atau istirahat sesudah bekerja malam. Hal ini dapat menimbulkan masalah
psikologis yang cukup berat pada pekerja apabila terjadi dalam waktu yang
berkepanjangan,
2.1.3.2 Jadwal Permanen vs Rotasi
Asumsi bahwa pekerja dengan jadwal shift permanen dapat beradaptasi
sempurna dengan waktu kerjanya tidak sepenuhnya benar. Meskipun dengan
seiring berjalannya waktu, pekerja dengan jadwal shift permanen dapat memilik i
metoda personal untuk mengatasi hal tersebut, namun berdasarkan hasil penelitia n,
diketahui bahwa pekerja shift permanen tidak sepenuhnya dapat beradaptasi dengan
waktu kerjanya. Hal ini diakibatkan pada saat waktu istirahat nya, pekerja kembali
ke aktivitas social normal, dimana pekerja beraktivitas di siang hari dan
menimbulkan kelelahan pada saat kembali bekerja.
Hal ini dialami pula oleh pekerja shift rotasi, Namun pada pekerja shift
rotasi, diperlukan kemampuan untuk beradaptasi yang lebih besar dibandingka n
dengan jadwal shift permanen, karena jadwal kerja yang selalu berubah-ubah. Hal
ini mengakibatkan pekerja dengan jadwal shift rotasi lebih banyak mengeluhka n
gangguan kesehatan dan stress psikologis dibandingkan dengan pekerja shift
permanen.
2.1.3.3 Arah Rotasi Shift Kerja
Terdapat dua arah rotasi shift kerja, yaitu ;
Forward atau Clockwise Rotation: Shift kerja mengikuti arah jarum jam,
misal Shift Pagi Sore Malam
10
11
Meskipun terjadi perubahan shift kerja, pekerja akan mengetahui hal tersebut
sebelumnya. Hal ini memudahkan bagi pekerja untuk mengatur aktivitas sosial
diluar pekerjaannya.
Akan tetapi beberapa pekerjaan sangat sulit untuk diprediksi, misalnya pada
pegawai kesehatan yang harus merespons keadaan emergensi sehingga harus
berada di tempat kerja lebih lama dari waktu yang telah dijadwalkan sebelumnya.
Atau pada pegawai on-call yang harus memperbaiki kerusakan alat di waktu diluar
jadwal kerja normal. Pada pekerja yang memiliki pekerjaan yang sulit diprediksi,
sangat sulit bagi pekerja tersebut untuk dapat memiliki waktu istirahat yang
adekuat.
Tabel dibawah ini menunjukkan ringkasan komponen kerja gilir yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan jadwal kerja pekerja agar dapat meminimalis ir
efek samping akibat sistem kerja gilir ;
12
Sinyal-sinyal
biologis
yang
dihasilkan
oleh
Suprachiasmatic
Nucleus,
menghasilkan sebuah irama regular atau irama sirkadian pada tubuh, dimana fungs i
tubuh akan berbeda-beda selama 24 jam, contohnya metabolism tubuh yang
ditandai dengan peningkatan suhu internal tubuh akan terjadi paling tinggi pada
pukul 17.00 dan menurun pada pukul 05.00, selain itu melatonin, yang berkaitan
dengan siklus tidur akan meningkat pada pukul 04.00 dan mencapai level terendah
pada pukul 16.00.6
Tanpa adaptasi yang memadai, bekerja pada saat waktu tubuh berada pada
level minimum dapat mengakibatkan penurunan aktivitas fisiologis, penurunan
kewaspadaan dan gangguan emosional. Tubuh dapat beradaptasi terhadap jam
internal tubuh dalam kecepatan sekitar 1 jam kerja/hari.6
Kemampuan beradaptasi bagi pekerja yang bekerja di malam hari biasanya
terganggu akibat adanya rangsangan cahaya pada saat bekerja di malam hari.
Rangsangan cahaya di malam hari dapat menghambat terbentuknya melatonin dan
mengganggu siklus irama sirkadian yang dalam jangka panjang dapat menimbulka n
berbagai masalah kesehatan.6
13
Bagan dibawah ini menunjukkan irama sirkadian normal yang dapat terganggu
akibat sistem kerja gilir pada pekerja ;
Gangguan Tidur
14
Adapun beberapa efek jangka panjang yang dapat timbul akibat sistem kerja gilir
adalah sebagai berikut1,5 ;
Gangguan Gastrointestinal
Gangguan Kardiovaskular
Kanker
Makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai angka kejadian kanker payudara
pada pekerja dengan sistem kerja gilir.
2.2 Pengaruh Kerja Gilir terhadap Angka Kejadian Kanker Payudara Pada
Pekerja
2.2.1 Insidensi Kanker Payudara
Pada tahun 2000 diperkirakan didapatkan lebih dari 1 juta kasus kanker
payudara baru di seluruh dunia. Hal ini merepresentasikan setidaknya seperempat
kasus kanker pada wanita, menjadikan kanker payudara sebagai jenis kanker
tersering pada wanita dan penyebab kematian tertinggi pada wanita usia 40-55
tahun.4
Risiko terjadinya kanker payudara diketahui 5-10 kali lebih tinggi pada
kelompok area risiko tinggi,
15
16
17
dicegah dengan pemberian melatonin. Selain itu, pada in vitro test, diketahui bahwa
konsentrasi fisiologis melatonin dapat menghambat pertumbuhan sel kanker pada
manusia. Hal ini menunjukkan bahwa melatonin memiliki efek anti-karsinogen.4
Penelitian
lain
pada mencit
menunjukkan
bahwa pajanan
cahaya
18
dan mengimplementasikan
yang dapat
meminimalisasi gangguan irama sirkadian dan faktor lain yang kemungkinan dapat
meningkatkan karsinogenisitas seperti perilaku dan gaya hidup.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan adalah lama waktu kerja shift, jumlah
hari kerja sebelum istirahat, durasi kerja per shift, arah rotasi kerja, serta faktor lain
yang berkaitan dengan pajanan cahaya. Pada sisi lain, faktor individu juga berperan
terhadap gangguan irama sirkadian, misalnya pola tidur, nutrisi, dan gaya hidup.
2.2.4.1.1 Lama Bekerja Kumulatif Dengan Sistem Kerja Gilir (dalam tahun) 3
Pada beberapa penelitian,
kanker payudara
meningkat secara bermakna pada pekerja yang bekerja dengan sistem kerja gilir
lebih dari 20 tahun. Sedangkan pada pekerja yang bekerja kurang dari 15 tahun,
hubungan antara angka kejadian kanker payudara dan kerja shift work tidak
tergambarkan bermakna secara signifikan.
Oleh karena itu, membatasi waktu lama bekerja secara kumulatif dengan
sistem kerja gilir perlu untuk dapat dipertimbangkan lebih lanjut.
19
20
apabila adaptasi tidak diinginkan (missal : pada pekerja shift rotasi cepat). Pada
kondisi ini, pencahayaan yang disarankan adalah menggunakan cahaya merah yang
lebih redup.
Hal sebaliknya berlaku pada saat waktu pulang kerja. Pekerja shift
permanen sebaiknya menghindari cahaya putih terang (dengan menggunakan kaca
mata hitam) dan shift rotasi cepat sebaiknya tidak menghindari cahaya terang, hal
ini disarankan agar irama sirkadian normal pekerja tidak terdeviasi terlalu jauh.
2.2.4.2 Mammography3
Penapisan diagnosis kanker payudara disarankan pada wanita usia 50-74
tahun tanpa memperhatikan faktor risiko nya. Fakta bahwa pekerja shift work
memiliki resiko terkena kanker payudara lebih besar, tidak menjustifikas i
pelaksanaan penapisan diagnosis kanker payudara lebih awal pada pekerja kerja
gilir.
Pada satu studi eksperimental, dinyatakan bahwa Harm to Risk Benefit Ratio
pada pelaksanaan penapisan diagnosis lebih awal cukup tinggi (akibat inside ns i
kanker payudara rendah pada pekerja usia muda, false positive dan over diagnosis),
sehingga tidak disarankan untuk melakukan mammography lebih awal pada pekerja
shift work.
21
Efek tidak langsung ; melalui sistem adaptasi sistem sirkadian pada SCN
atau pada jaringan tumor itu sendiri.
22
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Pesatnya industrialisasi dan aktivitas komersial yang beroperasi di luar jam
kerja normal telah menjadi semakin lumrah pada masyarakat global saat ini. Hal
tersebut memberikan implikasi bahwa jumlah pekerja gilir kemungkinan besar akan
terus meningkat di masa yang akan datang.
Sistem kerja gilir
dapat mengakibatkan
3.2 Saran
Beberapa saran pencegahan terjadinya angka kejadian Kanker Payudara
pada pekerja diantaranya adalah :
Restriksi lama tahun bekerja dengan sistem kerja gilir (tidak melebihi 15
tahun)
Restriksi jumlah hari kerja berturut-turut dengan sistem kerja gilir sebelum
waktu istirahat ; dianjurkan sistem kerja rapid and forward rotation (1-2
hari)
23
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
Hansen J. 2006. Risk of Breast Cancer after night and shift work :
current evidence and ongoing studies in Denmark. Cancer Causes
Control 2006;17:531-537
5.
Rosa RR, Colligan MJ. 1997. Plain Language about Shift Work. Ohio :
National Institute of Occupational Health and Safety (NIOSH).
6.
7.
24