Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Inkubasi menempatkan wadah dalam suatu ruangan yang dijaga suhunya pada
A. UJI PENDAHULUAN
Uji pendahuluan dilakukan dengan cara menginokulasikan sampel uji secara terpisah
dengan biakan mikroba Staphylococcus aureus, Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa,
dan Salmonella. Pengujian dilakukan dengan menambahkan 1 ml biakan mikroba yang
berumur 24 jam yang sudah diencerkan sebanyak 10-3 ke sampel uji dalam dapar fosfat pH
7,2 yang menggunakan media Fluid Soybean-Casein Digest atau media Fluid Lactose
Medium.
Jika tidak terdapat pertumbuhan mikroba pada media, pengujian tersebut dinyatakan
tidak berlaku dan perlu adanya modifikasi prosedur sampai terdapat pertumbuhan mikroba.
Modifikasi tersebut dapat dilakukan dengan cara :
a. Meningkatkan volume pengenceran dengan tetap mempertahankan jumlah bahan uji
b. Menambahkan zat inaktivator secukupnya ke dalam pengencer
c. Kombinasi modifikasi a dan b
LARUTAN DAPAR DAN MEDIA
Pada pembuatan media agar, larutkan bahan padat yang dapat larut adalam air. Jika
perlu, panaskan hingga larut sempurna. Tambahkn larutan asam klorida atau natrium
hidroksida secukupnya hingga diperoleh media dengan pH yang diinginkan. Tetapkan pH
pada suhu 25O 2O. Air yang digunakan pada pembuatan media agar, gunakan air murni dan
kadar air pada agar tidak lebih dari 15%.
Larutan dapar yang digunakan dalam pengujian batas mikroba ini adalah larutan
dapat fosfat pH 7,2. Larutkan 34 gr kalium fosfat monobasa P dalam 500 ml air di dalam labu
ukur 1000 ml. Selanjutnya tambahkan 175 ml natrium hidroksida 1 N hingga pH 7,2 0,1.
Tambahkan air sampai tanda, lalu campur. Masukkan ke dalam wadah, sterilkan, dan simpan
dalam lemari pendingin. Sebelum digunakan, encerkan 1 bagian larutan dengan 800 bagian
air dan sterilkan.
Terdapat berbagai media yang terdapat dalam pengujian batas mikroba. Pemilihan
media-media ini berdasarkan jenis mikroba yang akan diuji. Jika dinyatakan lain, media harus
disterilkan dengan pemanasan dalam autoklaf. Waktu pemanasan tergantung pada volume
media yang akan disterilkan. Berikut contoh media yang digunakan dalam uji batas mikroba :
1. Media FCDSLP (Fluid Casein Digest-Soy lecithin-Polysorbate 20 Medium)
2. Media SDA (Soybean-Casein Digest Agar Medium)
3. Media FSCD (Fluid Soybean Casein Digest Medium)
4. Media MSA (Mannitol-Salt Agar Medium)
5. Media BPA (Baird-parker Agar Medium)
6. Media VJA (Vogel-Johnson Agar Medium)
7. Media CETA (Cetrimide Agar Medium)
8. Media PAF (Pseudomonas Agar Medium for Detection of Fluorescin)
9. Media PAP (Pseudomonas Agar Medium for Detection Pyocyanin)
10. Media FLM (Fluid Lactose Medium)
11. Media FSCM (Fluid Selenite-Cystine Medium)
12. Media FTM (Fluid Tetrathionate Medium)
13. Media BGA (Brilliant-Green Agar Medium)
14. Media XLDA (Xylose-Lysine-Desoxycholate Agar Medium)
15. Media BSA (Bismuth Sulfite Agar Medium)
16. Media TSIA (Triple Sugar-Iron Agar Medium)
17. Media MCA (MacConkey Agar Medium)
18. Media LEMBA (Levine Eosin-Methylen Blue Agar Medium)
19. Media SDA (Sabouraud Dextrose Agar Medium)
20. Media PDA (Potato Dextrose Agar Medium)
B. PROSEDUR PENGUJIAN
Untuk sampel uji yang berbentuk salep, krim, malam, dan sediaan yang sukar larut dalam
air, sampel harus dibuat suspensi dengan menggunakan emulgator steril (misalnya salah satu
polisorbat). Gunakan blender mekanik. Jika perlu, hangatkan hingga suhu tidak lebih dari
45OC. Selanjutnya lakukan pengujian seperti yang tertera pada Angka Aerob Total, Uji
Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa, Uji Salmonella dan Escherichia coli.
ANGKA MIKROBA TOTAL
Terdapat 2 metode dalam pengujian angka mikroba total, yaitu metode lempeng dan
metode tabung ganda. Mula-mula suspensikan 10,0 gr sampel uji di dalam dapar fosfat
dengan media FSCD atau media FCDSLP hinga 100 ml. Masukkan sampel uji ke dalam
media tidak lebih dari 1 jam sesuai untuk inokulasi.
a) Metode Lempeng
Encerkan cairan sedemikian rupa hingga 1 ml cairan dapat menghasilkan 30300 koloni mikroba. Pipet 1 ml enceran akhir ke dalam 2 cawan petri steril.
Tambahkan 15-20 ml media SCDA yang sudah dicairkan dan didinginkan hingga
suhunya 45O. Tutup cawan petri. Campur cairan dengan agar dengan cara
memiringkan cawan. Biarkan isi cawan memadat pada suhu kamar. Balikkan cawan
dan inkubasi selama 48-72 jam. Amati pertumbuhan mikroba.
Hasil : Hitung jumlah mikroba yang ada di kedua cawan petri tersebut. Hasil
yang didapat kemudia dirata-ratakan.
b) Metode Tabung Ganda
Siapkan 14 tabung yang berukuran sama. Tambahkan 9,0 media FSCD steril ke
semua tabung. Pisahkan 12 tabung dan kelompokkan menjadi 4 kelompok. Kelompok
1 menjadi kelompok kontrol. Sedangkan 3 kelompok lain sebagai kelompok 1
(100), kelompok 2 (10), dan kelompok 3 (1). Sisa 2 tabung akan menjadi
tabung A dan tabung B. Masukkan 1 ml suspensi sampel uji kedalam tabung
kelompok 1 dan taabung A, lalu campur. Pipet 1 ml dari tabung A ke dalam tabung B,
dan campur. Tabung A dan tabung B masing-masing berisi 100 mg dan 10 mg
suspensi sampel uji. Tambahkan 1 ml dari tabung A ke dalam tabung kelompok 2.
Selanjutnya tambahkan 1 ml dari tabung B ke dalam tabung kelompok 3. Buang sisa
isi dari tabung A dan tabung B. Tutup semua tabung dan inkubasikan. Amati
pertumbuhan mikroba di setiap tabung. Tabung kontrol akan tetap jernih. Untuk
melihat pertumbuhan mikroba yang ada di tabung kelompok 1, 2 dan 3 gunakan acuan
tabel Nilai Duga Terdekat.
C. UJI MIKROBA SPESIFIK
1. Uji Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa
Tambahkan media FSCD ke dalam suspensi sampel uji hingga 100 ml, campur dan
inkubasikan. Amati pertumbuhan mikroba pada media. Jika terdapat pertumbuhan
mikroba, inokulasikan biakan bakteri pada permukaan lempeng media VJA (atau media
BPA atau media MSA) dan media CETA. Tutup, balikkan cawan, inkubasi. Amati
pertumbuhan mikroba yang terjadi. Jika setelah pengamatan tidak ada satupun mikroba
yang tumbuh, maka sampel uji memenuhi persyaratan bebas bakteri Staphylococcus
aureus dan Pseudomonas aureus.
a) Uji Koagulase
Uji koagulase dikhususkan untuk bakteri Staphylococcus aureus. Pindahkan
sejumlah koloni bakteri ke permukaan media VJA atau media BPA atau media
MSA ke dalam tabung yang berisi 0,5 ml plasma mamalia (kelinci atau kuda).
Inkubasi di dalam penangas air pada suhu 37OC. Amati tabung pada 3 jam
pertama, selanjutnya pada jarak waktu yang sesuai selama 24 jam. Lakukan uji
kontrol positif dan negatif bersamaan dengan uji suspensi sampel. Jika sama
sekali tidak terjadi reaksi koagulase, maka sampel uji dinyatakan bebas
Staphylococcus aureus.
b) Uji Oksidase dan Pigmen
Uji oksidase dan pigmen dikhususkan untuk bakteri Pseudomonas
aeruginosa. Pindahkan sejumlah koloni bakteri dari permukaan media CETA ke
permukaan media PAF (untuk mendeteksi fluoresin) dan media PAP (untuk
mendeteksi piosianin). Tutup dan balikkan cawan. Inkubasi pada suhu 35O 2O
selama 3 hari. Amati permukaan cawan dibawah sinar ultraviolet.
Lakukan uji oksidase untuk mengonfirmasi adanya bakteri Pseudomonas
aeruginosa. Pindahkan koloni bakteri ke atas potongan kertas saring yang
sebelumya
telah
diimpregnasi
dengan
N,N-dimetil-p-fenilendiamina
Media yang
Uji Indol
digunakan
Media Indol
Proskauer
Uji
VP)
Media cair lysine
Dekarboksilasi
decarboxylase broth
kecoklatan
+ warna merah muda hingga merah tua
- warna tidak berubah
+ timbul warna ungu
Lisin
(Sumber : Radji, M. (2010). Buku Ajar Mikrobiologi : Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran. Jakarta : EGC)
b) Uji Escherichia coli
Goreskan sebagian dari sisa media FLM pada permukaan media MCA.
Tutup, balikkan cawan, dan inkubasi. Jika tidak terdapat pertumbuhan, maka
sampel uji langsung dinyatakan bebas bakteri Escherichia coli. Sebaliknya, jika
terdapat pertumbuhan, lanjutkan pengujian dengan cara memindahkan koloni
bakteri ke permukaan media LEMBA ke dalam cawan petri. Tutup, balikkan
cawan, dan inkubasi. Jika pada pengamatan tidak terdapat pertumbuhan koloni
bakteri yang ditandai dengan kilauan logam yang khas di bawah cahaya yang
dipantulkan dan warna biru hitam pada cahaya yang diteruskan, maka sampel uji
bebas dari bakteri Escherichia coli. Berikut beberapa reaksi khusus untuk
menguji adanya bakteri Escherichia coli :
Jenis Uji
Media yang
Uji Indol
Uji Metil
digunakan
Media trytone broth
Media methyl red-
Merah
Uji Voges
VP)
Media methyl red-
Proskauer
+ warna biru
- warna hijau
(Sumber : Radji, M. (2010). Buku Ajar Mikrobiologi : Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Uji Sitrat
Sebelum dilakukan pengujian sterilitas, perlu dilakukan uji fertilitias media. Uji
fertilitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah media yang digunakan dalam uji
sterilitas layak untuk digunakan.
A. Pengujian Sterilitas secara Langsung untuk Sediaan yang Berbentuk Salep, Minyak, atau
Lemak yang Tidak Larut dalam Isopropil Miristat
Sampel dibagi menjadi 2 kelompok dimana masing-masing terdiri dari 10 wadah. Dari
kesepuluh wadah tersebut, diambil dan ditimbang masing-masing sebanyak 100 mg sampel
uji. Kemudian dimasukkan ke dalam 100 ml larutan pendispersi dan kocok homogen. Larutan
pendispersi disesuaikan dengan sampel dan tidak bersifat antimikroba. Sebanyak 10 ml
suspensi sampel uji dimasukkan kedalam 80 ml media trypticase soy broth dan 80 ml fluid
thioglycollate medium, kemudian homogenkan dengan hati-hati. inkubasi selama 14 hari pada
suhu 35OC untuk fluid thioglycollate medium dan pada suhu 25OC untuk trypticase soy broth.
B. Pengujian dengan Sterilitas untuk Sediaan yang Berbentuk Salep, Minyak, atau Lemak
yang Larut dalam Isopropil Miristat
Siapkan wadah sebanyak 20 buah. Ambil dan timbang 100 mg sampel uji kemudia
larutkan dalam 100 ml larutan isopropil miristat yang telah disterilkan dengan penyaringan
menggunakan membran 0,22 g, pH 6,5. Jika perlu, hangatkan pada suhu 45 OC selama 15
menit, kemudian disaring melalui membran filter dengan bantuan pompa vakum. Setelah
penyeringan, membran dicuci 2 kali dengan menggunakan 200 ml Larutan pembilas D,
kemudian dibilas sekali lagi dengan menggunakan larutan pembilas A.
Bila sediaan zat uji mengandung vaselin (petrolatum), cairan pembilas yang digunakan
adalah larutan pembilas K. Sebelum penyeringan, membran dibasahi terlebih dahulu dengan
200 ml larutan pembilas. Setelah penyaringan, membran dibilas 3 kali dengan 100 ml larutan
pembilas K.
C. Penafsiran Hasil Uji
Setelah akhir masa inkubasi, pertumbuhan mikroba diamati disetiap wadah.
Pertumbuhan mikroba ditandai dengan terjadinya kekeruhan atau pertumbuhan pada
permukaan media. Jika tidak terjadi pertumbuhan, sampel dinyatakan memenuhi syarat
sterilitas. Jika tidak memenuhi syarat, pengujian ini dilakukan ulang dengan jumlah sampel
dinaikkan menjadi 2 kali lipat dari pengujian pertama.
UJI POTENSI ANTIBIOTIK
Sumber : Radji, M. (2010). Buku Ajar Mikrobiologi : Panduan Mahasiswa Farmasi dan
Kedokteran. Jakarta : EGC
Antibiotik adalah suatu senyawa yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme
tertentuyang pada konsentrasi rendah dapat memusnahkan atau mebghambat pertumbuhan
mikroorganisme lain. Uji potensi antibiotik ini dilakukan untuk memberikan jaminan kualitas
dan mutu antibiotik yang digunakan dalam pengobatan memenuhi syarat yang telah
ditentukan. Prinsip dari pengujian ini adalah membandingkan dosis larutan sediaan uji
terhadap dosis larutan baku pembanding yang menghasilkan derajat hambatan yang sama
pada mikroorganisme uji. Terdapat 2 metode dalam uji potensi antibiotik ini, yaitu :
a) Metode turbidimetri (tabung)
Prinsip dari metode ini adalah membandingkan hambatan pertumbuhan
mikroorganisme
dalam
media
cair
yang
mengandung
larutan
antibiotik.
baku
pembanding
pada
media
lempeng
agar.
Mikroorganisme
Inokulum
Inokulum mikroorganisme dibuat dalam media cair.konsentrasi yang dibutuhkan
adalah 106 sampai 107 sel/ml. Syarat-syarat mikroorganisme yang digunakan adalah galur
murni koleksi laboratorium berstandar, peka terhadap antibiotik, dan selalu dilakukan
peremajaan minimal 1 minggu sekali.
Larutan antiobiotik pembanding
Terdapat 3 jenis antibiotik baku pembanding, diantaranya adalah baku pembanding
internasional, baku pembanding nasional, dan baku pembanding kerja. Namun yang biasa
digunakan dalam penetapan potensi antibiotik adalah baku pembanding kerja.
Tingkat dosis
Terdapat 5 tingkatan dosis, yaitu : S1, S2, S3, S4, S5. S3 bertindak sebagai acuan.
Contoh :
Apabila S3 adalah 10 g/ml, maka dosis baku lainnya adalah :
o S2 = 4/5 x 10 g/ml = 8 g/ml
o S1 = 4/5 x 8 g/ml = 6,4 g/ml
o S4 = 5/4 x 10 g/ml = 12,5 g/ml
o S5 = 5/4 x 12,5 g/ml = 15,625 g/ml
Cara Perhitungan
Untuk menghitung data potensi, gunakan metode garis lurus transformasi log dengan
prosedur penyeseuaian kuadrat terkecil dan uji linearitas. Bila sejumlah penetapan dari bahan
uji yang sama dilakukan menggunakan kurva baku yang sama, hitung koefisien variasi dari
hasil semua penetapan bahan uji.