Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sektor pertambangan merupakan sektor yang membutuhkan investasi
yang besar. Pada masa pra-penambangan dibutuhkan modal yang besar untuk
tahap eksplorasi dan tahap awal penambangan serta untuk membangun sarana
dan prasarana pertambangan. Oleh karena itu, perhitungan yang efektif dan
efisien serta perencanaan tambang yang tepat sangat dibutuhkan. Perencanaan
pertambangan meliputi kegiatan dari awal penambangan sampai pasca
penambangan. Salah satu bagian dari perencanaan tersebut adalah melakukan
urutan (scheduling) penambangan untuk meningkatkan efektiftivitas, efisiensi
dan nilai ekonomis dalam pelaksanaan penambangan.
Di daerah Senango RT Tuang, Desa Bipak Kali, Kecamatan Gunung
Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah
terdapat bahan galian andesit. Untuk usaha peningkatan taraf hidup di daerah
tersebut maka Andes Mining Corporation berusaha memanfaatkan bahan
galian andesit yang terdapat di sana sehingga akan menciptakan lapangan
pekerjaan yang baru untuk masyarakat setempat baik secara langsung maupun
tidak langsung serta pembangunan infrastruktur di daerah tersebut. Hal ini
nantinya diharapkan akan memberikan dampak positif kepada masyarakat
maupun pada pemerintah daerah dengan meningkatkan pendapatan yang
lebih daripada sebelum diadakan penambang sehingga dapat meningkatkan
taraf hidup serta kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan ini adalah sebagai berikut :

1.2.1

Maksud

a. Memanfaatkan potensi sumber daya alam Di daerah Senango RT


Tuang, Desa Bipak Kali, Kecamatan Gunung Bintang Awai,
Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah
b. Merencanakan secara teknis dan ekonomis kegiatan penambangan
1.2.2

bahan galian batu andesit di daerah tersebut.


Tujuan
a. Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat
b. Mengevaluasi data geologi, eksplorasi, kualitas bahan galian,

geoteknik, hidrologi dan hidrogeologi


c. Menghasilkan batu andesit yang dapat dimanfaatkan untuk batu split.
1.3 Ruang Lingkup dan Metode Penyusunan Laporan
Ruang lingkup penyusunan perencanaan tambang batu andesit di
daerah Senango RT Tuang, Desa Bipak Kali, Kecamatan Gunung Bintang
Awai, Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah mencakup
studi kelayakan dan perijinan. Studi kelayakan mengacu pada keputusan
Menteri

Pertambangan

dan

Sumber

Daya

Mineral

Nomor

1543.K/29/MEM/2000, tanggal 3 November 2000, tentang Pedoman Teknis


Penyelenggaraan Tugas Pemerintah di Bidang Pertambangan Umum. Studi
kelayakan ini diawali dengan kegiatan pengumpulan data sekunder,
pengambilan data lapangan, pengujian laboratorium, pengolahan data dengan
komputasi dan pembuatan laporan perencanaan. Adapun ruang lingkup studi
kelayakan mencakup:
1.3.1 Kajian Geologi dan Eksplorasi
Mengkaji dan mengevaluasi data geologi dan data pengeboran inti
sebagai database untuk kajian selanjutnya. Ruang lingkup dari kajian
geologi dan eksplorasi antara lain fisiografi, stratigrafi dan struktur geologi
1.3.2

serta penaksiran cadangan batu andesit.


Kajian Geoteknik
Mengkaji data geoteknik yang mencakup sifat fisik dan sifat
mekanik batu andesit yang diperoleh dari pengujian-pengujian geoteknik
sebagai data utama dalam perencanaan tambang terutama dalam penentuan
geometri lereng penggalian yang tergantung dari kestabilan batuan. Ruang
lingkup dari geoteknik yaitu menganalisis rancangan geometri dan
kemantapan lereng, baik lereng produktif maupun lereng non-produktif

serta menganalisis bagaimana metode pembongkaran yang akan


digunakan.
1.3.3

Kajian Rencana Penambangan


Mengkaji dan merancang geometri penggalian, urutan-urutan
penambangan, batas penambangan ( ultimate pit slope) dan jalan angkut
tambang yang digunakan sebagai jalan akses keluar masuk karyawan
maupun pengangkutan bahan galian, untuk diterapkan dalam IUP
pertambangan batu andesit yang ada pada daerah RT Tuang, Desa Bipak
Kali, Kecamatan Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan,
Provinsi Kalimantan Tengah
Ruang lingkup rencana penambangan:
a. Sistem dan metode penambangan
b. Tahapan kegiatan penambangan
c. Rencana produksi
d. Peralatan (jenis, jumlah dan kapasitas)
e. Jadwal rencana produksi dan umur tambang
f. Rencana pemanfaatan bahan galian batu andesit
g. Rencana penanganan perlakuan bahan galian andesit yang

1.3.4

belum terpasarkan
h. Rencana fasilitas penunjang penambangan dan infrastruktur
Kajian Hidrologi dan Hidrogeologi
Mengkaji dan mengevaluasi data hidrologi dan hidrogeologi yang
mencakup pola penirisan (drainage) lokal, daerah tangkapan air hujan
(catchment area), pengaruh air tanah terhadap kondisi tambang serta pola

1.3.5

penyaliran yang sesuai dengan tambang setempat.


Ruang lingkup :
a. Data hidrologi dan hidrogeologi
b. Perhitungan debit air
c. Rancangan penyaliran
Kajian Pengolahan Bahan Galian Batu Andesit
Kajian pengolayang akan dilakukan meliputi pengkajian bahan
galian batu andesit dan penyebaran kualitas serta kuantitas sebagai data
penting untuk perencanaan tambang dan analisis pemanfaatan bahan galian
batu andesit serta mengkaji dan mengevaluasi rencana pengolahan bahan
galian batu andesit yang akan diterapkan di pertambanngan batu andesit
tersebut.
Ruang lingkup pengolahan batu andesit:
a. Studi dan percobaan pengolahan

1.3.6

b. Tata cara pengolahan


c. Peralatan pengolahan
d. Hasil pengolahan dan rencana pemanfaatan
Kajian Pengangkutan Dan Penimbunan
Mengkaji dan mengevaluasi sarana dan model transportasi
pengangkutan batu andesit, baik secara teknis maupun ekonomis serta
penentuan beberapa hal yang terkait dengan penimbunan.
Ruang lingkup pengangkutan dan penimbunan:
a. Evaluasi kelayakan teknis alternatif jalur pengangkutan yang

1.3.7

akan dirancang
b. Evaluasi keekonomian setiap alternatif jalur pengangkutan
c. Penentuan dan rancangan alternatif terpilih
d. Penentuan lokasi penimbunan
e. Perancangan dimensi penimbunan
Kajian Lingkungan, Kesehatan, dan Keselamatan Kerja
Mengkaji dan mengevaluasi kelayakan lingkungan, kesehatan dan
keselamatan kerja yang berkaitan dengan kegiatan penambangan batu
andesit.
Ruang lingkup lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja :
a. Dampak kegiatan (penambangan, pengolahan dan sarana

1.3.8

penunjang)
b. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan
c. Kesehatan dan keselamatan kerja
Kajian Organisasi dan Tenaga Kerja
Mengkaji dan mengevaluasi spesialisasi, profesionalisasitenaga
kerja dan jumlah tenaga kerja serta alternatif pola hubungan kerja agar
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Ruang lingkup organisasi dan
tenaga kerja :
a. Data kebutuhan tenaga ahli
b. Data kebutuhan tenaga kerja
c. Struktur pola hubungan antar profesi dan unsur lainnya dalam

1.3.9

organisasi kerja.
Kajian Pemasaran
Mengkaji pangsa pasar dan kebutuhan batu andesirruang lingkup
pemasaran yaitu data kebutuhan batu andesit tiap bulan dari kebutuhan di

bidang fondasi bangunan.


1.3.10 Kajian Penutupan Tambang (Mine Closure) dan Reklamasi
Mengapresiasi kegiatan pertambangan yang berwawasan
lingkungan serta melaksanakan Peraturan Menteri ESDM No. 7 Tahun

2014 tentang Perencanaan Pentupan Tambang yang melibatkan banyak


stakeholder (perusahaan pertambangan, pemerintah, dam masyarakat)
Ruang lingkup Penutupan Tambang (Mine Closure):
a. Perencanaan penutupan tambang dari aspek teknis
b. Perencanaan pengembangan masyarakat dan wilayah
c. Pengelolaan aset dan lokasi
1.3.11 Kajian Investasi dan Analisis Kelayakan
Mengkaji dan menelaah kelayakan ekonomis dari rencana
penambangan batu andesit dengan tingkat produksi tertentu per tahun
sehingga dapat diketahui apakah suatu proyek mineral tersebut layak atau
tidak.
Ruang lingkup meliputi analisis:
a. Modal tetap, modal kerja, sumber dana, dan biaya produksi
b. Cash Flow
c. Perhitungan Net present value
d. Perhitungan Discounted Cash Flow Rate Of Return/ Internal
Rate Of Return
e. Payback periode
f. Analisis kepekaan resiko dan penyusutan
g. Perhitungan break event point
1.4 Prosedur Perizinan
1.4.1 Surat Izin Mendirikan Usaha
Surat izin ini diajukan kepada Dirjen Aneka Industri, Departemen
Perindustrian melalui Kantor Wilayah Dinas Perindustrian setempat. Surat
permohonan ini disetujui oleh kantor wilayah tersebut jika perusahaan
1.4.2

telah mempunyai prasyaratan yang telah ditentukan.


Tata Cara Surat Izin Perusahaan
Tempat usaha dapat diperoleh dengan

cara

mengajukan

permohonan kepada kepala daerah Kabupaten Barito Selatan, yaitu Bupati


Barito Selatan permohona tersebut berisi formulir tentang usaha yang
dilaksanakan yaitu penambangan batu andesit yang berlokasi di daerah
Senango RT Tuang, Desa Bipak Kali, Kecamatan Gunung Bintang Awai,
Kabupaten Barito Selatan, Provinsi Kalimantan Tengah. Sarana yang akan
disediakan adalah bangunan untuk kantor, gudang penyimpanan, jalan
masuk, dan alat-alat berat yang digunakan disesuaikan dengan sistem
1.4.3

tambang terbuka. Alat-alat tersebut semuanya dibeli oleh perusahaan.


Tata Cara Surat Izin Tempat Usaha

Surat izin ini diperoleh dengan cara mengisi formulir permohonan


yang telah disediakan oleh Bagian Ketertiban Sekwilda Tingkat Provinsi
Kalimantan Tengah. Permohonan disetujui dan diketahui kepala desa atau
kepala kelurahan dan camat kepala wilayah setempat.
1.4.4

Tata Cara Perizinan Pemakaian Lahan


Status kepemilikan lahan adalah milik Negara, berupa areal bukit yang

sebagian besar tumbuhan penutup daerah Senango dan sekitarnya adalah


hutan sekunder, semak belukar (bekas ladang berpindah) dan perkebunan
penduduk, sedangkan sisanya adalah hutan primer.
1.4.5

Permohonan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)


Permohonan izin mendirikan bangunan

diperlukan

untuk

mendirikan bangunan-bangunan perkantoran dan fasilitas-fasilitas lainnya.


Permohonan tersebut diajukan kepada Kantor Pelayanan Perizinan Satu
1.4.6

Atap (KPPSA)
Surat Keterangan Persetujuan Tetangga
Surat keterangan persetujuan dapat diperoleh dengan cara
mengajukan kepada masyarakat sekitar dan merupakan surat yang
menyatakan persetujuan dari masyarakat sekitar lokasi penambangan atas

1.4.7

pendirian bangunan.
Surat Pernyataan ketertiban Lingkungan dan Izin Tetangga
Surat pernyataan ini dibuat untuk memenuhi ketentuan-ketentuan
bangunan, tata ruang dan prasarana utility sesuai dengan ketentuan yang

1.4.8

berlaku. Diajukan kepada masyarakat sekita lokasi penambangan.


Izin Usaha Pertambangan
Kegiatan pertambangan diatur dalam Undang-undang No 4 Tahun
2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba). Untuk
lebih merinci pelaksanaan dari Undang-undang ini diturunkan kembali
dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP) yang salah satunya adalah PP No
23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara. Berdasarkan PP ini komoditas pertambangan
dikelompokkan dalam 5 golongan yaitu :
1. Mineral radioaktif antara lain: radium, thorium, uranium
2. Mineral logam antara lain: emas, tembaga
3. Mineral bukan logam antara lain: intan, bentonit

4. Batuan antara lain: andesit, tanah liat, tanah urug, kerikil galian
dari bukit, kerikil sungai, pasir urug
5. Batubara antara lain: batuan aspal, batubara, gambut
Pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) batuan berdasarkan PP
No 23 Tahun 2010 dilakukan dengan cara permohonan wilayah.
Permohonan wilayah maksudnya adalah setiap pihak badan usaha,
koperasi atau perseorangan yang ingin memiliki IUP harus menyampaikan
permohonan kepada Menteri, gubernur atau bupati walikota sesuai
kewenangannya.

Pembagian

kewenangan

Menteri,

gubernur

dan

bupati/walikota adalah:
1. Menteri ESDM, untuk permohonan wilayah yang berada lintas
wilayah provinsi atau wilayah laut lebih dari 12 mil dari garis
pantai
2. Gubernur, untuk permohonan wilayah yang berada lintas
wilayah kabupaten/kota dalam 1 provinsi atau wilayah laut 4
sampai dengan 12 mil
3. Bupati/walikota, untuk permohonan wilayah yang berada di
dalam 1 wilayah kabupaten/kota atau wilayah laut sampai
dengan 4 mil.
IUP mineral batuan diberikan oleh Menteri ESDM (selanjutnya
disebut

Menteri),

gubernur

atau

bupati/walikota

sesuai

dengan

kewenangannya berdasarkan permohonan yang diajukan oleh: badan


usaha, koperasi, dan perseorangan. IUP diberikan melalui 2 tahapan yaitu:
1. Pemberian Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) batuan
a. Badan usaha, koperasi atau perseorangan mengajukan permohonan
wilayah untuk mendapatkan WIUP batuan kepada Menteri, gubernur
atau bupati/walikota sesuai kewenangannya
b. Sebelum memberikan WIUP, Menteri harus mendapat rekomendasi
dari gubernur dan bupati/walikota dan oleh gubernur harus mendapat
rekomendasi dari bupati/walikota
c. Permohonan WIUP yang terlebih dahulu telah memenuhi persyaratan
koordinat geografis lintang dan bujur sesuai dengan ketentuan sistem
informasi geografi yang berlaku secara nasional dan membayar biaya

pencadangan wilayah dan pencetakan peta, memperoleh prioritas


pertama untuk mendapatkan WIUP
d. Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dalam paling lama 10 hari
kerja setelah diterima permohonan wajib memberikan keputusan
menerima atau menolak atas permohonan WIUP
e. Keputusan menerima disampaikan kepada pemohon WIUP disertai
dengan penyerahan peta WIUP berikut batas dan koordinat WIUP.
Keputusan menolak harus disampaikan secara tertulis kepada
2.

pemohon WIUP disertai dengan alasan penolakan


Pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) batuan, terdiri dari:
A. Pemberian IUP Eksplorasi batuan
1. IUP Eksplorasi diberikan oleh :
a. Menteri, untuk WIUP yang berada dalam lintas wilayah
provinsi atau wilayah laut lebih dari 12 mil dari garis pantai
b. Gubernur, untuk WIUP yang berada dalam lintas
kabupaten/kota dalam 1 provinsi atau wilayah laut 4 - 12 mil
dari garis pantai
c. bupati/walikota, untuk WIUP yang berada dalam 1 wilayah
kabupaten/kota atau wilayah laut sampai dengan 4 mil dari
garis pantai
2. IUP Eksplorasi diberikan berdasarkan permohonan dari badan
usaha, koperasi, dan perseorangan yang telah mendapatkan WIUP
dan memenuhi persyaratan
3. Menteri atau guberrnur menyampaikan penerbitan peta WIUP
batuan

yang

diajukan

oleh

perseorangan

kepada

mendapatkan

rekomendasi

Eksplorasi.

Gubernur

gubernur

badan
atau

dalam

atau

usaha,

koperasi,

bupati/walikota

rangka

penerbitan

bupati/walikota

atau
untuk
IUP

memberikan

rekomendasi paling lama 5 hari kerja sejak diterimanya tanda bukti


penyampaian peta WIUP mineral batuan
4. Badan usaha, koperasi, atau perseorangan yang telah mendapatkan
peta WIUP beserta batas dan koordinat dalam waktu paling lambat
5 hari kerja setelah penerbitan peta WIUP mineral batuan harus
menyampaikan permohonan IUP Eksplorasi kepada Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota dan wajib memenuhi persyaratan

5. Bila badan usaha, koperasi, atau perseorangan dalam waktu 5 hari


kerja

tidak

menyampaikan

permohonan

IUP,

dianggap

mengundurkan diri dan uang pencadangan wilayah menjadi milik


Pemerintah atau pemerintah daerah dan WIUP menjadi wilayah
terbuka.
IUP Eksplorasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (1)
huruf a wajib memuat ketentuan sekurang- kurangnya:
a. nama perusahaan;
b. lokasi dan luas wilayah;
c. rencana umum tata ruang;
d. jaminan kesungguhan;
e. modal investasi;
f. perpanjangan waktu tahap kegiatan;
g. hak dan kewajiban pemegang IUP;
h. jangka waktu berlakunya tahap kegiatan;
i. jenis usaha yang diberikan;
j. rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar
wilayah pertambangan;
k. perpajakan;
l. penyelesaian perselisihan;
m. iuran tetap dan iuran eksplorasi; dan
n. amdal.
B. Pemberian IUP Operasi Produksi batuan
1. IUP Operasi Produksi diberikan oleh :
a. Bupati/walikota, apabila lokasi

penambangan,

lokasi

pengolahan dan pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam 1


wilayah kabupaten/kota atau wilayah laut sampai dengan 4
mil dari garis pantai.
b. Gubernur, apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan
dan pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam wilayah
kabupaten/kota yang berbeda dalam 1 provinsi atau wilayah
laut sampai dengan 12 mil dari garis pantai setelah mendapat
rekomendasi dari bupati/walikota.
c. Menteri, apabila lokasi penambangan, lokasi pengolahan dan
pemurnian, serta pelabuhan berada di dalam wilayah provinsi
yang berbeda atau wilayah laut lebih dari 12 mil dari garis
pantai setelah mendapat rekomendasi dari gubernur dan
bupati/walikota setempat.

10

2. IUP Operasi Produksi diberikan kepada badan usaha, koperasi,


dan perseorangan sebagai peningkatan dari kegiatan eksplorasi
yang memenuhi persyaratan dimana pemegang IUP Eksplorasi
dijamin untuk memperoleh IUP Operasi Produksi sebagai
peningkatan dengan mengajukan permohonan dan memenuhi
persyaratan peningkatan operasi produksi.
3. Pemegang IUP Operasi Produksi dapat mengajukan permohonan
wilayah di luar WIUP kepada Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota untuk menunjang usaha pertambangannya.
4. Dalam jangka waktu 6 bulan sejak diperolehnya IUP Operasi
Produksi, pemegang IUP Operasi Produksi wajib memberikan
tanda batas wilayah pada WIUP.
5. Bila pada lokasi WIUP ditemukan komoditas tambang lainnya
yang bukan asosiasi mineral yang diberikan dalam IUP,
pemegang IUP Operasi Produksi memperoleh keutamaan
mengusahakannya dengan membentuk badan usaha baru.
6. Permohonan perpanjangan IUP Operasi Produksi diajukan kepada
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota paling cepat 2 tahun dan
paling lambat 6 bulan sebelum berakhirnya IUP
7. Pemegang IUP Operasi Produksi hanya dapat diberikan
perpanjangan 2 kali dan harus mengembalikan WIUP Operasi
Produksi dan menyampaikan keberadaan potensi dan cadangan
mineral batuan kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
8. Menteri, gubernur, atau bupati/walikota dapat menolak
permohonan

perpanjangan IUP Operasi Produksi apabila

pemegang IUP Operasi Produksi berdasarkan hasil evaluasi tidak


menunjukkan kinerja operasi produksi yang baik
IUP Operasi Produksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat
(1) huruf b wajib memuat ketentuan sekurang-kurangnya:
a. nama perusahaan;
b. luas wilayah;
c. lokasi penambangan;
d. lokasi pengolahan dan pemurnian;
e. pengangkutan dan penjualan;
f. modal investasi;
g. jangka waktu berlakunya IUP;

11

h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.

jangka waktu tahap kegiatan;


penyelesaian masalah pertanahan;
lingkungan hidup termasuk reklamasi dan pascatambang;
dana jaminan reklamasi dan pascatambang;
perpanjangan IUP;
hak dan kewajiban pemegang IUP;
rencana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar

wilayah pertambangan;
o. perpajakan;
p. penerimaan negara bukan pajak yang terdiri atas iuran tetap dan
q.
r.
s.
t.
u.

iuran produksi;
penyelesaian perselisihan;
keselamatan dan kesehatan kerja;
konservasi mineral atau batubara;
pemanfaatan barang, jasa, dan teknologi dalam negeri;
penerapan kaidah keekonomian dan keteknikan pertambangan yang

baik;
v. pengembangan tenaga kerja Indonesia;
w. pengelolaan data mineral atau batubara; dan
x. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan
1.4.9

mineral atau batubara.


Tata Cara Surat Izin Pengangkutan dan Pemakaian Jalan Raya
Surat izin diajukan ke Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Raya. Permohonan tersebut berisi tentang pengaturan Peggunaan

jalan bagi kendaraan terhadap penyimpangan rute perjalanan


1.4.10 Izin Tenaga Kerja
Permohonan ini ditujukan ke Departemen Tenagan kerja daerah
setempat dengan tembusan ditujukan kepada Bupati setempat. Disamping
itu pula diperlukan izin dari pihak keamanan setempat (Kejaksaan,
KORAMIL, KODIM, dan Kepolisian)
1.4.11 Tata Cara Perizinan Surat Izin Perdagangan
Surat izin ini diajukan ke Departemen Perdagangan dengan
melampirkan akte notaris tentang Andes Mining Corporation yang telah
disahkan oleh badan kehakiman. Dalam jangka waktu 1(satu) bulan surat
izin ini sudah dapat diberikan. Surat izin ini menerangkan tentang barang
dagangan yang akan dijual yaitu berupa batu andesit yang nantinya akan
dijual ke berbagai tempat.
1.4.12 Surat-surat Wajib Pajak

12

Adapun surat-surat wajib pajak yang harus di penuhi adalah


sebagai berikut:
a. Pajak penjualan
b. Iuran tetap
c. Pajak bumi dan bangunan
d. Pajak pertambahan nilai
e. Pajak penghasilan
f. Pajak produksi
1.5 Pelaksanaan Perencanaan Tambang
1.5.1 Profil Perusahaan
Nama Perusahaan
: Andes Mining Corporation
Alamat

: Senango RT Tuang, Desa Bipak Kali, Kecamatan


Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan,
Provinsi Kalimantan Tengah

Telp.

: (0513) 111555

Penanggung jawab

: Desyana Ghafarunnisa A.Md.T

Jabatan

: Direktur Perusahaan

Lokasi

: Senango RT Tuang, Desa Bipak Kali, Kecamatan


Gunung Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan,
Provinsi Kalimantan Tengah

Bidang usaha
1.5.2

: Penambangan Batu Andesit

Tim Pelaksana Perencanaan Penambangan


Laporan disusun oleh konsultan yang terdiri dari:
1.
Ketua

Divisi

Pertambangan

Teknik

: Desyana

Ghafarunnisa A.Md.T
2. Divisi Geologi/Eksplorasi/Pemetaan : Jurians F Lerebulan
3. Divisi Geoteknik dan Geomekanika : Wahyu Agung
4. Divisi Rancangan Penambangan
: Maharani Rindu Widara
5. Divisi Hidrologi dan hidrogeologi
: Rizky Hadi Putra Ashari
6. Divisi Pengolahan
: Alwi Masbait
7. Divisi Maintenance (Alat berat)
: Winalivia Pratiwi Soulissa
8. Divisi Mine Closure dan Reklamasi : Multazam
9. Divisi Analisis Ekonomi Teknik
: Silverio Jose CB Dos Santos
10. Divisi K3 dan Hukum Pertambangan : Fernao Verdial Dos Santos
11. Divisi pemasaran
: Agung Hariono

Anda mungkin juga menyukai