Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

I.A. Latar Belakang Masalah


Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama dalam struktur dan
koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu. Organisasi
memiliki tiga unsur dasar, yaitu orang-orang atau sekumpulan orang, kerjasama
dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian organisasi merupakan sarana
untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan
bersama, dengan mendayagunakan sumber-sumber yang dimiliki (Griffin, 2002).
Organisasi didirikan manusia disebabkan karena kesamaan kepentingan,
baik dalam rangka mewujudkan hakekat kemanusiaannya maupun secara
berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan kata lain di dalam
organisasi, para anggotanya bermaksud mencapai tujuan yang sama, sebagai
tujuan bersama, termasuk juga bidang bisnis. Oleh karena itu jika tujuan bersama
itu dipilah, maka paling tidak terdapat satu dari dua tujuan yaitu (1) tujuan yang
bersifat material dan finansial, dan ini menjadi karateristik organisasi profit dan
(2) tujuan yang bersifat tidak mencari keuntungan, ini menjadi karateristik bagi
organsasi nonprofit (Nawawi,1997).
Berdasarkan tujuannya organisasi dapat dibedakan menjadi organisasi
yang tujuannya mencari keuntungan atau berorientasi pada profit dan organisasi
sosial atau organisasi nonprofit (Richard, 1986).

Universitas Sumatera Utara

Sejak awal tahun 1980-an, literatur tentang organisasi nonprofit semakin


bertambah banyak dan sangat bervariasi jenisnya. Bermacam-macam istilah
muncul untuk mengidentifikasi organisasi serupa sebagai organisasi sukarela,
non-bisnis, kolektif, hadiah atau sumbangan, dermawan, nonpasar (Salusu, 2005).
Sedangkan organisasi profit atau bisnis muncul lebih awal dari organisasi
nonprofit.
Banyak hal yang membedakan antara organisasi nonprofit dengan
organisasi profit (laba). Dimana nonprofit (1) dalam hal kepemilikan, tidak jelas
siapa sesungguhnya pemilik organisasi nonprofit, apakah anggota, klien atau
donatur, (2) dalam hal donatur, organisasi nonprofit membutuhkan suatu sumber
pendanaan, (3) penyebaran tanggung jawab, pada organisasi nonprofit belum jelas
siapa yang menjadi dewan komisaris, yang kemudian memilih seorang Direktur
Pelaksana. Sedangkan organisasi profit yaitu (1) pada organisasi profit, pemilik
jelas memperoleh untung dari hasil usaha organisasinya, (2) organisasi profit atau
laba yang telah memiliki sumber pendanaan yang jelas, yakni dari keuntungan
usahanya, (3) dalam hal penyebaran tanggung jawab, pada organisasi profit atau
laba telah jelas siapa yang menjadi dewan komisaris, yang kemudian memilih
seorang direktur pelaksana (Nawawi, 1997).
Contoh dari organisasi profit yaitu bank, perusahaan-perusahaan swasta
yang bertujuan mencari laba dari hasil usahanya. Sedangkan organisasi nonprofit
contohnya yaitu gereja, mesjid, sekolah negeri, derma publik, rumah sakit dan
klinik publik, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundang-

Universitas Sumatera Utara

undangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institut


riset, museum dan beberapa para petugas pemerintah (Gortner et al, 1987).
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa diantara

organisasi profit dan

organisasi nonprofit terdapat perbedaan khas dengan tidak mengesampingkan


persamaan-persamaan yang fundamental. Organisasi nonprofit mempunyai misi
melayani publik dan konsumenya lebih terbatas sedangkan organisasi profit
mempunyai motif untuk mencari untung, yaitu hanya melayani konsumen yang
dapat memberikan keuntungan. Apabila dari suatu kelompok konsumen tidak
akan diperoleh keuntungan maka organisasi bisnis umumnya tidak bersedia
melayani (Salusu, 2005).
Manusia

tidak

hanya

menunjukkan

perbedaan-perbedaan

dalam

kemampuan mereka, untuk melakukan sesuatu, tetapi juga dalam keinginan


mereka untuk melakukan sesuatu atau motivasi (Winardi, 2001).
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang menimbulkan, mengarahkan
dan mempertahankan tingkah laku tertentu (Pintrich & Schunk, 1996). Wexley
dan Yukl (1977) memberikan batasan mengenai motivasi sebagai suatu proses
yang mendorong munculnya perilaku secara langsung. Ahli yang lain memberikan
kesamaan antara motif dengan dorongan. Dari batasan diatas bisa disimpulkan
bahwa motif melatarbelakangi individu berbuat untuk mencapai tujuan tertentu.
Motivasi merupakan pendorong yang menyebabkan seseorang rela untuk
menggerakkan kemampuan tenaga dan waktunya untuk menjalankan semua
kegiatan yang telah menjadi tugas dan tanggung jawabnya agar kewajibannya
terpenuhi serta sasaran dan tujuan yang ingin dicapai perusahaan terwujud.

Universitas Sumatera Utara

Manusia memiliki banyak motivasi dasar yang berperan penting dalam dunia
kerja. Sedangkan imbalan yang tidak mengutamakan materi lebih kepada situasi
lingkungan kerja yang tercipta dengan baik dan fasilitas-fasilitas yang mendukung
kegiatan tenaga kerja di tempat bekerja, sehingga tenaga kerja merasa nyaman dan
dapat bekerja dengan baik (Admin, 2007).
McClelland, (1987) mengemukakan bahwa manusia dalam berinteraksi
dengan lingkungannya seringkali dipengaruhi oleh berbagai motif. Motif tersebut
berkaitan dengan keberadaan dirinya dengan makhluk biologis dan makhluk sosial
yang selalu berhubungan dengan lingkungannya.
Dalam dunia kerja, motivasi atau motif menempati unsur terpenting yang
harus dimiliki tenaga kerja. Disebabkan motivasi merupakan kemampuan usaha
yang dilakukan seseorang untuk meraih tujuan yang hendak dicapai organisasi
diamana individu tersebut bekerja dan disertai dengan kemampuan individu untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhannya (McClelland, 1987).
Tetapi setiap tenaga kerja mempunyai perbedaan individual sebagai akibat
dari latar belakang pendidikan, pengalaman, dan lingkungan masyarakat yang
beraneka ragam. Maka hal ini akan terbawa kedalam pekerjaannya sehingga
mempengaruhi sikap dan tingkah laku tenaga kerja tersebut dalam melaksanakan
pekerjaannya. Disamping itu suasana batin/psikologis seseorang secara individual
dalam organisasi yang memiliki lingkungan kerjanya, sangat besar pengaruhnya
terhadap kinerjanya (Admin, 2007).
Istilah lain yang juga sering terkait dengan motivasi adalah motif. Motif
adalah faktor internal yang membangun, mengarahkan dan mengintegrasikan

Universitas Sumatera Utara

tingkah laku seseorang. Motif diperoleh dari hasil belajar. Motif didasari oleh
emosi, dan tidak dapat dilihat dari tingkah laku yang ditampilkan. Munculnya
motif tertentu pada diri seseorang disebabkan oleh adanya kebutuhan dalam diri.
Bila situasi sangat bermakna bagi seseorang dan secara emosional mengikutinya,
maka motif tertentu dapat muncul. Bila dibandingkan dengan motif motivasi lebih
jelas (Asad,1987).
Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga
tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Sehingga motif
tersebut merupakan suatu penguatan yang menggerakan manusia untuk bertingkah
laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu (Asad, 1987).
Menurut McClelland (1987) timbulnya tingkah laku karena dipengaruhi
oleh kebutuhan-kebutuhann yang ada dalam diri manusia. Dalam konsepnya
mengenai motif, dalam diri individu terdapat tiga kebutuhan pokok yang
mendorong tingkah lakunya. Konsep motif lebih dikenal dengan motif sosial teori.
Adapun kebutuhan dimaksud menurut teori motif sosial ini yang berperan penting
dalam dunia kerja yaitu motifi berprestasi (n-Ach), motif berkuasa (n-Pow), dan
motif berafiliasi (n-Aff).
Motif berprestasi adalah motif yang mendorong seseorang untuk mencapai
keberhasilan dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan, baik berasal dari
standard prestasinya sendiri di waktu lalu ataupun prestasi orang lain. Motif
berkuasa (n-Pow) adalah motif yang menyebabkan seseorang ingin menguasai
atau mendominasi orang lain dalam berhubungan dengan lingkunganya. Motif
affiliasi (n-Aff) adalah motif yang mengarahkan tingkah laku seseorang dalam

Universitas Sumatera Utara

berhubungan dengan orang lain. Yang menjadi tujuan seseorang disini adalah
suasana yang penuh dengan keakraban dan persahabatan (McClelland, 1987).
Dari ketiga motif dasar tersebut, motif berprestasi memiliki peranan yang
sangat besar dalam dunia kerja karena dengan usaha yang terus-menerus meraih
prestasi, secara empiris terbukti memberikan sumbangan yang besar terhadap
munculnya bentuk-bentuk perilaku berwiraswasta serta pertumbuhan ekonomi
negara (McClelland, 1987).
Sedangkan pada organisasi nonprofit seperti LSM (lembaga Swadaya
Masyrakat) motif untuk berhubungan dengan orang lain cenderung memiliki
peranan yang sangat penting dimana salah satu tujuan organisasi nonprofit adalah
melayani masyarakat tanpa mempunyai tujuan untuk memperoleh laba atau
keuntungan dalam bentuk materi (Priandoyo, 2007).
Di dalam kehidupan sehari-hari, ketiga kebutuhan tersebut diatas akan
selalu muncul pada tingkahlaku individu, hanya saja kekuatanya tidak sama antara
kebutuhan-kebutuhan itu pada diri seseorang (Asad, 1998).
Ketiga kebutuhan tersebut muncul dipengaruhi oleh situasi yang sangat
spesifik. Motivasi seseorang tergantung pada kekuatan motif-motif mereka. Motif
kadang-kadang dinyatakan orang sebagai kebutuhan, keinginan, dorongan atau
implus-implus yang muncul dalam diri seseorang individu. Motif-motif diarahkan
ke arah tujuan-tujuan yang dapat muncul dalam kondisi sadar atau dalam kondisi
di bawah sadar (McClelland, 1987).
Motivasi atau motif merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan
situasi tertentu yang dihadapinya maka terdapat perbedaan kekuatan motivasi

Universitas Sumatera Utara

yang ditunjukkan oleh seseorang tenaga kerja dalam menghadapi situasi tertentu
dibandingkan dengan orang lain yang menghadapi situasi sama. Bahkan seseorang
akan menunjukkan dorongan tertentu dalam menghadapi situasi yang berbeda
dan dalam waktu yang berlainan (Siagian, 1995).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti melihat bahwa motif itu muncul
dipengaruhi oleh situasi yang sangat spesifik. Jadi di sini peneliti ingin meneliti
bagaimana perbedaan motif sosial (motif berprestasi, motif berkuasa dan motif
beraffiliasi) pada tenaga kerja organisasi profit dan nonprofit.

I.B. Rumusan Masalah


1. Apakah motif berperstasi berbeda pada tenaga kerja organisasi profit
dengan nonprofit?
2. Apakah motif

berkuasa berbeda pada tenaga kerja organisasi profit

dengan nonprofit?
3. Apakah motif berafiliasi berbeda pada tenaga kerja organisasi profit
dengan nonprofit?

I.B. Tujuan Penelitian


Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan
motif sosial (motif berprestasi, motif berkuasa dan motif affiliasi) pada tenaga
kerja organisasi profit dan tenaga organisasi nonprofit

Universitas Sumatera Utara

I .C. Manfaat Penelitian


Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
I.C.1. Manfaat Teoritis
a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana
pengetahuan di bidang psikologi khususnya di bidang psikologi industri
dan organisasi.
I.C.2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat:
a. Memberikan masukan bagi perusahaan mengenai motif sosial yang ada di
organisasi profit maupun di organisasi nonprofit sebagai pertimbangan
untuk melakukan pelatihan motivasi pada organisasi tersebut.
b.

Memberikan masukan mengenai motif sosial yang ada di organisasi profit


maupun di organisasi nonprofit bagi trainer-trainer yan berfukus pada
pelatihan untuk meningkatkan motivasi.

I.D. Sistematika Penulisan


Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah:
BAB I

: Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian,
pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan.

Universitas Sumatera Utara

BAB II

: Landasan Teori
Bab ini memuat tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam
pembahasan masalah. Teori-teori yang dimuat adalah teori yang
berhubungan dengan motif sosial (McClelland).

BAB III

: Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan mengenai identifikasi variable penelitian,
populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data,
validitas dan reliabilitas alat ukur, serta metode analisa data.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai