Anda di halaman 1dari 23

* HERNIA

DIAFRAGMATIKA
SHABRINA IZZATI

Definisi
penonjolan organ
abdomen ke dalam
rongga dada melalui
suatu lubang pada
diafragma.
memungkinkan organorgan dalam perut
memasuki rongga pleura
jantung terdorong ke
anterior, sedangkan paruparu tertekan dan sering
mengalamai hipoplasia.

Epidemiologi
1/2000
Defek lebih sering pada
sisi kiri (80%), kanan
(20%), bilateral jarang
Wanita underweight
memiliki risiko lebih
tinggi
Anomali berkembang
secara sporadik, meski
sejumlah kasus
diturunkan secara
familial
Abnormalitas kromosom
diidentifikasi 9% sampai
34 % dari CDH meliputi
kelainan trisomi, delesi,
dan translokasi.

Etiologi
Penyebab CDH masih belum diketahui.
Seperti embriopati lain CDH meningkat
kejadiannya karena terpapar sejumlah
agen farmakologis :
phenmetrazine, thalidomide, quinine,
cadmium, lead, and nitrofen.
Defisiensi vitamin A

* Skeletal defects (32%) limb reduction and costovertebral


* 24% Cardiac hypoplasia (left ventricle dan hipoplasia arkus

aorta).
* cardiovascular malformations ventricular septal defects,
tetralogy of Fallot, transposition of the great vessels, double
outlet right ventricle, and aortic coarctation.~~,206~284
* Anomali anatomi dari cabang trakeobronkial
* Sejumlah sindrom include trisomy 21, trisomy 18, trisomy
13, Frey's syndrome, Beckwith-Wiedemann syndrome,
Goldenhar's syndrome, Coffin-Siris syndrome, Fryns
syndrome, Meacham syndrome, and Kabuki syndrOme.

*KELAINAN LAIN YANG


BERHUBUNGAN

Perkembangan awal
diafragma
midgut berherniasi ke dalam
kantung kuning telur. Jika
penutupan kanal
leuroperitoneal belum terjadi
pada saat
kembali midgut ke abdomen
elama minggu 9 dan 10, visera
abdomen tertanam pada
lumbocostal trigone menuju
rongga dada berlawanan.

classic left-sided CDH 2.0to 4.0-cm posterolateral


defect pada diafragma dimana
visera abdomen menuju
hemithorax. Herniated
contents sering meliputi lobus
kiri dari hepar, spleen dan
sebagian besar saluran cerna.

MANIFESTASI KLINIS
* Secara klinis hernia diafragmatika akan menyebabkan gangguan

kardiopulmoner karena terjadi penekanan paru dan terdorongnya


mediastinum kearah kontralateral.
* Anak sesak terutama kalau tidur datar, dada tampak menonjol,
tetapi gerakan nafas tidak nyata. Perut kempis dan
menunjukkkan gambaran scapoid. Pulsasi apek jantung bergeser
sehingga kadangkadang terletak di hemithoraks kanan.

Bila anak didudukan dan diberi


oksigen, maka sianosis akan
berkurang. Lambung, usus dan
bahkan hati dan limpa
menonjol melalui hernia. Jika
hernianya besar, biasanya paruparu pada sisi hernia tidak
berkembang secara sempurna.

Setelah lahir, bayi akan menangis dan bernafas


sehingga usus segera terisi oleh udara. Terbentuk massa
yang mendorong jantung sehingga menekan paru-paru
dan terjadilah sindroma gawat pernafasan.
Gejalanya dapat berupa:
- Gangguan pernafasan yang berat.
- Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan
oksigen).
- Takipneu (laju pernafasan yang cepat).
- Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama
(asimetris).
- Takikardia (denyut jantung yang cepat).

Pemeriksaan fisik didapatkan


gerakan pernafasan yang
tertinggal, perkusi pekak, fremitus
menghilang, suara pernafasan
menghilang dan mungkin terdengar
bising usus pada hemitoraks yang
mengalami gangguan.3
.

Pemeriksaan penunjang yang


penting adalah dilakukannya
pemeriksaan radiologi yaitu
pemeriksaan foto thorak

The diagnosis of a CDH can be confused with a number


of other congenital thoracic conditions, including eventration of the diaphragm, anterior diaphragmatic hernia
of Morgagni, congenital esophageal hiatal hernia, congenital cystic disease of the lung, and primary agenesis of
the lung.

CDH was considered a surgical emergency. Infants were rushed to


the operating room as soon as possible after birth in the belief that
reduction of the abdominal contents from the chest would relieve
the compression of the lungs
Kebanyakan ahli bedah mencapai defek melalui insisi subkostal.
Untuk kasus jarang dimana isi hernia sulit karena bentuk abnormal
dari hepar atau lien. ,Teknik Thoracoscopic dan laparoscopik
digunakan untuk memperbaiki defek ini.
As management techniques for neonatal respiratory
failure evolved, a period of medical stabilization and
delayed surgical repair in an attempt to improve the overall condition of the infant with CDH was proposed.

*OPERATIF REPAIR

*LAPORAN KASUS

Nama
: By. Ny L
Usia
: 9 hari
Tanggal lahir
: 25-7-15
Alamat
: Pasaman
Nomor Rekam medis : Swasta
Tanggal masuk
:

ALLOANAMNESIS
Keluhan Utama

Sesak napas sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit

Riwayat Penyakit Sekarang

*Sesak nafas 1 hari sebelum masuk rumah sakit , kebiruan tidak

ada
*Pasien tidak mau menyusu sejak 1 hari sebelum rumah sakit,
pasien tampak lemah sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
*Riwayat kuning pada wajah 1 hari sebelum masuk rumah sakit
terutama pada wajah
*Riwayat muntah dan tersedak tidak ada
*Bayi telah mendapat ASI sebelumnya dan menyusu langsung pada
ibu, toleransi baik.
*Buang air kecil tidak ada kelainan.
*Buang air besar tidak ada kelainan.
*Bayi sebelumnya dirawat di incubator di RSUD Lubuk sikaping
selama 4 hari dan diperbolehkan pulang.
*Paskemudian dirawat kembali di RS Lubuk Sikaping karena sesak
dan kemudian langsung di rujuk ke RSUP M Djamil Padang.

Riwayat Kehamilan dan Perkembangan

*Pasien anak pertam,

lahir spontan ditolong dokter tidak


langsung menangis, BBL: 2200 gram, panjang badan tidak
diingat. Saat hamil Ibu pasien rutin memeriksakan
kehamilan pada bidan. Tidak ada riwayat sakit tertentu
saat kehamilan. Tidak ada riwayat penggunaan obat-obatan
jangka lama saat kehamilan. Usia ibu melahirkan 40 tahun.
Riwayat penyakit Keluarga

*Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita penyakit


seperti pasien

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum
Hearth Rate
: 148x/menit
Frekuensi Nafas
: 72 x/ menit.
Tekanan Darah
: 85/50
Suhu
:36,7 0C
Berat Badan
: 2600 gram
Edema
: Tidak ada
Anemis
: Tidak ada
Ikterik
: Tidak ada

Kulit
*Teraba hangat
Kepala
*Normocephale, bulat, simetris
Rambut
*Hitam dan tidak mudah rontok
Mata
*Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, pupil isokor, diameter 2 mm/ 2mm, refleks
cahaya +/+
Telinga
*Tidak ditemukan kelainan
Hidung
*Napas cuping hidung tidak ada
Tenggorokan
*Tonsil dan faring sukar diilai
Leher
*JVP Sukar dinilai

Toraks

Cor :
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi

iktus kordis tidak tampak


iktus kordis teraba LMCS RIC5
batas jantung kesan tidak melebar
: Irama teratur, bising -/-

Pulmo:
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi

Pengembangan dada tampak


Fremitus sukar dinilai
Sukar dinilai
: bronkovesikuler, Rhonki-/-, Wheezing -/-

Abdomen

*Inspeksi :
*Auskultasi
*Perkusi :
*Palpasi :

distensi(-)
: Bising usus (+) normal
tidak dilakukan
hepar teraba 1/4-1/4 , lien tidak teraba

Punggung

*Tidak ditemukan kelainan


Alat kelamin

*A1M1P1
Anus

*Ada
Anggota Gerak

*Akral hangat, CRT < 2 detik, Refleks fisiologis +/+

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium darah 30 Juli 2015
Hemoglobin : 15,3g/dl
Leukosit :18600/ mm3
Hitung jenis leukosit : 0/0/1/69/28/2
Eritrosit : 4,3 juta/ mm3
Hematokrit : 47 %
Trombosit : 435000/mm3
Retikulosit : 3,2 %
Analisa Gas Darah
Ph : 7, 18
PCO2 : 61 mmHg
PO2
: 21 mmHg
Na + : 145 mmol/ L
K+ : 3,3 mmol/ L
Ca++ :0, 19 mmol/ L
Hct:37 %

Radiografi Thoraks proyeksi AP dan Lateral


Ekspertise
Posisi asimetris
Tampak bayangan lusen menyerupai struktur
usus di kavum thoraks, terutam bagian tengah
yang berhubungan dengan udara usus intra
abdomen (panah).
Permukaan diafragma terutama sisi kanan
suram.
Jantung terdorong ke kiri
Tampak gambaran bayangan kateter NGT
dengan ujung dibawah diafragma
Kesimpulan : Sesuai gambaran hernia
diafragmatika suspek paraesofageal hernia.

* Diagnosa Respiratori distress ec hernia


diafragmatika
* Tatalaksanana
Sefoperazon sulbaktam 2x130 mg iv
Neomisin 1x 13 mg iv
NCPAP PEEP FIO2 30%
* Planing
Intubasi

Anda mungkin juga menyukai