Anda di halaman 1dari 33

PRESENTASI PORTOFOLIO

ILEUS OBSTRUKTIF

Dr. Novitri anggraeni


RSUD Haji Damanhuri Barabai

IdentitAS

28 Juni 2014

Anamnesa
Keluhan utama:
nyeri perut bagian sejak 1 minggu SMRS

Riwayat penyakit dahulu : pasien belum


pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.
Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi dan
diabetes mellitus. Riwayat operasi didaerah
perut (-), riwayat keganasan disangkal
Riwayat penyakit keluarga : Keluarga pasien
tidak ada yang mengalami hal yang serupa
dengan pasien.
Riwayat alergi obat : pasien tidak memiliki
alergi terhadap obat-obat tertentu.

Pemeriksaan fisik

Keadaan umum : tampak sakit berat


Kesadaran
: CM
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Nadi
: 96x/menit
Frekuensi Nafas : 28 x/ menit
Suhu
: 380 C

Pemeriksaan fisik
Kepala : CA -/- , SI -/ Thorax :
Cor : SI dan SII normal regular
Pulmo : vesicular, ronkhi -/- , wheezing -/ Abdomen
Inspeksi
: datar
Auskultasi
: bising usus (+) meningkat, metalic
sound ((+)
Perkusi
: timpani
Palpasi : nyeri tekan (+) seluruh kuadran abdomen,
defans muskular (-), dinding
abdomen tegang,
hepar dan lien tidak teraba. Turgor kulit menurun

Pemeriksaan fisik
Ekstremitas : CRT < 2 detik, Udem (-), akral
dingin (+)
Rectal toucher: RT kolaps, feses (-) darah (-)

LABORATORIUM

No

Pemeriksaan

Nilai

Hemoglobin

Leukosit

20.500/mm3

Trombosit

167.000/mm3

Hematokrit

41%

LED

MCV

90 fL

MCH

0 pg

MCHC

34 mg/dl

GDS

100 mg/dl

10

Ureum

60g/dl

11

Creatinin

1 mg/dl

12

SGOT

50 mg/dl

13

SGPT

83 mg/dl

Natrium

150 mmol/L

kalium

3,2mmol/L

calcium

9,5mmol/L

14 gr/dl

20 mm/jam

Pemeriksaan Radiologi

DIAGNOSIS KERJA

ILEUS
OBSTRUKTIF

PENATALAKSANAAN

Guyur RL 2 L dilanjutkan IVFD RL 20 tts/mnt


Pasang NGT terbuka dan DC
Inj ceftriaxonw 1gr/12am
Inj ranitidine/8jam
Inj ketorolac amp/12jam
Puasa
Persiapan Laparotomi.

ILEUS OBSTRUKTIF
penyumbatan intestinal mekanik
yang terjadi karena adanya daya
mekanik yang bekerja atau
mempengaruhi dinding usus
sehingga menyebabkan
penyempitan/penyumbatan lumen
usus.

ETIOLOGI

ETIOLOGI

PATOFISIOLOGI

Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya ileus obstruktif dibedakan
menjadi tiga kelompok :
1) Lesi-lesi intraluminal, misalnya fekalit, benda asing,
bezoar, batu empedu.
2) Lesi-lesi intramural, misalnya malignansi atau inflamasi.
3) Lesi-lesi ekstramural, misalnya adhesi, hernia, volvulus
atau intususepsi.

Ileus obstruktif dibagi lagi menjadi tiga jenis dasar :


1) Ileus obstruktif sederhana, dimana obstruksi tidak
disertai dengan terjepitnya pembuluh darah.
2) Ileus obstruktif strangulasi, dimana obstruksi yang
disertai adanya penjepitan pembuluh darah sehingga
terjadi iskemia yang akan berakhir dengan nekrosis atau
gangren yang ditandai dengan gejala umum berat yang
disebabkan oleh toksin dari jaringan gangren.
3) Ileus obstruktif jenis gelung tertutup, dimana terjadi
bila jalan masuk dan keluar suatu gelung usus tersumbat,
dimana paling sedikit terdapat dua tempat obstruksi.

Untuk keperluan klinis dan berdasarkan letak sumbatan,


ileus obstruktif dibagi dua :
1) Ileus obstruktif usus halus, yaitu obstruksi letak tinggi
dimana mengenai duodenum, jejunum dan ileum
2) Ileus obstruktif usus besar, yaitu obstruksi letak rendah
yang mengenai kolon, sigmoid dan rectum.

Manifestasi Klinis
Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif :
1) Nyeri abdomen
2) Muntah
3) Distensi
4) Kegagalan buang air besar atau gas (konstipasi)

PEMERIKSAAN FISIK

RECTAL TOUCHER

tonus sfingter ani : ampula recti sering ditemukan kolaps terutama


apabila telah terjadi perforasi akibat obstruksi.
Mukosa rectum dapat ditemukan licin dan apabila penyebab
obstruksi merupakan massa atau tumor pada bagian anorectum
maka akan teraba benjolan yang harus kita nilai ukuran, jumlah,
permukaan, konsistensi, serta jaraknya dari anus dan perkiraan
diameter lumen yang dapat dilewati oleh jari.
Nyeri tekan
feses
Darah

Pemeriksaan Radiologi
Foto polos abdomen (foto posisi supine, posisi tegak
abdomen atau posisi dekubitus) dan posisi tegak thoraks.
Pada foto abdomen dapat ditemukan beberapa gambaran,
antara lain:
1)Distensi usus bagian proksimal obstruksi
2)Kolaps pada usus bagian distal obstruksi
3)Posisi tegak atau dekubitus: Air-fluid levels
4)Posisi supine dapat ditemukan distensi usus dan stepladder sign
5)String of pearls sign, gambaran beberapa kantung gas
kecil yang berderet
6)Coffee-bean sign, gambaran gelung usus yang distensi
dan terisi udara dan gelung usus yang berbentuk U yang
dibedakan dari dinding usus yang oedem.
7)Pseudotumor Sign, gelung usus terisi oleh cairan.

Dilatasi usus

Step Ladder

Herring Bone

Coffee Bean

Penatalaksanaan
Pasien dengan obstruksi intestinal biasanya mengalami
dehidrasi dan kekurangan Natrium, Khlorida dan Kalium
yang membutuhkan penggantian cairan intravena dengan
cairan salin isotonic seperti Ringer Laktat.
Urin harus di monitor dengan pemasangan Foley Kateter.
Pemeriksaan elektrolit serial, seperti halnya hematokrit dan
leukosit, dilakukan untuk menilai kekurangan cairan.
Antibiotik spektrum luas diberikan untuk profilaksis atas
dasar temuan adanya translokasi bakteri pada ostruksi
intestinal.

Dekompresi
Pemasangan
nasogastric
tube
bertujuan
untuk
mengosongkan lambung, mengurangi resiko terjadinya
aspirasi pulmonal karena muntah dan meminimalkan
terjadinya distensi abdomen.
Pasien dengan obstruksi parsial dapat diterapi secara
konservatif dengan resusitasi dan dekompresi.
Penyembuhan gejala tanpa terapi operatif
sebesar 60 85% pada obstruksi parsial.

dilaporkan

Terapi Operatif
Pada umumnya dikenal 4 macam (cara) tindakan bedah
yang dikerjakan pada obstruksi ileus.
1)Koreksi sederhana (simple correction).Tindakan bedah
sederhana untuk membebaskan usus dari jepitan, misalnya
pada hernia incarcerata non-strangulasi, jepitan oleh
streng/adhesi atau pada volvulus ringan.
2)Tindakan operatif by-pass.Membuat saluran usus baru
yang "melewati" bagian usus yang tersumbat, misalnya
pada tumor intralurninal, Crohn disease, dan sebagainya.
3)Membuat fistula entero-cutaneus pada bagian proximal
dari tempat obstruksi, misalnya pada Ca stadium lanjut.
4)Melakukan reseksi usus yang tersumbat dan membuat
anastomosis ujung-ujung usus untuk mempertahankan
kontinuitas lumen usus, misalnya pada carcinomacolon,
invaginasi strangulata, dan sebagainya.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai