1.
LATAR BELAKANG
Keperawatan jiwa merupakan bentuk pelayanan profesional yang
didasarkan pada ilmu keperawatan jiwa bentuk pelayanan Bio-Psiko-SosioSpritual yang komperhensif. Klien dapat berupa individu, keluarga dan
komunitas baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Bentuk Asuhan
keperawatan jiwa meliputi pencegahan primer adalah pendidikan kesehatan,
pengubahan lingkungan dan dukungan sistem sosial.
Penanganan gangguan jiwa harus dilakukan dengan tepat dan tepat serta
terencana terutama keluarga. Menurut Prof. Sasanto dalam Bali Post (2005),
salah satu titik penting untuk memulai pengobatan adalah keberanian keluarga
untuk menerima kenyataan. Mereka juga harus menyadari bahwa gangguan
jiwa itu memerlukan pengobatan sehingga tidak perlu dihubungkan
kepercayaan yang macam-macam.
Menurut penelitian dari Wardani (2009) kepatuhan pasien dalam minum
obat dapat dilihat dari adanya kerjasama yang baik dengan keluarga sebagai
pendamping pasien minum obat dirumah. Dan samping itu factor lain yang
mendukung adalah sikap positif terhadap pengobatan.
2.
IDENTIFIKASI MASALAH
Kekambuhan adalah suatu keadaan dimana timbulnya kembali suatu
penyakit yang sudah sembuh dan disebabkan oleh berbagai macam faktor
penyebab. Pencegahan kekambuhan adalah mencegah terjadinya peristiwa
2.
3.
4.
5.
6.
7.
4.
PENGANTAR
Bidang studi
: Pendidikan Kesehatan
Topik
: Keperawatan Jiwa
Sub topik
Penyuluh
Sasaran
Hari / tanggal
Jam
: 08.00-08.15
Waktu
: 15 menit
Tempat
5.
MATERI PENGAJARAN
Dilampirkan
6.
METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
7.
MEDIA
1.
8.
Leaflet
KEGIATAN PENYULUHAN
Fase
Kegiatan Pendidik
Metode
---
---
Menyimak
Ceramah
Waktu
a.
Pra
Interaksi
Pembuka
Uraian
Materi
Kegiatan
Peserta
Menguraikan
pengetahuan
nya
Menyimak
Jiwa
c. Menjelaskan apa yang
dimaksud dengan putus
obat
d. Menjelaskan
penyebab
terjadinya putus obat
e. Menjelaskan tanda dan
gejala putus bat
f. Menjelaskan masalah yang
diakibatkan karena putus
obat
g. Apa
yang
dilakukan
keluarga agar tidak terjadi
putus obat
h. Menjelaskan
lingkungan
yang mendukung
Penutup
Menyimak
Menyimak
Menyimak
Ceramah
Menyimak
Menyimak
Menyimak
Menutup pertemuan:
a. Menyimpulkan hasil materi Menyimak
Ceramah
b. Mengundang
komentar Menyampaikan
atau pertanyaan peserta.
pendapat/pert Tanya
anyaan
jawab
c. Menjawab pertanyaan atau Menjawab
komentar dengan singkat pertanyaan
dan jelas
15
9.
EVALUASI
Evaluasi lisan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, Moh. Drs, Apt. 2003. Ilmu Farmasi. Jakarta: Ghalia Indonesia
Arif , Iman Setiadi. 2006. Skizofrenia: Memahami Dinamika Keluarga Pasien.
Bandung: Refika Aditama.
Hawari. 2001. Pendekatan Holistic pada Gangguan Jiwa Skizofrenia.FKUI:
Jakarta
Intansari, Nurjanah. 2004. Pedoman Gangguan Jiwa. Mocomedia:
Yogyakarta.
Keliat, B.A. 2006. Peran Serta Keluarga Dalam Perawatan Klien Gangguan
Jiwa. Jakarta: EGC.
Maslim, Rusdi. 2005. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: FK
Universitas Atmajaya.
Muzaham, 1995. Sosiologi Kesehatan. Jakarta: UI Press.
Sheewangisaw, Z. (2012). Prevalence and Associated Factors of Relapse in
Patent with Schizophernia At Amanuel Mental Specialized
Hospital. Congress on Public Health, 1(1), 1-10.
Wardani, IY. 2009. Analisis Pengalaman Keluarga Mencegah Kekambuhan
Pasien Gangguan Jiwa. FIK UI: Jakarta.
f. Sering melamun
g. Kembali mengoceh sendiri
h. Kembali mendengar bisikan-bisikan
i. Gemetar
5. Akibat yang ditimbulkan karena putus obat
Akibat putus obat biasanya pasien yang tadinya sudah tenang, mampu
melakukan aktivitas sendiri tanpa dibantu menjadi kembali gaduh, gelisah,
susah diatur, tidak tenang. Akhirnya menyulitkan keluarga sendiri (Arif,
2006)
6. Apa yang dilakukan keluarga dalam pengawasan minum obat
Dalam membantu pasien minum obat keluarga harus mengingat prinsip 5
benar:
Benar orang
Benar obat
Benar waktu
Benar cara
Benar dosis.
Contoh pemberian 3xsehari berarti setiap 8 jam sekali (1 hari: 24 jam, berarti
24 jam dibagi 3 = 8 jam sekali)
Dan selalu ingat bahwa kita harus terus-menerus mengingatkan pasien untuk
minum obat. Pastikan bahwa obatnya benar-benar tertelan, bila perlu obat
diminum di hadapan kita dan periksa mulut dan bawah lidah.
Beri pujian apabila pasien mau minum obat (Maslim, 2005).
7. Lingkungan yang mendukung agar tidak terjadi putus obat
jangan lupa kontrol ulang ke RS Jiwa terdekat, bila anda berada di luar
kota/kabupaten maka diwajibkan kontrol ulang minimal tiap 1 bulan sekali.
Bila anda di dalam kota, maka wajib kontrol ulang minimal tiap 2 minggu
sekali.