(SAP)
PENGENALAN HIV dan AIDS
OLEH :
SURIANA,SKM
19841112 201504 2 002
Pokok Bahasan
Pukul
Penyuluh
: Suriana.SKM
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
Keterangan :
2. Tanya jawab
: Penyuluh
E. Setting Tempat
LCD
: fasilitator
: Observer
Meja
Meja
: Moderator
F. Pengorganisasian
1. Moderator
: Hasnawati,SKM
2. Penyuluh
: Suriana,SKM
Rincian Tugas
1. Moderator
2. Penyuluh
G. Kegiatan Penyuluh
NO
1.
2.
WAKTU
5 menit
KEGIATAN PENYULUH
Pembukaan :
30 menit
a. Salam
b. Perkenalan
c. Menjelaskan tujuan
d. Kontrak waktu
e. Menggali pengetahuan peserta
Inti :
RESPON PESERTA
a.
b.
c.
d.
e.
Membalas salam
Mendengarkan
Memperhatikan
Memberikan respon
Memberikan respon
10 menit
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Menyimak
Menyimak
Menyimak
Menyimak
Menyimak
Menyimak
2.Bertanya
Evaluasi materi :
Memberikan 5 pertanyaan yang
Menjawab pertanyaan
4.
5 menit
H. Evaluasi Lisan
1. Apakah pengertian dari HIV dan AIDS?
2. Bagaimanakah cara penularan HIV dan AIDS?
3. Hal hal apa saja yang tidak menularkan HIV dan AIDS?
4. Bagaimanakah gejala mayor dari HIV?
5. Bagaimanakah cara pencegahan penularan HIV dan AIDS?
a. Menjawab salam
Materi :
PENGENALAN HIV dan AIDS
Menurut WHO (1996), terdapat beberapa cara dimana HIV tidak dapat ditularkan
antara lain:
1. Kontak fisik
Orang yang berada dalam satu rumah dengan penderita HIV/AIDS, bernapas
dengan udara yang sama, bekerja maupun berada dalam suatu ruangan dengan
pasien tidak akan tertular. Bersalaman, berpelukan maupun mencium pipi, tangan
dan kening penderita HIV/AIDS tidak akan menyebabkan seseorang tertular.
2. Memakai milik penderita, menggunakan tempat duduk toilet, handuk, peralatan
makan maupun peralatan kerja penderita HIV/AIDS tidak akan menular.
3. Digigit nyamuk maupun serangga dan binatang lainnya.
4. Mendonorkan darah bagi orang yang sehat tidak dapat tertular HIV.
D. Gejala Klinis
Menurut KPA (2007) gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu gejala mayor (umum terjadi)
dan gejala minor (tidak umum terjadi):
Gejala mayor:
a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
e. Demensia/ HIV ensefalopati
Selain terdapat gejala mayor terdapat juga gejala minor seperti :
a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
b. Dermatitis generalisata
c. Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang
d. Kandidias orofaringeal
Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER) (2008),
gejala klinis dari HIV/AIDS dibagi atas beberapa fase.
a. Fase awal
Pada awal infeksi, mungkin tidak akan ditemukan gejala dan tanda-tanda infeksi. Tapi
kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu seperti demam, sakit kepala, sakit tenggorokan,
ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening. Walaupun tidak mempunyai gejala infeksi,
penderita HIV/AIDS dapat menularkan virus kepada orang lain.
b. Fase lanjut
Penderita akan tetap bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9 tahun atau lebih.
Tetapi seiring dengan perkembangan virus dan penghancuran sel imun tubuh, penderita
HIV/AIDS akan mulai memperlihatkan gejala yang kronis seperti pembesaran kelenjar getah
bening (sering merupakan gejala yang khas), diare, berat badan menurun, demam, batuk
dan pernafasan pendek.
c. Fase akhir
Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih setelah terinfeksi,
gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi tersebut akan berakhir pada penyakit yang
disebut AIDS.
E. Pencegahan
Ada beberapa cara untuk mencegah penularan HIV, antara lain :
- Mencegah penularan melalui hubungan seks. Jangan berganti-ganti pasangan guna
meminimalkan kemungkinan terinfeksi HIV lewat pasangan dan yakinkan pasangan kita
untuk melakukan hal yang sama. Jika kita tidak mengetahui pasti bahwa pasangan kita
terinfeksi HIV atau tidak, sebaiknya memakai kondom yang baik dengan benar ketika
berhubungan seks.
- Mencegah penularan lewat alat-alat yang tercemar. Bila hendak menggunakan alat-alat
yang menembus kulit dan darah (jarum suntik, jarum tato, pisau cukur dan lain-lainnya),
pastikan bahwa alat-alat tersebut benar-benar steril. Jangan sekali-kali menggunakan jarum
suntik atau alat yang menembus kulit bergantian dengan orang lain.
- Mencegah penularan lewat darah. Bila hendak menjalani transfusi darah, pastikan darah
tersebut telah diskrining dan dinyatakan bebas HIV oleh Palang Merah Indonesia (PMI).
Telah dikembangkan konsep ABC untuk mencegah HIV/AIDS, yakni:
A = Abstinence (Menghindari), metode pencegahan yang paling efektif dengan cara
menghindari hubungan seks dan perilaku berisiko tinggi.
B = Be Faithful (Setia), berganti-ganti pasangan meningkatkan risiko terinfeksi HIV.
C = Condoms (Menggunakan Kondom), melakukan hubungan seksual dengan perlindungan
untuk mencegah penularan penyakit, termasuk HIV.
Daftar pustaka
http://bumbata.com/10380/tips-sehat-pencegahan-faktor-risiko-fakta-penularanhiv/#ixzz2DYuF3A3k
http://www.heqris.com/2009/08/cara-mencegah-penularan-hivaids.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16725/4/Chapter%20II.pdf
http://infokesehatan101.blogspot.com/2012/06/pengertian-hiv-aids.html