Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LAPORAN PRAKTIKUM
PERCOBAAN DARAH II
HITUNG JENIS-JENIS LEUKOSIT
(DIFFERENTIAL LEUCOCYT)
LATIHAN 8
PERCOBAAN DARAH II
HITUNG JENIS-JENIS LEUKOSIT (DIFFERENTIAL COUNT)
A. Tujuan
Mahasiswa dapat :
1.
2.
3.
4.
B. Dasar teori
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua mahluk hidup
(kecuali tumbuhan) yang berfungsi mengirimkan hasil metabolisme yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia dan juga
sebagai pertahanan terhadap virus dan bakteri. Komposisi darah terdiri
dari beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45 % bagian dari darah.
Bagian 55 % yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk
medium cair yang disebut plasma darah.
Korpuskula terdiri dari: Sel darah merah/eritrosit (sekitar 99 %);
eritrosit
tidak
mempunyai
nucleus
sel
ataupun
organel,
eritrosit
sebagian
besar
pertempuran
terhadap
kuman
pathogen
produk
pluripotent
yang
ada
ruang
tertutup
yang
berisi
partikel-partikel
yang
berisi
tidak pada RNA sehingga menimbulkan kontras antara inti yang berwarna
untuk sitoplasma yang berwarna biru.
Bahan pemeriksaan yang terbaik adalah darah segar yang berasal
dari kapiler atau vena, yang dihapuskan pada kaca obyek. Pada keadaan
tertentu dapat pula digunakan darah EDTA.
Kriteria preparat yang baik :
1. Lebar dan panjangnya tidak memenuhi seluruh kaca benda
sehingga masih ada tempat untuk pemberian label.
2. Secara granulapenebalannya nampak berangsur-angsur menipis
dari kepala ke arah ekor.
3. Ujung atau ekornya tidak berbentuk bendera robek.
4. Tidak berulang-ulang karena bekas lemak ada di atas kaca benda.
5. Tidak terputus-putus karena gerakan gesekan yang ragu-ragu.
6. Tidak terlalu tebal (karena sudut penggeseran yang sangat kecil)
atau tidak terlalu tipis (karena sudut penggeseran yang sangat
besar).
7. Pewarnaan yang baik.
Pada infeksi ringan atau respons penderita yang baik, hanya dijumpai
netrofilia ringan dengan sedikit sekali pergeseran ke kiri. Sedang pada
infeksi berat dijumpai netrofilia berat dan banyak ditemukan sel muda.
Infeksi tanpa netrofilia atau dengan netrofilia ringan disertai banyak sel
muda menunjukkan infeksi yang tidak teratasi atau respons penderita
yang kurang.
Pada infeksi berat dan keadaan toksik dapat dijumpai tanda
degenerasi, yang sering dijumpai pada netrofil adalah granula yang lebih
kasar dan gelap yang disebut granulasi toksik. Disamping itu dapat
dijumpai inti piknotik dan vakuolisasi baik pada inti maupun sitoplasma
Eosinofilia
Eosinofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah eosinofil melebihi
nilai normal. Eosinofilia terutama dijumpai pada keadaan alergi. Histamin
yang dilepaskan pada reaksi antigen-antibodi merupakan substansi
khemotaksis yang menarik eosinofil. Penyebab lain dari eosinofilia adalah
penyakit kulit kronik, infeksi dan infestasi parasit, kelainan hemopoiesis
seperti polisitemia vera dan leukemia granulositik kronik.
Basofilia
Basofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah basofil melebihi nilai
normal. Basofilia sering dijumpai pada polisitemia vera dan leukemia
granulositik kronik. Pada penyakit alergi seperti eritroderma, urtikaria
pigmentosa dan kolitis ulserativa juga dapat dijumpai basofilia. Pada
reaksi antigen-antibodi basofil akan melepaskan histamin dari granulanya.
Limfositosis
Limfositosis adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan jumlah
limfosit melebihi nilai normal. Limfositosis dapat disebabkan oleh infeksi
sebabnya misal pada infeksi seperti tifoid, infeksi virus, protozoa dan
rickettisa; cyclic neutropenia, dan chronic idiopathic neutropenia.
Limfopenia
Pada orang dewasa limfopenia terjadi bila jumlah limfosit kurang dari
nilai normal. Penyebab limfopenia adalah produksi limfosit yang menurun
seperti
pada
penyakit
Hodgkin,
sarkoidosis;
penghancuran
yang
meningkat yang dapat disebabkan oleh radiasi, kortikosteroid dan obatobat sitotoksis; dan kehilangan yang meningkat seperti pada thoracic duct
drainage dan protein losing enteropathy.
Eosinopenia dan lain-lain
Eosinopenia terjadi bila jumlah eosinofil kurang dari nilai normal. Hal
ini dapat dijumpai pada keadaan stress seperti syok, luka bakar,
perdarahan dan infeksi berat; juga dapat terjadi pada hiperfungsi koreks
adrenal dan pengobatan dengan kortikosteroid.
Pemberian epinefrin akan menyebabkan penurunan jumlah eosinofil
dan basofil, sedang jumlah monosit akan menurun pada infeksi akut.
Walaupun demikian, jumlah basofil, eosinofil dan monosit yang kurang
dari normal kurang bermakna dalam klinik. Pada hitung jenis leukosit pada
pada orang normal, sering tidak dijumlah basofil maupun eosinofil.
C. ALAT, BAHAN DAN CARA KERJA
A. Alat dan Bahan Hitung Jenis Leukosit
1. Kaca objek
2. Blood lancet
3. Autoclick
4. Spuit
5. Tissue
6. Kapasalkohol
7. Mikroskop
8. Darah perifer/vena
9. Methanol
10. Pewarna Giemsa atau Wright
11. Buffer pH 6,4
12. Aquadest
Cara Kerja:
1. Disediakan 2 kaca objek yang bersih dan bebas dari
lemak, diteteskan satu tetes darah perifer pada salah
satu bagian dekat ujung kaca objek.
2. Tempatkan ujung kaca lain pada pinggiran tetesan darah,
Tarik sedikit demi sedikit kebelakang hingga tetesan
darah menyebar
3. Kemudian di dorong kedepan tanpa menekan permukaan
kaca objek terlalu keras. Disesuaikan besarnya tetesan
darah dengan sudut kaca objek. Jika terlalu besar
tetesannya makan sudut antara dua objek diperkecil dan
sebaliknya
4. Sediaan harus mempunyai bagian yang tebal dan bagian
yang tipis
5. Dikeringkan di udara, difiksasi dengan cairan methanol
selama 10 menit lalu diwarnai dengan pewarnaan
Giemsa dan Wright
dilakukan
pada
daerah
yang
telah
1. Blood lancet
2. Kapas alkohol
3. Kapas kering
4. Antisera A, B, AB dan D
5. Lidi
6. Darah perifer
Cara Kerja:
1. Dituliskan terlebih dahulu identitas OP pada kartu
golongan darah yang tersedia
2. Ditusuk jari menggunakan blood lancet steril
3. Diteteskan
darah
yang
akan
diperiksa
golongan
D. HASIL PERCOBAAN
Terlampir
NPM
: 153112620120056
Nama OP
: Ani Eliya
Umur
: 21 th
II
III
IV
VI
VII
VIII
IX
1
1
Mono
Jumlah
10
1
10
10
1
10
1
0
10
71
11
2
10
1
9
1
8
Jumlah
(%)
10
Hasil
10
10
100
F. Pembahasan
Praktikum hitung jenis leukosit dilakukan pada tanggal 25
November 2015. Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah
berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masingmasingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel
itu adalah neutrofil (stab/ segmen ), limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil.
Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik
mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya
menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel.
Praktikum dilakukan dengan cara yaitu pertama- tama disiapkan
semua peralatan serta bahan yang akan digunakan. Kemudian ditaruh
objek glass (hapusan darah tepi) di atas meja mikroskop. Dan dicari
lapang pandang pada perbesaran 10X lensa objektif. Setelah ditemukan
lapang pandang, objek glass ditetesi dengan oil emersi dan diputar lensa
objektif kearah perbesaran lensa 100X. Kemudian diidentifikasi jenis
leukosit pada setiap lapang pandang. Identifikasi dilakukan di daerah
penghitungan (counting area). Identifikasi sel dimulai dari satu sisi
bergerak ke sisi lain, kemudian kembali ke sisi semula dengan arah
zigzag
berjarak
lapangan
pandang.
Untuk
memudahkan
/1%
/ 9%
/ 71%
11%
8%
pada tanggal 25
DAFTAR PUSTAKA