OLEH:
HASIRUN, S.Pd, M.Pd
NIP.19621231 198512 1 043
BAB I
PENDAHULUAN
Pernyataan ini tidak terlepas dari realitas yang menunjukkan bahwa guru merupakan
komponen yang paling banyak bersentuhan langsung dengan peserta didik. Guru
sebagai tenaga pendidik yang secara langsung berinteraksi dengan peserta didik
dalam pembelajaran. Sulit dihindari bahwa guru merupakan sumber belajar utama
bagi peserta didik, disamping sumber belajar lainnya. Dengan demikian, guru memiliki
peran yang sangat dominan dalam peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Guru
yang diserahi tanggung jawab dalam manajemen pembelajaran. Kualitas manajemen
pembelajaran perlu dioptimalkan oleh guru sebagai upaya meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Indikator kualitas manajemen pembelajaran dapat dilihat dari tiga
dimensi strategi, yaitu; (1) perencanaan pembelajaran, (2) pelaksanaan pembelajaran,
dan (3) evaluasi. Ketiga dimensi ini, akan menjadi perhatian dan pembenahan
pembelajaran di sekolah.
PP nomor 19 Tahun 2005 yang berkaitan dengan standar proses
mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan perencanaan
pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara
lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi
pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), khususnya pada jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur
formal, baik yang menerapkan sistem paket maupun sistem kredit semester (SKS).
Perencanaan meliputi penyediaan perangkat program pembelajaran yaitu
program tahunan, program semester, silabus, dan RPP (Rencana Program
Pengajaran), penyediaan bahan ajar, dan media pembelajaran. Pelaksanaan
dalam
proses
pembelajaran
tanpa
memperhatikan
perencanaan
pembelajaran.
Sedangkan dalam pelaksanaan pembelajaran guru tidak menggunakan metode
pembelajaran secara bervariasi. Mereka lebih senang menggunakan metode
penugasan dan ceramah. Pemanfaatan media pembelajaran kurang diperhatikan oleh
guru sehingga pembelajaran cenderung monoton. Mereka mengajar hanya mengikuti
pola urutan pada buku teks yang digunakan. Kondisi ini terjadi bukan karena guru
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kinerja Guru
1. Pengertian Kinerja
Mangkunegara (2004:67) mendefinisikan kinerja adalah hasil kerja yang
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Sulistiyani dan Rosidah (2003:223) menyatakan kinerja seseorang
merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat
dinilai dari hasil kerjanya. Secara definitif Bernandin dan Russell dalam Sulistiyani
dan Rosidah (2003) juga mengemukakan kinerja adalah suatu hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan, serta waktu.
Penilaian kinerja adalah menilai rasio hasil kerja nyata dari standar kualitas
maupun kuantitas yang dihasilkan setiap karyawan. (Hasibuan, 2005:87). Menurut
Andrew F. Sikula dalam Hasibuan (2005), penilaian kinerja adalah evaluasi yang
sistematis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh karyawan dan ditujukan
untuk pengembangan.
Dale Yoder dalam Hasibuan (2005) mendefinisikan penilaian kinerja sebagai
prosedur yang formal dilakukan di dalam organisasi untuk mengevaluasi pegawai
dan sumbangan serta kepentingan bagi pegawai. Sedangkan menurut Siswanto
(2003:231) penilaian kinerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan manajemen
atau penyelia. Penilai untuk menilai kinerja tenaga kerja dengan cara
membandingkan kinerja atas kinerja dengan uraian atau deskripsi pekerjaan
dalam suatu periode tertentu biasanya setiap akhir tahun.
Berdasarkan pengertian tentang kinerja di atas dapat disimpulkan bahwa
kinerja adalah hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai seseorang dalam bidang
pekerjaannya menurut kriteria tertentu dan dievaluasi oleh orang-orang tertentu
terutama atasan pegawai yang bersangkutan.
2 . Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja
sebaik-baiknya
dalam
perencanaan
program
pengajaran,
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 pasal 20 (a) Tentang Guru dan Dosen
yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
Para ahli banyak mengemukakan pendapatnya tentang konsep dasar
kinerja, baik secara etimologi maupun secara terminologi, Parawrosentono
(1999:15) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai
oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai
tujuan organisasi secara tepat, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral
maupun etika.
Kinerja pada dasarnya dapat berupa produk akhir (barang dan jasa) atau
berbentuk perilaku, kecakapan, kompetensi, sarana dan kesempatan fisik yang
dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi.
Pandangan lain dikemukakan oleh Stolovitch (1992:7) yang mengemukakan
bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai berhubungan dengan pelaksanaan
potensi kerja. Sejalan dengan pandangan tersebut, (Arnold dan Freidman, 1996:9)
mengemukakan bahwa kinerja dapat dilakukan berdasarkan graphic rating scale
dengan indikator yaitu kuantitas kerja, kualitas kerja dan kerja sama.
Defenisi lain dikemukakan oleh Hickman (1990:10) yang menjelaskan bahwa
kinerja selalu merupakan tanda keberhasilan suatu organisasi dari orang-orang
yang ada dalam organisasi tersebut.
Pencapaian tujuan organisasi didorong oleh empat komponen pokok dari
kinerja, yaitu: (1) adanya kemampuan, (2) adanya penerimaan tujuan-tujuan
organisasi, (3) adanya tingkatan tujuan yang ingin dicapai, dan (4) adanya
interaksi antara tujuan dan kemampuan para anggota organisasi.
Menurut Arikunto (1990) bahwa kinerja seorang guru dapat dilihat dari hasil
belajar yang dicapai murid yang diajarkannya. Makin tinggi hasil belajar murid
makin tinggi pula kinerja yang dicapai oleh guru, sebaliknya makin rendah nilai
murid makin rendah pula kinerja guru.
Berbeda dengan Usman (2001:11) yang mengemukakan bahwa seorang
guru yang memiliki kinerja yang tinggi adalah guru yang mampu melaksanakan
tugas pokok sesuai dengan kemampuan profesionalnya yang meliputi: (1)
menerapkan landasan pendidikan dalam setiap aktivitasnya, (2) menguasai bahan
yang diajarkannya, (3) menyusun program pelajaran dengan baik (4)
melaksanakan program pengajaran dengan baik, (5) menilai hasil belajar sesuai
dengan prosedur evaluasi.
Kinerja Guru yang baik tentunya tergambar pada penampilan mereka baik
dari penampilan kemampuan akademik maupun kemampuan profesi menjadi guru
artinya mampu mengelola pengajaran di dalam kelas dan mendidik siswa di luar
kelas dengan sebaik-baiknya. Unsur-unsur yang perlu diadakan penilaian dalam
proses penilaian kinerja guru menurut Siswanto (2003: 234) adalah sebagai
berikut :
1) Kesetiaan
Kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan untuk menaati, melaksanakan dan
mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesabaran dan tanggung
jawab.
2) Prestasi Kerja
Prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.
3) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesanggupan seorang tenaga kerja dalam
menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan
sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani membuat risiko atas keputusan
yang diambilnya. Tanggung jawab dapat merupakan keharusan pada seorang
karyawan untuk melakukan secara layak apa yang telah diwajibkan padanya.
(Westra 1997:291)
Untuk mengukur adanya tanggung jawab dapat dilihat dari:
a. Kesanggupan dalam melaksanakan perintah dan kesanggupan kerja.
b. Kemampuan menyelesaikan tugas dengan tepat dan benar.
c.. Melaksanakan tugas dan perintah yang diberikan sebaik-baiknya.
4) Ketaatan
Ketaatan adalah kesanggupan seseorang untuk menaati segala ketetapan,
peraturan yang berlaku dan menaati perintah yang diberikan atasan yang
berwenang.
5) Kejujuran
Kejujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan
tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan
wewenang yang telah diberikan kepadanya.
6) Kerja Sama
Kerja sama adalah kemampuan tenaga kerja untuk bekerja bersama-sama
dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas dan pekerjaan yang
telah ditetapkan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesarbesarnya.
Kriteria adanya kerjasama dalam organisasi adalah:
a. Kesadaran karyawan bekerja dengan sejawat, atasan maupun bawahan.
b. Adanya kemauan untuk membantu dalam melaksanakan tugas.
c. Adanya kemauan untuk memberi dan menerima kritik dan saran.
d. Tindakan seseorang bila mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugas.
7) Prakarsa
yang suka membantu dan bekerja sama dalam membagikan ide-ide, (2) kepala
sekolah yang suka menolong dan bekerja sama, (3) adanya orang tua murid yang
menghargai dan bekerja sama, (4) perlengkapan dan fasilitas yang memadai, (5)
kebebasan mengajar disekolah, (6) siswa yang sopan, (7) bangunan sekolah yang
memadai, (8) minat siswa dan pekerjaan sekolah, (9) supervisor yang suka
membantu, dan (10) sekolah yang telah diorganisir dengan kebijakan-kebijakan
yang telah diformulasikan dengan baik.
Ada dua faktor yang signifikan hubunganya dengan kinerja guru adalah (1)
evaluasi kinerja tinggi, maka dia harus mengembangkan dan (2) memelihara
kinerja yang baik dengan jalan melakukan pembinaan terhadap guru-guru,
terutama mengawasi jalanya proses belajar mengajar dikelas.
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru yang tinggi berhubungan
dengan kemampuan kepala sekolah dalam mengarahkan dan mengembangkan
potensi yang dimiliki oleh guru, indikator lain kinerja guru adalah keberhasilan guru
dalam melaksanakan tugas pokok guru dalam proses belajar mengajar.
B. Perencanaan Pembelajaran
Tugas guru dalam manajemen pembelajaran, yaitu merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran, dan mengadakan evaluasi.
Merencanakan pembelajaran meliputi: mengenali tujuan pembelajaran, melakukan
analisis pembelajaran, mengenali tingkah laku dan karakteristik siswa, merumuskan
tujuan
performansi,
mengembangkan
butir-butir
tes,mengembangkan
siasat
tujuan pelajaran, (3) mengorganisasikan isi menjadi unit-unit pelajaran, (4) menyusun
unit-unit belajar dalam hubungan dengan tujuan-tujuan pelajaran dan kematangan
murid, (5) mengadakan seleksi atas prosedur-prosedur mengajar yang akan
digunakan, dan (6) menpertimbangkan metode evaluasi yang akan digunakan.
Dari pendapat tersebut pada intinya bahwa perencanaan pembelajaran
mencakup: (1) tujuan pemnelajaran, (2) materi pelajaran, (3) kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan, (4) media yang akan digunakan, (5) sumber rujukan, dan (6)
evaluasi yang akan ditempu.
Majid (2008:22) menyatakan bahwa manfaat perencanaan pengajaran dalam
proses belajar mengajar yaitu: (1) sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai
tujuan, (2) sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang dagi setiap unsur
yang terlibat dalam kegiatan, (3) sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur
guru maupun murid, (4) sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga
setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja, (5) untuk bahan penyusunan
data agar terjadi keseimbangan kerja, dan (6) untuk menghemat waktu, tenaga, alatalat, dan biaya.
Wujud perencanaan pembelajaran tertuang dalam perangkat pembelajaran yang
dibuat oleh guru. Berdasarka Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) perangkat
pembelajaran yaitu silabus dan Rencana Program Pembelajara (RPP).
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
memberikan
arahan,
kegiatan,
atau
tugas
sebagai
bagian
remedial/pengayaan.
Hal lain yang tidak dapat dipisahkan dari strategi pembelajaran adalah pengaruh
kondisi pembelajaran. Kondisi pembelajaran adalah mengklasifikasi variabel-variabel
yang termasuk ke dalam kondisi pembelajaran. Variabel kondisi pembelajaran adalah
sesuatu yang tidak dapat dimanipulasi oleh guru/dosen, baik yang bersifat internal
maupun yang bersifat eksternal. Reigeiuth dan Merril mengelompokan variabel kondisi
pembelajaran menjadi tiga kelompok, yaitu: (1) tujuan dan karakteristik bidang studi,
(2) kendala dan karakteristik bidang studi, dan (3) karakteristik siswa.
Tujuan pembelajaran adalah pernyataan tentang hasil pembelajaran yang
diharapkan. Karakteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang
dapat memberikan landasan yang berguna sekali dalam mempreskripsikan strategi
pembelajaran. Kendala adalah keterbatasan sumber-sumber, seperti; waktu, media,
personalia, dan uang. Sedangkan karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas
perseorangan siswa, seperti; bakat, motivasi, dan hasil belajar yang telah dimilikinya.
Tujuan dan karakteristik bidang studi ini biasanya dihipotesiskan memiliki
pengaruh utama pada pemilihan strategi, pengorganisasian pembelajaran, kendala
Adapun ragam evaluasi dapat berupa: (1) pre-test dan post-test, (2) evaluasi
bersyarat, (3) evaluasi diagnostic, (4) evaluasi formatif, (5) evaluasi sumatif, dan (6)
evaluasi belajar tahap akhir atau nasional.
Berbagai macam teknik penilaian dapat dilakukan secara komlementer (saling
melengkapi) sesuai dengan kompetensi yang dinilai. Teknik penilaian yang dimaksud
antara lain melalui; tes, observasi, penugasan, inventori, penilaian diri, dan penilaian
antar
teman
yang
sesuai
dengan
karakteristik
kompetensi
dan
tingkat
meminta
peserta
didik
melakukan
perbuatan
menampilkam/
mendemonstrasikan keterampilan.
Dalam rancangan penilaian, tes dilaksanakan secara berkesinambungan melalui
berbagai macam ulangan dan ujian. Ulangan meliputi; ulangan-harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
Sedangkan ujian terdiri atas ujian sekolah dan ujian nasional.
ulangan
kenaikan
kelas
meliputi
seluruh
indikator
yang
4. Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan prestasi,
dan kreativitas peserta didik (Popham:1999). Bentuk ini cocok untuk mengetahui
perkembangan unjuk kerja peserta didik demgan menilai bersam karya-karya atau
tugas-tugas yang dikerjakannya. Peserta didik dan pendidik perlu melakukan
diskusi untuk menentukan skor. Pada penilaian portofolio, peserta didik dapat
menentukan karya-karya yang akan dinilai, melakukan penilaian sendiri kemudian
hasilnya dibahas. Perkembangan kemampuan peserta didik dapat dilihat pada
hasil penilaian portofolio. Tekhnik ini dapat dilakukan dengan baik apabila jumlah
peserta didik yang sedikit.
5. Projek adalah tugas yang diberikan kepada peserta didik dalam kurung waktu
tertentu. Peserta didik dapat melakukan penelitian melalui pengumpulan,
pengorganisasian, dan analisis data, serta pelaporan hasil kerjanya. Penilaian
projek dilaksanakan terhadap; persiapan, pelaksanaan,dan hasil.
6. Produk (hasil karya) adalah penilaian yang meminta peserta didik menghasilkan
suatu hasil karya. Penilaian produk dilaksanakan terhadap; persiapan,
pelaksanaan/proses pembuatan, dan hasil.
7. Inventori merupakan tekhnik penilaian melalui skala psikologis yang dipakai untuk
mengungkapkan sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap objek
psikologis.
8. Penilaian diri merupakan tekhnik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk menilai dirinya sendiri mengenai berbagain hal. Dalam penilaian diri, setiap
peserta didik harus mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya secara
jujur.
D. Teori-teori Motivasi
1. Apa itu Motivasi?
Motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan dikondisikan oleh
kemampuan tindakan untuk memuaskan kebutuhan individual. Kebutuhan dalam
terminology ini adalah defisiensi psikologis dan fisiologis yang membuat hasil
tertentu terlihat menarik, Einstein dikutip dalam Agastya (teori organisasi:53).
Motivasi adalah sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam
dan didalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai
suatu tujuan. Berawal dari kata motif maka motivasi dapat diartikan sebagai daya
penggerak yang telah menjadi aktif, notif menjadi aktif pada saat-saat tertentu,
terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.
Dari pengertian yang dikemukakan MC. Donald, ini mengandung tiga elemen
penting:
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri individu
manusia. Walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia
penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa feeling afleksi seseorang. Dalam
hal ini motivasi relevan dengan perolehan-perolehan kejiwaan, efeksi dan
emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3. The need for affiliation (nAff) keinginan untuk berteman dan berhubungan
secara baik dan dekat.
Menurut Sudirman dalam Elida Prayitno (1990;83), ciri-ciri orang yang
termotivasi adalah:
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subyek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Subyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah guru IPS pada SMP Negeri 1
Bantaeng sebanyak 3 (tiga) orang. Penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Bantaeng
Kabupaten Banteng. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan yaitu mulai bulan
juli sampai dengan September tahun 2011.
B. Prosedur Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Sebagai langkah awal dalam penelitian ini adalah mengkaji permasalahanpermasalahan yang terjadi di sekolah khususnya dalam hal perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru IPS di SMP Negeri 1
Bantaeng. Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah kajian
pustaka, dari semua sumber peneliti mengumpulkan teori-teori yang mendukung
tentang judul Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yaitu Meningkatkan Kinerja
Guru dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Pembelajaran IPS di SMP Negeri 1
Bantaeng. Selanjutnya peneliti merancang instrumen sebagai alat untuk
mengumpulkan data penelitian yang berhubungan dengan judul penelitian,
termasuk didalamnya menentukan sarana prasarana pendukung dalam
pelaksanaan tindakan.
2. Siklus Penelitian
Deskripsi Siklus 1
a. Rencana Tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus
1 (satu) ini adalah:
1. Peneliti mengadakan pertemuan awal dengan guru IPS SMP Negeri 1
Bantaeng sebagai subjek penelitian untuk memberikan gambaran
mengenai skenaria penelitian dari siklus 1 (satu) sampai dengan siklussiklus selanjutnya.
2. Peneliti mengumpulkan data guru, melalui pengamatan langsung maupun
dokumen; arsip dan perangkat pembelajaran
3. Menyiapkan instrumen penelitian pada siklus 1 (satu).
4. Instrumen penelitian bisa digunakan pada pertemuan formal maupun
pada pertemuan non formal, sangat ditentukan oleh kondisi dilapangan
dalam hal kepentingan data penelitian.
b. Pelaksanaan Tindakan
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Kelas Interval
5,0 7,5
7,6 12,5
12,6 17,5
17,6 22,5
22,6 -25,0
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Awal
Mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bantaeng dilaksanakan secara terpadu
yaitu; gabungan dari tiga disiplin ilmu yang terdiri dari; geografi, pendidkan ekonomi
koperasi, dan sejarah. Guru mata pelajaran IPS di SMP Negeri 1 Bantaeng memiliki
karakteristik yang beragam. Hal ini dipengaruhi oleh kompetensi guru yaitu;
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional yang berbeda-beda, ada
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan pada siklus 1 (satu) ini
adalah:
1. Peneliti mengadakan pertemuan awal dengan guru IPS SMP Negeri 1
Bantaeng sebagai subjek penelitian untuk mengumpulkan data guru secara
langsung maupun berupa arsip, dokumen perangkat pembelajaran dan
sekaligus memberikan gambaran mengenai skenaria penelitian dari siklus 1
(satu) sampai dengan siklus-siklus selanjutnya.
2. Menyiapkan instrumen penelitian pada siklus 1 (satu).
3. Instrumen penelitian bisa digunakan pada pertemuan formal maupun pada
pertemuan non formal, sangat ditentukan oleh kondisi dilapangan dalam hal
2.
yang baik, antusias, peduli dan memberikan tanggapan atau reaksi positif
terhadap motivasi yang diberikan oleh peneliti.
3. Hasil Pengamatan
a. Sikap
Pengamatan peneliti selama proses penelitian siklus 1 (satu) terhadap
sikap guru IPS SMP Negeri 1 Bantaeng, dari tujuh cirri-ciri orang yang
termotivasi menurut Sudirman dalam Elida Prayitno (1990:83), baru tiga yang
muncul, sebagai berikut;
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu
yang lama tidak pernah berhenti sebelum selesai)
2. Lebih senang bekerja mandiri
3. Menujukkan adanya perubahan sikap setelah termotivasi
b. Kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran
Kinerja guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil atau
taraf kesuksesan yang dicapai, meliputi: (1) program tahunan, (2) program
semester, (3) silabus, dan (4) rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Uraian tentang kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran, sebagai
berikut:
1. Program tahunan
Deskripsi kinerja guru tentang program tahunan guru IPS SMP
Negeri 1 Bantaeng diukur dengan menggunakan 3 item kuesioner. Hasil
kuesioner yang diharapkan skor minimal 3 dan skor maksimal 15.
Berdasarkan data hasil penelitian rata-rata perolehan skor mencapai 8
sehingga kinerja guru tentang program tahunan guru IPS SMP Negeri 1
Bantaeng pada kategori sedang.
Tabel 8. Kategori kinerja guru dan distribusi frekuensi serta persentase skor
perencanaan program tahunan guru IPS di SMP Negeri 1 Bantaeng
Kelas interval
3,0 4,5
4,6 7,5
7,6 10,5
10,6 13,5
13,6 15,0
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Hasil penelitian 2011
Frekuensi
1
1
1
3
8
Persen
33,33
33,33
33,33
100
5,33 sehingga kinerja guru tentang program semester guru IPS SMP
Negeri 1 Bantaeng pada kategori sedang.
Kategori kinerja guru tentang program semester guru IPS SMP
Negeri 1 Bantaeng selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Kategori kinerja guru dan distribusi frekuensi serta persentase skor
perencanaan program semester guru IPS di SMP Negeri 1 Bantaeng
Kelas interval
2,0 3,0
3,1 5,0
5,1 7,0
7,1 9,0
9,1 10,0
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Hasil penelitian 2011
Frekuensi
1
2
3
5,33
Persen
33,33
66,67
100
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Hasil penelitian 2011
Frekuensi
1
1
1
3
87,67
Persen
33,33
33,33
33,33
100
Tabel 11. Kategori kinerja guru dan distribusi frekuensi serta persentase skor
perencanaan RPP guru IPS di SMP Negeri 1 Bantaeng
Kelas interval
25,0 37,5
37,6 62,5
62,6 87,5
87,6 -112,5
112,6 125,0
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Hasil penelitian 2011
Frekuensi
1
2
3
58,33
Persen
33,33
66,67
100
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Hasil penelitian 2011
Frekuensi
1
1
1
3
14,33
Persen
33,33
33,33
33,33
100
34,67 sehingga kinerja guru tentang kegiatan inti pembelajaran guru IPS
SMP Negeri 1 Bantaeng berada pada kategori sedang.
Kategori kinerja guru tentang kegiatan inti pembelajaran guru IPS
SMP Negeri 1 Bantaeng selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Kategori kinerja guru dan distribusi frekuensi serta persentase skor
kegiatan Inti guru IPS di SMP Negeri 1 Bantaeng
Kelas interval
13,0 19,5
19,6 32,5
32,6 45,5
45,6 58,5
58,6 65,0
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Hasil penelitian 2011
Frekuensi
1
2
3
34,67
Persen
33,33
66,67
100
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Hasil penelitian 2011
Frekuensi
1
1
1
3
20
Persen
33,33
33,33
33,33
100
karena
hanya
menyalin
program
lama
tanpa
pendekatan
atau
strategi
pembelajaran,
kurang
peneliti memberikan
selama
proses
pembelajaran
berlangsung
dengan
C. Siklus 2
Berdasarkan evaluasi hasil penelitian siklus 1 (satu), maka pada siklus 2 (dua)
ini peneliti melakukan penyempurnaan tindakan sebagai berikut:
1. Rencana Tindakan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus 2
(dua) ini adalah:
a. Menyampaikan hasil kinerja guru siklus 1 (satu)
b. Memberikan penjelasan tentang kegiatan penelitian siklus 2 (dua) kepada
guru.
c. Melaksanakan motivasi selama selama 4 (empat) minggu
d. Melaksanakan motivasi secara individu
e. Pada minggu ke 5 (lima) peneliti melakukan mengamatan langsung kepada
guru dalam pelaksanaan perencanaan dan pembelajaran di kelas selama
proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan instrument
penelitian.
f. Menyiapkan instrumen penilaian kinerja guru pada siklus 2 (dua)
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap pelaksanaan tindakan ini
adalah:
a. Menyampaikan hasil kinerja guru siklus 1 (satu).
b. Peneliti memberikan penjelasan tentang kegiatan penelitian siklus 2 (dua)
kepada guru.
c. Melaksanakan motivasi kepada guru dalam perencanaan dan pelaksanakan
pembelajaran selama 4 (empat) minggu.
d. Melaksanakan motivasi secara individu
e. Pada minggu ke 5 (lima) peneliti melakukan pengamatan langsung kepada
guru dalam pelaksanaan perencanaan dan pembelajaran di kelas selama
proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan instrumen penelitian
yang sudah disiapkan sebelumnya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melihat
langsung perubahan perilaku/sikap, dan tanggapan atau reaksi guru
3. Hasil Pengamatan
a. Sikap
sesuatu)
6. Senang mencari dan memecahkan masalah
7. Menujukkan adanya perubahan sikap setelah termotivasi
b. Kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran
Kinerja guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil atau
taraf kesuksesan yang dicapai, meliputi; (1) program tahunan, (2) program
semester, (3) silabus, dan (4) rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Uraian tentang kinerja guru dalam perencanaan pembelajaran, sebagai
berikut.
1. Program tahunan
Deskripsi kinerja guru tentang program tahunan guru IPS SMP
Negeri 1 Bantaeng diukur dengan menggunakan 3 item kuesioner. Hasil
kuesioner yang diharapkan skor minimal 3 dan skor maksimal 15.
Berdasarkan data hasil penelitian rata-rata perolehan skor mencapai 14
sehingga kinerja guru tentang program tahunan guru IPS SMP Negeri 1
Bantaeng pada kategori sangat tinggi.
Kategori kinerja guru tentang program tahunan guru IPS SMP
Negeri 1 Bantaeng selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Kategori kinerja guru dan distribusi frekuensi serta persentase skor
perencanaan program tahunan guru IPS di SMP Negeri 1 Bantaeng
Kelas interval
3,0 4,5
4,6 7,5
7,6 10,5
10,6 13,5
13,6 15,0
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Hasil penelitian 2011
Frekuensi
1
2
3
14
Persen
33,33
66,67
100
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Frekuensi
-
Persen
-
5,1 7,0
7,1 9,0
9,1 10,0
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Hasil penelitian 2011
1
2
3
9,33
33,33
66,67
100
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Frekuensi
1
2
Persen
33,33
66,67
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Hasil penelitian 2011
3
9,33
100
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Hasil penelitian 2011
Frekuensi
1
2
3
110,67
Persen
33,33
66,67
100
Tabel 19. Kategori kinerja guru dan distribusi frekuensi serta persentase skor
kegiatan awal guru IPS di SMP Negeri 1 Bantaeng
Kelas interval
5,0 7,5
7,6 12,5
12,6 17,5
17,6 22,5
22,6 25,0
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Hasil penelitian 2011
Frekuensi
1
2
3
22,67
Persen
33,33
66,67
100
Tabel 20. Kategori kinerja guru dan distribusi frekuensi serta persentase skor
kegiatan inti guru IPS di SMP Negeri 1 Bantaeng
Kelas interval
13,0 19,5
19,6 32,5
32,6 45,5
45,6 58,5
58,6 65,0
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Hasil penelitian 2011
Frekuensi
1
2
3
60
Persen
33,33
66,67
100
Tabel 21. Kategori kinerja guru dan distribusi frekuensi serta persentase skor
kegiatan penutup guru IPS di SMP Negeri 1 Bantaeng
Kelas interval
6,0 9,0
9,1 15,0
15,1 21,0
21,1 27,0
27,1 30,0
Kategori
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
Jumlah
Rata-rata
Sumber: Hasil penelitian 2011
Frekuensi
1
2
3
28
Persen
33,33
66,67
100
telah
menyusun
sendiri
silabus
yang
akan
adanya
perubahan
yang
lebih
kreatif
guru
tersebut
mampu
melaksanakan
awal
pendekatan/strategi
pembelajaran,
penelitian.
2. Pelaksanaan Tindakan
Penyempurnaan yang dilakukan peneliti pada tahap pelaksanaan tindakan
siklus 2 (dua) ini adalah:
a. Menyampaikan hasil kinerja guru siklus 1 (satu).
b. Peneliti memberikan penjelasan tentang kegiatan penelitian siklus 2 (dua)
kepada guru secara kelompok.
D. Pembahasan
Pembahasan tentang hasil penelitian meliputi uraian tentang kondisi awal atau pra
tindakan kinerja guru dalam perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran serta hasil tindakan
setiap siklus yang dibandingkan dengan kajian teori.
2 (dua) meningkat menjadi kategori sangat tinggi. Rata-rata kinerja guru tentang
perencanaan guru IPS di SMP Negeri 1 Bantaeng pada siklus 1 (satu) berada
pada kategori sedang, dibandingkan dengan kinerja guru pada siklus 2 (dua)
meningkat menjadi kategori sangat tinggi.
Program tahunan dan program semester disusun oleh guru mata pelajaran
yang mengacu pada kalender pendidikan. Kemungkinan besar setiap
kabupaten/kota memiliki kalender yang berbeda-beda terutama tentang hari libur
puasa. Khusus sekolah di kabupaten Bantaeng libur puasa total selama satu
bulan.
Sangat tingginya kenerja guru tentang program tahunan yang disusun oleh
guru IPS di SMP Negeri 1 Bantaeng sangat dipengaruhi oleh pembinaan yang
dilakukan oleh pihak sekolah, dan atau pembinaan melalui pendekatan motivasi
yang dilakukan oleh peneliti dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) IPS
di kabupaten Bantaeng.
Kinerja guru yang sangat tinggi dalam menyusun program tahunan karena;
(1) unsur program tahunan lengkap, (2) program tahunan yang disusun sesuai
dengan kurikulum, (3) ketepatan langkah-langkah penyusunan program tahunan,
dan (4) program tahunan disempurnakan setiap awal tahun pelajaran.
Kinerja guru tentang program semester pada siklus 1 (satu) dikategorikan
sedang, dibandingkan dengan kinerja guru pada siklus 2 (dua) meningkat menjadi
kategori sangat tinggi, Rata-rata kinerja guru tentang program semester yang
disusun oleh guru IPS di SMP Negeri 1 Bantaeng pada siklus 1 (satu) berada
pada kategori sedang, dibandingkan dengan kinerja guru pada siklus 2 (dua)
dibandingkan dengan kinerja guru pada siklus 2 (dua) meningkat menjadi kategori
sangat tinggi. Guru IPS di SMP Negeri 1 Bantaeng telah mengikuit langkahlangkah minimal dari penyusunan RPP, dimulai dari mencantumkan identitas RPP,
tujuan pembelajaran, nilai karakter, materi pembelajaran, metode pembelajaran,
langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian. Setiap
komponen mempunyai arah pengembangan masing-masing, namun semua
merupakan satu kesatuan.
PP nomor 19 tahun 2005 yang berkaitan dengan standar proses
mengisyaratkan bahwa guru diharapkan dapat mengembangkan perencanaan
pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang
antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang
mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), khususnya pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah jalur formal, baik yang menerapkan sistem paket maupun
sistem kredit semester (SKS).
Muslich (2007:53) menyatakan bahwa RPP adalah rancangan pembelajaran
mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas.
Berdasarkan RPP inilah seorang guru diharapkan bias menerapkan pembelajaran
secara terprogram. Karena itu RPP harus mempunyai daya serap yang tinggi.
Tanpa perencanaan yang matang mustahil target pembelajaran bias tercapai
secara maksimal. Pada sisi lain, melalui RPP pun dapat diketahui kadar
kemampuan guru dalam menjalankan profesinya.
yang
dilaksanakan oleh guru IPS di SMP Negeri 1 Bantaeng pada siklus 1 (satu) berada pada
kategori sedang, dibandingkan dengan kinerja guru pada siklus 2 (dua) meningkat
menjadi kategori sangat tinggi.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru IPS SMP Negeri 1 Bantaeng
materi pokok dan uraian materi pembelajaran secara garis besar, dan (5)
pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme pelaksanaan
pengalaman belajar sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
Kinerja guru tentang kegiatan inti
sedang, dibandingkan dengan kinerja guru pada siklus 2 (dua) meningkat menjadi
kategori sangat tinggi, Rata-rata kinerja guru tentang kegiatan inti yang
dilaksanakan oleh guru IPS di SMP Negeri 1 Bantaeng pada siklus 1 (satu) berada
pada kategori sedang, dibandingkan dengan kinerja guru pada siklus 2 (dua)
meningkat menjadi kategori sangat tinggi.
Rata-rata kinerja guru IPS SMP Negeri 1 Bantaeng tentang kegiatan inti
kajian teori bab II di atas bahwa kinerja adalah hasil atau taraf kesuksesan yang
dicapai seseorang dalam bidang pekerjaannya menurut criteria dan dievaluasi
oleh orang-orang tertentu dalam hal ini adalah peneliti.
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kategori kinerja guru IPS di SMP
Negeri 1 Bantaeng yang sangat tinggi berhubungan dengan kemampuan kepala
sekolah dan atau peneliti dalam melaksanakan motivasi, mengarahkan dan
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh guru.
Dengan hasil rata-rata kinerja guru IPS di SMP Negeri 1 Bantaeng yang
sangat
tinggi
tidak
terlepas
dari
keberhasilan
peneliti
melaksanakan
penyempurnaan tindakan dari siklus 1 (satu) ke siklus 2(dua) yang disertai dengan
pelaksanaan motivasi. Hal ini sesuai bila dibandingkan dengan simpulan uraian
kajian teori motivasi pada bab II di atas bahwa orang yang termotivasi di dalam
jiwanya terdapat perubahan-perubahan kearah yang positif.
Sama halnya dengan pendapat Sudirman (2003;83), ciri -ciri orang yang
termotivasi adalah:
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama tidak
b.
c.
d.
e.
f.
g.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan data hasil penelitian maka disimpulkan
sebagai berikut: