Anda di halaman 1dari 13

Data Software

Langkah awal yang dilakukan sebelum melakukan processing data koordinat ke dalam
software MapSource, Google Earth dan Surfer ini adalah memindahkan data koordinat
terlebih dahulu ke dalam exel agar labih mudah untuk dibaca dan dipindahkan. Software
pertama yang digunakan adalah software MapSource.Langkah pertama yang dilakukan
adalah membuka halaman awal MapSource. Kemudian dipilih menu edit dan dipilih menu
preference untuk pengaturanpemilihan

posisi, symbol dan lain sebagainya. Setelah

ditentukan, klik ok. Untuk memasukkan data koordinat dari data yang tersedia kedalam
software MapSource yaitu dengan cara memilih sub menu new waypoint pada menu edit.
Kemudian, data titik koordinat dimasukkan ke dalam menu position. Halaman tersebut dapat
dilihat pada gambar yang ditunjukkan sebagai berikut:

Gambar 3.8. Langkah menginput data koordinat ke dalam MapSource


Data yang diinputkan tersebut adalah data 100 titik dari hasil praktikum. Berikut
inimerupakan data 100 titik koordinat yang telah diinputkan ke dalam MapSource:

Gambar 3.9. 100 data titik koordinat dalam MapSource


Setelah data tersebut diinputkan, maka langkah berikutnya adalah mentukan elevasi
atau ketinggian menggunakan software Google Earth. Hasil dari data yang telah diolah
menggunakan Google Earth adalah sebagai berikut:

Gambar 3.10. Gambar pemetaan dalam Google Earth


Setelah pengolahan melalui Google Earth, dilanjutkan dengan dilakukannya pengolahan data
menggunakan software surfer dan bagaimana pembuatan sebuah peta kontur dan pemodelan
2 dimensi menggunakan software surfer. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut. Langkah pertama yang adalah berawal dari data yang berasal dari MapSource.Data
tersebut (data waypoint 100 titik yang telah dipetakan pada praktikum sebelumnya) dipindah
ke excel untuk dialkukan pemisahan data. Pemisahan tersebut dilakukan dengan cara
melakukan blok terhadap data yang telah dicopy. Kemudian dipilih menu text to coloumn
sehingga data yang semula menjadi satu, terpisah menjasi tiga bagian.

Gambar 3.11. Hasil Copy-Paste dari Data MapSource ke Excel


Data yang dipakai hanyalah dua data terakhir.Jadi selain data tersebut, data dihapus.Data
pertama merupakan data longitude (x) dan data yang kedua merupakan data latitude (y).
Sedangkan data yang digunakan untuk data elevasi atau ketinggian (z), penentuannya
dilkukan secara manual yaitu dengan cra membuka kembali file data 50 titik pada MapSource
kemudian melalui Google Earth elevasi dapat diketahui dan dapat dilihat pada layar yang
tersedia di sebelah kanan bawah. Data elevasi yang dicatat adalah dalam satuan meter dan
data yang tercatat dipastikan agar urut dan sesuai dari titik yang dipetakan pertama hingga
titik yang terakhir. Setelah itu, data tersebut dimasukkan ke dalam software exel sebagai
elevasi (z).Setelah data XYZ siap untuk dimasukkan dan diolah ke dalam software surfer,
baru dimulai pengoperasian data menggunakan software surfer.Langkah pertama yang

dilakukan adalah membuka halaman baru surfer. Kemudian langsung pilih menu file,
kemudian dipilih menu new dan dipilih submenu worksheet.

Gambar 3.12. Gambar halaman worksheet dengan data copian dari excel.
Data yang terdapat pada excel diinput ke dalam halaman worksheet pada surfer. Setelah itu,
data dalam worksheet tersebut disimpan untuk digunakan kembali pada langkah
selanjutnya.Setelah itu, klik plot 1 yang terdapat di sebelah kiri atas pada halaman surfer.
Maka akan muncul halaman yang mirip dengan dengan halaman corel draw.
Langkah berikutnya untuk membuka data agar dapat diolah adalah melakukan grid data.
Caranya adalah dengan membuka menu grid padamenu yang telah tersedia pada toolbar
menu. Kemudian dipilih data maka akan muncul beberapa pilihan data yang hendak
digunakan. Dari beberapa pilihan tersebut, dipilih data yang sebelumnya pernah disimpan dan
klik ok. Maka akan muncul pengaturan data yang terdiri dari data X, Y dan Z. Pada
pengaturan tersebut, klik ok maka akan muncul sebuah peringatan. Kemudian klik saja
yes maka akan muncul sebuah berita grid yaitu gridding report beserta sebuah
peringatan. Pada peringatan diklik ok sedangkan halaman gridding report disimpan. Data
ini akan digunakan lagi dalam pempbuatan peta.

Gambar 3.13. Langkah pengolahan data XYZ


Gambar tersebut merupakan data gridding report yang hendak disimpan.Setelah disimpan,
maka dapat dilanjutkan untuk membuat kontur yang dimaksudkan dalam praktikum ini.Selain
itu juga dapat dilakukan dalam pemodelan dua dimensi.Caranya adalah dengan memilih

menu map, kemudian dipilih menu new. Dalam menu new terdapat beberapa pilihan model
peta yang akan digunakan.
Biasanya tanpa harus memilih pada menu map, menu-menu tersebut sudah tersedia pada
baris ketiga menu bar. Sehingga langsung bisa di klik. Kemudian, setelah dipilih contour map
maka akan muncul data file yang dimaksudkan untuk dipilih gridfile mana yang hendak
digunakan. Sebelumnya telah dilakukan penyimpanan gridding report, maka file data
tersebut dipilih dan klik open. Maka akan muncul sebuah peta kontur yang dimaksudkan.
Untuk memberi warna pada peta tersebut dapat dilakukan dengan cara klik gambar tersebut.
Kemudian akan muncul beberapa pengaturan peta pada sebelah kiri halaman. Terdapat
beberapa pengaturan yaitu general, dimana disini dapat dipilih fill contours agar peta dapat
berwarna. Kemudian pada menu levels, fill color diubah setting menjadi rainbow (sesuai
prosedur). Maka, akan muncul warna pada gambar tersebut. Warna-warna tersebut adalah
merah, kuning, hijau dan biru.Biru merupakan warna yang menunjukkan lokasi paling dalam
atau dangkal.Sedangkan warna merah menunjukkan lokasi yang paling tinggi.
Untuk membuat peta dengan 3D surface, dengan langkah yang sama seperti pada pembuatan
peta contour, yaitu dengan memilih new 3D surface pada jenis map dan dipilih data file
yang sebelumnya telah disimpan. Kemudian klik open dan akan muncul peta dengan tipe 3D.
Jadi, pada gambar tersebut dapat terlihat secara jelas ketinggian dari suatu lokasi tersebut
serta bagaimana relief dari lokasi yang telah terpetakan sebelumnya.Sebagai contoh, maka
diperlihatkan contoh hasil pemetaan menggunakan contour map dan 3D surface pada
gambar 14. Pada gambar tersebut akan terlihat pada gambar hasil pemetaan menggunakan
contour map hanya akan terlihat secara dua dimensi, yaitu koordinat X dan koordinat Y.
Sedangkan koordinat Z atau yang disebut dengan elevasi atau ketinggian hanya berupa
keterangannya saja. Sedangkan pada gambar hasil pemetaan menggunakan 3D surface
akan terlihat secara tiga dimensi. Sehingga gambar akan terlihat jelas jelas antara koordinatX,
koordinat Y maupun koordinat Z. Selain itu, melalui gambar hasil pemetaan menggunakan
jenis peta 3D surface ini akan juga dapat dilihat permukaan atau relief dari permukaan
bumi yang telah dipetakan sebelumnya. Berikut ini merupakan hasil akhir dari pemetaan 100
data koordinat praktikum:

(a)

(b)

Gambar 3.14. Gambar hasil pemetaan menggunakan (a) contour map dan
(b) 3D surface
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Tracking
4.1.1

Data MapSource

Gambar 4.1. Hasil pemetaan data koordinat pada MapSource


Gambar diatas merupakan gambar dari data hasil pemetaan koordinat 100 titik yang diinput
dari data yang terbaca dari GPS ke dalam MapSource.Metode yang digunakan adalah metode
looping, dimana metode ini menggunakan pengambilan titik awal dari sutu lokasi yang telah
di temtukan kemudian berpindah dengan jarak tertentu untuk diambil lagi data koordinat

yang pada akhirnya kembali lagi pada titik awal diambilnya data koordinat tersebut.Tujuan
dari sistem looping tersebut adalah agar dapat diperoleh nilaikoreksi apungan alat (drift) yang
disebabkan oleh adanya perubahan pembacaanakibat gangguan berupa guncangan alat selama
perjalanan. Dalam pengukuran gaya berat terdapat beberapa data yang perlu dicatatmeliputi
waktu pembacaan (hari, jam, dan tanggal), nilai pembacaan gravimeter,posisi koordinat
stasiun pengukuran (lintang dan bujur) dan ketinggian titik ukur.
4.1.2

Data Google Earth

Gambar 4.2. Hasil pemetaan data koordinat pada Google Earth


Gambar di atas merupakan gambar hasil pemetaan data koordinat menggunakan software
Google Earth. Dengan menggunakan software ini maka dapat diketahui beberapa informasi
mengenai ketinggian atau elevasi dan posisi koordinat data yang telah dipetakan. Selain itu,
daerah yang terpetakan dapat dilihat secara jelas relief permukaannya dan nyata sesuai
dengan keadaan aslinya. Lokasi yang telah terpetakan tersebut akan terlihat jelas di mana
adanya pohon, lapangan, jalan dan lainnya. Sehingga akan dapat diketahui penyebab
kesalahan pada pembacaan GPS apabila terjadi ketidaksesuian karena terdapat beberapa
benda yang mungkin mengganggu pembacaan titik koordinat oleh GPS.
4.1.3

Data Surfer

(a)
(b)
Gambar 4.3. Gambar hasil pemetaan menggunakan (a) contour map dan
(b) 3D surface
Hasil yang didapatkan setelah data diinput dalam program surfer yang kemudian diolah
adalah akan didapatkan berbagai map atau peta yang diingikan. Selain itu dapat diketahui
skala dari titik-titik yang telah dipetakan sebelumnya pada MapSource.Pada software surfer
ini dapat dilihat ketinggian suatu lokasi yang telah dipetakan menggunakan MapSource
melalui gambar peta yang disertai dengan warna.Warna biru menunjukkan lokasi terendah
dan warna merah menunjukkan lokasi tertinggi. Pada praktikum ini, dengan menggunakan
3D surface akan terlihat secara tiga dimensi. Sehingga gambar akan terlihat jelas jelas
antara koordinatX, koordinat Y maupun koordinat Z. Selain itu, melalui gambar hasil
pemetaan menggunakan jenis peta 3D surface ini akan juga dapat dilihat permukaan atau
relief dari permukaan bumi yang telah dipetakan sebelumnya.

4.2 Analisis
4.2.1
Analisa Prosedur
4.2.1.a
Fungsi Alat
Alat alat yang diperlukan dalam melaksanakan percobaan Acquisition, Processing, and
Interpretation antara lain GPS, alat tulis, papan dada, kamera, laptop PC. Setiap alat dalam
percobaan ini mempunyai fungsi yang berbeda. GPS berfungsi sebagai alat untuk
menentukan posisi serta memperoleh data koordinat XYZ pada waypoint yang telah dibuat.
Alat tulis diperlukan untuk mencatat data yang diperoleh dari GPS. Untuk menulis data yang
diperoleh dari GPS maka digunakan papan dada sebagai alas untuk menulis di lapangan.
Sementara itu, sebuah kamera diperlukan untuk mengambil gambar di sekitar lokasi
pengambilan data koordinat. Selanjutnya, untuk mengolah data menggunakan software

diperlukan bantuan laptop PC. Laptop termasuk ke dalam hardware yang membantu
pengguna dalam mengolah data.
4.2.1.b
Fungsi Software
Untuk mengolah data, digunakanlah beberapa software, seperti MapSource, Google Earth,
dan Surfer 10. MapSource merupakan software yang tersedia dan dapat terhubungkan oleh
GPS karena adanya firmware. Google Earth adalah software pemetaan Bumi dengan
menggunakan foto satelit sehingga gambaran sebuah kota dari sebuah negara, lengkap
dengan atribut serta nama nama tempat dan bangunan dapat digambarkan dalam bentuk 3
dimensi. Surfer adalah software yang berfungsi untuk pembuatan peta kontur dan tiga
dimensi yang didasarkan atas grid. Perangkat lunak ini berperan besar dalam pemetaan
kawasan.
4.2.1.c
Prinsip Tracking
Pada saat akuisisi data, tracking dilakukan dengan cara mengambil data pada setiap titik
(waypoint) menggunakan GPS sehingga diperoleh data koordinat berupa X (longitude), Y
(latitude), dan Z (altitude). Tracking menggunakan GPS dapat dilakukan demgan menu
marking, yaitu menandai waypoint dan membuat rute atau lintasan. Dalam percobaan ini
dibuat 100 buah waypoint yang dihubungkan dengan rute. Lokasi titik pengambilan data
terakhir sama dengan lokasi awal titik pengambilan data. Selanjutnya dari pengukuran pada
waypoint menggunakan GPS dapat diperoleh data XYZ yang akan diolah melalui software
MapSource, Google Earth, dan Surfer. Kemudian, hasil akhir dari software ini
diinterpretasikan.
4.2.2
Analisa Hasil
Pada percobaan ini ada tiga macam software yang digunakan, yaitu MapSource, Google
Earth, dan Surfer.
MapSource adalah sebuah software atau perangkat lunak yang tersedia dan dapat
terhubungkan oleh GPS karena disertai adanya firmware. Firmware adalah sebuah program
perangkat lunak komputer atau set instruksi yang telah diprogram pada perangkat keras
komputer. Hal ini memberikan petunjuk yang diperlukan untuk komunikasi antara perangkat
keras komputer lainnya. Firmware biasanya disimpan dalam flash ROM dari perangkat keras.
Software MapSource ini dapat membuat waypoint atau rute pada sebuah peta dari data
lapangan yang telah diperoleh dari GPS. Data ini berupa X (longitude) dan Y (latitude) saja.
Data hasil pengukuran lapangan pada GPS sebenarnya dapat diimpor di MapSource dengan

menggunakan beberapa menu yang telah ada sehingga data lapangan dapat secara otomatis
diplotkan pada lembar kerja Map Source.
Dari data yang telah dipetakan pada MapSource maka hasil pemetaan tersebut dapat dilihat
melalui software lainnya, yaitu Google Earth. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memilih
perintah View View in Goole Earth. Secara otomatis data waypoint maupun rute yang
sebelumya telah dibuat pada MapSource dapat dilihat pada Google Earth. Goole Earth
merupakan sebuah software pemetaan Bumi dengan menggunakan foto satelit. Dari foto
satelit tersebut maka dapat diketahui gambaran sebuah kota dari sebuah negara, lengkap
dengan atribut serta nama nama tempat serta bangunan bangunan yang digambarkan
secara tiga dimensi. Pada Google Earth, pengguna juga dapat memetakan dan menuliskan
alamat suatu tempat dengan memberikan logo serta menuliskan alamat tempat tinggal
sehingga orang lain dapat mengetahui lokasi tempat tersebut. Oleh karena itu, dengan Google
Earth maka dapat diketahui kondisi geografis dari waypoint maupun rute yang telah dibuat,
meliputi kondisi topografi, elevasi, maupun kondisi lapangan (daerah persawahan, gedung
gedung, jalan raya, sungai, dan lain lain) secara umum daerah tersebut. Dari Google Earth
selain diketahui data tentang longitude dan latitude juga dapat diketahui altitudenya. Altitude
ini dapat digunakan sebagai data dalam pembuatan peta kontur.
Software berikutnya yang digunakan untuk mengolah data dalam percobaan ini adalah Surfer.
Ada bermacam macam program Surfer. Namun yang digunakan pada percobaan kali ini
adalah Surfer 10. Surfer merupakan salah satu perangkat lunak produk Golden Software, Inc.
Untuk pembuatan peta kontur maupun pemodelan tiga dimensi yang didasarkan atas grid.
Perangkat lunak ini berperan besar dalam pemetaan kawasan. Meskipun canggih, perangkat
lunak ini tidak banyak menuntut sistem operasi maupun perangkat keras. Aplikasi yang
paling umum dari Surfer adalah untuk membuat peta berbasis grid dari file data XYZ.
Perintah data Grid menggunakan file data XYZ untuk menghasilkan sebuah file grid. File
grid kemudian digunakan pada perintah menu peta sehingga menghasilkan peta baru. Pos
peta dan peta dasar tidak menggunakan file grid.
Ada dua macam peta kontur yang dapat dihasilkan oleh Surfer, yaitu peta kontur dua dimensi
dan peta kontur tiga dimensi. Peta kontur dua dimensi merupakan peta kontur yang
digambarkan dalam suatu bidang dalam bentuk dua dimensi, yaitu hanya memiliki dimensi
panjang dan lebar). Elevasi tempat tempat pada peta kontur dua dimensi hanya bisa
ditampilkan dalam bentuk garis kontur atau simbol berupa warna saja. Dengan kata lain, pada
peta kontur dua dimensi pengamat dianggap melihat kondisi topografi daerah pada sudut
pandang vertikal (90 derajat dari permukaan tanah). Semetara itu, pada peta kontur tiga
dimensi kondisi topografi daerah dilihat pada sudut pandang tertentu sehingga pengamat bisa

membayangkan kondisi topografi secara umum suatu daerah tanpa harus menginterpretasi
garis garis konturnya.
Pada percobaan ini, lokasi pengambilan data di lapangan dilakukan di area kampus
Universitas Brawijaya. Titik pertama dimulai dari Lapangan Rektorat. Titik titik berikutnya
diambil sepanjang lintasan yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu dari Lapangan
Rektorat, Gedung Widyaloka, Fakultas Teknik, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Administrasi,
Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknologi Pangan, PTIIK, Fakultas Kedokteran, Fakultas
Pertanian, Fakultas Fakultas MIPA, Fakultas Ilmu Budaya, dan kembali lagi menuju
Lapangan Rektorat. Waypoint diambil pada lokasi dengan patokan yang mudah dikenal,
misalnya persimpangan jalan, sebuah pohon besar, tempat parkir, dekat papan jalan, depan
rumah kaca, dan tempat tempat lain yang mudah dikenali dan mudah dideskripsikan.
Sepanjang lintasan tersebut dibuat 100 titik waypoint.
Dengan menggunakan GPS diperoleh data berupa koordinat X (longitude),Y (latitude), dan
Z (altitude). Jadi, total ada 100 waypoint, masing masing disertai dengan koordinat XYZ.
Secara umum, nilai dari koordinat X dan Y tidak terlalu berbeda jauh dengan kondisi pada
lapangan. Nilai dari X akan bertambah besar apabila waypoint tersebut semakin berada posisi
timur sedangkan nilai Y akan bertambah besar apabila waypoint semakin berada pada posisi
selatan. Sementara itu, nilai dari Z yang diperoleh dari GPS menunjukkan sedikit
ketidakakuratan. Sebagai contoh

pada titik P057 dan P058 saling berdekatan dan

menunjukkan perbedaan elevasi yang mencolok yaitu sebesar 4 meter. Hal ini bertolak
belakang dengan kondisi saat dilakukan akuisisi di lapangan yang tidak menunjukkan adanya
perbedaan elevasi yang mencolok antara kedua titik tersebut.
Hal ini kemungkinan besar disebabkan oleh sinyal yang diterima oleh GPS maupun kondisi
dari alat GPS. Faktor faktor yang dapat menurunkan sinyal GPS dan mempengaruhi hasil
percobaan serta akurasi antara lain sebagai berikut:
1.) Penundaan dari ionosfer dan troposfer. Sinyal satelit yang melewati atmosfer, terutama
lapisan troposfer dan ionosfer akan mengalami pelambatan.
2.) Sinyal multipath. Hal ini terjadi ketika sinyal GPS ini terpantulkan dari objek seperti
gedung tinggi, permukaan batu besar, maupun pepohonan yang rindang sebelum mencapai
penerima. Hal ini akan meningkatkan waktu perjalanan sinyal sehingga menyebabkan
kesalahan.
3.) Kesalahan jam receiver, kesalahan orbital, geometri satelit, dan lain lain.
Sealanjutnya, data data yang diperoleh dari GPS diplotkan pada MapSource. Di lembar
kerja MapSource akan tampak peta dari waypoint waypoint dan rute yang telah dibuat.
Untuk melihat kondisi secara geografis dari lokasi di sekitar waypoint dan rute yang dibuat
maka data pada MapSource dapat dibuka pada software Google Earth. Dari Google Earth

dapat disimpulkan bahwa kondisi topografi dari lokasi tempat akuisisi data, yaitu kampus
Universitas Brawijaya relatif landai dan padat dengan bangunan bangunan.
Untuk membandingkan kondisi lapangan (dapat dilihat melalui Google Earth) dengan hasil
yang diperoleh dari pengukuran langsung di lapangan maka dibuat data pada Surfer. Data
yang diinput pada Surfer dan untuk selanjutnya diolah oleh Surfer adalah data XYZ yang
diperoleh dari akuisisi lapangan. Perlu diperhatikan bahwa data X dan Y yang akan
dimasukkan ke dalam Surfer harus dikonversikan terlebih dahulu ke dalam koordinat UTM
(Universal Time Mercarton). Hal ini dapat dilakukan dalam lembar kerja MapSource. Dari
Surfer akan dihasilkan peta kontur 2 D. Dari peta tersebut dapat dilihat bahwa kondisi
topografi di sekitar waypoint dan rute yang dibuat cenderung lebih rendah ke arah selatan
yang ditandai dengan warna biru. Semakin ke arah utara elevasi dari waypoint semakin tinggi
yang ditandai dengan warna kuning hingga jingga. Titik tertinggi berada pada arah timur laut.
Selanjutnya dari software Surfer juga bisa dibuat peta kontur 3 D. Peta kontur 3 D ini
merupakan bentuk 3 D dari peta 2 D. Tampak bahwa daerah pada arah timur laut cenderung
terjal.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Pada praktikum Acquisition, Processing, dan Interpretation ini diperoleh kesimpulan bahwa
akuisisi merupakan langkah yang pertama kali dilakukan. Akuisisi dilakukan dengan cara
mencari data berupa koordinat XYZ dari waypoint waypoint sepanjang rute atau lintasan
yang telah ditentukan menggunakan GPS. Setelah diperoleh data lapangan berupa koordinat
XYZ, data tersebut diolah menggunakan beberapa software, di antaranya MapSource, Google
Earth, dan Surfer. Dengan MapSource maka dapat dibuat peta dari rute dan waypoint yang
telah diperoleh dari pengukuran di lapangan. Selanjutnya dengan Google Earth kondisi
geografis dari daerah di sekitar waypoint dapat diketahui. Selanjutnya, data XYZ diolah
menggunakan sofware Surfer sehingga diperoleh peta kontur 2D maupun peta kontur 3D.
Dari peta kontur tersebut dapat diinterpretasi kondisi topografis dari daerah di sekitar
waypoint.
Pada percobaan yang dilakukan di Universitas Brawijaya ini tampak bahwa daerah tersebut
dipadati oleh gedung gedung kuliah dan semakin ke arah selatan elevasi dari daerah yang
diukur cenderung semakin turun. Sebaliknya, di daerah timur laut cenderung terjal.
5.2 Saran
Saat melakukan akuisisi diharapkan waktu yang dialokasikan lebih banyak sehingga
praktikum tidak dilakukan dengan tergesa gesa. Selain itu diharapkan jumlah GPS yang
digunakan saat melakukan akuisisi lebih banyak sehingga praktikum dapat dilakukan dengan
cepat.

DAFTAR PUSTAKA
Anif, Fani. 2010. Dikutip dari http://faniberpikir.com/2010/04/pengertian-sistem-akuisisiperkembangan.html. Tanggal 19 Mei 2013 pada pukul 06.59 WIB.
Rachman, Azhariah. 2013. Dikutip dari
http://www.academia.edu/1422518/ANALISIS_DAN_INTERPRETASI_DATA_KUALITAT
IF_SERTA_PEMERIKSAAN_KEABSAHAN_DATA. Tanggal 19 Mei 2013 pukul 23.59
WIB.
GIS Konsorsium Aceh Nias. 2007. Modul Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar. Dikutip dari
URL:http://www.ziddu.com/.Tanggal 20 Mei 2013pada pukul 01.01 WIB.
.Marczyk, Geoffrey. 2005. Essentials of Research Design and Methodology. USA: John
Wiley & Sons, Inc.

Osborne, Hommas. 2013. Pasific Eldorado. California: wiley_blackwell

Anda mungkin juga menyukai