Chapter II
Chapter II
perbudakan
ini
secara
legistis
yaitu
menurut
peraturan
43
45
Ibid
Prof. Iman Supomo,SH, Pengantar Hukum Perburuhan (edisi revisi), (Jakarta :
Djambatan), 2003, hlm 16-17
46
47
Ibid
Prof. Iman Supomo, Hukum Perburuhan Bidang.., Op.Cit, hlm 11
49
Ibid
50
Ibid
48
51
52
53
54
kerja
termasuk
dalam
perlindungan
teknis,
yaitu
Ibid
Ibid
ilmu
pengetahuan
dan
penerapannya
dalam
usaha
mencegah
57
59
Ibid
60
dengan
menyediakan
alat-alat
pemadam
kebakaran,
61
Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) RI No.7 Tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan, dan Penerangan dalam Tempat Kerja. Pasal 2
62
Lalu Husni,SH.,M.Hum, Op.Cit, hlm.142
63
Departemen Tenaga Kerja, Op.Cit, BAB I, hlm. 17
kecelakaan
seorang
pimpinan
unit
disamping
memahami
tugas
64
keselahan. Dalam hal ini kita kenal dengan tindakan tak man dan kondisi
tak aman. Factor-faktor ini sebenarnya adalah symptom (gejala) atau
pertanda bahwa ada sesuatu yang tidak beres apakah pada system ataukah
pada manajemen.
d. Kecelakaan. Jika ketiga urutan diatas tercipta, maka besar atau kecil akan
timbul peristiwa atau kejadian yang tidak diinginkan dan tidak
direncanakan yang dapat mengakibatkan kerugian dalam bentuk cidera
dan kerusakan akibat kontak dengan sumber energi melebihi nilai ambang
batas badan atau struktur.
Disamping ada sebabnya maka suatu kejadian juga akan membawa akibat.
Akibat dari kecelakaan industri ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
pertama kerugian yang bersifat ekonomis, antara lain kerusakan / kehancuran
mesin, peralatan, bahan dan bangunan. Biaya pengobatan dan perawatan korban.
Tunjangan kecelakaan. Hilangnya waktu kerja. Menurunnya jumlah maupun mutu
produksi. Kedua kerugian yang bersifat non ekonomis. Pada umumnya berupa
penderitaan manusia yaitu tenaga kerja yang bersangkutan, baik itu merupakan
kematian, luka/cedara berat maupun ringan. 65
Menurut International LabourOrganization (ILO) ada beberapa cara atau
langkah yang perlu diambil untuk menanggulangi kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja, yaitu melalui : 66
a. Peraturan perundang-undangan.
65
66
d. Riset, meliputi :
67
71
Hal
ini
dimaksudkan
untuk
melindungi
anak
agar
pengembangan bakat dan minat anak yang pada umumnya muncul pada
usianya
tersebut
mempekerjakan
tidak
anak
terhambat.
dalam
Untuk
pekerjaan
itu,
yang
pengusaha
berkaitan
yang
dengan
75
79
d. para tenaga kerja wanita itu ada yang masih gadis dan ada pula yang telah
bersuami atau berkeluarga yang dengan sendirinya mempunyai bebanbeban rumah tangga yang harus dilaksanakannya pula.
Semua itu harus menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan norma
kerja bagi perempuan. Ketentuan dalam peraturan perundangan tentang norma
kerja perempuan yaitu : 81
1. Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18 (delapan belas)
tahun dilarang dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul
07.00.
2. Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yang
menurut keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan
kandungannya maupun dirinya apabila bekerja antara pukul 23.00 sampai
dengan pukul 07.00.
3. Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan antara pukul
23.00 sampai dengan 07.00 wajib :
a. memberikan makanan dan minuman bergizi; dan
b. menjaga kesusilaan dan keamanan selama di tempat kerja.
4. Pengusaha wajib menyediakan angkutan antar jemput bagi pekerja/buruh
perempuan yang berangkat dan pulang bekerja antara pukul 23.00 sampai
dengan 05.00.
Waktu Kerja, Mengaso, dan Istirahat (Cuti)
Undang-undang No.13 Tahun 2003 hanya mengenal 2 istilah yaitu waktu
kerja dan waktu istirahat. Menurut Iman Supomo dalam hal ini digunakan 3
81
Undang-undang No.13 Tahun 2003, Op.Cit, pasal 76 ayat (1) sampai ayat (5)
istilah yaitu waktu kerja, waktu mengaso dan waktu istirahat. Pengertian
ketiga istilah itu adalah pertama waktu kerja adalah waktu efektif dimana
pekerja/buruh hanya melaksanakan pekerjaannya. Kedua waktu mengaso adalah
waktu antara, yaitu waktu istirahat bagi pekerja/buruh setelah melakukan
pekerjaan empat jam beturut-turut yang tidak termasuk waktu kerja. Ketiga waktu
istirahat adalah waktu cuti, yaitu waktu dimana pekerja/buruh diperbolehkan
untuk tidak masuk bekerja karena alasan-alasan tertentu yang diperbolehkan oleh
undang-undang. 82
Yang meliputi waktu kerja adalah : 83
1. 7 (tujuh) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam seminggu untuk 6 (enam)
hari kerja dalam 1 (satu) minggu;
2. 8 (delapan) jam sehari dan 40 (empat puluh) jam seminggu untuk 5 (lima)
hari kerja dalam 1 (satu) minggu.
Waktu kerja tersebut harus diselingi waktu mengaso paling sedikit 30 (tiga
puluh) menit setelah pekerja/buruh bekerja selama 4 (empat) jam berturut-turut. 84
Ketentuan waktu kerja tersebut tidak berlaku bagi sector usaha atau
pekerjaan tertentu. 85 Mempekerjakan pekerja lebih dari waktu kerja sedapat
mungkin dihindari, karena pekerja membutuhkan waktu untuk memulihkan
tenaganya dan tentu untuk tetap menjaga kesehatannya. Dalam hal-hal tertentu
terdapat kebutuhan yang mendesak, yang harus segera diselesaikan dan tidak
dapat dihindari pekerja harus bekerja melebihi waktu kerja. Pengusaha yang
82
86
90
95
96
Bahaya Kimia. Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh: Pernapasan ( inhalation
), Kulit (skin absorption ), Tertelan ( ingestion ). Racun dapat menyebabkan efek
yang bersifat akut,kronis atau kedua-duanya.
Reaksi Alergi. Bahan kimia alergen atau sensitizers dapat menyebabkan reaksi
alergi pada kulit atau organ pernapasan. Contoh :
97
okleqs.wordpress.com/2008/05/23/pengenalan-bahaya-di-lingkungan-kerja/, diakses
pada tanggal 6 Juli 2009.
Kanker. Karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang secara jelas telah
terbukti pada manusia. Kemungkinan karsinogen pada manusia adalah bahan
kimia yang secara jelas sudah terbukti menyebabkan kanker pada hewan . Contoh:
yang dapat memberikan pengaruh negatif pada keturunan orang yang terpapar,
sebagai contoh aborsi spontan. Contoh :
glycol,
mercury.
Organic
mercury
compounds,
Racun Sistemik. Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada
organ atau sistem tubuh. Contoh :
Bahaya Biologi
Bahaya biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari
sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari
binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang
terdegradasi. Bahaya biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan
infeksi dan non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi
menjadi organisme viable, racun biogenik dan alergi biogenik.
Bahaya infeksi
Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak umum dijumpai. Pekerja
yang potensial mengalaminya a.l.: pekerja di rumah sakit, laboratorium,
jurumasak, penjaga binatang, dokter hewan dll. Contoh : Hepatitis B, tuberculosis,
anthrax, brucella, tetanus, salmonella, chlamydia, psittaci
sewage
&
sludge
treatment,
dll.
Contoh
Byssinosis,
grain
fever,Legionnaires disease
Alergi Biogenik
Bahaya Fisika
Kebisingan
Getaran
Contoh :
o
Pencahayaan ( Illuminasi )
Tujuan pencahayaan :
o
Efek pencahayaan yang buruk: mata tidak nyaman, mata lelah, sakit
kepala, berkurangnya kemampuan melihat, dan menyebabkan kecelakaan.
mengurangi
kesalahan,
meningkatkan
housekeeping,
Bahaya Psikologi
Stress
Bahaya Fisiologi
Pembebanan Kerja Fisik. Beban kerja fisik bagi pekerja kasar perlu
memperhatikan kondisi iklim, sosial ekonomi dan derajat kesehatan. Pembebanan
tidak melebihi 30 40% dari kemampuan kerja maksimum tenaga kerja dalam
jangka waktu 8 jam sehari. Berdasarkan hasil beberapa observasi, beban untuk
tenaga Indonesia adalah 40 kg. Bila mengangkat dan mengangkut dikerjakan lebih
dari sekali maka beban maksimum tersebut harus disesuaikan. Oleh karena
penetapan kemampuan kerja maksimum sangat sulit, parameter praktis yang
digunakan adalah pengukuran denyut nadi yang diusahakan tidak melebihi 30-40
permenit di atas denyut nadi sebelum bekerja.
faktor penyebab sakit yang bersifat bahan-bahan kimia dapat dilakukan dengan
berbagai cara, yaitu : 98
1. subyektif oleh indera manusia, indera manusia kadang-kadang dapat
dipakai untuk evaluasi kadar bahan-bahan di lingkungan kerja. Pada jenis
zat-zat tertentu manusia dapat mencium, melihat dan merasa kadar zat
menurut pengalaman. Dalam beberapa hal, apabila indera manusia telah
dapat mengenal adanya suatu zat diudara yang masih ajuh dari nilai
ambang batas maka indera manusia digunakan untuk pencegahan agar
manusia terhindar dari factor-faktor kimia dalam lingkungan kerja.
2. dengan menggunakan hewan-hewan, hewan-hewan yang sering digunakan
untik menilai bahan-bahan kimia di udara adalah burung kenari, tikus,
kelinci, kera dan lain-lain.
3. dengan memakai alat-alat detector, indicator dan detector yang biasanya
khusus untuk gas dan uap. Indicator-indikator yang sederhana didasarkan
atas perubahan warna sebagai akibat reaksi kimia. Detector adalah alat
khusus yang dibuat untuk menentukan bahan-bahan di udara secara
kwalitatif maupun kwantitatif.
4. pengambilan sample dan pemeriksaan laboratorium, dilakukan dengan 4
cara. Pertama absorbsi kepada bahan padat. Kedua dengan melalui udara
pada cairan yang mampu mengikat bahan-bahan itu di udara. Ketiga
kondensasi yaitu dengan menurunkan suhu udara yang mengandung uap,
sehingga uapnya mengebun. Keempat dengan membakar bahan-bahan di
98
99
mengurangi
dan
memadamkan
kebakaran.
Peraturan
Pelindung
Diri.
Dan
Surat
Edaran
Menteri
Dirjen
Binawas
100
unsur
penting
dalam
101
bertugas
mengawasi
atas
ditaatinya
atau
tidak
peraturan
102
Ibid
Lalu Husni,SH.,M.Hum, Op.Cit, hlm. 139
104
Departemen Tenaga Kerja, Op.Cit, BAB III hlm.33
105
Abdul Hakim,SH, Op.Cit, hlm.124-125
103
106
Ibid
Sendjun H Manulang,SH, Op.Cit, hlm. 91
107
b.
2. Proses kerja yaitu perlu diteliti bagaimana proses kerjanya dimulai dari
gudang
bahan
baku,
persiapan
pengolahan
pengepakan
sampai
pendistribusian.
3. Tenaga Kerja / Pekerja, yaitu yang perlu diperhatikan :
b. Alat pelindung diri
c. Sikap kerjanya
d. Jenis kelamin
e. Usia
f. Baban kerja
g. Gizi tenaga kerja
4. Pelayanan kesehatan kerja
5. Fasilitas kesehatan
Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, aturan-aturan kesehatan ini
bersifat memaksa. Dan pihak perusahaanlah yang pada umumnya diwajibkan
melaksanakan aturan kesehatan kerja dan bertanggung jawab atas pelaksanaannya.
Walaupun demikian, pihak perusahaan masih diberi kesempatan untuk
mengadakan penyimpangan dalam aturan kesehatan kerja ini, misalnya : 108
1. Perusahaan dapat melakukan penyimpangan dalam hal waktu kerja.
Larangan melakukan pekerjaan lebih dari 7 jam sehari dan lebih dari 40
jam
seminggu,
dapat
dikesampingkan
apabila
berkaitan
dengan
pembangunan Negara.
108
perburuhan
dan
mengumpulkan data
yang
109
Ibid
110
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif. 111
Pendekatan manajemen secara professional tidak akan efektif apabila tidak
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut : 112
1. Manajer harus memperhatikan adanya alat pelindung (safety) dan
kesehatan (health). Beberapa problem seperti ini 85% dapat dikontrol oleh
pihak manajemen.
2. Manajer berpengaruh terhadap peluang perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan. Menekan kerugian dapat meningkatkan keuntungan.
3. Manajemen control kerugian akan menguntungkan seluruh strategi
operasional manajemen.
Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah menciptakan suatu
sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
113
Tujuan lainnya
yaitu : 114
111
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan
tempatnya dan ketika digunakan tidak rusak serta tidak menimbulkan kejadian
yang kurang baik. Ada 2 jalan agar hal ini dapat berjalan dengan baik :
b. harus diketahui apa penyebab utama penyebab terjadinya accident.
c. Harus diketahui alat pelindung apa yang paling efektif digunakan sesuai
dengan kebutuhan.
Manusia melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya disebabkan oleh
beberapa hal, diantaranya : 118
a. pengetahuan dan keterampilan yang tidak sesuai dengan pekerjaannya.
b. Keadaan fisik dan mental yang belum siap untuk tugas-tugasnya
117
118
Ibid, hlm 21
Departemen Tenaga Kerja, Op.Cit, BAB III, hlm.2
Lingkungan kerja
Sifat pekerjaan
Cara kerja
Proses produksi
119
SMK 3
Dibuktikan dengan
Audit
Eksternal
(3 tahun sekali)
Internal
Badan Audit
Pengusaha
Wajib
Bagi perusahaan :
-Mempekerjakan Pekerja/buruh lebih dari 100 orang
- <100 orang dengan tingkat resiko bahaya tinggi
Sedang
Besar
64 kriteria
122 kriteria
166 Kriteria
0 59 %
Tindakan Hukum
Tindakan Hukum
Tindakan Hukum
60 84%
Sertifikat
85 100 %
Sertifikat
Sertifikat
Sertifikat
Sertifikat
124
dilakukan oleh Badan Audit Independen melalui proses audit SMK3. Berikut
merupakan mekanisme sertifikasi audit SMK 3 : 125
126
2009
terasa langsung)
keuntungan
Premi asuransi
dengan cara :
pengadilan
dan
pertanggung-
jawaban.
secara
kepercayaan
tidak
para
langsung
pemegang
Kompensasi karyawan
mengurangi ketidakkonsistenan.
Para investor mengenali kwalitas
produksi
Peningkatan moralitas karyawan
investor
Penurunan
menanamkan modalnya.
waktu
menganggur
ragu
untuk
peralatan
Meningkatkan
tidak
nilai
saham
perusahaan.
LSM,
Pemerintah,
melaksanakan K3 mendapatkan
pencitraan yang baik.
Menciptakan
harmonis
bagi
hubungan
karyawan
yang
dan
perusahaan.
Perawatan terhadap mesin dan
peralatan semakin baik, sehingga
membuat umur alat semakin lama.
127
127
Sistem Kerja
a. Petugas yang berkompeten telah mengidentifikasi bahaya yang potensial
dan telah menilai resiko-resiko yang timbul dari suatu proses kerja.
b. Apabila upaya pengendalian resiko diperlukan maka upaya tersebut
ditetapkan melalui tingkat pengendalian.
c. Terdapat prosedur kerja yang didokumentasikan dan jika diperlukan
diterapkan suatu sistem ijin kerja untuk tugas-tugas yang beresiko
tinggi.
d. Prosedur atau petunjuk kerja untuk mengelola secara aman seluruh resiko
yang teridentifikasi didokumentasikan.
e. Kepatuhan dengan peraturan, standar dan ketentuan pelaksanaan
diperhatikan pada saat pengembangan atau melakukan modifikasi prosedur
atau petunjuk kerja.
f. Prosedur kerja dan instruksi kerja dibuat oleh petugas yang berkompeten
dengan masukan dari kerja yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas
dan prosedur disahkan oleh pejabat yang ditunjuk.
g. Alat pelindung diri disediakan bila diperlukan dan digunakan secara benar
serta dipelihara selalu dalam kondisi layak pakai.
h. Alat pelindung diri yang digunakan dipastikan telah dinyatakan baik dan
dipakai sesuai dengan standar dan atau peraturan perundangan yang
berlaku.
i. Upaya pengendalian resiko ditinjau ulang apabila terjadi perubahan pada
proses kerja.
www.okleqs.worpress.com/2008/01/01/tanggap-darurat-kecelakaan-industri/, diakses
pada tanggal 6 Agustus 2009
dilakukan
oleh
perusahaan
untuk
mengurangi
dampak
bencana.
Sumber-Sumber Bencana :
Alam, contohnya gunung api meletus, angin taufan, banjir / air bah, gempa
bumi , tanah longsor dan sejenisnya.
Metriil, Korban jiwa (mati atau menderita) Korban harta benda dan sarana
/ materiil untuk kehidupan masyarakat atau sarana produksi bagi kegiatan
industri.
Ketua :
129
Koordinator Operasional :
Memerintahkan
penutupan
sumber-sumber
aliran
yang
dapat
memperluas/memperbesar bencana
Satgas Komunikasi :
Perusahaan/Dinas
Pemadam
Kebakaran
untuk
ditempatkan
Satgas Pengamanan :
Satgas Evakuasi :
Satgas SAR :
Satgas Medis:
Satgas Infentarisasi :
Satgas Pemulihan/perbaikan :
Mengupayakan
pencegahan
adanya
bahaya
susulan
yang
dapat
130
www.okleqs.wordpress.com/2008/01/03/was-dal-tanggap-darurat/,
tanggal 6 Agustus 2009
diakses
pada
1. Manusia : Dibentuk tim terdiri dari bagian yang terkait, dan dipimpin oleh
pimpinan tertinggi perusahaan setempat (diberi pelatihan teori dan praktek
menghadapi emergency, untuk meyakinkan bahwa tim memiliki
kecepatan,ketepatan dan kesiapsiagaan yang tinggi).
2. Perangkat keras : Seperangkat alat bantu, seperti peta evakuasi, petunjuk
arah, alat pelindung diri, alat komunikasi, shelter dan peralatan lain
(kesempurnaan alat bantu menentukan cepat dan lambatnya antisipasi
terhadap emergency).
3. Perangkat lunak :Interaksi faktor manusia dan perngkat keras dapat
terjalin dengan baik dan sinergis bila dilengkapi perangkat lunak yang
tepat (perangkat lunak : sisdur, pemberian nomor telepon, tatacara
pemeberitahuan bila ada bencana, dll. Agar selalu up to date, perangkat
lunak harus selalu diperiksa dan disempurnakan secara periodic).
Pengawasan SMK3 oleh Perusahaan 131
131
a. Dilakukan pengawasan
tentunya adalah peran aktif dari pengusaha Indonesia yang masih belum
mengutamakan K3 di Industrinya karena masalah klasik yaitu cost (biaya). 132
juga
diartikan
sebagai
tingkatan
efisiensi
dalam
132
www.
elqorni.wordpress.com/2008/06/13/sistem-manajemen-keselamatan-dankesehatan-kerja/, diakses pada tanggal 6 Agustus 2009.
133
Drs. Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas Apa Dan Bagaimana, (Jakarta : Bumu
Aksara), Cetakan pertama, 1992, hlm.12
134
Ibid
sedangkan
peningkatan
produktivitas
mengandung
Peningkatan
produksi
tidak
selalu
disebabkan
oleh
perluasan
upaya
untuk
meningkatkan
mutu
kehidupan
masyarakat.
Dalam berbagai referensi terdapat banyak sekali pengertian mengenai
Produktivitas, yang dapat kita kelompokkan menjadi tiga yaitu : Pertama rumusan
tradisional bagi keseluruhan Produktivitas tidak lain adalah rasio daripada apa
yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang
dipergunakan (input). Kedua Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap
mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih
baik dari pada kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Ketiga
Produktivitas merupakan interksi terpadu secara serasi dari tiga factor esensial,
yakni investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset,
manajemen dan tenaga kerja. 135
Konsep Produktivitas
135
136
Dalam
Organisasi
Perusahaan
dan
Masyarakat.
Produktivitas juga telah menjadi bertambah tinggi sebagi akibat langkahlangkah pemerintah memperbaiki infrastruktur seperti jaringan jalan raya,
pelabuhan dan telekomunikasi. Dan memperbaiki peraturan-peraturan
137
Sadono Sukirno, Pengantar Teori Mikroekonomi edisi kedua, (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada), 1998, hlm.353-354