PENDAHULUAN
tidak
hanya
menunjukkan
perbedaan-perbedaan
dalam
Manusia memiliki banyak motivasi dasar yang berperan penting dalam dunia
kerja. Sedangkan imbalan yang tidak mengutamakan materi lebih kepada situasi
lingkungan kerja yang tercipta dengan baik dan fasilitas-fasilitas yang mendukung
kegiatan tenaga kerja di tempat bekerja, sehingga tenaga kerja merasa nyaman dan
dapat bekerja dengan baik (Admin, 2007).
McClelland, (1987) mengemukakan bahwa manusia dalam berinteraksi
dengan lingkungannya seringkali dipengaruhi oleh berbagai motif. Motif tersebut
berkaitan dengan keberadaan dirinya dengan makhluk biologis dan makhluk sosial
yang selalu berhubungan dengan lingkungannya.
Dalam dunia kerja, motivasi atau motif menempati unsur terpenting yang
harus dimiliki tenaga kerja. Disebabkan motivasi merupakan kemampuan usaha
yang dilakukan seseorang untuk meraih tujuan yang hendak dicapai organisasi
diamana individu tersebut bekerja dan disertai dengan kemampuan individu untuk
memuaskan kebutuhan-kebutuhannya (McClelland, 1987).
Tetapi setiap tenaga kerja mempunyai perbedaan individual sebagai akibat
dari latar belakang pendidikan, pengalaman, dan lingkungan masyarakat yang
beraneka ragam. Maka hal ini akan terbawa kedalam pekerjaannya sehingga
mempengaruhi sikap dan tingkah laku tenaga kerja tersebut dalam melaksanakan
pekerjaannya. Disamping itu suasana batin/psikologis seseorang secara individual
dalam organisasi yang memiliki lingkungan kerjanya, sangat besar pengaruhnya
terhadap kinerjanya (Admin, 2007).
Istilah lain yang juga sering terkait dengan motivasi adalah motif. Motif
adalah faktor internal yang membangun, mengarahkan dan mengintegrasikan
tingkah laku seseorang. Motif diperoleh dari hasil belajar. Motif didasari oleh
emosi, dan tidak dapat dilihat dari tingkah laku yang ditampilkan. Munculnya
motif tertentu pada diri seseorang disebabkan oleh adanya kebutuhan dalam diri.
Bila situasi sangat bermakna bagi seseorang dan secara emosional mengikutinya,
maka motif tertentu dapat muncul. Bila dibandingkan dengan motif motivasi lebih
jelas (Asad,1987).
Motif seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau tenaga
tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Sehingga motif
tersebut merupakan suatu penguatan yang menggerakan manusia untuk bertingkah
laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu (Asad, 1987).
Menurut McClelland (1987) timbulnya tingkah laku karena dipengaruhi
oleh kebutuhan-kebutuhann yang ada dalam diri manusia. Dalam konsepnya
mengenai motif, dalam diri individu terdapat tiga kebutuhan pokok yang
mendorong tingkah lakunya. Konsep motif lebih dikenal dengan motif sosial teori.
Adapun kebutuhan dimaksud menurut teori motif sosial ini yang berperan penting
dalam dunia kerja yaitu motifi berprestasi (n-Ach), motif berkuasa (n-Pow), dan
motif berafiliasi (n-Aff).
Motif berprestasi adalah motif yang mendorong seseorang untuk mencapai
keberhasilan dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan, baik berasal dari
standard prestasinya sendiri di waktu lalu ataupun prestasi orang lain. Motif
berkuasa (n-Pow) adalah motif yang menyebabkan seseorang ingin menguasai
atau mendominasi orang lain dalam berhubungan dengan lingkunganya. Motif
affiliasi (n-Aff) adalah motif yang mengarahkan tingkah laku seseorang dalam
berhubungan dengan orang lain. Yang menjadi tujuan seseorang disini adalah
suasana yang penuh dengan keakraban dan persahabatan (McClelland, 1987).
Dari ketiga motif dasar tersebut, motif berprestasi memiliki peranan yang
sangat besar dalam dunia kerja karena dengan usaha yang terus-menerus meraih
prestasi, secara empiris terbukti memberikan sumbangan yang besar terhadap
munculnya bentuk-bentuk perilaku berwiraswasta serta pertumbuhan ekonomi
negara (McClelland, 1987).
Sedangkan pada organisasi nonprofit seperti LSM (lembaga Swadaya
Masyrakat) motif untuk berhubungan dengan orang lain cenderung memiliki
peranan yang sangat penting dimana salah satu tujuan organisasi nonprofit adalah
melayani masyarakat tanpa mempunyai tujuan untuk memperoleh laba atau
keuntungan dalam bentuk materi (Priandoyo, 2007).
Di dalam kehidupan sehari-hari, ketiga kebutuhan tersebut diatas akan
selalu muncul pada tingkahlaku individu, hanya saja kekuatanya tidak sama antara
kebutuhan-kebutuhan itu pada diri seseorang (Asad, 1998).
Ketiga kebutuhan tersebut muncul dipengaruhi oleh situasi yang sangat
spesifik. Motivasi seseorang tergantung pada kekuatan motif-motif mereka. Motif
kadang-kadang dinyatakan orang sebagai kebutuhan, keinginan, dorongan atau
implus-implus yang muncul dalam diri seseorang individu. Motif-motif diarahkan
ke arah tujuan-tujuan yang dapat muncul dalam kondisi sadar atau dalam kondisi
di bawah sadar (McClelland, 1987).
Motivasi atau motif merupakan akibat dari interaksi seseorang dengan
situasi tertentu yang dihadapinya maka terdapat perbedaan kekuatan motivasi
yang ditunjukkan oleh seseorang tenaga kerja dalam menghadapi situasi tertentu
dibandingkan dengan orang lain yang menghadapi situasi sama. Bahkan seseorang
akan menunjukkan dorongan tertentu dalam menghadapi situasi yang berbeda
dan dalam waktu yang berlainan (Siagian, 1995).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti melihat bahwa motif itu muncul
dipengaruhi oleh situasi yang sangat spesifik. Jadi di sini peneliti ingin meneliti
bagaimana perbedaan motif sosial (motif berprestasi, motif berkuasa dan motif
beraffiliasi) pada tenaga kerja organisasi profit dan nonprofit.
dengan nonprofit?
3. Apakah motif berafiliasi berbeda pada tenaga kerja organisasi profit
dengan nonprofit?
: Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah penelitian,
pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, serta
sistematika penulisan.
BAB II
: Landasan Teori
Bab ini memuat tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam
pembahasan masalah. Teori-teori yang dimuat adalah teori yang
berhubungan dengan motif sosial (McClelland).
BAB III
: Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan mengenai identifikasi variable penelitian,
populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data,
validitas dan reliabilitas alat ukur, serta metode analisa data.