KUMPULAN
ASUHAN
KEPERAWATAN
(Askep Atresia
Bilier)
2014
WWW.ISTANAKEPERAWATAN.BLOGSPOT.COM
KUTIPAN PASAL 72 :
Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta
(Undang-Undang No. 19 Tahun 2002)
1.
2.
Utama Corporation
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmatNYA
penulis telah berhasil menyusun revisi kedua ebook Ratusan Askep untuk
mahasiswa keperawatan. Buku berbasis digital ini atau yang biasa disebut dengan
ebook, merupakan inovasi terbaru untuk para mahasiswa keperawatan dalam
menghadapi era teknologi dan informasi yang semakin berkembang. Dengan adanya
buku berbasis digital, mahasiswa bisa membawa ataupun menyimpan ebook ini
dengan fleksibel dan praktis. Pada penulisan ebook ini, penulis berusaha
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti sehingga dapat dengan
mudah dicerna dan diambil intisari dari materi pelajaran sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa dan dosen pengajar. Ebook ini juga diharapkan dapat digunakan oleh
mahasiswa kesehatan lainnya karena penulis berusaha melengkapi materi sesuai
dengan kebutuhan materi pembelajaran yang disempurnakan.
mencurahkan
segala
pikiran
dan
kemampuan
yang
maksimal,
mencurahkan segala pikiran dan kemampuan yang dimiliki, ebook ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya baik dari segi bahasa, pengolahan maupun dalam
penyusunan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik yang sifatnya
membangun demi tercapai suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan dalam
bidang keperawatan.
Penulis
Utama Corporation
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 3
Utama Corporation
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 4
Atresia (sebagian atau total) duktus bilier komunis, segmen proksimal paten.
II. IIa. Obliterasi duktus hepatikus komunis (duktus bilier komunis, duktus sistikus,
dan kandung empedu semuanyanormal).
IIb. Obliterasi duktus bilier komunis, duktus hepatikus komunis, duktus sistikus.
Kandung empedu normal.
III. Semua sistem duktus bilier ekstrahepatik mengalami obliterasi, sampai ke hilus.
Utama Corporation
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 5
Tipe I dan II merupakan jenis atresia bilier yang dapat dioperasi (correctable),
sedangkan tipe III adalah bentuk yang tidak dapat dioperasi (non-correctable).
Sayangnya dari semua kasus atresia bilier, hanya 10% yang tergolong tipe I dan II
Etiologi
Etiologi atresia bilier masih belum diketahui dengan pasti. Sebagian ahli
menyatakan bahwa faktor genetik ikut berperan, yang dikaitkan dengan adanya kelainan
kromosom trisomi17, 18 dan 21; serta terdapatnya anomali organ pada 30% kasus atresia
bilier. Namun, sebagian besar penulis berpendapat bahwa atresia bilier adalah akibat
proses inflamasi yang merusak duktus bilier, bisa karena infeksi atau iskemi
Beberapa anak, terutama mereka dengan bentuk janin atresia bilier, seringkali
memiliki cacat lahir lainnya di jantung, limpa, atau usus.
Sebuah fakta penting adalah bahwa atresia bilier bukan merupakan penyakit
keturunan. Kasus dari atresia bilier pernah terjadi pada bayi kembar identik, dimana
hanya 1 anak yang menderita penyakit tersebut. Atresia bilier kemungkinan besar
disebabkan oleh sebuah peristiwa yang terjadi selama hidup janin atau sekitar saat
kelahiran. Kemungkinan yang "memicu" dapat mencakup satu atau kombinasi dari
faktor-faktor predisposisi berikut:
hepatocelluler dysfunction
Manifestasi Klinis
Bayi dengan atresia bilier biasanya muncul sehat ketika mereka lahir. Gejala
penyakit ini biasanya muncul dalam dua minggu pertama setelah hidup. Gejala-gejala
termasuk:
Ikterus, kekuningan pada kulit dan mata karena tingkat bilirubin yang sangat
tinggi (pigmen empedu) dalam aliran darah.
Jaundice disebabkan oleh hati yang belum dewasa adalah umum pada bayi
baru lahir. Ini biasanya hilang dalam minggu pertama sampai 10 hari dari
Utama Corporation
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 6
kehidupan. Seorang bayi dengan atresia bilier biasanya tampak normal saat
lahir, tapi ikterus berkembang pada dua atau tiga minggu setelah lahir
Tinja berwarna pucat, karena tidak ada empedu atau pewarnaan bilirubin yang
masuk ke dalam usus untuk mewarnai feses. Juga, perut dapat menjadi
bengkak akibat pembesaran hati.
Pada saat usia bayi mencapai 2-3 bulan, akan timbul gejala berikut:
Gatal-gatal
Rewel
Patofisiologi
Atresia bilier terjadi karena proses inflamasi berkepanjangan yang menyebabkan
kerusakan progresif pada duktus bilier ekstrahepatik sehingga menyebabkan hambatan
aliran empedu, dan tidak adanya atau kecilnya lumen pada sebagian atau keseluruhan
traktus bilier ekstrahepatik juga menyebabkan obstruksi aliran empedu
Obstruksi saluran bilier ekstrahepatik akan menimbulkan hiperbilirubinemia
terkonjugasi yang disertai bilirubinuria. Obstruksi saluran bilier ekstrahepatik dapat total
maupun parsial. Obstruksi total dapat disertai tinja yang alkoholik. Penyebab tersering
obstruksi bilier ekstrahepatik adalah : sumbatan batu empedu pada ujung bawah ductus
koledokus, karsinoma kaput pancreas, karsinoma ampula vateri, striktura pasca
peradangan atau operasi.
Utama Corporation
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 7
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 8
osteomalasia, kondisi di mana tulang menjadi lemah dan lunak. Vitamin D dapat
diproduksi tubuh saat kulit menerima ultraviolet dari sinar matahari. Kekurangan
vitamin D dapat terjadi pada mereka yang memiliki diet rendah vitamin D atau jarang
terkena sinar matahari. Dosis besar vitamin dapat menyebabkan kelebihan kalsium,
terutama pada anak-anak, yang mengganggu pembentukan tulang. Namun, hal
tersebut sangat jarang terjadi. Tidak ada rekomendasi mengenai diet vitamin D untuk
orang dewasa yang hidup normal dan cukup terpapar sinar matahari.
3. Vitamin E
Vitamin E hadir dalam minyak wijen, kacang kedelai, beras, jagung dan biji
bunga matahari, kuning telur, kacang-kacangan dan sayuran. Vitamin ini adalah
antioksidan penting yang mencegah penuaan dini sel-sel, merangsang sistem
kekebalan tubuh, mengurangi risiko katarak, melindungi dari penyakit jantung,
mencegah penyakit kanker dan menjaga kesehatan kulit. Kekurangan vitamin E pada
manusia jarang terjadi, kecuali pada bayi prematur dan mereka yang memiliki
masalah pencernaan.
4. Vitamin K
Selada, kubis, kembang kol, bayam, kangkung, susu, dan sayuran berdaun
hijau tua adalah sumber terbaik vitamin ini. Vitamin K terlibat dalam pembekuan
darah dan kekurangannya dapat menyebabkan perdarahan berlebihan dan kesulitan
dalam penyembuhan. Kekurangan vitamin ini jarang terjadi, kecuali pada bayi baru
lahir dan mereka yang memiliki masalah penyerapan atau metabolisme vitamin,
seperti penderita penyakit hati kronis.
Pemeriksaan Diagnostik
Belum ada satu pun pemeriksaan penunjang yang dapat sepenuhnya diandalkan
untuk membedakan antara kolestasis intrahepatik dan ekstrahepatik. Secara garis besar,
pemeriksaan dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu pemeriksaan :
1) Laboratorium rutin dan khusus untuk menentukan etiologi dan mengetahui
fungsi hati (darah,urin, tinja)
2) Pencitraan, untuk menentukan patensi saluran empedu dan menilai parenkim
hati
3) Biopsi hati, terutama bila pemeriksaan lain belum dapat menunjang diagnosis
atresia bilier.
Utama Corporation
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 9
1) Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan rutin
Pada setiap kasus kolestasis harus dilakukan pemeriksaan kadar komponen
bilirubin untuk membedakannya dari hiperbilirubinemia fisiologis. Selain itu
dilakukan pemeriksaan darah tepi lengkap, uji fungsi hati, dan gamma-GT. Kadar
bilirubin direk < 4 mg/dl tidak sesuaidengan obstruksi total. Peningkatan kadar
SGOT/SGPT > 10 kali dengan pcningkatan gamma-GT < 5 kali, lebih mengarah
ke suatu kelainan hepatoseluler. Sebaliknya, peningkatan SGOT < 5kali dengan
peningkatan gamma-GT > 5 kali, lebih mengarah ke kolestasis ekstrahepatik.
Menurut Fitzgerald, kadar gamma-GT yang rendah tidak menyingkirkan
kemungkinan atresia bilier. Kombinasi peningkatan gamma-GT, bilirubin serum
total atau bilirubin direk, dan alkalifosfatase mempunyai spesifisitas 92,9%
dalam menentukan atresia bilier.
- Pemeriksaan urine : pemeriksaan urobilinogen penting artinya pada pasien yang
mengalami ikterus. Tetapi urobilin dalam urine negatif. Hal ini menunjukkan
adanya bendungan saluran empedu total.
- Pemeriksaan feces : warna tinja pucat karena yang memberi warna pada tinja /
stercobilin dalam tinja berkurang karena adanya sumbatan.
- Fungsi hati : bilirubin, aminotranferase dan faktor pembekuan : protombin time,
partial thromboplastin time.
b) Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan aspirasi duodenum (DAT) merupakan upaya diagnostik yang
cukup sensitif, tetapi penulis lain menyatakan bahwa pemeriksaan ini tidak lebih
baik dari pemeriksaan visualisasi tinja. Pawlawska menyatakan bahwa karena
kadar bilirubin dalam empedu hanya10%, sedangkan kadar asam empedu di
dalam empedu adalah 60%, maka tidak adanya asam empedu di dalam cairan
duodenum dapat menentukan adanya atresia bilier.
2) Pencitraan
a) Pemeriksaan ultrasonografi
Theoni mengemukakan bahwa akurasi diagnostic USG 77% dan dapat
ditingkatkan bilapemeriksaan dilakukan dalam 3 fase, yaitu pada keadaan puasa,
saat minum dan sesudah minum.Bila pada saat atau sesudah minum kandung
empedu berkontraksi, maka atresia bilier kemungkinan besar (90%) dapat
disingkirkan. Dilatasi abnormal duktus bilier, tidak ditemukannya kandung
Utama Corporation
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 10
Ditangan
seorang
ahli
patologi
yang
berpengalaman,
akurasi
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 11
Penatalaksanaan
1. Terapi medikamentosa
1) Memperbaiki aliran bahan-bahan yang dihasilkan oleh hati terutama asam empedu
(asamlitokolat), dengan memberikan :
Fenobarbital 5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis, per oral.
Fenobarbital akan merangsang enzimglukuronil transferase (untuk mengubah
bilirubin indirek menjadi bilirubin direk); enzimsitokrom P-450 (untuk
oksigenisasi
toksin),
enzim
Na+
K+
ATPase
(menginduksi
dikonversi menjadi energy untuk secepatnya dipakai oleh organ dan otot,
Utama Corporation
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 12
D, E, K
3. Terapi bedah
a. Kasai Prosedur
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 13
Perlindungan kulit bayi secara teratur akibat dari akumulasi toksik yang
menyebar ke dalam darah dan kulit yang mengakibatkan gatal (pruiritis) pada
kulit.
Pemberian health edukasi dan emosional support, keluarga juga turut membantu
dalam memberikan stimulasi perkembangan dan pertumbuhan klien.
Komplikasi
1. Kolangitis:
komunikasi langsung dari saluran empedu intrahepatic ke usus, dengan aliran
empedu yang tidak baik, dapat menyebabkan ascending cholangitis. Hal ini terjadi
terutamadalam minggu-minggu pertama atau bulan setelah prosedur Kasai sebanyak
30-60% kasus.Infeksi ini bisa berat dan kadang-kadang fulminan. Ada tanda-tanda
sepsis (demam, hipotermia,status hemodinamik terganggu), ikterus yang berulang,
feses acholic dan mungkin timbul sakitperut. Diagnosis dapat dipastikan dengan
kultur darah dan / atau biopsi hati.
2. Hipertensi portal:
Portal hipertensi terjadi setidaknya pada dua pertiga dari anak-anak setelah
portoenterostomy. Hal paling umum yang terjadi adalah varises esofagus.
3. Hepatopulmonary syndrome dan hipertensi pulmonal:
Utama Corporation
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 14
Seperti pada pasien dengan penyebab lain secara spontan (sirosis atau
prehepatic hipertensi portal) atau diperoleh (bedah) portosystemic shunts, shunts pada
arterivenosus pulmo mungkin terjadi. Biasanya, hal inimenyebabkan hipoksia,
sianosis, dan dyspneu. Diagnosis dapat ditegakan dengan scintigraphyparu. Selain itu,
hipertensi pulmonal dapat terjadi pada anak-anak dengan sirosis yang menjadi
penyebab kelesuan dan bahkan kematian mendadak. Diagnosis dalam kasus ini dapat
ditegakan oleh echocardiography. Transplantasi liver dapat membalikan shunts, dan
dapat membalikkan hipertensi pulmonal ke tahap semula.
4. Keganasan:
Hepatocarcinomas, hepatoblastomas, dan cholangiocarcinomas dapat timbul
padapasien dengan atresia bilier yang telah mengalami sirosis. Skrining untuk
keganasan harusdilakukan secara teratur dalam tindak lanjut pasien dengan operasi
Kasai yang berhasil.
Hasil setelah gagal operasi Kasai
Sirosis bilier bersifat progresif jika operasi Kasai gagal untuk memulihkan
aliran empedu,dan pada keadaan ini harus dilakukan transplantasi hati. Hal ini
biasanya dilakukan di tahun kedua kehidupan, namun dapat dilakukan lebih awal (dari
6 bulan hidup) untuk mengurangi kerusakan dari hati. Atresia bilier mewakili lebih
dari setengah dari indikasi untuk transplantasi hati di masa kanak-kanak. Hal ini juga
mungkin diperlukan dalam kasus-kasus dimana pada awalnya sukses setelah operasi
Kasai tetapi timbul ikterus yang rekuren (kegagalan sekunder operasi Kasai), atau
untuk berbagai komplikasi dari sirosis (hepatopulmonary sindrom).
Prognosis
Keberhasilan portoenterostomi ditentukan oleh usia anak saat dioperasi,
gambaran histologik porta hepatis, kejadian penyulit kolangitis, dan pengalaman ahli
bedahnya sendiri. Bila operasi dilakukan pada usia < 8 minggu maka angka
keberhasilannya 71,86%, sedangkan bila operasi dilakukan pada usia > 8 minggu
maka angka keberhasilannya hanya 34,43%. Sedangkan bila operasi tidak dilakukan,
maka angka keberhasilan hidup 3 tahun hanya 10% dan meninggal rata-rata pada usia
12 bulan. Anak termuda yang mengalami operasi Kasai berusia 76 jam. Jadi, faktorfaktor yang mempengaruhi kegagalan operasi adalah usia saat dilakukan operasi > 60
hari, adanya gambaran sirosis pada sediaan histologik hati, tidak adanya duktus bilier
Utama Corporation
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 15
ekstrahepatik yang paten, dan bila terjadi penyulit hipertensi portal. (Dewi,
Kristiana.2010.Atresia bilier)
Utama Corporation
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 16
Inflmasi yg progresiv
MK : Gangguan
pertumbuhan
tersebar ke dalam
darah dan kulit
MK : nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
MK : Hipertermy
Pruiritis (gatal)
pd kulit
Gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak, protein
Atresia bilier
Kerusakan selb
s
ekskresi
Pembesaran hepar
(Hepatomegali)
Glukoneogenesis
Proses peradangan
sel hati
r
Retensi bilirubin
u
kpada
Regurgitasi
duktulii
empedu
s
intrahepatik
i
Bilirubin
direk
meningkat
kelemahan
MK : Intoleransi aktivitas
MK : Kerusakan
Integritas kulit
Distensi
abdomen
t
Glikoginesis
MK : Gangguan
eliminasi
fekal
(diare)
mal absorbsi
usus
Bilirubin yg
tertahan dlm hati
Mual muntah
dikeluarkan
ke
dalam aliran darah
ikterik
MK : kekurangan
volume cairan
Menekan
diafragma
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus:
An. M (laki-laki, 2 bulan 4 hari) dibawa ke Rumah Sakit dengan keluhan 1 bulan
pasca kelahiran sedikit demi sedikit kulit tampak berwarna kuning, tinja berwarna pucat,
air kencing berwarna gelap, demam, perut membesar dan selalu rewel. Dari hasil
pemeriksaan diketahui adanya hipertensi vena porta, peningkatan kadar bilirubin dan
hasil Rontgen didapatkan adanya pembesaran hati.
Pengkajian Anak
Anamnesa
a. Data Demografi klien :
1) Nama
: An. M
6) Agama
: Islam
2) Usia
: 2 bulan 4 hari
7) Tanggal MRS
11 Oktober 2010
3) Jenis Kelamin
: Laki-laki
4) Suku / bangsa
: Jawa/ Indonesia
9) Diagnosa
5) Alamat
: Atresia bilier
: Tn. D
2) Umur
: 40 tahun
3) Jenis kelamin
: Laki-laki
b.
B2 (blood)
c.
B3(brain)
d.
B4 (bladder)
e.
B5 (bowel)
f.
B6 (bone)
Utama Corporation
ikterik,
kecenderungan
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 19
neuromuskuler
seperti
tidak
ada
reflek-
(kolesterol
fosfolipid
trigliserol).
b)Pemeriksaan Diagnostik
-
empedu
sampai
Utama Corporation
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 20
- Biopsi hati perkutan ditemukan hati berwarna coklat kehijauan dan noduler.
Kandung empedu mengecil karena kolaps. 75 % penderita tidak ditemukan
lumen yang jelas.
Analisis Data
No
Data
Etiologi
Masalah Keperawatan
1.
Inflamasi yg progresiv
Hypertermi
rewel
DO:
meningkat
>24x/menit
2
DS :
pasien terlihat
sesak.
Mekanisme
tubuh
untuk
Hypertermi
cairan asam empedu balik
ke hati
DO :
RR= 35x/menit
Hepatomegali (pembesaran
hepar)
distensi abdomen
menekan diafragma
peningkatan Komplain paru
Kebutuhan oksigen
meningkat
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 21
3.
Gangguan pemenuhan
Nutrisi
kurang
dari
kebutuhan tubuh
Do:
menjadi
5,1
kg)
,muntah,
konjungtiva
anemis.
D, E, dan K)
4.
Ds:-
Do:
ke hati
Anak
tampak
tidunya
Terdapat
pruritus
di
daerah
pantat
&
punggung anak
3,27
Ds:Do:
Feses
cair,
frekuensiBAB
meningkat (lebihdari 3 x
sehari),
kulit
g/dL
(N:3,8-5,4)
5.
integritas
tidak
Albumin
Kerusakan
bunyi bising
Gangguan
eliminasiBAB
usus meningkat.
Diare
6.
Pembesaran hepar
DS : DO : Penurunan turgor
kulit
Frekuensi
nadi
Kekurangan
volume
cairan
Distensi abdomen
Perut terasa penuh
Mual muntah
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 22
Produksi
keringat
meningkat
Input = 700 ml/hr
Ansietas
keadaan
anaknya
ansietas
Diagnosa Keperawatan
1)
Intervensi Keperawatan
1. Hypertermi b.d inflamasi akibat kerusakan progresif pada duktusbilier ekstrahepatik
Tujuan
Kriteria hasil
Utama Corporation
Rasional
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 23
Mandiri:
1.
2. Mengetahui
kemungkinan
adanya
3.
4.
Kolaborasi:
5.
aksi
sentralnya
pada
hipotalamus.
2.
Kriteria Hasil
Rasional
Mandiri:
1. dengan mengukur lilitan atau
lingkar abdomen
2. Kaji RR, kedalaman, dan kerja
pernafasan.
Utama Corporation
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 24
Rasional
Mandiri:
1.
2.
frekuensi muntah
Mengidentifikasi
kebutuhan
mengetahui
kekurangan
nutrisi
intake
dengan
dan
output
klien.
3.
Mengawasi
keefektifan
rencana
diet
4.
makan
Untuk
menurunkan
rangsang
mual/muntah.
Kolaborasi:
5.
indikasi.
6.
7. Berikan diet rendah lemak, tinggi
serat dan batasi makanan penghasil
Utama Corporation
Berguna dalam
memenuhikebutuhan nutrisi
individudengan diet yang paling
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 25
gas.
tepat.
7.
kantung empedu.
8.
indikasi.
keefektifan terapi.
Kriteria hasil:
iii. Feses lembek
iv. Frekuensi BAB 1-2 x sehari
v. Penurunan frekuensi bising usus
Intervensi
Rasional
Mandiri:
1. Catat frekuensi, karakteristik dan
jumlah feses.
1. Mengidentifikasi
dan
derajat
gangguan
kemungkinan bantuan
yang
diperlukan.
2. Bunyi usus secara umum meningkat
3. Awasi
masukan
dan
haluaran
masukan
pada diare.
3. Dapat
mengidentifikasi
dehidrasi,
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 26
feses cair.
5. Dorong masukan cairan 2500-3000
5. Membantu
ml/hari.
mempertahankan
status
Kolaborasi:
6. Berikan obat diare sesuai indikasi.
usus.
7. Serat
tinggi serat.
menahan
enzim pencernaan
Kriteria hasil:
i. tidak ada pruritus/lecet
ii.
Rasional
Mandiri:
1. Gunakan air mandi biasa atau
1.
2.
kulit.
3.
kulit.
4.
tidur.
(antihistamin).
Utama Corporation
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 27
5.
(questian).
gatal.
6.
indirek)
dan hiperbilirubinemia.
7.
Rasional
1. memberikan
terapi
cairan
dan
penggantian elektrolit
2. menunjukkan
hidrasi
dan
Utama Corporation
intake
dan
output,
4. memberikan
informasi
tentang
muntah.
terapi.
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 28
1.
Rasional
tujuannya
dan
untuk
memberikan
kesempatan
memberikan
informasi
2. Stimulasi
dapat
meningkatkan
sentuhan
3.
3. membantu
perawat
melakukan
dalam
pengkajian
Utama Corporation
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 29
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad A.K. 1995. Kamus Lengkap Kedokteran. Surabaya : Citas Media Pers
Anderson, Silvia. 1996. Patofisiologi : Konsep Klinik Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Baradero, Mary. 2009. Klien Gangguan Endokrin: Seri Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Behrman, Kliegman & Arvin. 2001. Ilmu Penyakit Anak. Jakarta : EGC
Benson & Martin, L. 2000. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC
Brashers, Valentina L. 2008. Aplikasi Klinis Patofisiologi: Pemeriksaan & Manajemen ed.2.
Jakarta: EGC
Brenda, Brace, dkk. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC
Bruce, Wingerd. 1994. The Human Body Concept of Anatomy and Physiology. Orlando
Florida : Harcourt Bruce College Publisher
Caplan, L.R. 2000. Neurovascular Disorders : Text Book of Clinical Neurology. Chicago :
Saudes
Charles, Noback. 1996. The Human Nervous System : Structure and Function. Ed. Ke 5.
Philadelphia : Lippincott William-Wilkins
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 30
Djuanda, dkk. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : EGC
Dona, Whalley & Wong. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC
Elaine, Marieb. 2001. Human Anatomy and Physiology. San Fransisco: Wesley Longman
Gibson, John. 2003. Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta: EGC
Henderson & Jones. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta : EGC
Hudak & Gallo. 1996. Keperawatan Kritis Pendidikan Holistik. Jakarta : EGC
John, Gibson. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC
Listiono, Djoko. 1998. Stroke Hemoragik Ilmu Bedah Saraf. Jakarta : Gramedia
Maryunani, Anik. 2008. Buku Saku Diabetes Pada Kehamilan. Jakarta: Trans Info Media.
Utama Corporation
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 31
Ratna, Mardiati. 1997. Buku Kuliah Susunan Saraf Otak. Jakarta : Sagung Seto
RA, Nabyl. 2009. Cara Mudah Mencegah dan Mengobati Diabetes Melitus. Yogyakarta:
Aulia Publishing.
Suyono, Slamet. 2002. Pedoman Diet Diabetes Melitus. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Wilson, M.N. 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Jakarta : EGC
Utama Corporation
www.istanakeperawatan.blogspot.com
Page 32