Oleh :
Yeni Tri Swandari
NIM 030903101055
BAB 1. PENDAHULUAN
yang memaksa yang disebut surat paksa. Tindakan penagihan yang benar dan tepat
waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada harus di laksanakan
agar tunggakan pajak tidak tertunda-tunda dan dapat di amankan. Akan tetapi banyak
berbagai hal yang mengakibatkan pelaksanaan tindakan penagihan tersebut menjadi
terhambat dan tidak berjalan sebagaimana mestinya, misalnya surat teguran yang baru
di terbitkan beberapa bulan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran. Demikian pula
dengan surat paksa di terbitkan 21 hari setelah di terbitkan surat teguran. (UU RI
Nomor 19 Tahun 2000 : 2000 : 231)
Dengan adanya tunggakan pajak yang kian lama kian membengkak maka
kegitan penagihan menjadi sangat di perlukan, agar wajib pajak senantiasa patuh dan
sadar melaksanakan kewajiban perpajakan sehingga tidak akan menimbulkan suatu
tunggakan pajak yang akan menyebabkan terlambatnya penyediaan dana untuk
pembangunan, maka untuk mengantisipasi itu Direktorat Jenderal Pajak melakukan
pembinaan, pengawasan dan penerapan sanksi perpajakan yaitu sanksi administrasi
yang berupa denda atau bunga dan sanksi pidana yang berupa pidana atau kurungan.
Dengan di laksanakannya proses penagihan, maka di harapkan wajib pajak akan
segera sadar dan memenuhi atau melunasi utang pajak yang tertunggak.
penagihan
pajak
dengan
menegur
atau
memperingatkan,
Penagihan
adalah
biaya
pelaksanaan
surat
paksa,
surat
Pelaksanaan Sita yang ditandatangani oleh juru sita pajak, penanggung pajak dan
saksi-saksi.
Meskipun barang yang disita penguasaannya beralih dari penanggung pajak
kepada pejabat, penyimpanannya di titipkan pada penanggung pajak, misalnya tanah
dan bangunan. Namun ada barang yang sifatnya atau pertimbangan tertentu dari juru
sita pajak penyimpanannya dapat disimpan di kantor pejabat, kantor pegadaian, bank
atau pos dan giro, seperti perhiasan, peralatan elektronik.
Atas barang yang di sita dapat ditempeli atau diberi segel sita yang memuat
sekurang-kurangnya :
1. Kata Sita
2. Nomor dan tanggal Berita Acara Pelaksanaan Sita.
3. Larangan untuk memindahtangankan, memindahkan hak, meminjamkan,
merusak barang yang disita.
d. Lelang
Pengertian lelang berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 adalah
setiap penjualan barang di muka umum dengan cara penawaran harga secara lisan
dan/atau tertulis melalui usaha pengumpulan peminat atau calon pembeli.
Lelang dilakukan apabila utang pajak atau biaya penagihan pajak belum di
lunasi dilaksanakan penyitaan dan dilaksanakan paling cepat setelah jangka waktu 14
(empat belas) hari terhitung sejak pengumuman lelang.
Hasil dari pelelangan tersebut digunakan untuk membayar biaya penagihan dan
untuk membayar utang pajak. Apabila hasil lelang mencapai jumlah yang cukup
untuk melunasi biaya penagihan pajak dan utang pajak, maka pelaksanaan dihentikan
dan kelebihan hasil lelang dikembalikan oleh pejabat kepada penanggung pajak
paling lambat 3 (tiga) hari setelah pelaksanaan lelang, apabila hasil lelang tersebut
tidak cukup untuk melunasi utang pajaknya maka wajib pajak masih mempunyai
utang sampai ia sanggup untuk membayarnya.
Juru sita dalam melaksanakan tugasna harus di lengkapi dengan kartu tanda
pengenal juru sita pajak dan harus di perlihatkan kepada penanggung pajak atau wajib
pajak.
Pedoman pelaksanaan penagihan pajak yang dipakai saat ini adalah UndangUndang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah di ubah dengan Undang-Undang
Nomor 19 tahun 2000 masih merupakan induk dalam melaksanakan penagihan aktif
dengan surat paksa.
15
16
17
Korlak Kepegawaian
b.
Korlak Keuangan
c.
urusan
keuangan
dan
kelancaran
keperluan
kantor,
b.
c.
b.
c.
18
b.
b.
Seksi ini bertugas melakukan urusan tata usaha kewajiban Pajak Penghasilan
Wajib Pajak. Di dalamnya termasuk pengamanan penerimaan Pajak
penghasilan, Penerbitan Surat Keterangan Bebas, Pengawasan Pembayaran
Masa dan Verifikasi atas Penghasilan Badan untuk dikeluarkan Surat
Ketetapan pajak.
7. Seksi Pemotongan dan Pemungutan Pajak Penghasilan
Seksi ini terdiri dari dua Korlak, yaitu :
a.
19
b.
b.
c.
b.
Korlak Penagihan
20
a.
b.
c.
Seksi
ini
bertugas
mengkoordinasikan
pelaksanaan
penatausahaan
Tabel 3.1
Jumlah pegawai Kantor Pelayanan Pajak Banyuwangi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Pada Bagian/Seksi
Kepala Kantor
Sub Bagian Umum
KP4
Seksi PDI
Seksi TUP
Seksi Pph OP
Seksi Pph Badan
Seksi P2Pph
Seksi PPN & PTLL
Seksi Penagihan
Seksi Pen & Keb
Jumlah
Pejabat
Pelaksana
Jumlah
1 orang
4 orang
4 orang
4 orang
4 orang
3 orang
3 orang
2 orang
4 orang
3 orang
3 orang
35 orang
5 orang
1 orang
3 orang
4 orang
5 orang
4 orang
4 orang
3 orang
3 orang
4 orang
36 orang
1 orang
9 orang
5 orang
7 orang
8 orang
8 orang
7 orang
6 orang
7 orang
6 orang
7 orang
71 orang
21
3.4 Visi
Visi : Menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan sistem dan
manajemen Perpajakan kelas dunia yang dipercaya dan dibanggakan masyarakat.
3.5 Misi
1. Fiskal : Menghimpun penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yang mampu
menunjang kemandirian pembiayaan pemerintah berdasarkan UndangUndang Perpajakan dengan tingkat efektifitas efesiensi tinggi.
2. Ekonomi
Mendukung
kebijaksanaan
pemerintah
dalam
mengatasi
Istirahat
12.00 13.00
11.30 13.00
-
07.30-17.00
istirahat
12.00-13.00
Jumat
07.30-17.00
istirahat
11.30-13.00
Sabtu
LIBUR
STP
SKPKB
SK PEMBETULAN
SK KEBERATAN
PUTUSAN BANDING I
1
SURAT TEGURAN
2
PENAGIHAN
SEKETIKA
DAN
SEKALIGUS
3
SURAT
PAKSA
4
SPMP
5
LELANG
1. Surat Teguran sebagai awal tindakan penagihan. Surat Teguran ini diterbitkan
segera setelah 7 (tujuh) hari sejak saat tanggal jatuh tempo pembayaran dari
jumlah pajak yang harus dibayar yang tercantum dalam STP, SKPKB,
SKPKBT,
SK Pembetulan,
SK Keberatan,
Putusan
Banding
yang
Tabel 4.2
Laporan Kegiatan Penagihan
s/d Triwulan I tahun 2006
(Dalam ribuan)
Jumlah
Jumlah
SK.
STP/SKPKB/SKPKBT/S
Pembetul
No
Wajib
pajak
an SK
K Pemb/SK Keb/Put.
Jumlah
STP yang
belum
Keb/Put
Banding
Jumlah
Jumlah
yang
Surat
Surat
belum
Teguran
Paksa
Jumlah
SPMP
Peng
.Lela
ng
Pel
Lelang
Tanpa
Akibat
lunas
Penagihan
Penagihan
(3)-(9+10)
Aktif
Aktif
lunas
1
1
2
Badan
Perseorangan
Jumlah
3
33.501
36.708
70.209
10
645
27
66
112
1.490.923
352.283
226.818
718.044
647
13
44
48
451.463
241.916
31.126
90.021
1292
40
110
160
1.942.388
594.199
257.944
808.065
11
33.323
36.616
69.939
b. Surat Paksa
Surat Paksa yang dikeluarkan KPP Banyuwangi sampai triwulan I tahun 2005/2006
adalah sebanyak 40 lembar dengan nilai Rp 594.199.000.- dengan perincian sebagai
berikut :
1. Wajib Pajak Badan sebanyak 27 lembar dengan nilai Rp 352.283.000,2. Wajib Pajak Perseorangan (orang pribadi) sebanyak 13 lembar dengan nilai
Rp 241.916.000,c. Surat Perintah Melakukan Penyitaan (SPMP)
Surat Perintah Melakukan Penyitaan yang dikeluarkan KPP Banyuwangi sampai
triwulan I tahun 2005/2006 adalah 0 lembar dengan nilai Rp 0,-.
d. Lelang
Sampai dengan triwulan I tahun 2005/2006 KPP Banyuwangi tidak ada
pelaksanaan lelang, karena dengan diterbitkannya SPMP wajib pajak bersedia
untuk menyelesaikan hutang pajaknya.
Dari pelaksanaan tindakan penagihan tersebut sebanyak 270 lembar Surat Ketetapan
dengan nilai sebesar Rp 1.066.099.000,- dengan perincian sebagai berikut :
1) Untuk Wajib Pajak badan tanpa penagihan aktif sebanyak 66 lembar dengan
nilai Rp 226.818.000,2) Dengan penagihan aktif sebanyak 112 lembar dengan nilai sebesar Rp
718.044.000,3) Wajib Pajak Orang Pribadi (perseorangan) tanpa penagihan aktif sebanyak 44
lembar dengan nilai Rp 31.126.000,4) Dengan penagihan aktif sebanyak 48 lembar dengan nilai sebesar Rp
90.021.000,-
Tabel 4.3
Rekap Tri Wulan Ke-I
Register Surat Teguran (dalam ribuan)
Bln Januari s/d Maret
Badan
Keterangan
Orang Pribadi
Jumlah
WP
Rp.
WP
Rp.
WP
Rp.
Bulan Januari
420
83.464.773
163
30.850.181
583
114.314.954
Bulan Februari
142
1.009.156.24
160
20.037.587
302
1.029.193.830
Bulan Maret
83
398.302.541
324
400.573.426
407
798.877.764
645
1.490.923.557
647
451.463.194
1.292
1.942.386.751
Tabel 4.4
Rekap Tri Wulan Ke-I
Register Pelaksanaan Surat Paksa (dalam ribuan)
bulan Januari s/d Maret
Badan
Keterangan
Orang Pribadi
Jumlah
WP
Rp.
WP
Rp.
WP
Rp.
Bulan Januari
13..37.386
62.842.682
13
75.880.068
Bulan Februari
249.634.756
171.513.275
12
421.148.031
Bulan Maret
11
89.610.738
7.560.580
15
97.171.318
27
352.282.880
13
241.916.537
40
594.199.417
: 1.292 lembar
: 40 lembar
: 0 lembar
Pajak yang
tidak mau
melapor
bila
perusahaannya
bangkrut/pailit atau wajib pajak sudah tidak aktif lagi. Banyak sekali
wajib pajak yang perusahaannya bangkrut/pailit tidak mau melapor
kepada KPP Banyuwangi padahal ia masih mempunyai tunggakan
pajak yang masih harus dilunasi. Hal ini akan membuang-buang
tenaga juru sita dalam menyampaikan surat paksa, padahal
36
BAB 5. KESIMPULAN
Berdasakan hasil pembahasan dan analisis yang telah dipaparkan pada babbab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan tentang bagaimana usaha-usaha yang
dilakukan untuk mengatasi penghambat pemungutan pajak di KPP Banyuwangi :
1. Masalah Internal
a. Koordinasi antar seksi yang terkait belum berjalan seperti yang
diharapkan.
Seksi-seksi yang terkait dalam penerbitan STP, SKPKB, SKPKBT,
SK Pembetulan, SK Keberatan, Putusan Banding yang menyebabkan
jumlah pajak yang dibayar bertambah harus melakukan koordinasi
yang baik dengan seksi penagihan. Koordinasi tersebut selalu
dipantau oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak., untuk meningkatkan
kerjasama antar seksi yang terkait dalam pelaksanaan penagihan
tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Kerjasama antar seksi
memang sangat diperlukan, karena penyelesaian suatu pekerjaan
memerlukan orang-orang yang mampu bekerjasama antar petugas
atau aparat demi keberhasilan suatu pekerjaan yang diembannya.
Sebagai makhluk sosial kita selalu membutuhkan bantuan orang lain,
karena itu diperlukan kerjasama. Tanpa kerjasama tidak mungkin
pekerjaan yang dilaksanakan akan berhasil dengan baik.
b. Lemahnya administrasi
Administrasi pencatatan harus diperbaiki. Penggunaan perangkat
komputer yang telah tersedia sebaiknya dimanfaatkan semaksimal
mungkin
disamping
pencatatan
secara
manual.
Bukti-bukti
pembayaran dari wajib pajak yang telah sampai harus segera dicatat.
37
petugas
Juru
Sita
kemungkinan
besar
dapat
2. Masalah Eksternal
a. Wajib Pajak yang kurang mengerti perundang-undangan perpajakan.
Meningkatkan pelayanan yang baik kepada wajib pajak dan
memberikan penyuluhan tentang perpajakan kepada masyarakat
umumnya dan wajib pajak khususnya agar benar-benar mengerti,
menyadari dan mau melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan
baik. Dengan tingginya kesadaran wajib pajak untuk melaksanakan
kewajibannya, dalam hal ini membayar hutang pajak, maka jumlah
pajak yang belum dilunasi menjadi berkurang. Penyuluhan tersebut
selain merupakan tugas kantor penyuluhan pajak juga merupakan
tanggung jawab petugas-petugas yang ada di kantor pelayanan pajak.
b. Wajib Pajak yang tidak mau melaporkan bila perusahaannya
bangkrut/pailit.
38
Tabel 4.1
Kegiatan yang dilakukan selama PKN
Nomor
Hari/Tanggal
Kegiatan
-
Izin sakit
Izin Sakit
10
11
seksi P2PPh.
-
12
13
Melubangi/mengeplongi serta
memasukkan SSP ke dalam berkas.
14
15
16
seksi Penagihan.
-
17
18
19
20
Cuti bersama.
Jenis
Pajak
Tahun
Pajak
Tanggal
Jatuh
Tempo
Jumlah
Tunggakan
Pajak (Rp)
------------------------------------------------------------------------------------------------------Jumlah
: Rp
======================
Terbilang :
Untuk mencegah tindakan penagihan pajak dengan Surat Paksa berdasarkan UndangUndang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 (UU
PPSP) maka diminta kepada Saudara agar melunasi jumlah tunggakan pajak dalam
waktu 21 (dua puluh saru) hari sejak diterbitkannya Surat Teguran ini.
Dalam hal Saudara telah melunasi tunggakan pajak tersebut diatas, dimohon agar
saudara segera melaporkan kepada kami (Seksi Penagihan).
PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah
SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Akhir Praktek Kerja Nyata yang berjudul : Faktor-Faktor
Penghambat Dalam Pemungutan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Banyuwangi.
Penyusunan Laporan Akhir Praktek Kerja Nyata (PKN) ini dimaksudkan
untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi Diploma III
Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember.
Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak
terhingga atas segala perhatian, bimbingan , petunjuk dan bantuan dari semua pihak,
yaitu kepada :
1. Bapak Dr. H. Uung Nasdia, B. Sw, M. S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Jember.
2. Bapak Drs. Ardiyanto, M. Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
3. Ibu Dra. Hj. Dwi Windradini BP, M. Si, selaku Ketua Program Studi DIII
Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
4. Bapak Edy Wahyudi, S. Sos. MM selaku Dosen Pembimbing Akademik (DPA)
yang telah banyak membantu penulis selama kuliah.
5. Bapak Suhermadi, SE selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan yang berguna bagi
penyusunan Laporan Akhir Praktek Kerja Nyata.
6. Bapak dan ibu dosen pengajar pada Diploma III Perpajakan, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember yang telah memberikan ilmu
pengetahuan kepada penulis selama menjalani pendidikan.
7. Bapak Drs. Muchammad Sapir, selaku Kepala KPP Banyuwangi dan Bapak
Deddy Damhudji, S. Sos, selaku Kepala Sub Bagian Umum KPP Banyuwangi
yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan Praktek Kerja Nyata (Magang).
8. Bapak Yoyok Subagio selaku Koordinasi Pelaksana di bagian Seksi Penagihan
dan Bapak Roni di bagian Seksi PPh OP yang banyak membantu penulis selama
Praktek Kerja Nyata dan dalam penyelesaian Laporan Akhir Praktek Kerja
Nyata ini.
9. Segenap karyawan dan karyawati KPP Banyuwangi, yang telah membantu
dalam melaksanakan Praktek Kerja Nyata (Magang).
10. Ayanda, Ibunda dan keluarga besarku serta sobat-sobatku yang telah
memberikan dorongan semangat dan doa demi kesuksesan penulis.
11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian Laporan Akhir
Praktek Kerja Nyata ini.
Penulis
PERNYATAAN
: 030903101055
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis ilmiah yang berjudul : FaktorFaktor Penghambat dalam Pemungutan Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak
Banyuwangi adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika disebutkan
sumbernya dan belum pernah diajukan pada institusi manapun, serta bukan karya
jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan
sikap ilmiah yang harus di junjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan
dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika
ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.
MOTTO
Dua macam kerakusan yang tidak kunjung kenyang yaitu yang menuntut ilmu
dan yang mengejar kekayaan dunia, tetapi keduanya tidak sama. Adapun
yang menuntut ilmu selalu di ridhoi Allah, sedangkan yang mengejar
kekayaan dunia bertambah merajalela dalam kesesatannya
(HR. Abdul Laits yang di laksanakan dr Abdullah bin Masuud r.a)
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERPAJAKAN
PERSETUJUAN
Telah disetujui hasil Praktek Kerja Nyata Program Studi Diploma III
Perpajakan Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Jember
Nama
NIM
: 030903101055
Jurusan
: ILMU ADMINISTRASI
Program Studi
Judul
Jember,
Juni 2006
Menyetujui
Dosen Pembimbing
Suhermadi, SE
Laporan Praktek Kerja Nyata ini diterima oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Jember pada :
Hari
: Selasa
Tanggal
: 27 Juni 2006
Tempat
Tim Penguji
Ketua (Dosen Pembimbing Utama)
Suhermadi, SE
Anggota
Drs. Sutrisno, M. Si
NIP. 131 472 794
Mengesahkan
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
RINGKASAN
DIII Perpajakan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember.
viii