Anda di halaman 1dari 13

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH


Terbitnya Undang-undang Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Sumba Barat Daya, telah
menjadi momentum penting bagi lahirnya salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang sebelumnya
merupakan bagian dari Kabupaten Sumba Barat. Melalui perjuangan yang tidak mudah, tekad untuk melaksanakan
pembangunan yang menitikberatkan pada arah kebijakan yang pro-poor, pro-job dan pro-growth dengan lebih
mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, diyakini dapat menjawab berbagai tantangan dalam rangka
mewujudkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Dalam kurun waktu 5 Tahun, Kabupaten Sumba
Barat Daya telah mengukir relief pembangunan dengan beragam warna sebagai hasil kerjasama dan kebersamaan
berbagai stakeholders, sehingga walaupun masih mengalami berbagai keterbatasan, semangat untuk berubah
menjadi lebih baik, selalu membahana di Tanah Loda Wee Maringi Pada Wee Malala *).
Potret kondisi eksisting Kabupaten Sumba Barat Daya secara umum dijabarkan dalam beberapa bagian
berikut ini.
2.1. GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF DAN KONDISI FISIK
Data dan informasi mengenai letak atau posisi Kabupaten Sumba Barat Daya berdasarkan garis lintang
dan bujur, aspek administratif, terlebih lagi kondisi fisik, menjadi bagian penting dalam penyusunan Buku Putih
Sanitasi, karena akan memberi intervensi yang signifikan terhadap rekomendasi pemilihan berbagai teknologi
pengembangan sektor sanitasi.
Kabupaten Sumba Barat Daya merupakan bagian dari Pulau Sumba Provinsi Nusa Tenggara Timur, yang
secara geografis terletak pada koordinat 918-1020 Lintang Selatan (LS) dan 11855-12023 Bujur Timur
(BT). Tahun 2012 ini, Sumba Barat Daya menjadi salah satu kabupaten di Indonesia yang memprogramkan
percepatan pembangunan sanitasi permukiman, sebagai wujud nyata komitmen pemerintah daerah terhadap
upaya akselerasi pencapaian tujuan-tujuan MDGs dan RPJMN 2010-2014, terutama pembangunan sektor
sanitasi. Peta Orientasi, terlampir.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2007 yang kemudian menjadi payung hukum bagi
pembentukan Kabupaten Sumba Barat Daya di Provinsi Nusa Tenggara Timur, secara administratif memiliki
wilayah seluas 1.445,32 kilometer persegi, terdiri atas 8 (delapan) wilayah kecamatan dengan batas-batas
sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Sumba;
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan sebagian Sumba Barat;
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sumba Barat;
- Sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia
Tabel dan peta berikut akan menjelaskan kondisi Kabupaten Sumba Barat Daya secara geografis dan
administratif.
JUMLAH
Tabel 2.1.
Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah
Kelurahan / Desa di Kabupaten
Sumba Barat
NO Nama, LuasKECAMATAN
LUAS WILAYAH
(km2) Daya
a
1
2
3
4
5
6
7
8

b
Kodi
Kodi Utara
Kodi Bangedo
Wewewa Barat
Wewewa Selatan
Wewewa Timur
Wewewa Utara
Loura
Jumlah

KELURAHAN

DESA

c
2
2

d
11
12
13
14
8
20
6
10
94

e
111,05
243,82
219,69
174,33
174,14
249,55
63,26
209,48
1.445,32

Sumber : Sumba Barat Daya Dalam Angka 2011 pada Bidang Litbang Bappeda Sumba Barat Daya, 2012
*) Tanah yang Terberkati, Subur dan Makmur, Daerah yang Sejuk dan Segar

Pokja Sanitasi Kabupaten Sumba Barat Daya, 2012


II-1

Peta 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Sumba Barat Daya

Sumber : Dokumen RTRW 2008-2028 pada Bidang Perencanaan Wilayah Bappeda Kabupaten Sumba Barat Daya, 2012

Pokja Sanitasi Kabupaten Sumba Barat Daya, 2012


II-2

Kondisi air tanah di Kabupaten Sumba Barat Daya dipengaruhi keadaan air tanah bebas (umumnya
diangkat dan mengikuti kondisi morfologi), air tanah tertekan (terletak jauh di dalam tanah dengan lapisan
kedap air serta air permukaan.
Berdasarkan Permen PU No. 11A Tahun 2006 dalam Dokumen Profil Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara
II, diketahui NTT memiliki 6 (enam) Wilayah Sungai (WS), dimana Kabupaten Sumba Barat Daya masuk dalam
WS Sumba, yakni DAS Polapare. Dalam konteks Kabupaten Sumba Barat Daya, terdapat 6 (enam) aliran
sungai, masing-masing tersebar pada beberapa kecamatan sebagaimana disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.2. Nama dan Panjang Sungai di Kabupaten Sumba Barat Daya
dirinci menurut Wilayah Kecamatan
NO
a
1

KECAMATAN
b
Kodi Bangedo

Wewewa Selatan

3
4

Wewewa Timur
Loura

NAMA SUNGAI
c
Sungai Pola Pare
Sungai Wai Ha
Sungai Wee Wagha
Wee Lambora
Sungai Wee Kalowo
Sungai Loko Kalada

PANJANG SUNGAI (km)


d
18
9
10
10
7
16

Sumber : Sumba Barat Daya Dalam Angka 2011 pada Bidang Litbang Bappeda Sumba Barat Daya, 2012

Temperatur udara wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya berkisar antara 21C - 34 C, dengan temperatur
udara tertinggi terjadi pada bulan November, sedangkan terendah terjadi pada bulan Agustus. Seperti wilayah
lain di Indonesia, , di Sumba Barat Daya juga berlaku 2 (dua) musim, yaitu musim kemarau (arus angin berasal
dari Australia dan tidak banyak mengandung uap air, terjadi bulan Juni-September), dan musim hujan (arus
angin berasal dari Asia dan Samudera Pasifik, banyak mengandung uap air, terjadi pada bulan DesemberMaret). Keadaan seperti ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan AprilMei dan Oktober-Nopember. Posisi Sumba Barat Daya dan umumnya Nusa Tenggara Timur lebih dekat
dengan Australia, mengakibatkan arus angin yang banyak mengandung uap air dari Asia dan Samudera Pasifik
waktu sampai di Wilayah Sumba Barat Daya kandungan uap airnya sudah berkurang, sehingga
mengakibatkan hari hujan di Kabupaten Sumba Barat Daya lebih sedikit dibandingkan dengan wilayah yang
lebih dekat dengan Asia. Hal ini menyebabkan Sumba Barat Daya menjadi wilayah yang tergolong kering
karena hanya 4 bulan keadaannya relatif basah dan 8 bulan sisanya relatif kering.
Jumlah curah hujan di Kabupaten Sumba Barat Daya dipantau melalui 5 (lima) stasiun, yakni Stasiun
Omba Rade, Kanelu, Palla, Karuni serta Langga Lero, sedang pada beberapa titik lain belum tersedia alat ukur.
Dari data yang diperoleh diketahui curah hujan terbanyak dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir terjadi di
Kecamatan Wewewa Timur yakni sebesar 5.872 mm, sedangkan curah hujan per bulan untuk setiap stasiun
bervariasi antara 0 sampai 1.024 mm. Data rinci mengenai hal tersebut dan beberapa data kondisi fisik lainnya,
terlampir.
2.2. DEMOGRAFI
Aspek kependudukan selalu bersifat urgen, baik kualitas maupun kuantitasnya karena pada dasarnya
semua kegiatan pembangunan pada akhirnya akan ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan penduduk.
Dewasa ini penduduk tidak hanya diposisikan sebagai obyek pembangunan tetapi lebih sebagai pelaku utama
sehingga kontribusinya semakin signifikan dalam perencanaan, pelaksanaan, ataupun peranannya sebagai
kontrol sosial terhadap pelaksanaan pembangunan. Hal tersebut juga berlaku dalam pembangunan sektor
sanitasi sehingga data kependudukan menjadi penting dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi. Perhitungan
proyeksi penduduk menggunakan Persamaan Regresi Linier dari y terhadap x, dengan Rumusan y = a + bx.
Tabel-tabel berikut akan menyajikan data dan informasi kondisi kependudukan Kabupaten Sumba Barat Daya
yakni jumlah dan kepadatan, pertumbuhan serta proyeksi penduduk 5 (lima) tahun terakhir. Data lain
terlampir.
.
Pokja Sanitasi Kabupaten Sumba Barat Daya, 2012
II-3

Tabel 2.3.a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk dirinci menurut kecamatan di Kabupaten Sumba Barat Daya
NO

LUAS WILAYAH
(km2)

KECAMATAN

JUMLAH PENDUDUK (jiwa)


LAKI-LAKI
PEREMPUAN
TOTAL

KEPADATAN
(jiwa/km2)

a
c
d
e
f
g
b
1TabelKodi
111,05
15.277 kecamatan
31.223
281 Barat Daya
2.3.b. Laju Pertumbuhan Penduduk
4 (Empat)15.946
Tahun Terakhir menurut
di Kabupaten Sumba
2
243,82
26.419
24.445
50.864
209
Kodi Utara
3
219,69
18.588
17.469
36.057
164
Kodi Bangedo
4
174,33
23.428
22.054
45.482
261
Wewewa Barat
5
174,14
11.165
10.526
21.691
125
Wewewa Selatan
6
249,55
27.749
26.162
53.911
216
Wewewa Timur
7
63,26
5.926
5.712
11.638
184
Wewewa Utara
8
209,48
17.501
16.636
34.037
162
Loura
1.445,32
146.722
138.181
284.903
197
Jumlah
Sumber : Sumba Barat Daya Dalam Angka 2011 pada Bidang Litbang Bappeda Sumba Barat Daya, 2012

NO

KECAMATAN

a
1
2
3
4
5
6
7
8

JUMLAH PENDUDUK (jiwa)


2008
c
28.075
40.155
33.649
43.882
20.856
51.078
10.633
27.443
255.771

Kodi
Kodi Utara
Kodi Bangedo
Wewewa Barat
Wewewa Selatan
Wewewa Timur
Wewewa Utara
Loura
Jumlah

2009
d
28.669
40.351
35.063
44.392
20.996
52.860
11.876
29.459
263.666

2010
e
29.178
49.740
36.911
44.497
21.267
53.983
11.720
31.659
278.955

2011
f
31.223
50.864
36.057
45.482
21.691
53.911
11.638
34.037
284.903

Sumber : Kecamatan Dalam Angka 2008, 2009, 2010 dan 2011 pada Bidang Litbang Bappeda Sumba Barat Daya, 2012

Tabel 2.3.c. Proyeksi Penduduk 5 (lima) menurut kecamatan di Kabupaten Sumba Barat Daya
NO

KECAMATAN

a
1
2
3
4
5
6
7
8

JUMLAH PENDUDUK (jiwa)


2012
c
32.244
57.498
37.004
45.880
22.013
54.636
11.507
36.296
297.078

Kodi
Kodi Utara
Kodi Bangedo
Wewewa Barat
Wewewa Selatan
Wewewa Timur
Wewewa Utara
Loura
Jumlah

2013
d
33.521
62.755
37.501
46.425
22.361
55.161
11.388
38.585
307.697

2014
e
34.798
68.011
37.998
46.970
22.708
55.687
11.269
40.874
318.315

2015
f
36.075
73.268
38.495
47.515
23.056
56.212
11.150
43.163
328.934

2016
g
37.352
78.524
38.992
48.060
23.403
56.738
11.031
45.452
339.552

Sumber : Hasil Analisi Pokja Sanitasi, 2012

2.3. KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH


Kondisi keuangan dan perekonomian Kabupaten Sumba Barat Daya, termasuk besaran belanja sektor
sanitasi setiap orang, dapat digambarkan melalui data dan informasi mengenai realisasi Anggaran Belanja dan
Pendapatan Daerah (APBD), anggaran dan belanja modal sanitasi, ruang fiskal, serta struktur perekonomian
umum daerah. Data-data tersebut tersaji dalam bentuk tabulasi berikut ini, sedangkan data keuangan dan
perekonomian lainnya, terlampir.

Tabel 2.4. Ringkasan Realisasi APBD Kabupaten Sumba Barat Daya, 4 (Empat) Tahun Terakhir
NO

URAIAN

2008
a
I

b
PENDAPATAN

2009

ANGGARAN

REALISASI

ANGGARAN

REALISAS

202.589.970.210,00

199.526.074.294,00

302.243.706.252,00

306.069.928.1

8.140.986.500,00

4.701.976.935,00

8.186.122.000,00

9.516.217.60

813.478.000,00

891.914.168,00

1.204.112.000,00

1.803.620.73

2.452.781.155,00

416.983.319,00

2.663.254.010,00

1.868.048.65

4.874.727.345,00

3.393.079.448,00

4.318.755.990,00

5.844.548.21

281.286.141.0

PENDAPATAN ASLI DAERAH

Pajak Daerah

Retribusi Daerah

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

DANA PERIMBANGAN

180.319.763.926,00

182.179.456.359,00

277.616.238.000,00

Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

12.292.213.926,00

14.151.904.359,00

12.607.790.000,00

16.277.693.04

Dana Alokasi Umum

154.876.550.000,00

154.876.552.000,00

223.982.448.000,00

223.982.448.0

Dana Alokasi Khusus

13.151.000.000,00

13.151.000.000,00

41.026.000.000,00

41.026.000.00

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

14.129.219.784,00

12.644.641.000,00

16.441.346.252,00

15.267.569.50

Pendapatan Hibah Dari Pemerintah Daerah Lainnya

5.000.000.000,00

8.000.000.000,00

5.000.000.00

Dana Darurat

3.000.000.000,00

Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda Lainnya

555.819.784,00

418.195.000,00

1.505.094.252,00

1.440.192.50

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

2.981.400.000,00

2.981.000.000,00

4.929.352.000,00

6.820.477.00

Bantuan Keuangan dari Provinsi dan Pemda Lainnya

5.592.000.000,00

6.245.446.000,00

2.006.900.000,00

2.006.900.00

II

BELANJA

201.033.595.125,00

171.309.825.138,00

324.948.294.408,00

293.904.302.4

BELANJA TIDAK LANGSUNG

96.505.611.926,00

84.249.354.275,00

123.049.606.948,00

109.615.060.3

Belanja Pegawai

74.000.000.000,00

68.791.865.717,00

100.098.974.108,00

92.924.734.32

Belanja Bunga

Belanja Subsidi

Belanja Hibah

10.634.064.413,00

6.489.983.040,00

5.201.352.500,00

3.051.352.50

Belanja bantuan Sosial

2.803.000.000,00

1.508.100.000,00

5.557.649.107,00

3.747.673.50

Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa

Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa

184.630.344,00

145.844.918,00

8.047.600.000,00

7.165.650.000,00

9.688.000.000,00

9.243.800.00

Belanja Tidak Terduga

836.317.169,00

147.910.600,00

2.503.631.233,00

BELANJA LANGSUNG

104.527.983.199,00

87.060.470.863,00

201.898.687.460,00

184.289.242.1

Belanja Pegawai

11.597.837.410,00

9.340.240.110,00

19.412.791.956,00

17.632.102.61

Belanja Barang dan Jasa

42.952.857.139,00

31.582.694.657,00

82.070.031.608,00

69.838.965.67

Belanja Modal

49.977.288.650,00

46.137.536.096,00

100.415.863.896,00

96.818.173.85

SURPLUS (DEFISIT)

1.556.375.085,00

28.216.249.156,00

(22.704.588.156,00)

12.165.625.68

III

647.500.000

PEMBIAYAAN

(411.125.085,00)

988.339.000,00

22.704.588.156,00

25.000.642.55

PENERIMAAN PEMBIAYAAN

1.588.874.915,00

1.988.339.000,00

29.204.588.156,00

28.500.642.55

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran TA sebelumnya

1.588.874.915,00

1.653.065.500,00

28.059.338.156,00

28.059.338.15

Pencairan Dana Cadangan

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Penerimaan Pinjaman Daerah

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

335.273.500,00

1.145.250.000,00

Penerimaan Piutang Daerah

PENGELUARAN PEMBIAYAAN

Pembentukan Dana Cadangan

Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah

3
4

2.000.000.000,00

1.000.000.000,00

6.500.000.000,00

441.304.400
-

3.500.000.00

2.000.000.000,00

1.000.000.000,00

5.000.000.000,00

Pembayaran Pokok Utang

Pemberian Pinjaman Daerah

1.500.000.000,00

1.500.000.00

2.000.000.00
-

Pembiayaan Neto

(411.125.085,00)

988.339.000,00

22.704.588.156,00

25.000.642.55

SISA LEBIIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN

1.145.250.000,00

29.204.588.156,00

37.166.268.24

Sumber : Bagian Keuangan Kabupaten Sumba Barat Daya, 2012

Pokja Sanitasi Kabupaten Sumba Barat Daya, 2012


II-5

Tabel 2.5. Ringkasan Anggaran dan Belanja Modal Sanitasi per Penduduk di Kabupaten Sumba Barat Daya
NO

SUBSEKTOR / SKPD

2008

2009

Anggaran

Belanja Modal

Anggaran

Belan

Air Limbah
1

Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Kesehatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Badan Lingkungan Hidup

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Persampahan
1

Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Kesehatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Badan Lingkungan Hidup

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Drainase Permukiman
1

Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Kesehatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Badan Lingkungan Hidup

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Aspek PHBS
1

Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Kesehatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Badan Lingkungan Hidup

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

217.441.611

25.200.000

Air Bersih / Air Minum


1

Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Kesehatan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Badan Lingkungan Hidup

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Total Anggaran & Belanja Modal Sanitasi termasuk Air Bersih/Air Minum

Total Anggaran & Belanja Modal Sanitasi (diluar air bersih/air minum)

Total Belanja APBD

Proporsi Belanja Modal Sanitasi terhadap Belanja Total (%)

Jumlah Penduduk

Belanja Modal Sanitasi per Penduduk

Sumber : APBD Kabupaten Sumba Barat Daya, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012

2.904.022.600
8.726.000
835.833.000
1.153.800.003

5.145.023.214
242.641.611
201.033.595.125,00

171.309.825.138,00
255.771
-

324.948.294.408,00

29

Tabel 2.6. Ruang Fiskal Kabupaten Sumba Barat Daya

Tahun

Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah (IRFD)

a
2008
2009
2010
2011

Sumber : Pendapatan Regional Sumba Barat Daya, 2007-2010

Tabel 2.7. Perekonomian Umum Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya

N
O
a

1
2
3
4
5

DESKRIPSI

2008

PDRB harga konstan (Rp)


Pendapatan Perkapita Kabupaten (Rp)
Upah Minimum Regional Kabupaten (Rp)
Inflasi (%)
Pertumbuhan Ekonomi (%)

351.76
2.477.42
650

Sumber : Pendapatan Regional Sumba Barat Daya, 2007-2010


Ket : UMR Kab SBD mengikuti UMP NTT

Pokja Sanitasi Kabupaten Sumba Barat Daya, 2012


II-7

2.4. TATA RUANG WILAYAH


Kebijakan penataan ruang Kabupaten Sumba Barat Daya didasarkan atas Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Sumba Barat Daya 2008-2028, yang dituangkan dalam bentuk strategi pengembangan
wilayah.
Strategi pengembangan wilayah dijabarkan melalui :
Strategi Pengembangan Fisik Wilayah, dengan memperhatikan daya dukung dan tingkat kemampuan
lahan;
Strategi Pengembangan Ekonomi, ditujukan untuk mencapai keseimbangan pembangunan industri (pasca
panen) dengan pengembangan pertanian dan daya dukung lahannya; serta
Strategi Pengembangan Sosial, ditujukan untuk peningkatan sumberdaya manusia dan mengatasi
kekurangan kuantitas dan kualitas tenaga kerja.
Konsep pengembangan struktur tata ruang wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya yang ingin dicapai
pada masa mendatang adalah memantapkan fungsi dan peranan kota utama sebagai Pusat Kegiatan
Lingkungan (PKL), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) serta PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) yang
didukung oleh aksesibilitas yang merata dari dan menuju kota-kota dibawahnya . Rencana Struktur Tata
Ruang dijabarkan melalui : (i) Rencana Sistem Perwilayahan; (ii) Hierarki Pusat Kegiatan dan Pelayanan; (iii)
Pusat-pusat Permukiman Perkotaan dan Pedesaan; dan (iv) Hierarki Sarana dan Prasarana Utama. Atas
pertimbangan kondisi geografis, aksesibilitas terhadap pusat pelayanan, keterkaitan antar simpul pelayanan
dengan wilayah pelayanannya serta pertimbangan karakteristik potensi dan permasalahan, maka ditentukan
3 (tiga) Wilayah Pengembangan (WP), yaitu Tambolaka, Elopada dan Bondo Kodi.
Rencana pola pemanfaatan ruang merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah
kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya. Sesuai
Dokumen RTRW, pola pemanfaatan ruang Kabupaten Sumba Barat Daya akan diarahkan pada
pengembangan kawasan budidaya dengan proporsi 85,84 % dan selebihnya diarahkan pada pengembangan
kawasan budidaya.
Berdasarkan inventarisasi kondisi bencana alam, dalam konteks Provinsi Nusa Tenggara Timur,
teridentifikasi beberapa daerah (kabupaten) yang masuk dalam kategori rawan bencana. Sebagai bagian
dari Pulau Sumba yang memiliki karakteristik fisik berhubungan langsung dengan laut, baik batas sebelah
utara, sebelah selatan, maupun sebelah barat yakni Selat Sumba dan terutama berhadapan langsung
dengan Samudera Indonesia, menyebabkan Kabupaten Sumba Barat Daya berada pada posisi rawan
tsunami, yakni Kecamatan Loura, Kecamatan Kodi Utara, Kecamatan Kodi dan Kecamatan Kodi Bangedo.
Menyikapi hal tersebut, termuat dalam dokumen rencana tata ruang kabupaten, Strategi Pengembangan
Mitigasi Bencana yang merekomendasikan prinsip-prinsip perencanaan dan perancangan bangunan yang
dapat dilakukan untuk memperkecil risiko kerusakan akibat tsunami.
Berikut akan disajikan Peta Rencana Pusat Layanan dan Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Sumba
Barat Daya, sedangkan rekomendasi perencanaan dan perancangan bangunan untuk wilayah rawan
tsunami serta beberapa data dan informasi lain terkait tata ruang wilayah, dijabarkan dalam lampiran.

Pokja Sanitasi Kabupaten Sumba Barat Daya, 2012


II-9

Gambar 2.2. Peta Rencana Pusat Layanan Kabupaten Sumba Barat Daya

Sumber : Dokumen RTRW 2008-2028 pada Bidang Perencanaan Wilayah Bappeda Kabupaten Sumba Barat Daya, 2012

Pokja Sanitasi Kabupaten Sumba Barat Daya, 2012


II-10

Gambar 2.3. Rencana Pola Ruang Kabupaten Sumba Barat Daya

Sumber : Dokumen RTRW pada Bidang Perencanaan Wilayah Bappeda Kabupaten Sumba Barat Daya, 2012

Pokja Sanitasi Kabupaten Sumba Barat Daya, 2012


II-11

2.5. SOSIAL DAN BUDAYA


Keadaan sosial budaya suatu daerah dapat direpresentasikan, antara lain melalui kegiatan dunia
pendidikan serta status kesejahteraan. Berdasarkan data statistik Sumba Barat Daya Dalam Angka 2011
diketahui terdapat 288 unit sekolah dengan tenaga guru 3.167 orang dan 81.761 orang peserta didik. Data
jumlah Rumah Tangga (RT) Miskin yang ada di Kabupaten Sumba Barat Daya sebanyak 35.825 RT, tersebar
pada setiap wilayah kecamatan. Data mengenai hal tersebut disajikan dalam tabel-tabel berikut ini, sedangkan
data sosial dan budaya lainnya, terlampir.
Tabel 2.8. Jumlah Sekolah, Guru dan Peserta Didik di Kabupaten Sumba Barat Daya
NO
a
1
2
3
4

TINGKAT
PENDIDIKAN
b

JUMLAH
GURU (orang)
d
87
1.999
694
387
3.167

SEKOLAH (unit)
c
36
191
49
12
288

TK
SD / Sederajat
SLTP / Sederajat
SLTA / Sederajat
Jumlah

PESERTA DIDIK (orang)


e
1.847
62.329
11.330
6.255
81.761

Sumber : Sumba Barat Daya Dalam Angka 2011 pada Bidang Litbang Bappeda Sumba Barat Daya, 2012

Tabel 2.9. Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Sumba Barat Daya


NO

KECAMATAN

b
Kodi
Kodi Utara
Kodi Bangedo
Wewewa Barat
Wewewa Selatan
Wewewa Timur
Wewewa Utara
Loura
Jumlah

1
2
3
4
5
6
7
8

RUMAH TANGGA MISKIN (RT)


d

JUMLAH
PERSENTASE RUMAH TANGGA MISKIN (%)
d

3.967
5.119
5.791
6.026
3.465

11,07
14,29
16,16
16,82
9,67

6.887

19,22

1.716

4,79

2.854

7,97

35.825

100,00

Sumber : Sumba Barat Daya Dalam Angka 2011 pada Bidang Litbang Bappeda Sumba Barat Daya, 2012

Tabel 2.10. Jumlah Rumah per Kecamatan di Kabupaten Sumba Barat Daya
NO

KECAMATAN

b
Kodi
Kodi Utara
Kodi Bangedo
Wewewa Barat
Wewewa Selatan
Wewewa Timur
Wewewa Utara
Loura
Jumlah

1
2
3
4
5
6
7
8

RUMAH TANGGA
c

JUMLAH
PERSENTASE JUMLAH RUMAH TANGGA (%)
d

5.804
8.347
6.722
7.538
4.269

11,34
16,31
13,14
14,73
8,34

9.593

18,75

2.202

4,30

6.699

13,09

51.174

100,00

Sumber : Sumba Barat Daya Dalam Angka 2011 pada Bidang Litbang Bappeda Sumba Barat Daya, 2012
Ket : Data Rumah Belum Ada

2.6. KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH


Bagan berikut akan mengetengahkan Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Barat
Daya dan SKPD yang memiliki keterkaitan erat dengan pembangunan sektor sanitasi.

Pokja Sanitasi Kabupaten Sumba Barat Daya, 2012


II-12

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Pemerintah DaerahKabupaten Sumba Barat Daya

BUPATI

DPRD

WAKIL BUPATI

-Bagian Umum
-Bagian Persidangan dan Risalah
-Bagian Keuangan
- Bagian Humas dan Protokol

SEKRETARIAT DAERAH

STAF AHLI
-

Asisten
Perekonomian &
Pembangunan

Asisten Pemerintahan
& Kesejahteraan
Rakyat

Bidang Hukum dan Politik


Bidang Pembangunan
Bidang Pembangunan
Bidang Kemasyarakatan & SDM
Bidang Keuangan & Ekonomi

Bagian Administrasi
Pemerintahan Umum
Bagian Administrasi

Bagian Administrasi
Pembangunan
Bagian Administrasi

DINAS DAERAH

KECAMATAN

KELURAHAN / DESA

Asisten
Administrasi Umum
-

Bagian Hukum
Bagian Organisasi
Bagian Humas
Bagian Umum

LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata


Dinas Kehutanan
Dinas Kelautan dan Perikanan
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Dinas Kesehatan
Dinas Perhubungan dan Komunikasi
Dinas Pertanian dan Perkebunan
Dinas Peternakan
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Dinas Pekerjaan Umum,
Dinas Pertambangan dan Energi
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan

SEKRETARIAT DPRD

Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan


Badan Lingkungan Hidup
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Pertanian
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa
Badan Pemberdayaan Perempuan dan
Keluarga Berencana
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Inspektorat
Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat
Kantor Pengolahan Data Elektronik, Kearsipan
dan Perpustakaan
Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu
Rumah Sakit Umum Daerah

SATPOL PP

PELAKSANA HARIAN
BADAN NARKOTIKA

BUPATI

BAPPEDA
Bidang Perencanaan
Wilayah

Keterangan :

Mandat Tupoksi Langsung

BADAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN
PEMERINTAHAN DESA
Bidang Pemberdayaan Teknologi Tepat
Guna & Sumberdaya Alam

DINAS PEKERJAAN UMUM


- Bidang Cipta Karya
- Bidang Kebersihan dan
Pertamanan

DINAS KESEHATAN
- Bidang Penanggulangan
Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan
- Bidang Penanggulangan
Masalah Kesehatan (Seksi
Promkes)

BADAN LINGKUNGAN HIDUP


Bidang Pengawasan dan
Pengendalian

Mandat Tupoksi Tidak Langsung

Pokja Sanitasi Kabupaten Sumba Barat Daya, 2012


II-13

Anda mungkin juga menyukai