PENDAHULUAN
Hiperaldosteronisme merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan
sekresi aldosteron. Hiperaldosteron dapat dibagi menjadi primer dan sekunder.
Hiperaldosteron primer (Sindroma Conn) dapat dikarenakan oleh adanya
tumor/neoplasma
adrenokorteks
yang
meningkatkan
sekresi
aldosteron,
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
Hiperaldosteronisme
adalah
keadaan
dimana
kelenjar
adrenal
Etiologi
Setengah sampai tigaperempat pasien mengalami adenoma adrenal soliter,
mikro/makronoduler.
Gambaran
patologi
disebabkan
oleh
Epidemiologi
Kasus hyperaldosteronism primer merupakan kasus yang jarang terjadi,
dengan estimasi prevalensi kira-kira < 10 % dari semua kasus hipertensi, dimana
terjadi pada 5-15% dari total pasien dengan hypertensi sekunder. Prevalensinya
lebih tinggi (10-23%) pada pasien dengan terapi hipertensi resisten atau berat.2
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa aldosteronoma adalah kasus
tersering pada kasus hyperaldosteronism primer (70-80% kasus). Kemudian studi
epidemiologi
berikutnya
menunjukkan
bahwa
prevalence
primary
hyperaldosteronism
primer
meliputi
aldosterone-producing
Faktor Risiko
Adapun faktor resiko dari hyperaldosteronism primer adalah:
a. Wanita lebih sering daripada laki-laki (2:1).
b. Umur antara 30-50 tahun.
c. Juga berhubungan dengan peningkatan Renal Cysts (sacs in the
kidneys).
2.5
Patogenesis
Peningkatan jumlah produksi aldosteron oleh adrenal pada kebanyakan
hormon
aldosteron.
Peningkatan
aldosteron
meningkatkan
reabsorpsi sodium dan air pada tubulus distal ginjal, sehingga terjadi retensi
sodium dan air yang dapat menyebabkan hipertensi. Hal tersebut terjadi simultan
dengan peningkatan ekskresi kalium dan ion hidrogen. Banyaknya ekskresi
kalium menyebabkan tubuh mengalami hipokalemia (K<3mMol/L). Banyaknya
ekskresi ion hidrogen menyebabkan tubuh mengalami metabolik alkalosis. Pada
hiperaldosteronism primer, terjadi 3 keadaan utama, yaitu hipertensi, hipokalemia,
dan metabolik alkalosis yang menimbulkan rangkaian gejala lainnya sebagai
komplikasi. Peningkatan aldosteron karena kelainan adrenal (primer) ditandai
dengan penurunan ACTH dan kadar renin yang normal, tidak seperti pada
hiperaldosteronism sekunder.
2.6
Manifestasi Klinis
Pasien dengan hyperaldosteronism primer tidak datang dengan temuan
klinis yang khas, dan indeks kecurigaan yang tinggi berdasarkan riwayat pasien
adalah penting dalam membuat diagnosis.3
Kejadian umum dimana hyperaldosteronism primer harus dipertimbangkan
mencakup:
a. Pasien dengan hipokalemia spontan atau tanpa alasan, terutama bila
pasien juga menderita hipertensi.1
hipertensi.
Lemah.
Distensi perut.
Ileus dari hipokalemia.
Temuan terkait dengan komplikasi HTN seperti gagal jantung,
hemiparesis
karena
stroke,
carotid
bruits,
abdominal
bruits,
Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis
adalah:
-
CT scan
MRI
2.8
Diagnosis Banding
Terapi
Adapun tujuan utama terapi hiperaldosteronism primer meliputi:
a. Normalisasi tekanan darah
b. Normalisasi level serum potasium dan elektrolit
c. Normalisasi level serum aldosteron
2.9.1 Terapi medis (obat-obatan)
Pada terapi PH non-bedah, terapi obat merupakan pilihannya. Obat
yang menjadi pilihan utama untuk kebanyakan variant dari PH non-bedah
adalah
spironolactone,
yang
digunakan
untuk
mencapai
merespon
terhadap
terapi
spironolactone,
dapat
digunakan
potassium,
diabetes
type
dengan
baik,
karena
potassium-sparing
diuretics
bukan
potassium
dan
hydrogen
yang
berlebih
demam,
respiratory
distress
[termasuk
pneumonitis])
8. Efek lainnya (kram otot dan weakness, penurunan gairah
seksual, sialadenitis)
Amiloride (Midamor)
Amiloride memiliki aktivitas potassium-conserving pada
pasien dengan terapi kaliuretic-diuretic. Amiloride bukan
merupakan aldosterone antagonist, dan efek sampingnya
terlihat tanpa ada aldosterone. Efeknya adalah menghambat
reabsorpsi sodium pada distal convulated tubule, cortical
collecting tubule, dan collecting duct. Hal ini menyebabkan
pemantauan
level
serum
elektrolitnya. Adapun
dengan
obat
potassium-conserving
lainnya
melalui
laparotomy
formal
atau
dengan
teknik
laparotomy formal. Sebelum operasi, pasien harus menerima sedikitnya 810 minggu terapi medis untuk menurunkan tekanan darah dan untuk
memperbaiki sindrom metabolik yang sering dikaitkan dengan PH. Pasca
operasi, profil metabolisme harus dimonitor secara seksama. Kebanyakan
pasien tidak menjadi hypomineralocorticoidism permanen dan karenanya
tidak memerlukan penggantian fludrocortisone. Pada pasien aldostrenomas
dengan kontraindikasi pembedahan diberikan terapi ethanol atau acetic
acid injeksi perkutan. Teknik ini perlu skill yang tinggi.4
2.9.3
Diet
Selain pembedahan dan terapi obat-obatan, harus diimbangi
dengan asupan gizi yang sesuai dan cukup. Dianjurkan diet rendah garam,
walaupun berpengaruh terhadap control tekanan darah pada PH, dapat
member hasil false-negative pada test biokimia.4
2.10
Komplikasi
Komplikasi spesifik berhubungan dengan komplikasi hipertensi kronis
Prognosis
Pasien yang menderita hiperalodosteron kemungkinan
mengalami
komplikasi tekanan darah tinggi, dan memiliki resiko tinggi untuk mengalami
angina, gagal ginjal, stroke dan serangan jantung. Pada hiperaldosteron primer
yang disebabkan oleh adenoma soliter, kemungkinan pasien memiliki prognosis
yang baik. Setelah tumor dihilangkan maka tekanan darah akan menurun, dan
sekitar
70%
pasien
akan
mengalami
remisi.
Sementara
pada
pasien
BAB III
SIMPULAN
Hiperaldosteronisme
adalah
keadaan
dimana
kelenjar
adrenal
Adapun
tujuan
utama
terapi
hiperaldosteronism
primer
meliputi
normalisasi tekanan darah, normalisasi level serum potassium dan elektrolit, dan
normalisasi level serum aldosteron. Ada dua jenis terapi yang bisa diberikan,
antara lain terapi bedah dan non-bedah. Pada terapi PH non-bedah, terapi obat
merupakan pilihannya. Obat yang menjadi pilihan utama untuk kebanyakan
variant dari PH non-bedah adalah spironolactone. Pada pasien yang tidak
merespon terhadap terapi spironolactone, dapat digunakan potassium-sparing
diuretics lainnya seperti amiloride dan triamterene. Pembedahan merupakan terapi
pilihan
utama
aldosteronomas
variant
dan
primary
primary
hyperaldosteronism
adrenal
(PH),
yaitu
typical
hyperplasia(PAH).
Pada
pasien
2.
3.
significantly
contributes
to
the
mineralocorticoid
escape
Treatment
&