Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Jika kita bandingkan dengan beberapa tahun yang lalu, lingkungan sekitar

kita masih begitu alami dan sejuk, banyaknya lahan hutan yang menjadi habitat
bagi berbagai jenis hewan kini sudah berubah menjadi pemukiman-pemukiman
penduduk, pabrik, area perbelanjaan, lahan pertanian, dan sebagainya. Hal ini
akan menimbulkan dampak yang luas bagi kehidupan kita dimasa yang akan
datang. Seperti banjir, tanah longsor kepunahan berbagai satwa langka,
ketersediaan air bersih yangterbatas dan sebagainya, hingga berujung pada
pemanasan global.
Pembangunan tidak dapat dihentikan, sebab pembangunan berbanding
lurus dengan bertambahnya jumlah penduduk dan jumlah kebutuhan masyarakat.
Semakin banyak penduduk, maka semakin banyak pula lahan yang harus
digunakan untuk membuat pemukiman tempat tinggal mereka, semakin banyak
penduduk maka semakin banyak pula kebutuhan akan bahan pokok yang
menyebabkan pembangunan industry dan lahan pertanian akan semakin
menjamur. Oleh karena itu, dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk yang
ikut menambah jumlah pembangunan, kita hanya dapat melakukan pembangunan
yang ramah terhadap lingkungan, dan saling menguntungkan antara kehidupan
manusia dan kehidupan makhluk hidup lainnya serta lingkungan sekitar kita
tinggal agar terjaga selalu keseimbangan lingkungan .
Oleh karena itu, kami membuat makalah ini, agar dapat membantu
pembaca agar dapat mengetahui dampak-dampak apa saja yang dapat ditimbulkan
dengan pembangunan yang asal-asalan yang tidak memperhatikan kondisi
lingkungan sekitar. Kami berharap pembaca sadar akan pentingnya pembangunan
yang ramah akan lingkungan, mengingat sangat sulit bagi kita untuk

menghentikan laju pertumbuhan penduduk yang menjadi salah satu faktor


pembangunan yang masih berlangsung sekarang, kita hanya dapat melakukannya
dengan melakukan pembangunan yang ramah dengan lingkungan. Maka dari itu,
kami menuliskan pula beberapa solusi yang akan membantu kita dalam
melakukan pembangunan yang tidak merusak lingkungan dan baik untuk
kehidupan manusia itu sendiri.
1.2

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain:

1.

Apakah dampak pembangunan terhadap Ekosistem?

2.

Apakah dampak pembangunan terhadap stuktur tanah?

3.

Apakah dampak pembangunan terhadap perubahan iklim?

4.

Apakah dampak pembangunan terhadap tata ruang?

5.

Apakah dampak pembangunan terhadapa lingkungan sosial?

6.

Apakah dampak pembangunan terhadap keadaan ekonomi ?

1.3

Tujuan
Tujuan dari makalah ini, yaitu:

1.

Mengetahui dampak pembangunan terhadap ekosistem.

2.

Mengetahui dampak pembangunan terhadap struktur tanah.

3.

Mengetahui dampak pembangunan terhadap perubahan iklim.

4.

Mengetahui dampak pembangunan terhadap tata ruang.

5.

Mengetahui dampak pembangunan terhadap lingkungan social.

6.

Mengetahui dan merealisasikan solusi dalam permasalahan pembangunan

terhadap lingkungan sekitarnya.


1.4. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, ruang lingkup
pembahasan, manfaat penelitian dan sistimatika pembahasan.

BAB II LANDASAN TEORI


Berisi tinjauan teori yang digunakan yang dapat medukung dalam
melakukan analisis, yang diambil dari berbagai sumber literatur dan dari hasilhasil penelitian yang serupa sebelumnya.
BAB III PEMBAHASAN
Pada Bab IV ini berisi pembahasan terhadap rumusan masalah dengan
menggunakan beberapa metode analisis yang ada antara lain adalah metode
delphi dan triangulasi.
BAB IV Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Definisi
Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di segala bidang yang menyangkut kehidupan manusia. Pembangunan
dalam prosesnya tidak terlepas dari penggunaan sumberdaya alam, baik
sumberdaya alam yang terbarukan maupun sumberdaya alam tak terbarukan.
Seringkali di dalam pemanfaatan sumberdaya alam tidak memperhatikan
kelestanannya, bahkan cenderung memanfaatkan dengan sebanyak-banyaknya. Di
sisi lain, pembangunan itu sendiri dapat menimbulkan dampak terhadap
sumberdaya alam.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun
tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik (benda
hidup) misalnya manusia, hewan, dan tumbuhan dan lingkungan abiotik (benda
mati). Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga
sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem
pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.
2.2. Lingkungan Hidup
Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk
menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
segenap makhluk hidup di bumi. Adapun berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997,
lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan
makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya.

2.2.1. Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:


a. Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk
hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik.
b. Unsur Sosial Budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia
yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai
makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya
sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
c. Unsur Fisik (Abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari bendabenda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Dampak dari
hilangnya unsur fisik yang baik di muka bumi adalah terjadinya bencana
kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak
teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain

2.2.2. Dampak pembangunan :


a. DAMPAK POSITIF
1. Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran
2. Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh masyarakat.
3. Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah.
4. Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.
5. Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.
6. Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang
industri.
b. DAMPAK NEGATIF
1. Limbah industry akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan udara
2. Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara.
3. Akibat dari pncemaran, banyak menimbulkan kematian bagi binatang,
manusia dapat terkena penyakit, hilangnya keindahan alam dan lain-lain.

4. Penurunan kualitas lingkungan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi yang semakin pesat serta dorongan pertumbuhan ekonomi telah
memacu kegiatan yang mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan.
2.3. Dampak

dari

kegiatan

manusia

terhadap

lingkungan

hidup

telah

menimbulkan berbagai masalah berikut :


1.

Mutasi Gen.
Mutasi adalah peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen)
atau kromosom sehingga menyebabkan perubahan sifat yang baka
(diturunkan) tetapi bukan sebagai akibat persilangan atau perkawinan.
Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya sifat yang tidak tetap dan selalu
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik alamiah maupun buatan.
Agar suatu species tidak mengalami kepunahan diperlukan usaha untuk
menyesuaikan diri terhadap timbulnya suatu perubahan.

2. Dampak rumah kaca


Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda:
efek rumah kaca alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah
kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia.
Akibat yang dialami adalah meningkatnya suhu permukaan bumi yang
akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim di bumi.
Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya,
sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di
atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung
es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut.
Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut
sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang
mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat
besar.

3. Hujan asam
Istilah Hujan Asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith
ketika ia menulis tentang Polusi Industri di Inggris. Tetapi istilah hujan
asam tidaklah tepat, yang benar adalah deposisi asam. Terjadinya hujan
asam harus diwaspadai karena dampak yang ditimbulkan bersifat global
dan dapat menggangu keseimbangan ekosistem. Hujan asam memiliki
dampak tidak hanya pada lingkungan biotik, namun juga pada lingkungan
abiotik.
4. Pencemaran air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat
aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian
penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian
dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen
dan polutan. Manfaat terbesar danau, sungi, lautan dan air tanah adalah
untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran
pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi
sebagai objek wisata. Akibat dari pencemaran air adalah terjadinya banjir,
erosi, kekurangan sumber air, dapat membuat sumber penyakit, tanah
longsor, dapat merusak ekosistem sungai.

BAB III
PEMBAHASAN
Aspek lingkungan adalah dimensi khusus yang sebenarnya berfungsi
sebagai alat penjaga dan penyelaras pola pembangunan, terutama dari peran
lingkungan

yang

mensejahterakan

dan

melindungi

kehidupan

manusia.

Setidaknya pembangunan berkelanjutan mensyaratkan 3 aspek pembangunan


yang harus diperhatikan yaitu, ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan, yang
ketiganya harus terimplementasikan di dalam program pembangunan negaranegara di dunia.
Tanah secara umum merupakan suatu benda alami heterogen yang terdiri
atas komponen-komponen padat, cair, gas, dan mempunyai sifat serta perilaku
yang dinamik. Tanah merupakan akumulasi tubuh alam yang bebas yang
menduduki sebagian besar permukaan bumi dan mempunyai sifat-sifat sebagai
akibat pengaruh iklim dan organisme yang bekerja pada batuan induk pada relief
tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. Dari berbagai unsur yang terkandung,
tanah merupakan unsur yang penting dalam Geografi.
3.1. Sifat fisika tanah
Meliputi kandungan air, bobot isi, tekstur, struktur, konsistensi, agregat,
permeabilitas tanah, infiltrasi, tata air dan udara, warna, temperature.
a.

Sifat fisik jelek: struktur tanah pejal, pengolahan tanah yngg berat, drainase
jelek/sering tergenang, porositas rendah sehingga tata air dan udara jelek,
warna tanah terang / pucat.

b.

Sifat fisik baik: Struktur tanah yg gembur, tekstur lempung, tata air dan
udara yang seimbang sehingga drainase baik, porositas = 30 50 %,
permeabiliats sedang cepat, warna tanah kehitama/ gelap.

c.

Sifat kimia tanah


Meliputi reaksi tanah (pH Tanah), ketersediaan unsur hara, kandungan

bahan organik, kandungan Al, kejenuhan basa (KB), kapasitas Tukar kation

(KTK). Unsur hara unsur-unsur kimia dalam tanah yang diperlukan sebagai
makanan bagi tanaman untuk menunjang pertumbuhannya.
d.

Sifat Biologi Tanah


Tanah dengan nilai produktivitas tanah yang tinggi, tidak hanya terdiri dari

komponen-komponen padat, cair dan udara saja. Tapi harus mengandung jasad
hidup tanah yang cukup. Karena jasad hidup memegag peranan penting dalam
proses-proses pelapukan / dekomposisi bahan organic tanah, sehingga unsur hara
menjadi tersedia bagi tanaman. Dalam segumpal tanah yang subur akan di jumpai
bermacam-macam organisme hidup.
Dalam 1 gram tanah : (Berat 90 136 kg/ha)
0,3 95 juta bakteri
7500 1 juta cendawan
500.000 1 juta protozoa
100.000 500.000 amoeba
80 1000 golongan ciliates
Dampak Negatif Pembangunan Terhadap Struktur Tanah
1.

Erosi.

2.

Kekeruhan tanah

3.

Hilangnya unsur hara

4.

Terakumulasinya zat pencemar dalam tanah

5.

Terganggunya kestabilan ekosistem alam dan permasalahan lingkungan

Faktor dan proses terjadinya kerusakan tanah


Terjadinya kerusakan tanah merupakan akibat proses alam yang berjalan
tidak seimbang sehingga bersifat destruktif yang dipengaruhi oleh adanya
pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dan tidak terkendali. Pembangunan gedunggedung serta infrastuktur lain di daerah peresapan/tangkapan hujan serta
pembangunan infrastruktur di daerah buffer yang melebihi kapasitas maksimal
kepadatan misalnya, hal ini akan berujung pada dampak terjadinya banjir dimana

air hujan yang seharusnya dapat meresap terhalang dan menjadi suatu aliran
permukaan. Terjadinya banjir tersebut akan menimbulkan erosi yang pada
akhirnya akan membawa dampak pada kerusakan tanah. Eksplorasi lahan yang
tidak terkendali menyangkut pembukaan lahan hutan secara tidak terkendali guna
mendukung pembangunan infrastruktur serta kepentingan industri, akan
menimbulkan terganggunya kestabilan ekosistem alam.
Faktor penyabab terjadinya kerusakan tanah juga dipicu oleh akibat
adanya pencemaran tanah oleh akumulasi berbagai zat pencemar. Pembangunan
infrastruktur terutama menyangkut industrialisasi yang tidak memperhatikan dan
kuran bertumpu pada aspek lingkungan sering kali menimbulkan pencemaran
termasuk juga pencemaran tanah oleh limbah yang dihasilkan. Zat pencemar
tersebut pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan tanah. Tanah yang tercemar
mengalami perubahan fisik, struktur, maupun tekturnya. Selain itu juga akan
berdampak pada kematian organisme yang menggunakan tanah sebagai medium
hidupnya sehingga produktifitas ekosistem menurun. Dampak bagi manusia
terjadi secara tidak langsung oleh zat polutan yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada kesehatan.
Akibat masalah kerusakan dan pencemaran tanah
1. Pencemaran dan kerusakan tanah akan berpengaruh pada menurunnya tingkat
kesehatan masyarakat dan lingkungan oleh pengaruh zat pencemar yang ada.
2. Menurunnya angka produktifitas ekosistem oleh akibat kerusakan tanah yang
terjadi.
Contoh Dampak Pembangunan Kota pada Air Tanah:
Dalam cekungan Great Lakes, sebagian besar debit air tanah terjadi
langsung ke danau atau sungai mereka. Kontaminan air tanah yang paling erat
terkait dengan praktek penggunaan lahan perkotaan: pestisida yang berlebihan dan
penggunaan pupuk; bocor tangki penyimpanan bawah tanah; rusak sistem septik
pribadi, dan tumpahan atau lindi dari situs industri, membuka tutup sumur dan

garam jalan. Air tanah juga berfungsi sebagai jalur untuk pencemaran bakteri dari
pantai perkotaan.
Solusi Perbaikan Struktur Tanah
1.

Menjaga dan memperbaiki lingkungan agar air baku tetap tersedia adalah
jalan keluar yang terbaik, bukan air kemasan.

2.

Membangun sumur resapan atau bidang resapan

3.

Tidak membuang sampah dan limbah di sungai dan kali

4.

Membangun bangunan di sempadan sungai adalah cara yang bisa dilakukan.

5.

Memulihkan kembali vegetasi yang dapat menyerap air hujan dan


menyimpan air tanah

6.

Menggunakan air secara hemat

7.

Melakukan penanggulangan terhadap komponen bahan pencemaran tanah

8.

Mendaur ulang sampah-sampah menjadi barang-barang yang mungkin bisa


dipakai atau juga bisa dijadikan hiasan dinding

9.

Mengolah limbah-limbah industri sebelum dibuang kesungai atau kelaut

10.

Mengurangi penggunaan pupuk sintetik dan berbagai bahan kimia untuk


pemberantasan hama seperti pestisida diganti dengan penggunaan pupuk
kompos

3.2. Dampak Pembangunan Terhadap Perubahan Iklim dan Cuaca


1.

Pengertian iklim, cuaca dan perubahan iklim


- Beberapa definisi cuaca adalah :
1.

Keadaan atmosfer secara keseluruhan pada suatu saat termasuk

perubahan, perkembangan dan menghilangnya suatu fenomena.


2.

Keadaan variable atmosfer secara keseluruhan disuatu tempat dalam

selang waktu yang pendek.


3.

Keadaan atmosfer yang dinyatakan dengan nilai berbagai parameter,

antara lain suhu, tekanan, angin, kelembaban dan berbagai fenomena hujan,
disuatu tempat atau wilayah selama kurun waktu yang pendek (menit, jam,
hari, bulan, musim, tahun).

4.

Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang cuaca disebut meteorologi.

- Sedangkan iklim didefinisikan sebagai berikut :


1.

Sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara

statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda
dengan keadaan pada setiap saatnya.
2.

Konsep abstrak yang menyatakan kebiasaan cuaca dan unsur-unsur

atmosfer disuatu daerah selama kurun waktu yang panjang.


3.

Peluang statistik berbagai keadaan atmosfer, antara lain suhu, tekanan,

angin kelembaban, yang terjadi disuatu daerah selama kurun waktu yang
panjang.
4.

Ilmu yang mempelajari seluk beluk tentang iklim disebut klimatologi.

Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang iklim dalam jangka


waktu berdekade ke jutaan tahun. Perubahan iklim bisa menunjukkan
perubahan dalam rata-rata kondisi iklim, dapat mennyebabkan perubahan
iklim yang berkondisi ekstrim, atau setiap bagian dalam iklim. Dengan kata
lain perubahan iklim merupakan perubahan musiman jangka panjang dalam
pola suhu.
Faktor penyebab perubahan iklim tak lain adalah manusia sendiri. Kegiatankegiatan manusia seperti konsumsi energi, meningkatnya industri dan transportasi,
dan pembukaan lahan baru merupakan pemicu awal dari perubahan iklim.
2.

Hubungan Pembangunan dan Iklim


Secara umum pasti kita sudah pernah mendengar tentang rumah kaca.

Rumah yang dibangun dengan konstruksi khusus pada bagian atapnya ini biasa
digunakan untuk lahan proses pembibitan pada kegiatan perkebunan dan
berfungsi untuk menghangatkan tanaman yang berada di dalamnya. Hal di atas
juga terjadi pada bumi, di mana radiasi yang dipancarkan oleh matahari,
menembus lapisan atmosfer dan masuk ke bumi. Radiasi matahari yang masuk ke
bumi dalam bentuk gelombang pendek, menembus atmosfer bumi dan berubah

menjadi gelombang panjang ketika mencapai permukaan bumi. Setelah mencapai


permukaan bumi, sebagian gelombang dipantulkan kembali ke atmosfer.
Akibatnya radiasi matahari tersebut terperangkap di atmosfer bumi.Karena
peristiwa ini berlangsung berulang kali, maka kemudian terjadi akumulasi radiasi
matahari di atmosfer bumi yang menyebabkan suhu di bumi menjadi semakin
hangat. Peristiwa alam ini dikenal dengan Efek Rumah Kaca (ERK), karena
peristiwanya serupa dengan proses yang terjadi di dalam rumah kaca.
3.

Dampak pembangunan terhadap perubahan iklim daerah perkotaan


1. Perubahan karakteristik permukaan fisik tanah dan akibat sampingan dari
kegiatan tersebut adalah perubahan unsur iklim.
2. Adanya gedung-gedung yang menjulang tinggi ini dapat menghambat
gerakan angin. Angin yang bergerak keatas ini akan membawa partikelpartikel (polutan, debu, asap kendaraan dan sebagainya) dan partikelpartikel ini berfungsi sebagai inti kondensasi.
3.Pembangunan

gedung-gedung

yang

berdinding

kaca

juga

akan

memantulkan radiasi panas dari matahari, sehingga daerah sekitar gedung


ini akan mengalami peningkatan panas.
4. Contoh perubahan iklim dan perubahan cuaca
Contoh perubahan cuaca:

perubahan harian dalam temperatur,

kelembaban, angin, dll. Contoh perubahan iklim: musim (dingin, panas,


semi, gugur, hujan dan kemarau) dan gejala alam khusus (seperti tornado
dan banjir). Contoh perubahan cuaca ekstrim panas yang diluar biasanya,
hujan yang disertai angin kencang, angin puting beliung atau gelombang
laut yang tinggi.

Solusi mengenai dampak pembangunan terhadap perubahan iklim


Upaya-upaya pembangunan yang dilakukan dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
kelompok besar, yaitu upaya mitigasi dan upaya adaptasi :
1.

Upaya Mitigasi bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyerapan karbon

dan pengurangan emisi gas-gas rumah kaca (GRK) ke atmosfer yang berpotensi
menipiskan lapisan ozon. Untuk itu, upaya mitigasi terutama difokuskan untuk 2
(dua) sektor, yaitu : (1) sektor kehutanan sebagai sumber mekanisme carbon sink
(pemeliharaan hutan berkelanjutan, pencegahan deforstasi dan degradasi hutan,
pencegahan illegal logging, pencegahan kebakaran hutan dan lahan); serta (2)
sektor energi untuk mengurangi emisi GRK yang berasal dari pembangkitan
energi, transportasi, industri, perkotaan dan lahan gambut.
2.

Upaya Adaptasi merupakan tindakan penyesuaian sistem alam dan sosial

untuk menghadapi dampak negatif dari perubahan iklim. Namun upaya tersebut
akan sulit memberikan manfaat secara efektif apabila laju perubahan iklim
melebihi kemampuan beradaptasi. Upaya ini bertujuan untuk : (1) mengurangi
kerentanan sosial-ekonomi dan lingkungan yang bersumber dari perubahan iklim,
(2) meningkatkan daya tahan (resilience) masyarakat dan ekosistem, sekaligus (3)
meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal (mengentaskan kemiskinan).
Beberapa langkah strategis yang harus dilakukan oleh bidang Pekerjaan
Umum dalam melakukan mitigasi bidang Penataan Ruang terhadap dampak
perubahan iklim, antara lain :
1.

Mendorong perwujudan 30 % dari luas wilayah kota untuk Ruang Terbuka


Hijau (RTH) dalam rangka pengendalian iklim mikro, serta pengalokasian
lahan parkir air dan resapan.

2.

Mendorong perwujudan 30 % dari luas Daerah aliran Sungai (DAS) untuk


hutan lindung dan kawasan konsrvasi dalam rangka pengendalian fungsi
ekosistem.

3.

Mengarahkan pembentukan struktur dan pola ruang kawasan perkotaan yang


lebih efisien (menghindari terjadinya urban/sub-urban sprawling).

4.

Menorong pemanfaatan transportasi publik untuk mendukung kebutuhan


pergerakan orang dan barang/jasa/logistik yang dituangkan dalam produkproduk RTRW.

5.

Langkah strategis yang harus dilakukan oleh bidang Pekerjaan Umum dalam
melakukan adaptasi bidang Penataan Ruang terhadap dampak perubahan
iklim, antara lain:

6.

Mengendalikan terjadinya urbanisasi masif (termasuk industrialisasi) dan


migrasi dari kawasan perdesaan ke kawasan perkotaan.

7.

Mengendalikan pertumbuhan kota-kota besar yang berada pada kawasan


rawan bencana iklim (tsunami, kenaikan muka air laut, banjir repetitif,
serangan angin topan/siklon, dsb).

8.

Meningkatkan

kapasitas

adaptasi

kota/kabupaten/kawasan

dengan

mengutamakan kearifan local.


3.3. Dampak Pembangunan Terhadap Tata Ruang
Kebijakan nasional penataan ruang secara formal ditetapkan bersamaan
dengan diundangkannya undang-undang nomor 24 tahun 1992 tentang penataan
ruang [uu 24/1992], yang kemudian diperbaharui dengan undang-undang nomor
26 tahun 2007 [uu 26/2007]. Kebijakan tersebut ditujukan untuk mewujudkan
kualitas tata ruang nasional yang semakin baik, yang oleh undang-undang
dinyatakan dengan kriteria aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan. Namun,
setelah lebih dari 25 tahun diberlakukannya kebijakan tersebut, kualitas tata ruang
masih belum memenuhi harapan. Bahkan cenderung sebaliknya, justru yang
belakangan ini sedang berlangsung adalah indikasi dengan penurunan kualitas dan
daya dukung lingkungan. Pencemaran dan kerusakan lingkungan bahkan makin
terlihat secara kasat mata baik di kawasan perkotaan maupun di kawasan
perdesaan.
Dengan diberlakukannya kebijakan nasional penataan ruang tersebut, maka
tidak ada lagi tata ruang wilayah yang tidak direncanakan. Tata ruang menjadi
produk dari rangkaian proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan
pengendalian pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, penegasan sanksi atas

pelanggaran tata ruang sebagaimana diatur dalam UU 26/2007 menuntut proses


perencanaan tata ruang harus diselenggarakan dengan baik agar penyimpangan
pemanfaatan ruang bukan disebabkan oleh rendahnya kualitas rencana tata ruang
wilayah.
Peningkatan aktivitas pembangunan membutuhkan ruang yang semakin
besar dan dapat berimplikasi pada perubahan fungsi lahan/kawasan secara
signifikan. Euphoria otonomi daerah yang lebih berorientasi pada peningkatan
pendapatan asli daerah (PAD) juga memotivasi pertumbuhan penyediaan sarana
dan prasarana di daerah, yang faktanya menyebabkan peningkatan pengalihan
fungsi ruang dan kawasan dalam jangka panjang. Di antara kenyataan perubahan
lahan dapat ditemui pada pembangunan kawasan perkotaan yang membutuhkan
ruang yang besar untuk menyediakan lahan untuk sarana dan prasarana
permukiman, perkantoran, perindustrian, pusat-pusat perdagangan (central
business district, CBD) dan sebagainya. Demikian halnya pada pola perubahan
kawasan seperti kawasan hutan menjadi lahan pertanian atau perkebunan, yang
menyebabkan penurunan fungsi hutan sebagai kawasan penyangga, pemelihara
tata air, pengendali perubahan iklim mikro dan sebagainya. Perubahan fungsi
ruang kawasan meyebabkan menurunnya kualitas lingkungan, seperti terjadinya
pencemaran, kemacetan, hilangnya ruang publik dan ruang terbuka hijau, serta
terjadinya berbagai bencana alam seperti banjir, longsor, kekeringan dan
sebagainya. Pemanfaatan sumberdaya ruang juga dapat memicu perbedaan
persepsi dan persengketaan tentang ruang, seperti munculnya kasus-kasus
persengketaan batas wilayah pada berbagai daerah dan juga internasional. Hal
tersebut seolah-olah menunjukkan adanya trede off antara perkembangan ekonomi
dengan kelestarian lingkungan.
Permasalahan konflik antara perkembangan ekonomi dengan kelestarian
lingkungan semakin jelas terlihat dewasa ini pada hal dalam penataan ruang
kebijakan-kebijakan

telah

mengakomodasi

prinsip-prinsip

utama

menuju

pembangunan berkelanjutan (sustainable development) seperti prinsip-prinsip


keterpaduan, keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup. Pada makalah ini
akan dijelaskan mengenai permasalahan- permasalahan dalam penataan ruang dan

solusi-solusi yang dapat digunakan untuk melakukan harmonisasi pemanfaatan


sumber daya alam, lahan dan perkembangan aspek sosial-ekonomi dalam
penataan

ruang.

Pada

dasarnya

pengembangan

wilayah

adalah

usaha

pembangunan daerah yang memperhitungkan keterpaduan program sektoral


seperti pertanian, pertambangan, aspirasi masyarakat dan potensi loin dengan
memperhatikan kondisi lingkungan. Pembangunan industri dasar berorientasi
pada lokasi tersedianya sumber pembangunan lain. Pada umumnya lokasi industri
dasar belum tersentuh pembangunan, baik dalam arti kualitatif maupun kuantitatif
bahkan masih bersifat alami. Adanya pembangunan industri ini akan
mengakibatkan perubahan lingkungan seperti berkembangnya jaringan infra
struktur dan akan menumbuhkan kegiatan lain untuk menunjang kegiatan yang
ada.
Pembangunan di satu pihak menunjukkan dampak positif terhadap
lingkungan dan masyarakat seperti tersedianya jaringan jalan, telekomunikasi,
listrik, air, kesempatan kerja serta produknya sendiri memberi manfaat bagi
masyarakat luas dan juga meningkatkan pendapatan bagi langsung dapat
menikmati sebagian dari hasil pembangunannya. Di pihak lain apabila
pembangunan ini tidak diarahkan akan menimbulkan berbagai masalah seperti
konflik kepentingan, pencemaran lingkungan, kerusakan, pengurasan sumberdaya
alam, masyarakat konsumtif serta dampak sosial lainnya yang pada dasarnya
merugikan masyarakat.
Pembangunan industri pada gilirannya membentuk suatu lingkungan
kehidupan zona industri. Dalam zona industri kehidupan masyarakat makin
berkembang; zona industri secara bertahap dilengkapi pembangunan sektor
ekonomi lain seperti peternakan, perikanan, home industry, dan pertanian
sehingga diperlukan rencana pembangunan wilayah berdasarkan konsep tata
ruang.
Tujuan rencana tata ruang ini untuk meningkatkan asas manfaat berbagai
sumberdaya

yang

ada

dalam

lingkungan

seperti

meningkatkan

fungsi

perlindungan terhadap tanah, hutan, air, flora, fungsi industri, fungsi pertanian,
fungsi pemukiman dan fungsi lain. Peningkatan fungsi setiap unsur dalam

lingkungan artinya meningkatkan dampak positif semaksimum mungkin


sedangkan

dampak

negatif

harus

ditekan

sekecil

mungkin.

Konsepsi

pembangunan wilayah dengan dasar tata ruang sangat dibutuhkan dalam upaya
pembangunan industri berwawasan lingkungan.
Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam
untuk memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini
disajikan beberapa dampak negatif penggunaan energi fosil terhadap manusia dan
lingkungan:
a.

Dampak Terhadap Udara dan Iklim

Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak


bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2),
nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran
udara (hujan asam, smog dan pemanasan global). Emisi NOx (Nitrogen oksida)
adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx
berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk
pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami
(misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Emisi SO2
(Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke
udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer
meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global.
CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh
bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan
perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut. Emisi CH4 (metana) adalah
pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak
dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan
salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.

Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga
menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu
bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah
energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan
mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton.
b.

Dampak Terhadap Perairan


Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan

minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau
kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air
tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran
tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.
c.

Dampak Terhadap Tanah


Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari

pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul
terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini
memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara
terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut digunakan untuk
pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk
pertanian atau hutan selama waktu tertentu.
Ada dua definisi KLHS yang lazim diterapkan, yaitu definisi yang menekankan
pada pendekatan telaah dampak lingkungan (EIA-driven) dan pendekatan
keberlanjutan (sustainability-driven). Pada definisi pertama, KLHS berfungsi
untuk menelaah efek dan/atau dampak lingkungan dari suatu kebijakan, rencana
atau program pembangunan. Sedangkan definisi kedua, menekankan pada
keberlanjutan pembangunan dan pengelolaan sumberdaya.
KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun,
mengarahkan, dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan
dan keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan, rencana dan
program [KRP]. Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan. Oleh

karena tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan
keputusan dalam perencanaan tata ruang, maka manfaat KLHS bersifat khusus
bagi masing-masing hirarki rencana tata ruang wilayah [RTRW]. KLHS bisa
menentukan substansi RTRW, bisa memperkaya proses penyusunan dan evaluasi
keputusan, bisa dimanfaatkan sebagai instrument metodologis pelengkap
(komplementer) atau tambahan (suplementer) dari penjabaran RTRW, atau
kombinasi dari beberapa atau semua fungsi-fungsi diatas.
Penerapan KLHS dalam penataan ruang juga bermanfaat untuk meningkatkan
efektivitas

pelaksanaan Analisis

Mengenai

Dampak

Lingkungan

Hidup

(AMDAL) dan atau instrumen pengelolaan lingkungan lainnya. menciptakan tata


pengaturan yang lebih baik melalui pembangunan keterlibatan para pemangku
kepentingan.
d.

Pendekatan KLHS
Pendekatan KLHS dalam penataan ruang didasarkan pada kerangka bekerja

dan metodologi berpikirnya. Berdasarkan literatur terkait, sampai saat ini ada 4
(empat) model pendekatan KLHS untuk penataan ruang, yaitu :
1. KLHS dengan Kerangka Dasar Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup/AMDAL (EIA-Mainframe)
2. KLHS dilaksanakan menyerupai AMDAL yaitu mendasarkan telaah pada
efek dan dampak yang ditimbulkan RTRW terhadap lingkungan hidup.
Perbedaannya adalah pada ruang lingkup dan tekanan analisis
telaahannya pada tiap hirarhi KRP RTRW.
3. KLHS sebagai Kajian Penilaian Keberlanjutan Lingkungan Hidup
(Environmental Appraisal)
4. KLHS ditempatkan sebagai environmental appraisal untuk memastikan
KRP RTRW menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, sehingga
bisa diterapkan sebagai sebuah telaah khusus yang berpijak dari sudut
pandang aspek lingkungan hidup.
5.

KLHS sebagai Kajian Terpadu/Penilaian Keberlanjutan (Integrated


Assessment Sustainability Appraisal)

Faktor Penyebab:
1. Lemahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penataan ruang
2. Lemahnya kemampuan pengawasan dan pengendalian pembangunan baik
oleh Pemerintah maupun oleh masyarakat
3. Lemahnya penegakan hukum
4. Belum terciptanya semangat dan mekanisme kerjasama lintas wilayah
dalam pembangunan yang sinergis.

DAMPAK POSITIF :
a. Menambah

penghasilan

penduduk

sehingga

meningkatkan

kemakmuran.
b. Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh
masyarakat.
c. Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah.
d. Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi
penduduk.
e. Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.
f. Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan
tentang industri.

DAMPAK NEGATIF:
a. Limbah industry akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan
udara.
b.

Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara.

c. Akibat dari pncemaran, banyak menimbulkan kematian bagi


binatang-binatang, manusia dapat terkena penyakit, hilangnya
keindahan alam dan lain-lain.

Solusi :
1.

Penyelarasan implementasi terhadap rencana pembangunan dengan


rencana tata ruang melalui mekanisme yang diatur didalam suatu
kebijakan/peraturan.

2.

Perlunya sinkronisasi kebijakan antar sektor dan instansi pemerintahan


secara hirarki untuk mewujudkan keselarasan program pembangunan.

3.

Mewujudkan keterpaduan dan kerjasama pembangunan lintas provinsi


dan lintas sektor untuk optimasi dan sinergi struktur pemanfaatan ruang.

4.

Perlunya penyusunan rencana tata ruang yang berkualitas dan


menyeluruh.

5.

Produk rencana tata ruang daerah harus dibuat sesuai dengan kebutuhan
masing-masing daerah yang selaras dengan visi dan misi daerah.

6.

Ketegasan sanksi dan ketetapan hukum sebagai alat yang digunakan


untuk mengendalikan segala bentuk pemanfaatan ruang.

7.

Penyelenggaraan sosialisasi dalam rangka memberikan informasi


pentingnya peranan penataan ruang didalam pelaksanaan program
pembangunan kepada masyarakat.

8.

Peningkatan manajemen kelembagaan penataan ruang baik di Pusat


maupun di daerah.

9.

Mendorong kemitraan secara vertikal dan horisontal yang bersifat


kerjasama pengelolaan (co-management) dan kerjasama produksi (coproduction).

10. Mewujudkan konsistensi dalam penyerasian rencana tata ruang dengan


rencana pembangunan antar pemangku pemerintahan, baik pada tingkat
legislatif maupun eksekutif.
3.4. Dampak Pembangunan terhadap lingkungan social
Pemahaman terhadap pembangunan menghasilkan ide kemajuan, berkonotasi
ke depan atau ke tingkat yang lebih tinggi. Pembangunan harus dipahami sebagai
suatu proses yang berdimensi jamak yang melibatkan perubahan-perubahan besar
dalam struktur sosial, sikap masyarakat, dan kelembagaan nasional, seperti halnya

percepatan

pertumbuhan

ekonomi,

pengurangan

ketidakmerataan,

dan

pemberantasan kemiskinan absolut.


Pembangunan juga telah didefinisikan sebagai pertumbuhan plus perubahan,
yang merupakan kombinasi berbagai proses ekonomi, sosial dan politik, untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik (United Nations, 1972). Selain pengertian
tersebut, Surna (1992) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai
kegiatan-kegiatan yang direncanakan dalam mengolah sumber daya alam dan
sumber daya manusia dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang digunakan untuk kelangsungan hidup manusia. Pembangunan pada dasarnya
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di segala bidang yang
menyangkut kehidupan manusia. Pembangunan dalam prosesnya tidak terlepas
dari penggunaan sumberdaya alam, baik sumberdaya alam yang terbarukan
maupun sumberdaya alam tak terbarukan. Seringkali di dalam pemanfaatan
sumberdaya alam tidak memperhatikan kelestanannya, bahkan cenderung
memanfaatkan dengan sebanyak-banyaknya. Di sisi lain, pembangunan itu sendiri
dapat menimbulkan dampak terhadap sumberdaya alam.
Pada hakekatnya ada tiga domain dalam pembangunan, yaitu : domain
ekonomi, domain sosial, dan domain ekologi. Himpunan bagian yang saling
beririsan antara domain tersebut menghasilkan tiga paradigma pembangunan,
yaitu:
(1) pembangunan sosial (social development);
(2) pembangunan berwawasan lingkungan (environmental development);
(3) pembangunan yang berpusatkan pada rakyat (people centered development).
3.4.1. Dampak pembangunan
Pembangunan merupakan proses perubahan yang terus menerus, yang
merupakan kemajuan dan perbaikan mengarah pada suatu tujuan yang ingin
dicapai.

Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya dan


pembangunan seluruh masyarakat Indonesia, yang tujuan jangka panjangnya
dititik beratkan pada pembangunan di bidang ekonomi dengan sasaran utama
mencapai keseimbangan antara bidang pertanian dan industri, serta terpenuhinya
kebutuhan pokok rakyat. Dengan demikian sasaran pembangunan adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Focus dari kajian ini sebenarnya adalah pembangunan di bidang industri.
Dimana pembangunan di sector ini adalah suatu pembangunan yang sangat
banyak memiliki dampak baik positif maupun negative.
Perubahan yang pesat dalam pembangunan industri menimbulkan berkembangnya
masyarakat yang semakin kompleks. Perubahan sosial dirasakan di semua
kegiatan kehidupan, baik sebagai dampak positif maupun negatif. Dampak dari
orientasi pembangunan pada pertumbuhan ekonomi dengan mengembangkan
industri sebagai basis pertumbuhan ekonomi, semakin dirasakan dampak negatif
terhadap lingkungan dan ketersediaan sumber daya alam.
Permasalahan lain yang dihadapi dalam menentukan ruang lingkup analisis
dampak lingkungan sosial, ialah bagaimana hubungan antara berbagai aspek yang
terkait dalam kegiatan pembangunan, baik dalam tingkat konseptual maupun
operasional. Riga (1990 :10) telah mengidentifikasi suatu kerangka pemikiran
yang melihat hubungan antara aspek-aspek yang terkait dalam pembangunan,
yang berasal dari gerakan indikator sosial dan berdasarkan konsep kualitas hidup
(quality of life) dan kemaslahatan sosial (well being). Ada 6 aspek utama dalam
Andal Sosial, yaitu :
(1) Aspek Sosio Budaya;
(2) Aspek Demografi;
(3) Aspek Ekonomi;
(4) Aspek Lingkungan Binaan;
(5) Aspek Lingkungan Alam;
(6) Aspek Proyek.

Dari 6 aspek/ komponen yang berkaitan, dalam Andal sosial, komponen


intinya adalah 3 komponen, yaitu sosio budaya, demografi, dan ekonomi. Untuk
dampak sosial dilihat hubungan intra-komponen inti dan hubungan inter
komponen inti dengan komponen proyek, lingkungan alam dan lingkungan
binaan, Dengan demikian, suatu Andal Sosial baru dianggap lengkap, bila dapat
menyajikan informasi mengenai dampak yang diperkirakan yang menyangkut
komponen inti tersebut. Informasi mengenai subkomponen tidak hanya yang
bersifat statistik. Analisis kualitatif diperlukan dengan mengidentifikasi : pertama,
kesempatan dan masalah sosial yang mungkin terjadi sebagai akibat suatu
kegiatan pembangunan, kebijakan, program ataupun proyek, dan kedua, infomasi
tentang masyarakat mana yang akan terkena dampak.
1. Komponen Sosio-Budaya :
a. Organisasi budaya dan cara hidup sehari-hari yang menyangkut jenis pranata
yang ada dalam suatu komunitas, adat-istiadat, norma dan tata-cara, dan
pengelompokkan masyarakat. Dilihat juga pola interaksi antar-subkomponen.
b. Nilai, sikap dan persepsi : baik antar-kelompok maupun mengenai kegiatan
yang direncanakan.
c. Distribusi kekuasan dan kehidupan politik : pembagian kekuasaan yang
berlaku dalam masyarakat tertentu serta pergeseran kekuasaan dalam
masyarakat.
d. Struktur stratifikasi : berbagai stratifikasi menurut berbagai pranata yang ada,
misalnya struktur stratifikasi sosial, ekonomi, politik, pendidikan, dan agama
dalam suatu masyarakat.
e. Peranan dalam masyarakat, yang menyangkut juga masalah kesempatan
peranan dan tingkat spesialisasi yang ada dan diperlukan.
f. Integrasi atau keserasian : melihat proses sosial yang dapat memelihara,
mencegah atau merusak keserasian.
g. Hubungan dengan daerah, atau lokasi lainnya : keterkaitan yang ada antara
masyarakat, dimana kegiatan pembangunan akan diadakan, dengan masyarakat

di luar lokasi tersebut, baik hubungan yang bersifat sosial, politik maupun
ekonomi.
h. Pranata dan fungsinya dalam masyarakat yang erat hubungannya dengan
subkomponen organisasi budaya dan cara hidup sehari-hari. Dilihat jenis dan
jaringan hubungan dalam setiap pranata.
i. Pengalaman dengan perubahan sosial : tingkat kesanggupan masyarakat
menangani perubahan yang datang dari luar serta cara-cara penanganan
perubahan.
j. Masalah Sosial : jenis-jenis masalah sosial yang ada serta penanganannya di
masyarakat.
k. Kesehatan lingkungan yang dipengaruhi oleh ciri kependudukan, cara hidup,
penggunaan sumber daya, keadaan biofisik serta risiko suatu proyek.
l. Penggunaan sumber daya (produksi-distribusi-pola konsumsi). Teknologi yang
digunakan dalam suatu kegiatan pembangunan dapat merubah pola konsumsi
setempat yang selanjutnya merubah cara hidup sehari-hari maupun penggunan
lahan/tanah.
m. Lingkungan binaan : perubahan pada lingkungan binaan akan membawa
dampak perubahan persepsi, orientasi, rasa kenyamanan, dan interaksi sosial.
n. Demografi : peningkatan mobilitas penduduk yang dapat memberi dampak
perubahan terhadap struktur dan stratifkasi sosial dalam masyarakat dan
terutama terhadap hubungan antara pendatang dan penduduk asli.

2. Komponen Kependudukan
a. Jumlah Penduduk, dengan asumsi semakin besar jumlah penduduk dan
semakin banyak diferensiasi kerja yang ada di suatu lokasi kegiatan
pembangunan, semakin kecil intensitas dampak sosial yang diperkirakan,
karena proyek dapat menggunakan tenaga kerja setempat.
b. Kepadatan penduduk dan komposisi penduduk di lokasi, untuk memperkirakan
besaran dampak, stress ataupun konflik, dari kegiatan pembangunan yang
direncanakan.

c. Jarak lokasi dari pusat daerah atau kota metropolitan, dengan asumsi bahwa
kota besar lebih mudah dapat menyerap dampak sosial suatu kegiatan.
d. Keanekaragaman penduduk di lokasi, dengan asumsi bahwa semakin beraneka
ragam penduduk di suatu lokasi, semakin menjadi kurang menyolok kehadiran
pendatang, karenanya perbedaan pendatang dan penduduk asli berkurang.
Dengan kata lain, diasumsikan bahwa semakin beranekaragam semakin tinggi
toleransi pada perubahan.
e. Pola perubahan penduduk, untuk memperkirakan tenaga kerja yang tersedia
bagi kegiatan pembangunan yang direncanakan.
3. Komponen Ekonomi
a. Perubahan Pendapatan, yang akan menyebabkan perubahan daya beli
penduduk sehingga merubah cara hidup sehari-hari.
b. Daya serap dan komposisi tenaga kerja diberbagai sektor ekonomi:
yang mempengaruhi struktur stratifikasi serta kehidupan masyarakat
setempat.
Perpajakan, yang menentukan gaya hidup sehari-hari dari masyarakat dan
perubahan karena kegiatan pembangunan pada sistem atau pelaksanaan
perpajakan akan membawa dampak sosial
Pola kegiatan di setiap sektor ekonomi, yang berkaitan erat dengan
kehidupan masyarakat, dan mempengaruhi keadaan sosial dari masyarakat
tersebut.
Kualitas Lingkungan Hidup Sosial
Pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan, dan pemberantasan kemiskinan
merupakan masalah pokok yang dihadapi setiap usaha pembangunan yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi
yang tinggi di suatu wilayah pembangunan selayaknya diikuti dengan
meningkatnya kualitas lingkungan hidup sosial dan berkurangnya penduduk yang
hidup di bawah garis kemiskinan, serta dapat teratasinya depresiasi sumber daya
alam dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dari proses pembangunan.

Karena itu keseimbangan antara pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan


pembangunan yang berwawasan lingkungan perlu diketahui dan diperhitungkan
secara empiris dan objektif.
Perlunya menganalisis hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan kualitas
lingkungan hidup sosial pada nasional maupun tingkat regional (analisis spasial),
didasarkan atas pertanyaan yang mendasar : Apakah pembangunan yang
berorientasi pada pertumbuhan ekonomi, cenderung memperbaiki, memperburuk
atau tidak memberi pengaruh yang berarti atas kualitas sumber daya manusia,
masalah kemiskinan, dampak lingkungan sosial dan kualitas hidup sosial?.
Pertumbuhan ekonomi, pemerataan pendapatan, dan pemberantasan kemiskinan
merupakan masalah pokok yang dihadapi setiap usaha pembangunan yang
bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi
yang tinggi di suatu wilayah pembangunan selayaknya diikuti dengan
meningkatnya kualitas hidup dan berkurangnya penduduk yang hidup di bawah
garis kemiskinan. Karena itu keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan
pembangunan sosial perlu diketahui dan diperhitungkan secara empiris dan
objektif.
Gore (1984) mengemukakan bahwa ada tiga masalah kebijakan yang umum
terjadi di negara-negara berkembang, yaitu: (1) ketimpangan regional dalam
pembangunan; (2) pesatnya perkembangan ibukota negara; dan (3) kesenjangan
kota dan desa. Karena itu, tujuan pembangunan regional, diarahkan untuk
mengatasi kesenjangan antar regional dan antar desa dan kota, serta menahan
pertumbuhan ibukota negara. Untuk itu, berbagai indikator dapat digunakan untuk
mengukur ketimpangan regional dan kesenjangan desa - kota, seperti : pendapatan
per kapita, kesempatan kerja, fasilitas sosial atau infrastruktur. Asumsi yang
digunakan yaitu pola spasial adalah fakta sosial dan masalah ekonomi. Dengan
demikian hubungan antara ketimpangan pertumbuhan ekonomi dan kualitas
lingkungan hidup sosial dalam konteks spasial di suatu wilayah, berkaitan dengan
pandangan tentang adanya hubungan antara permasalahan ekonomi dengan fakta
sosial yang dicerminkan melalui pola-pola spasial.

Dalam konteks pembangunan, indikator kemajuan pembangunan yang umum


digunakan yaitu indikator-indikator ekonomi, seperti : Laju Pertumbuhan
Ekonomi (LPE), GNP/ PNB per kapita, inflasi, dan sebagainya. Penyempurnaan
penggunaan indikator ekonomi, seperti GNP/ PNB per kapita sebagai ukuran
pembangunan, yaitu ditambahkan dengan indikator yang menggambarkan
pemerataan pembagian pendapatan dan tingkat ketimpangan sebaran pendapatan.
Jika didasarkan atas indikator-indikator ekonomi, dapat diketahui seberapa jauh
pertumbuhan ekonomi yang pesat di suatu wilayah pembangunan diikuti semakin
tingginya pemerataan pembangunan yang dilihat dari pemerataan pembagian
pendapatan maupun semakin rendahnya tingkat ketimpangan sebaran pendapatan.
Dengan semakin berkembangnya indikator-indikator pembangunan sosial, yang
lebih menekankan kepada aspek kualitas hidup manusia, maka banyak kritik
ditujukan kepada indikator-indikator ekonomi tersebut diatas. Hal ini ditunjukkan
dengan banyaknya penelitian yang menunjukkan adanya inkonsistensi antara hasil
pembangunan yang dicapai menurut indikator ekonomi, seperti pertumbuhan
ekonomi dan pendapatan perkapita; dengan penurunan jumlah penduduk miskin
atau peningkatan kualitas hidup penduduk.
DAMPAK POSITIF
1. Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran
2. Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh masyarakat.
3. Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentah
4. Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.
5. Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.
6. Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang
industi.
DAMPAK NEGATIF
1. Limbah industry akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan udara
2. Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara.

3. Akibat dari pncemaran, banyak menimbulkan kematian bagi binatangbinatang, manusia dapat terkena penyakit, hilangnya keindahan alam dan lainlain.
UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda
lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara
saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula.
Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di
sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apa pun usaha
yang kita lakukan sangat besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak
huni bagi generasi anak cucu kita kelak
Upaya pemerintah untuk mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi
rakyatnya tanpa harus menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan
menyusun program pembangunan berkelanjutan yang sering disebut sebagai
pembangunan berwawasan lingkungan.
Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha meningkatkan kualitas
manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor lingkungan. Pembangunan
berwawasan lingkungan dikenal dengan nama Pembangunan Berkelanjutan.
Konsep pembangunan berkelanjutan merupakan kesepakatan hasil KTT Bumi di
Rio de Jeniro tahun 1992. Di dalamnya terkandung 2 gagasan penting, yaitu:
a. Gagasan kebutuhan, khususnya kebutuhan pokok manusia untuk menopang
hidup.
b. Gagasan keterbatasan, yaitu keterbatasan kemampuan lingkungan untuk
memenuhi kebutuhan baik masa sekarang maupun masa yang akan datang.
- Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai
berikut:
a. Menjamin pemerataan dan keadilan
b. Menghargai keanekaragaman hayati.

c. Menggunakan pendekatan integratif.


d. Menggunakan pandangan jangka panjang.
- Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mempunyai tujuan di antaranya:
a. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif,
berkeadilan, dan berkelanjutan.
b. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat.
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan.
Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup oleh Masyarakat Bersama Pemerintah
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang
tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian
lingkungan hidup antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang
berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan
tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan
tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor
disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya
sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung,
maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya
pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam
pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul.
Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu
dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air
hujan.

b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme
bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung
beranekaragam gas, salah satunya oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan
kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan
hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga
kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat
dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:
1.

Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita


Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia.
Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis.
Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi
oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga
mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.

2. Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran,


baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari
knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar
kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya
pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan
bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada
cerobong asap pabrik.
3. Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat
merusak lapisan ozon di atmosfer Gas freon yang digunakan untuk pendingin
pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika,
adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan
lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang
berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar
ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet
yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan

meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena


makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.
c. Pelestarian hutan
Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini
tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan
menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu
penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang
kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan
pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan
lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:
1) Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2) Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3) Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4) Menerapkan sistem tebangtanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5) Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan
mengenai pengelolaan hutan.
d. Pelestarian laut dan pantai
Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial.
Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia.
Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan
kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai.
Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya
hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran
ombak.
Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:
1) Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal
sekitar pantai.

2) Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar
laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3) Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari
ikan.
4) Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.
e. Pelestarian flora dan fauna
Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia,
hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari
sistem

tersebut

akan

mengakibatkan

gangguan

dalam

kehidupan.

Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak
diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di
antaranya adalah:
1. Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2. Melarang kegiatan perburuan liar.
3. Menggalakkan kegiatan penghijauan.
3.5. Dampak Pembangunan terhadap Keadaan Ekonomi
1. Pengertian Pembangunan terhadap Ekonomi
Pembangunan terhadap ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan
total

dan

pendapatan

perkapita

dengan

memperhitungkan

adanya

pertambahanpenduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur


ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomipembangunan
ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan
ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan
pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu
perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikanpendapatan nasional.
Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi

peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi


merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi. Pembangunan terhadap
ekonomi bisa diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara
untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya. Dengan
adanya batasan di atas maka pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan
sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita
penduduk suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem
kelembagaan.
Dari definisi tersebut jelas bahwa pembangunan terhadap ekonomi mempunyai
pengertian:
1. Suatu proses yang berarti perubahan yang terjadi secara terus-menerus.
2. Usaha untuk menaikkan pendapatan.
3. Kenaikan pendapatan per kapita harus terus berlangsung dalam jangka
panjang.
4. Perbaikan sistem kelembagaan di segala bidang (misalnya ekonomi, politik,
hukum, sosial, dan budaya).
Jadi, pembangunan terhadap ekonomi harus dipandang sebagai suatu proses agar
saling keterkaitan

dan saling mempengaruhi antara

faktor-faktor yang

menghasilkan pembanguna ekonomi tersebut dapat dilihat dan dianalisis. Dengan


cara tersebut bisa diketahui deretan peristiwa yang timbul dan akan mewujudkan
peningkatan kegiatan ekonomi dan taraf kesejahteraan masyarakat dari satu tahap
pembangunan ke tahap pembangunan berikutnya. Pembangunan terhadap
ekonomi bisa diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara
untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakatnya. Jadi,
pembangunan ekonomi harus dipandang sebagai suatu proses agar saling
keterkaitan dan saling mempengaruhi antara faktor-faktor yang menghasilkan
pembanguna ekonomi tersebut dapat dilihat dan dianalisis.

Hubungan antara ekonomi dan pembangunan

Hubungan antara ekonomi dan pembangunan sangat lah erat kaitannya. Beberapa
hal yang dapat dikatakan berkaitan adalah:

1.

Pembangunan sebagai suatu proses


Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwapembangunan merupakan

suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai
contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi
dewasa harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap
bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang
adil, makmur, dan sejahtera.
2.

Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita.


Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus

dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita.


Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan
semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasiaktif dalam
proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita
mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.
3.

Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang

Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila


pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak
berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus.
Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam ataupunkekacauan politik,
maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran.
Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara
tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke
tahun. Hubungan antara pembangunan dan ekonomi sangat erat dan bersifat
timbal balik. pembangunan mempengaruhi perkembangan ekonomi, sebaliknya
ekonomi juga mempengaruhi perkembangan pembangunan. Pembangunan
memberikan pengaruh perkembangan ekonomi dengan cara memberikan kaidah
mengenai apa yang bisa di manfaatkan dan tidak boleh dimanfaatkan dalam
proses-proses ekonomi masyarakat. Peranan pembangunan dalam pembangunan
ekonomi sangat strategis, dan peranan ini tergantung pada model pembangunan
ekonomi yang dianut oleh suatu negara. Secara garis besar dikenal dua model

pembangunan terhadap ekonomi yaitu pembangunan terhadap ekonomi berenana


dan pembangunan terhadap ekonomi pasar.
Begitu pula halnya dengan Sumber daya alam yang memengaruhi
pembangunan ekonomi hubungan antara SDA dengan SDM.
Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan
menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.
1. Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya
modal, dan keahlian atau kewirausahaan. Sumber daya alam, yang meliputi
tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaaniklim/cuaca, hasil
hutan, tambang,

dan hasil

laut,

sangat

memengaruhi

pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku
produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk
mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih
tinggi (disebut juga sebagai proses produksi). Sumber daya manusia juga
menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas
penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakanpasar potensial untuk
memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan
seberapa

besar

produktivitas

yang

ada.

Sementara

itu,

sumber

daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut.


Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah
kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting
bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barangbarang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.
2. Faktor nonekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat,
keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.
Dampak Positif dan Negatif Pembangunan Ekonomi
1. Dampak Positif Pembangunan Ekonomi

a. Melalui pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan


berjalan lebih lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
b. Adanya pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan
yang dibutuhkan oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi
pengangguran.
c. Terciptanya lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara
langsung bisa memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
d. Melalui pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur
perekonomian dari struktur ekonomi agraris menjadi struktur ekonomi industri,
sehingga kegiatan ekonomi yang dilaksanakan oleh negara akan semakin
beragam dan dinamis.
e. Pembangunan ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam
hal ini, dimungkinkan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang
dengan pesat. Dengan demikian, akan makin meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
2.

Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi

a.

Adanya pembangunan ekonomi yang tidak terencana dengan baik


mengakibatkan adanya kerusakan lingkungan hidup.

b.

Industrialisasi mengakibatkan berkurangnya lahan pertanian.

c.

Hilangnya habitat alam baik hayati atau hewani.

Solusi dari dampak pembangunan terhadap keadaan ekonomi


Jika kita kaji lebih dalam, memang dalam setiap pembangunan sebuah wilayah
tentunya akan memiliki dampak-dampak sosial yang mengiringinya, baik itu
dampak positif maupun dampak negatif. Pilihannya adalah mana yang lebih
dominan, jika nilai-nilai positifnya lebih banyak, maka pembangunan tersebut
layak untuk dilaksanakan, namun jika justru akan berdampak negatif terhadap
wilayah atau area sekitarnya ada baiknya untuk ditinjau ulang, bukan untuk
dihentikan tapi kembali dikaji lagi secara ilmiah agar dampak-dampak negatif
tersebut bisa diminimalisir.
Contoh-contoh dari Dampak pembangunan terhadap ekonomi

1.

Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran.

2.

Aktifitas ekonomi menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oleh


masyarakat.

3.

Perekonomian memperbesar kegunaan bahan mentah.

4.

Usaha dibidang perekonomian dapat memperluas lapangan pekerjaan


bagi penduduk.
5.

Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.

6.

Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang


ekonomi lebih dalam.

A.

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu, masalah pembangunan di satu
pihak menunjukkan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat seperti
tersedianya jaringan jalan, telekomunikasi, listrik, air, kesempatan kerja serta
produknya sendiri memberi manfaat bagi masyarakat luas dan juga meningkatkan
pendapatan bagi daerah yang bersangkutan. Masyarakat sekitar pabrik langsung
atau tidak langsung dapat menikmati sebagian dari hasil pembangunannya. Di
pihak lain apabila pembangunan ini tidak diarahkan akan menimbulkan berbagai
masalah seperti konflik kepentingan, pencemaran lingkungan, kerusakan,
pengurasan sumberdaya alam, masyarakat konsumtif serta dampak sosial lainnya
yang pada dasarnya merugikan masyarakat.
B. SARAN
Pembangunan adalah salah satu usaha yang sebenarnya sangat membantu
manusia. Tetapi bila pembangunan tidak sesuai dengan tata aturan yang ada,
dimana manusia tidak memperhitungkan dampak-dampak yang terjadi dimasa
mendatang maka dampak dari perubahan itu akan ditanggung sendiri oleh
manusia.
Pembangunan yang ada sekarang mempunyai hubungan dengan semuanya,
baik itu, iklim, sosial, struktur tanah dan sebagainya.
Pemerintah diharapkan mempertimbangkan dengan baik, pembangunan yang
dilakukan dan sebaiknya memilih wilayah yang akan dibanguni sesuai dan tidak
akan merusak ekosistem.
Melestarikan lingkungan hidup merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda
lagi dan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau pemimpin negara

saja, melainkan tanggung jawab setiap insan di bumi, dari balita sampai manula.
Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup di
sekitar kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Upaya pemerintah untuk
mewujudkan kehidupan adil dan makmur bagi rakyatnya tanpa harus
menimbulkan kerusakan lingkungan ditindaklanjuti dengan menyusun program
pembangunan

berkelanjutan

yang

sering

disebut

sebagai

pembangunan

berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan adalah usaha


meningkatkan kualitas manusia secara bertahap dengan memerhatikan faktor
lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan nama
Pembangunan Berkelanjutan.
Adapun ciri-ciri Pembangunan Berwawasan Lingkungan adalah sebagai
berikut:
1.

Menjamin pemerataan dan keadilan.

2.

Menghargai keanekaragaman hayati.

3.

Menggunakan pendekatan integratif.

4.

Menggunakan pandangan jangka panjang.

Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan


pelestarian lingkungan hidup antara lain:
1.

Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan).

2.

Pelestarian udara

Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat
antara lain:
1).

Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita.

2). Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat
merusak lapisan ozon.
Pelestarian hutan
Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan.
1). Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.

2). Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.


3). Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4). Menerapkan sistem tebangtanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5). Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan
mengenai pengelolaan hutan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di
antaranya adalah:
1) Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2)

Melarang kegiatan perburuan liar.

3)

Menggalakkan kegiatan penghijauan.

DAFTAR PUSTAKA
Dirga. 2012. Definisi Iklim dan Perubahan Iklim. http://iklim.dirgantara-lapan.or.id,
diakses tanggal 31 Mei 2012.
Riandi, Renaldi. 2008. Perubahan Iklim Indonesia. http://iklim.dirgantara-lapan.or.id,
diakses 31 Mei 2012.
Hendro. 2012. Perubahan Iklim dan Cuaca. http://advertisinglampung.com, diakses
31 Mei 2012.
Hilman,

Masnellyarti.

2012.

perubahan

cuaca

karena

pengaruh

pembangunan. http://www.google.co.id, diakse 31 Mei 2012.


Komli. 2012. Pengertian Perubahan Iklim. http://id.shvoong.com, diakses 31 Mei
2012.
Oktav. 2012. Hubungan Pembangunan dan Iklim. http://www.google.co.id, diakses 31
Mei 2012.
Masad,

Ali.

2012.

Dampak

pembangunan

terhadap

perubahan

iklim.http://www.google.co.id, diakses tanggal 31 Mei 2012.


Medrilzam.

2008.

Hubungan

Tata

Iklim.bulletin.penataanruang.net, diakses 31 Mei 2012.

Ruang

dan

Nurdyahsari. 2011. Pemanasan Global. http://siklus.lmb.its.ac.id, diakses 31 Mei


2012.
Rengga. 2012. Perubahan Iklim. http://www.greenpeace.org, diakses tanggal 1 Juni
2012.
Yoesoef. 2012. Dampak Perubahan Iklim. http://iaaipusat.wordpress.com, diakses 1
Juni 2012.

Anda mungkin juga menyukai