C08 Sba
C08 Sba
SKIN LOTION
Oleh:
SYENI BUDI ANITA
C34104017
RINGKASAN
SYENI BUDI ANITA. C34104017. Aplikasi Karaginan dalam Pembuatan Skin
Lotion.
Dibawah bimbingan ANNA CAROLINA ERUNGAN dan SRI
PURWANINGSIH.
Skin lotion merupakan salah satu produk kosmetika yang sudah dikenal
sejak lama, berfungsi melembutkan kulit dan menjaga kulit dari kekeringan.
Salah satu bahan yang digunakan dalam pembuatan skin lotion adalah setil
alkohol yang merupakan bahan pengental, pengemulsi, dan penstabil. Karaginan
adalah bahan alami yang memiliki fungsi yang sama dengan setil alkohol
sehingga dapat menggantikan peran setil alkohol dalam pembuatan skin lotion.
Kelebihan yang dimiliki oleh karaginan dibandingkan setil alkohol adalah
fungsinya sebagai humektan.
Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan karaginan dalam pembuatan
skin lotion sebagai pengental, penstabil, dan pengemulsi serta humektan.
Konsentrasi karaginan yang digunakan adalah 0%, 1%, 2%, dan 3. Analisis yang
dilakukan meliputi: uji sensori kesukaan, pH, viskositas, stabilitas emulsi, total
mikroba, kelembaban kulit, dan penyusutan berat. Skin lotion disimpan pada suhu
ruang yaitu 27-30 oC namun skin lotion yang akan diuji stabilitas emulsi disimpan
pada suhu 37oC. Uji total mikroba juga dilakukan setelah skin lotion disimpan
selama tiga bulan.
Skin lotion terbaik berdasarkan metode Bayes diperoleh dari penambahan
karaginan 2% dengan karakteristik antara lain, memiliki tingkat kesukaan
terhadap karakteristik sensori yang berkisar antara agak suka sampai suka, nilai
pH 7,5; viskositas 5675 cP, stabilitas emulsi 100%, dan tidak terdapat mikroba.
Skin lotion ini kemudian dibandingkan terhadap skin lotion dengan setil alkohol,
dan skin lotion tanpa karaginan dan tanpa setil alkohol selama satu bulan.
Penambahan karaginan lebih dari 3% menyebabkan skin lotion yang dihasilkan
tidak dapat dituang atau berbentuk krim.
Nilai kelembaban kulit yang diukur dengan alat Scalar Moisture Checker
menunjukkan bahwa skin lotion dengan karaginan 2% memiliki persentase
kelembaban kulit tertinggi dan penurunan persentase kelembaban kulit terkecil
dibandingkan skin lotion dengan setil alkohol, dan skin lotion tanpa karaginan dan
tanpa setil alkohol. Tingkat kesukaan panelis terhadap karakteristik sensori skin
lotion dengan karaginan 2% selama penyimpanan mulai mengalami penurunan
yang signifikan pada hari ke-30 walaupun karakteristik fisika dan kimia skin
lotion tersebut masih baik hingga satu bulan penyimpanan. Selama penyimpanan
nilai pH cenderung stabil sedangkan nilai viskositas mengalami peningkatan.
Hasil uji total mikroba setelah penyimpanan tiga bulan pada skin lotion
dengan karaginan 2% menunjukkan bahwa terdapat 1,0 x 101 koloni per gram
(< 3,0 x 102 koloni per gram), sedangkan skin lotion dengan setil alkohol tidak
terdapat koloni mikroba, dan skin lotion tanpa setil alkohol dan tanpa karaginan
terdapat 2,0 x 101 koloni per gram (< 3,0 x 102 koloni per gram). Hasil uji ini
menunjukkan bahwa skin lotion masih aman digunakan karena total mikroba
masih berada dibawah batas total mikroba yang disyaratkan SNI 16-4399-1996
yaitu maksimal 1,0 x 102 koloni per gram.
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana
pada Departemen Teknologi Hasil Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
Oleh:
SYENI BUDI ANITA
C34104017
LEMBAR PENGESAHAN
Judul
Nama
NRP
: C34104017
Program Studi
Menyetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Tanggal lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Syeni Budi Anita, lahir di
Jakarta pada tanggal 10 Maret 1986, dan merupakan anak kedua
dari tiga bersaudara pasangan Amser Hutauruk dan Rida
Mardiani.
Aplikasi Karaginan dalam Pembuatan Skin Lotion disusun sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor di bawah bimbingan Ir. Anna Carolina
Erungan, MS dan Dr. Ir. Sri Purwaningsih, MSi.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR................................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................
xii
xv
DAFTAR ISTILAH................................................................................................
1. PENDAHULUAN .........................................................................................
1
1
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1.2 Tujuan ................................................................................................2
2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
3
2.1 Kulit ................................................................................................ 3
2.2 Skin lotion ...............................................................................................
5
8
2.3 Bahan Penyusun Skin lotion ................................................................
2.3.1
2.3.2
2.3.3
2.3.4
2.3.5
2.3.6
2.3.7
2.3.8
Kelarutan.......................................................................................
17
Viskositas......................................................................................
18
Pembentukan gel................................................................ 18
Stabilitas karaginan pada pH ........................................................
20
21
3.5.1
3.5.2
3.5.3
3.5.4
3.5.5
3.5.6
3.5.7
Analisis pH .................................................................................
25
25
Analisis viskositas ................................................................
Analisis stabilitas emulsi ............................................................
25
Analisis total mikroba................................................................
25
Uji sensori...................................................................................
26
Penyusutan berat ................................................................ 26
Uji kelembaban kulit................................................................
26
DAFTAR TABEL
No
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
DAFTAR GAMBAR
No
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Histogram nilai
kesukaan panelis terhadap warna selama
penyimpanan................................................................................................
51
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
DAFTAR LAMPIRAN
No
Halaman
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60
DAFTAR ISTILAH
Depkes RI
EEC
FAO
FCC
kDa
: Kilo dalton
NMF
PCA
SE
: Stabilitas emulsi
SNI
TEA
: Triethanolamin
1. PENDAHULUAN
Skin lotion merupakan salah satu jenis produk industri kosmetik hasil
emulsi minyak dalam air (oil on water atau o/w) yang digunakan untuk
menjadikan kulit halus, segar, dan bercahaya. Campuran skin lotion terdiri dari
air, emolien, humektan, bahan pengental, pengawet, dan pewangi (Mitsui 1997).
Berbagai jenis bahan penstabil emulsi telah banyak digunakan dalam
formula skin lotion untuk menghasilkan produk yang mampu mempertahankan
kestabilannya bila disimpan dalam waktu yang cukup lama.
Karaginan
merupakan salah satu jenis bahan penstabil yang dapat digunakan dalam
pembuatan skin lotion dan juga berfungsi sebagai bahan pengental serta
pengemulsi (Angka dan Suhartono 2000).
menghaluskan dan melembutkan kulit, sehingga baik digunakan dalam produkproduk perawatan kulit (Anonimd 2008).
Setil alkohol merupakan salah satu bahan kimia yang umum digunakan
dalam pembuatan skin lotion yang berfungsi sebagai pengental, penstabil, dan
pengemulsi (KKI 1993). Sifat fungsional karaginan dapat menggantikan fungsi
setil alkohol. Karaginan memiliki kelebihan karena berfungsi sebagai humektan
yang dapat mempertahankan kelembaban kulit.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan karaginan dalam
pembuatan skin lotion sebagai pengental, penstabil dan pengemulsi serta
humektan.
Tujuan khusus dari penelitian ini, antara lain:
1. Mempelajari karakteristik skin lotion dengan penambahan konsentrasi
karaginan
2. Mendapatkan konsentrasi karaginan terbaik dalam pembuatan skin lotion.
3. Mempelajari karakteristik skin lotion dengan konsentrasi karaginan terbaik
selama penyimpanan yang dibandingkan terhadap skin lotion dengan setil
alkohol, dan skin lotion tanpa setil alkohol dan tanpa karaginan.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kulit
Kulit merupakan lapisan yang menutupi dan melindungi seluruh tubuh
dari berbagai macam gangguan dari luar tubuh yang menyebabkan hilangnya
kelembaban sehingga kulit menjadi kering. Kulit kering mempunyai karakter
kasar dan keras, tidak fleksibel, dan pecah-pecah akibat kekurangan air di stratum
corneum dan kelembaban yang rendah (Mitsui 1997).
Kekeringan dan sifat kurang lentur pada lapisan stratum corneum dapat
diperbaiki jika kandungan air dinaikkan lebih dari kondisi normal (sekitar 10%).
Pemakaian lotion kosmetik dapat memperbaiki kulit kering karena meninggalkan
lapisan yang rapat pada kulit, permeabilitas terhadap air rendah, mensuplai
komponen hidrofilik sehingga mampu menahan dehidrasi air dari kulit dengan
demikian kulit menjadi lembut. Emulsi lotion yaitu emulsi minyak dalam air,
merupakan bentuk emulsi yang baik untuk menghasilkan lapisan yang lembut
pada kulit dan mampu mengurangi evaporasi (Tronnier 1962, diacu dalam Sondari
2007).
Ketebalan kulit manusia tergantung dari umur, jenis kelamin, dan lokasi
pada bagian tubuh. Kulit luar terbagi atas tiga lapisan yaitu epidermis, dermis,
dan sel subcutaneous. Epidermis terdiri dari beberapa lapisan yang mempunyai
ketebalan sekitar 0,1-0,3 mm yaitu lapisan stratum corneum, lapisan granular,
lapisan spinous, dan lapisan basal. Lapisan basal merupakan lapisan yang paling
dasar dari epidermis yang berhubungan langsung dengan lapisan dermis. Lapisan
basal membelah terus menerus membentuk sel-sel baru yang berpindah
kepermukaan diatasnya dan membentuk lapisan spinous. Di atas lapisan spinous
terdapat dua atau tiga lapisan granular. Lapisan basal, spinous, dan granular
secara kontinyu bergerak ke lapisan luar membentuk lapisan stratum corneum.
Peristiwa ini disebut proses keratinisasi. Lapisan stratum corneum adalah lapisan
yang terlihat dan merupakan bagian yang diperhatikan oleh ahli kimia kosmetik
(Mitsui 1997).
Lapisan epidermis memiliki fungsi yang paling penting yaitu menjaga
gangguan stimuli eksternal seperti dehidrasi, sinar ultraviolet, faktor fisik, dan
faktor kimia lainnya. Fungsi ini dilakukan oleh lapisan stratum corneum sebagai
lapisan paling luar. Lapisan dermis merupakan lapisan kulit kedua setelah lapisan
epidermis yang memegang peranan penting dalam elastisitas dan ketegangan dari
kulit. Sel subcutaneous berada dibawah lapisan dermis. Sel ini berperan dalam
mengatur temperatur kulit (Mitsui 1997). Struktur lapisan kulit dapat dilihat pada
Gambar 1.
adalah celah antar sel epidermis, celah folikel rambut, dan celah antar sel saluran
kelenjar keringat. Produk kosmetika yang memiliki pH sangat asam atau sangat
basa dapat menyebabkan kulit teriritasi (Wasitaatmadja 1997).
Levin dan Maibach (2007) menyatakan bahwa mantel asam merupakan
lapisan yang halus pada permukaan kulit dengan pH sedikit asam yang terdiri dari
asam laktat dan asam amino yang berasal dari keringat, asam lemak bebas yang
berasal dari kelenjar sebaceous dan sebum, dan asam amino dan asam karbosiklik
pyrolidine yang berasal dari proses cornification pada kulit. Fungsi lapisan ini
antara lain menyokong pembentukan lemak epidermis yang menjaga pertahanan
kulit dari gangguan luar, memberikan perlindungan terhadap serangan
mikroorganisme, dan memberikan perlindungan terhadap bahan-bahan yang
bersifat alkali (alkali neutralizing capacity atau skin buffering capacity).
Gangguan atau kerusakan lapisan ini akan mengakibatkan kulit kehilangan
keasamannya, lebih mudah rusak dan teriritasi serta terjadi penyakit-penyakit
kulit. pH yang terlalu asam atau basa dapat menyebabkan kulit menjadi kering
dan mengalami iritasi.
Bawab dan Friberg (2004) mengemukakan bahwa lapisan mantel terdiri
dari zat-zat yang berfungsi sebagai pertahanan dalam melawan kuman dan bakteri,
salah satunya garam yang berasal dari kelenjar keringat. Garam yang terdapat
pada mantel asam menyebabkan kondisi yang hiperosmosis sehingga dapat
memusnahkan bakteri karena konsentrasi garam yang tinggi menyebabkan air dari
dalam bakteri tertarik dan bakteri mengalami dehidrasi.
Skin care cosmetics berperan dalam menjaga fungsi dan mekanisme
perlindungan kulit agar berjalan dengan baik. Pada dasarnya skin care cosmetics
dapat melindungi kulit dari efek kekeringan, radiasi ultraviolet, dan oksidasi
sehingga kulit tetap indah dan sehat (Mitsui 1997).
mengganti seluruh fungsi dan kegunaan kulit semula. Kosmetika pelembab kulit
umumnya berbentuk sediaan cairan minyak atau campuran minyak dalam air yang
dapat
ditambahi
atau
dikurangi
zat
tertentu
untuk
tujuan
khusus
(Wasitaatmadja 1997).
Lotion pelembab berfungsi menyokong kelembaban dan daya tahan air
pada lapisan kulit sehingga dapat melembutkan dan menjaga kehalusan kulit
tersebut (Mitsui 1997). Lotion didefinisikan sebagai campuran dua fase yang
tidak bercampur, distabilkan dengan sistem emulsi, dan berbentuk cairan yang
dapat dituang jika ditempatkan pada suhu ruang (Schmitt 1996). Syarat mutu
pelembab kulit (berdasarkan SNI 16-4399-1996) disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Syarat mutu pelembab kulit
No
1
2
3
4
5
Kriteria uji
Penampakan
pH
Bobot jenis, 20oC
Viskositas, 25oC
Cemaran mikroba
Satuan
cP
koloni/gram
Persyaratan
Homogen
4,5-8.0
0,95-1,05
2000-50000
Maks 102
Emulsi adalah suatu sistem yang heterogen dan mengandung dua fase
cairan yaitu fase terdispersi dan pendispersi.
bersifat
saling
antagonis
karena
perbedaan
sifat
kepolarannya
(Suryani et al. 2000). Emulsi yang mempunyai fase terdispersi minyak dan fase
pendispersi air disebut emulsi minyak dalam air, yang biasanya mengandung
>31% air (w/w).
(Ansel 1989).
Pada emulsi minyak dalam air, fase minyak dan fase air yang terpisah
disatukan dengan pemanasan dan pengadukan.
komponen bahan yang larut minyak. Fase air mengandung komponen bahan yang
larut air yang dipanaskan pada suhu yang sama dengan fase minyak kemudian
disatukan (Rieger 2000).
Pencampuran antara fase minyak dan air dilakukan pada suhu 70-75 oC.
Proses emulsifikasi pada pembuatan skin lotion adalah pada suhu 70
Zat tersebut
Emulsifier akan
Asam stearat
Asam stearat (C16H32O2) merupakan asam lemak yang terdiri dari rantai
hidrokarbon, diperoleh dari lemak dan minyak yang dapat dimakan, dan
berbentuk serbuk berwarna putih. Asam stearat mudah larut dalam kloroform,
eter, etanol, dan tidak larut dalam air. Bahan ini berfungsi sebagai pengemulsi
dalam sediaan kosmetika (Depkes RI 1993). Asam stearat dapat menghasilkan
kilauan yang khas pada produk skin lotion (Mitsui 1997).
Emulsifier (pengemulsi) yang digunakan dalam pembuatan skin lotion ini
memiliki gugus polar maupun non polar secara bersamaan dalam satu molekulnya
sehingga pada satu sisi akan mengikat minyak yang non polar dan di sisi lain juga
akan mengikat air yang polar sehingga zat-zat yang ada dalam emulsi ini akan
dapat dipersatukan. Suatu emulsi biasanya terdiri lebih dari satu emulsifier karena
kombinasi dari beberapa emulsifier akan menambah kesempurnaan sifat fisik
maupun kimia dari emulsi (Suryani et al. 2000).
2.3.2
Setil alkohol
Setil alkohol (C16H33OH) merupakan butiran yang berwarna putih, berbau
khas lemak, rasa tawar, dan melebur pada suhu 45-50 oC. Setil alkohol larut
dalam etanol dan eter namun tidak larut dalam air. Bahan ini berfungsi sebagai
pengemulsi, penstabil, dan pengental (Depkes RI 1993).
Setil alkohol adalah alkohol dengan bobot molekul tinggi yang berasal dari
minyak dan lemak alami atau diproduksi secara petrokimia. Bahan ini termasuk
ke dalam fase minyak pada sediaan kosmetik. Pada formulasi produk setil alkohol
yang digunakan kurang dari 2%. Setil alkohol merupakan lemak putih agak keras
pengental
digunakan
untuk
mengatur
kekentalan
dan
yang berasal dari lemak (lipid thickeners), misalnya setil alkohol; pengental yang
berasal dari hewan dan tumbuhan serta turunannya (thickeners of vegetable and
animal), misalnya karaginan; pengental mineral dan mineral termodifikasi
(mineral and modified mineral thickeners), misalnya silicon oil; dan pengental
sintetik (synthetic thickeners), misalnya karbomer (Polo 1998). Proporsi bahan
pengental yang digunakan dalam skin lotion yaitu dibawah 2,5%.
Bahan
Minyak mineral
Minyak mineral (parafin cair) adalah campuran hidrokarbon cair yang
berwarna, tidak larut dalam alkohol atau air, jika dingin tidak berbau dan tidak
berasa namun jika dipanaskan sedikit berbau minyak tanah. Minyak mineral
berfungsi sebagai pelarut dan penambah viskositas dalam fase minyak (Depkes RI
1993).
Parafin merupakan hidrokarbon yang jenuh dan dapat mengikat atom
hidrogen secara maksimal sehingga bersifat tidak reaktif. Bahan ini memiliki
kompatibilitas yang sangat baik terhadap kulit.
Gliserin
Gliserin (C3H8O3) disebut juga gliserol atau gula alkohol, merupakan
cairan yang kental, jernih, tidak berwarna, sedikit berbau, dan mempunyai rasa
manis.
Gliserin larut dalam alkohol dan air tetapi tidak larut dalam pelarut
2.3.5
Triethanolamin
Triethanolamin ((CH2OHCH2)3N) atau TEA merupakan cairan tidak
berwarna atau berwarna kuning pucat, jernih, tidak berbau atau hampir tidak
berbau, dan higroskopis. Cairan ini dapat larut air dan etanol tetapi sukar larut
dalam eter. TEA berfungsi sebagai pengatur pH dan pengemulsi pada fase air
dalam sediaan skin lotion (Depkes RI 1993).
TEA merupakan bahan kimia organik yang terdiri dari amine dan alkohol
dan berfungsi sebagai penyeimbang pH pada formulasi skin lotion.
TEA
Metil Paraben
Metil paraben (C8H8O3) merupakan zat berwarna putih atau tidak
berwarna, berbentuk serbuk halus, dan tidak berbau. Zat ini mudah larut dalam
etanol 95%, eter, dan air tetapi sedikit larut benzen, dan karbontetraklorida
(Depkes RI 1993). Metil paraben sering digunakan dalam skin lotion karena dapat
mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur serta dapat mempertahankan skin lotion
dari mikroorganisme yang dapat merusak (Rieger 2000).
Metil paraben termasuk salah satu jenis pengawet yang biasa digunakan
dalam pembuatan skin lotion. Bahan pengawet yang biasa ditambahkan pada
pembuatan skin lotion sebesar 0,1-0,2%.
2.3.7
berguna untuk menambah nilai estika produk yang dihasilkan. Pewangi yang
biasa digunakan adalah minyak (essential oil). Minyak parfum yang digunakan
biasanya dalam jumlah yang kecil sehingga tidak menyebabkan iritasi
(Schuller dan Romanowski 1999, diacu dalam Sondari 2007)
Penambahan pewangi pada produk merupakan upaya agar produk
mendapatkan tanggapan yang positif.
karenanya bahan ini ditambahkan pada temperatur yang rendah (Rieger 2000).
Jumlah pewangi yang ditambahkan harus serendah mungkin yaitu berkisar
antara 0,1-0,5%. Pada proses pembuatan skin lotion pewangi dicampurkan pada
suhu 35 oC agar tidak merusak emulsi yang sudah terbentuk (Schmitt 1996).
2.3.8
Air murni
Air merupakan komponen yang paling besar persentasenya dalam
merupakan air murni yaitu air yang diperoleh dengan cara penyulingan, proses
penukaran ion dan osmosis sehingga tidak lagi mengandung ion-ion dan mineralmineral.
sebagai cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa, memiliki pH 5.0-7.0, dan
berfungsi sebagai pelarut (Depkes RI 1993).
Pada pembuatan skin lotion, air merupakan bahan pelarut dan bahan baku
yang tidak berbahaya, tetapi air mempunyai sifat korosi.
mengandung beberapa bahan pencemar, untuk itu air yang digunakan untuk
produk kosmetik harus dimurnikan terlebih dahulu. Air yang digunakan juga
dapat mempengaruhi kestabilan dari emulsi yang dihasilkan. Pada sistem emulsi
air juga berperan penting sebagai emolien yang efektif (Mitsui 1997).
fase,
sedimentasi,
pembentukan
aggregat,
pembentukan
gel,
Emulsi
terjadinya
penggabungan
kembali
partikel-partikel
sejenis
yang
tersebut akan semakin stabil karena pergerakan partikel cenderung sulit dengan
semakin kentalnya suatu bahan (Schmitt 1996). Viskositas suatu emulsi dapat
ditingkatkan dengan meningkatkan viskositas fase pendispersi dan meningkatkan
volume fase terdispersi (Rieger 1994).
Dorobantu et al. (2004) mengemukakan bahwa emulsi minyak dalam air
tidak hanya dapat distabilkan dengan penambahan hidrokoloid tetapi juga dapat
distabilkan oleh bakteri hidrofobik. Pembentukan emulsi minyak dalam air ini
terjadi selama pertumbuhan bakteri pada hidrokarbon. Kemampuan bakteri ini
dalam menstabilkan emulsi tanpa menyebabkan terjadinya perubahan tegangan
antarmuka, tetapi melalui pencegahan terbentuknya droplet yang mengakibatkan
terjadinya penggumpalan emulsi.
Viskositas emulsi akan mengalami perubahan untuk beberapa lama (5-15
hari pada temperatur kamar) dan kemudian relatif konstan. Pengujian emulsi
dilakukan dengan kondisi yang mendekati kondisi penyimpanan emulsi tersebut
(Rieger 1994).
emulsi tersebut pada suhu yang sedikit ditingkatkan dari suhu ruang.
Pada
pengujian ini diasumsikan, apabila formulasi emulsi baru ditempatkan pada suhu
yang sedikit ditingkatkan dari suhu ruang yaitu pada suhu 37-45 oC minimal
selama satu bulan tanpa adanya tanda pemisahan akan menjamin kestabilan
emulsi tersebut selama satu tahun pada suhu ruang (25 oC dan 30 oC). Tolak ukur
fisika yang dilakukan selama pengujian ini adalah perubahan viskositas dan
pemisahan fase (Rieger 2000).
2.5 Karaginan
Karaginan merupakan senyawa polisakarida rantai panjang yang diekstrak
dari rumput laut jenis karaginofit, seperti Eucheuma sp., Chondrus sp., Hypnea
sp., dan Gigartina sp yang disusun oleh sejumlah unit galaktosa dengan ikatan
(1,3) D-galaktosa dan (1,4) 3,6-anhidrogalaktosa secara bergantian, baik
mengandung ester sulfat atau tanpa sulfat dan memiliki bobot molekul diatas 100
kDa. Berdasarkan pada tipe struktur molekul dan posisi ion sulfatnya, karaginan
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu iota karaginan, kappa karaginan, dan lamda
karaginan (Anggadiredja et al. 2006). Struktur ketiga tipe karaginan tersebut
ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2
kehadiran ion kalium sehingga dapat dipisahkan dari lamda karaginan. Kappa
karaginan memiliki viskositas yang lebih rendah jika dibandingkan dengan
viskositas lamda karaginan.
Karaginan diperoleh dari hasil ekstraksi rumput laut merah dengan
menggunakan air panas (hot water) atau larutan alkali pada temperatur tinggi
(Glicksman 1983). Karaginan digunakan pada industri makanan, farmasi dan
kosmetik sebagai penstabil, pengental dan pengemulsi (Angka dan Suhartono
2000).
Guibet et al. (2006) menyatakan bahwa karaginan merupakan sumber
karbon bagi sejumlah bakteri laut.
FAO
<12
15-14
15-14
-
FCC
<12
18-40
<35
<1
EEC
<12
15-40
15-40
<2
<10
<3
<10
<3
<10
<3
<12
Kappa
Larut suhu >60oC
Larut Na+
Larut
Tidak larut
Larut (panas)
Tidak larut
Tidak larut
Iota
Larut suhu >60oC
Larut Na+
Larut
Tidak larut
Susah larut
Larut (panas)
Tidak larut
Lamda
Larut
Larut garam
Larut
Larut
Larut (panas)
Larut (panas)
Tidak larut
Tipe gel
Efek sinergis dengan
locust bean gum
Stabilitas freezingthawing
Kappa
Gel lebih kuat
dengan ion
potassium
Kuat dan rapuh
dengan
sineresis
Iota
Gel lebih kuat
dengan ion
kalsium
Elastisitas dan
kohesif tanpa
sineresis
Lambda
Tinggi
Tinggi
Tidak
Tidak stabil
Stabil
Tidak stabil
Tidak membentuk
gel
Tidak membentuk
gel
penurunan suhu terus dilanjutkan polimer-polimer ini akan terikat silang secara
kuat.
agregat terus terjadi dan gel akan mengerut sambil melepaskan air.
Proses
Penurunan pH menyebabkan
Stabilitas larutan
Kappa
Iota
Lambda
Stabil
Stabil
Stabil
Pada pH asam
Terhidrolisis dalam
larutan ketika
dipanaskan. Stabil
dalam bentuk gel
Terhidrolisis
dalam larutan.
Stabil dalam
bentuk gel.
Terhidrolisis
3. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juli 2008
yang dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Perikanan, Laboratorium
Mikrobiologi
Hasil
Perikanan,
Laboratorium
Organoleptik,
Departemen
Penelitian pendahuluan
Penelitian pendahuluan dilakukan berdasarkan trial and error selama dua
padat atau krim). Konsentrasi karaginan yang digunakan berkisar antara 1-3%
dengan selang 1% dan konsentrasi karaginan 0% sebagai kontrol negatif.
Bahan-bahan dasar penyusun skin lotion yang digunakan menurut
Nussinovitch (1997) dalam buku Application of Hydrocolloid yaitu asam stearat,
mineral oil, setil alkohol, triethanolamin, gliserin, air murni, pengawet dan
pewangi dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6
Bahan
Konsentrasi (%)
2.5
0.5
7
84
5
1
q.s
q.s
Asam stearat
Setil alkohol
Parafin cair
Air
Gliserin
Triethanolamin
Metil paraben
Parfum
Keterangan
Sumber
3.3.2
Penelitian utama
Penelitian utama ini terdiri dari dua tahap. Tahap pertama bertujuan untuk
diuji stabilitas emulsi. Uji viskositas dan pH menggunakan skin lotion yang
disimpan pada suhu ruang.
Komposisi skin lotion yang dibuat pada penelitian utama dicantumkan pada
Tabel 7.
Tabel 7 Formulasi skin lotion
Bahan
Asam stearat
Parafin cair
Setil alkohol
Air
Karaginan
Gliserin
Triethanolamin
Metil paraben
Parfum
A
2,5
7
0
84
0
5,0
1,0
0,1
0,1
Komposisi (% berat)
B
C
D
2,5
2,5
2,5
7
7
7
0
0
0
84
84
84
1
2
3
5,0
5,0
5,0
1,0
1,0
1,0
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
E
2,5
7
0.5
84
0
5,0
1,0
0,1
0,1
Keterangan :
A : Formulasi skin lotion dengan perlakuan karaginan 0%
B : Formulasi skin lotion dengan perlakuan karaginan 1%
C : Formulasi skin lotion dengan perlakuan karaginan 2%
D : Formulasi skin lotion dengan perlakuan karaginan 3%
E : Formulasi skin lotion dengan setil alkohol 0,5% (kontrol positif)
Sediaan 3
Metil paraben
Parfum
(essential oil)
Skin Lotion
stop
Gambar 4. Diagram alir pembuatan skin lotion
Keterangan simbol:
:
: Mulai dan akhir,
: Input
: Proses,
: :hasil,
Analisis pH
Pengukuran pH contoh dilakukan dengan menggunakan pH meter meter
Orion model 410A yang sebelumnya telah dikalibrasi menggunakan larutan buffer
pH 4 dan pH 7. Pengukuran dilakukan secara langsung dengan mencelupkan
sensor pH ke dalam contoh uji, lalu ditunggu sampai angka yang muncul pada
layar stabil.
3.5.2
Analisis viskositas
Sampel sebanyak 100 gram dimasukkan ke dalam wadah kemudian diukur
(Lampiran 9) .
3.5.3
ditimbang beratnya. Wadah dan bahan tersebut dimasukkan dalam oven dengan
suhu 45 oC selama
dibawah 0 oC selama
selama 1 jam.
pemisahan air dari emulsi. Bila terjadi pemisahan, emulsi dikatakan tidak stabil
dan tingkat kestabilannya dihitung berdasarkan persentase fase terpisahkan
terhadap emulsi keseluruhan (Mitsui 1997).
3.5.4
larutan
pengencer
(garam
fisiologis)
kemudian
dihomogenkan.
Uji sensori
Uji sensori merupakan identifikasi, pengukuran secara ilmiah, analisis dan
interpretasi dari elemen-elemen pada suatu produk yang dapat dirasakan oleh
panca indera (penglihatan dan sentuhan).
menggunakan uji penerimaan atau uji hedonik yang bertujuan untuk mengevaluasi
daya terima atau tingkat kesukaan panelis terhadap produk yang dihasilkan. Skala
hedonik yang digunakan berkisar antara 1-7 dimana: (1) sangat tidak suka; (2)
tidak suka; (3) agak tidak suka; (4) normal; (5) agak suka; (6) suka; (7) sangat
suka (Carpenter et al. 2000).
Penyusutan berat
Uji penyusutan berat dilakukan berkaitan dengan kestabilan emulsi suatu
produk. Produk yang memiliki stabilitas emulsi yang baik tidak akan mengalami
penyusutan berat atau penyusutan berat yang dialami memiliki persentase yang
kecil.
Checker yang dilakukan di PT. Pusaka Tradisi Ibu. Uji ini mengikuti prosedur
yang dilakukan oleh PT. Tradisi Ibu dalam menguji nilai kelembaban skin lotion
dioleskan skin lotion diukur selama 15 menit dengan selang waktu pengukuran 5
menit. Hasil yang tertera pada layar alat Scalar Moisture Checker ini berupa
persentase kelembaban kulit.
Hasil persentase kelembaban yang diperoleh kemudian diolah dengan
menggunakan software Skin Sys berdasarkan skala sebagai berikut: (0-27%)
kering; (28-37%) agak kering; (38-47%) lembab; (48-57%) lebih lembab; dan
(>57%) sangat lembab. Uji ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kelembaban
kulit yang diperoleh setelah pemakaian skin lotion dengan karaginan, skin lotion
dengan setil alkohol, dan skin lotion tanpa setil alkohol dan tanpa karaginan.
yaitu konsentrasi karaginan (0%, 1%, 2%, dan 3%) dan dua kali ulangan. Model
matematis rancangan tersebut adalah sebagai berikut:
Yij = + Ai + ij
Keterangan:
Yij
= Hasil pengamatan lotion ke-j dengan perlakuan ke-i
i
= Perbedaan konsentrasi karaginan (0%, 1%, 2%, dan 3%)
j
= Ulangan dari setiap perlakuan (dua kali)
Rp = q ( p; dbs; )
kts
r
Keterangan:
Rp
p
dbs
kts
r
=
=
=
=
=
T
(n 1)n(n + 1)
12
Ri
) 3(n 1)
n(n + 1)
ni
H
FaktorKoreksi
Jika X2 hitung > X2 tabel maka tolak H0, dan dilanjutkan uji Mulitiple
Comparisons
Jika X2 hitung < X2 tabel maka gagal tolak H0
Uji Mulitiple Comparisons:
Uji ini digunakan apabila hasil uji Kruskal Wallis menunjukkan hasil tolak
H0. Rumus uji Mulitiple Comparisons adalah:
Ri Rj >< z
a
2p
(n + 1)k
6
, dimana p = k
k 1
2
Keterangan:
n
: banyaknya data
t
: jumlah data yang sama
H
: kriteria yang akan diuji
H
: X2 hitung
ni
: jumlah pengamatan pada setiap perlakuan
Ri
: jumlah rangking pada setiap perlakuan
K
: perlakuan
Z
: peubah acak
k
: perlakuan
H0 :
H1 :
kts
r
Keterangan:
Rp = nilai kritikal untuk perlakuan yang dibandingkan
p
= perlakuan
dbs = derajat bebas
kts = jumlah kuadrat tengah
r
= ulangan
kts
r
Keterangan:
Rp = nilai kritikal untuk perlakuan yang dibandingkan
p
= perlakuan
dbs = derajat bebas
kts = jumlah kuadrat tengah
r
= ulangan
Karakteristik sensori
Uji sensori terhadap skin lotion dilakukan dengan uji kesukaan untuk
Gambar 5.
diduga
mempengaruhi
tingkat
kesukaan
panelis
terhadap
alkohol yaitu putih. Penggunaan karaginan dalam jumlah konsentrasi yang lebih
tinggi lagi, akan menyebabkan warna skin lotion yang dihasilkan lebih gelap.
4.1.1.3 Homogenitas
Homogenitas merupakan parameter penting dalam suatu emulsi. Semakin
halus dan seragam tekstur emulsi skin lotion yang dihasilkan semakin baik, karena
merupakan indikator tercampurnya fase minyak dan air (Suryani et al. 2000).
Penilaian terhadap homogenitas dilakukan dengan cara mengamati penampakan
fisik skin lotion yang dihasilkan. Panelis juga diminta untuk merasakan tekstur
skin lotion dengan ujung jarinya, kemudian dioleskan ke tangan untuk mengetahui
kehalusan dan keseragaman tekstur emulsi sesuai dengan kesukaannya.
Nilai kesukaan panelis terhadap homogenitas skin lotion berkisar antara
5-5.4 yang berarti bahwa panelis memberikan penilaian agak suka.
Nilai
Uji
Kruskal-Wallis
(=0,05)
yang
disajikan
pada
Lampiran
sehingga tidak mempengaruhi homogenitas skin lotion sehingga dalam hal ini
homogenitas skin lotion ditentukan oleh pencampuran fase-fase pada emulsi dan
pembuatan emulsi tersebut. Teknik dan cara pencampuran yang dilakukan dalam
pembuatan skin lotion sama sehingga homogenitas yang dihasilkan tidak berbeda.
Suatu emulsi dapat dikatakan homogen apabila tidak terlihat adanya
pemisahan antara komponen penyusun emulsi tersebut.
Homogenitas
Nilai
kesukaan panelis yang diberikan terhadap kesan lembab skin lotion dapat dilihat
pada Gambar 9.
Gambar 9
dari skin lotion tersebut karena terdapat ikatan yang kuat diantara molekulmolekul penyusunnya sehingga semakin kecil terjadinya dehidrasi yang
menyebabkan kulit menjadi kering akibatnya kelembaban semakin terjaga.
Tingkat kesukaan panelis terhadap skin lotion dengan setil alkohol lebih rendah
dibandingkan tingkat kesukaan panelis terhadap skin lotion dengan karaginan
karena efek melembabkannya hanya berasal dari gliserin.
Polimer hidrofilik, seperti asam alginat, karaginan, chitosan, collagen,
hyaluronic acid berperan sebagai humektan dalam kosmetik yang dapat
membentuk
film
pada
lapisan
atas
permukaan
kulit
sehingga
dapat
Nilai
kesukaan panelis tertinggi terhadap rasa lengket skin lotion dengan konsentrasi
karaginan 3% sedangkan terendah terhadap skin lotion dengan karaginan 0%.
Nilai kesukaan panelis terhadap rasa lengket skin lotion ditunjukkan oleh
Gambar 10.
4.1.2.1 Nilai pH
Keasaman suatu produk dapat diketahui dari nilai pH produk tersebut.
Nilai pH untuk produk kosmetik atau produk yang digunakan untuk pemakaian
luar yang berhubungan langsung dengan kulit haruslah sesuai dengan pH
penerimaan kulit yaitu 4,5-7,5. Hal ini karena, produk kosmetika yang memiliki
nilai pH sangat tinggi atau sangat rendah akan menyebabkan kulit teriritasi
(Wasitatmadja 1997). Nilai pH produk pelembab kulit (yang diacu berdasarkan
SNI 16-4399-1996 tentang sediaan tabir surya) disyaratkan berkisar antara 4,58,0.
Lampiran 9 menunjukkan hasil pengukuran pH. Nilai pH berkisar antara
7,3-7,59 dan berada dalam kisaran pH yang disyaratkan oleh SNI 16-4399-1996,
sehingga produk skin lotion yang dihasilkan aman digunakan oleh kulit. Nilai pH
skin lotion komersial berkisar antara 7,25-8,45 (Lampiran 10) dan nilai pH skin
lotion yang dihasilkan juga berada pada kisaran nilai pH tersebut namun berbeda
nilainya, diduga karena bahan-bahan penyusun dalam formulasi yang berbedabeda. Levin dan Maibach (2007) menyatakan bahwa pH yang terlalu asam atau
basa dapat menyebabkan kulit menjadi kering dan mengalami iritasi karena
terjadinya kerusakan mantel asam pada lapisan stratum corneum (salah satu
bagian epidermis kulit).
Nilai pH tertinggi pada skin lotion dengan konsentrasi karaginan 3% yaitu
7,59 sedangkan terendah pada skin lotion dengan konsentrasi karaginan 0% yaitu
7,35 namun pH skin lotion kontrol positif lebih rendah daripada pH skin lotion
dengan karaginan karena pH setil alkohol yang diukur cenderung asam yaitu
6-6,5. Nilai pH skin lotion dapat dilihat pada Gambar 11.
yang diukur dengan menggunakan alat viscometer. Faktor yang erat hubungannya
dengan stabilitas emulsi adalah viskositas (Suryani et al. 2000).
Nilai viskositas berkisar antara 1435-7350 cP (centipoise) (Lampiran 9).
Nilai viskositas terbesar diperoleh dari skin lotion dengan karaginan 3% yaitu
sebesar 7350 cP sedangkan terkecil diperoleh dari skin lotion dengan karaginan
0% yaitu 1435cP. Semakin tinggi konsentrasi karaginan yang digunakan semakin
tinggi nilai viskositas emulsi skin lotion yang dihasilkan. Hal ini karena peranan
karaginan di dalam formulasi yang berfungsi sebagai pengental karena adanya
gugus ester dan hidroksil yang dapat mengikat air sehingga dapat meningkatkan
viskositas skin lotion yang dihasilkan.
menyebabkan skin lotion menjadi sulit untuk dituang atau cenderung berbentuk
pasta sampai padat (krim).
Nilai viskositas yang dihasilkan berada dalam kisaran nilai 2000-50000
cP (SNI 16-4399-1996), kecuali nilai viskositas skin lotion dengan karaginan 0%.
Hasil pengukuran terhadap viskositas skin lotion komersial menunjukkan nilai
antara 1700-7200 cP (Lampiran 10). Nilai viskositas skin lotion yang dihasilkan
berada dalam kisaran nilai viskositas skin lotion komersial, kecuali pada skin
lotion dengan karaginan 0%. Hal ini karena tidak adanya bahan yang berfungsi
sebagai pengental pada formulasi skin lotion dengan karaginan 0% sehingga
kekentalan yang dihasilkan paling rendah. Nilai viskositas skin lotion yang
dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 12.
memperlihatkan bahwa viskositas skin lotion tertinggi adalah pada skin lotion
dengan karaginan 3% yang berbeda nyata terhadap viskositas skin lotion dengan
karaginan 0%, 1%, dan 2% (Lampiran 15).
semakin banyak gugus hidrofilik yang terkandung yaitu gugus ester dan hidroksil
sehingga semakin banyak air dalam skin lotion yang dapat terikat oleh gugus
tersebut dan mengakibatkan peningkatan viskositas skin lotion.
Viskositas karaginan terjadi pada saat dispersi karaginan dalam air.
Viskositas karaginan meningkat secara logaritmik dengan meningkatnya
konsentrasi larutan karaginan (Towle 1973).
Viskositas suatu emulsi dapat ditingkatkan dengan meningkatkan
viskositas fase pendispersi dan meningkatkan volume fase terdispersi.
Penggunaan koloid hidrofilik sangat efektif untuk meningkatkan viskositas suatu
emulsi minyak dalam air karena dapat meningkatkan viskositas fase pendispersi
(fase air) tanpa menaikkan volume fase minyak dalam emulsi tersebut (Rieger
1994).
4.1.2.3 Stabilitas emulsi
Perhitungan nilai stabilitas emulsi dilakukan apabila terjadi pemisahan
fase. Stabilitas emulsi menunjukkan kestabilan suatu bahan dimana emulsi yang
terdapat dalam bahan tidak mempunyai kecenderungan untuk bergabung dengan
partikel lain dan membentuk lapisan yang terpisah (Suryani et al. 2000). Emulsi
yang tidak stabil akan mengalami perubahan kimia dan perubahan fisika.
Perubahan kimia yang terjadi antara lain perubahan warna atau warna memudar,
perubahan bau, kristalisasi, dll.
pemisahan
fase,
sedimentasi,
aggregat,
pembentukan
gel,
pembentukan gel serta adanya perubahan bau dan warna setelah proses pengujian
stabilitas emulsi dilakukan. Hal ini diduga karena emulsi yang dihasilkan belum
mengalami penyimpanan sehingga stabilitas emulsi skin lotion yang dihasilkan
sama dan memperlihatkan tanda-tanda emulsi yang stabil.
4.1.3
Total mikroba
Uji total mikroba adalah uji untuk mengetahui ada atau tidak adanya
mikroba dalam skin lotion yang dihasilkan. Uji ini merupakan salah satu uji yang
penting karena kontaminasi mikroba dapat menyebabkan pemisahan fase,
penyusutan berat produk, dan bau yang tidak sedap. Skin lotion merupakan suatu
produk yang memiliki jangka waktu pemakaian yang cukup lama, sehingga
adanya mikroba dalam skin lotion dapat menjadi masalah terhadap daya awet skin
lotion. Pemakaian pengawet sangat dibutuhkan dalam formulasi skin lotion.
Kontaminasi mikroorganisme walaupun bukan termasuk mikroorganisme
pathogenik tidak diinginkan dalam kosmetika karena dapat menyebabkan
terjadinya deteriorasi pada kualitas produk seiring waktu pemakaian dan akan
menyebabkan iritasi kulit (Mitsui 1997).
Uji total mikroba pada skin lotion menunjukkan bahwa tidak terdapat
mikroba pada skin lotion yang dihasilkan. Penggunaan bahan pengawet yaitu
metil paraben pada formulasi terbukti efektif untuk mencegah tumbuhnya mikroba
yang dapat merusak produk skin lotion.
4.2
Bayes. Cara yang dilakukan adalah dengan membobot parameter objektif (pH,
viskositas, stabilitas emulsi, dan total mikroba) dan subjektif (kesukaan panelis
terhadap penampakan, homogenitas, warna, kekentalan, kesan lembab, dan rasa
lengket) dari skin lotion. Pembobotan didasarkan pada nilai kepentingan pada
parameter produk skin lotion. Nilai kepentingan setiap karakteristik skin lotion
dari tiap parameter didasarkan pada skala 1-3 yaitu 1 mewakili nilai biasa,
2 mewakili nilai penting, dan 3 mewakili nilai sangat penting. Karakteristik dan
nilai kepentingan yang digunakan pada pembobotan disajikan pada Tabel 8.
Nilai
kepentingan
Stabilitas
emulsi
Total
Mikroba berhubungan dengan daya awet skin lotion
mikroba
B. Subjektif
Kekentalan berhubungan dengan sifat fisik skin lotion yaitu
Kekentalan
dapat dituang pada suhu kamar dan adanya penambahan
karaginan sebagai pengental.
Homogenitas menunjukkan pencampuran bahan-bahan
Homogenitas
penyususn skin lotion
Penampakan berhubungan dengan penampilan skin lotion
Penampakan
yang dapat dilihat secara keseluruhan.
Warna skin lotion berhubungan dengan warna yang
Warna
didapatkan dari campuran bahan-bahan penyusun skin
lotion
Kesan lembab berhubungan dengan adanya penambahan
Kesan
karaginan sebagai humektan dan kenyamanan setelah
lembab
pemakaian skin lotion.
Rasa lengket merupakan parameter yang penting karena
Rasa lengket berhubungan dengan kenyamanan setelah pemakaian skin
lotion
3
3
3
3
3
2
2
1
merupakan skin lotion yang terbaik. Hasil perhitungan dengan metode Bayes
disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9
Perlakuan
Parameter
objektif
Parameter
subjektif
Nilai
bobot
Viskositas
0,12
Nilai pH
0,12
Stabilitas emulsi
0,12
Total mikroba
0,12
Kekentalan
0,12
Homogenitas
0,08
Penampakan
0,08
Warna
0,04
Kesan lembab
0,12
Rasa lengket
0,12
Total nilai
2,12
2,28
2,6
1,96
Peringkat
Nilai stabilitas emulsi dan total mikroba pada tiap perlakuan diberikan
tingkatan rangking yang sama karena nilai yang didapatkan pada tiap perlakuan
sama. Skin lotion dengan pH yang semakin mendekati pH normal semakin baik
karena semakin kecil kemungkinan skin lotion menyebabkan kulit teriritasi
sehingga semakin besar konsentrasi karaginan yang digunakan nilai rangking
yang diberikan semakin kecil. Semakin besar viskositas skin lotion maka emulsi
skin lotion akan semakin stabil sehingga semakin besar konsentrasi karaginan
yang digunakan semakin besar nilai rangking yang diberikan.
Pemberian nilai rangking pada parameter subjektif didasarkan atas
kesukaan panelis dan hasil uji statistik.
Perangkingan juga
Gambar 13
berbeda nyata dengan nilai persentase kelembaban pada awal pemakaian. Skin
lotion karaginan 2% dapat lebih mempertahankan kelembabannya dibandingkan
skin lotion dengan setil alkohol dan skin lotion tanpa karaginan dan tanpa setil
alkohol.
Karaginan pada skin lotion selain berfungsi sebagai bahan penstabil,
pengental, dan pengemulsi juga berfungsi sebagai humektan sehingga kelembaban
skin lotion tidak hanya berasal dari gliserin. Kelembabannya dapat dipertahankan
dalam waktu yang lebih lama. Nilai persentase kelembaban skin lotion tanpa setil
alkohol dan tanpa karaginan paling kecil karena kelembabannya hanya berasal
dari gliserin dan viskositas yang dimilikinya paling kecil.
Viskositas juga
Karakteristik sensori
Uji sensori selama penyimpanan dilakukan dengan uji kesukaan untuk
Uji
Gambar 14
Gambar 15
terhadap warna skin lotion karena kekentalan yang rendah membuat warna skin
lotion lebih jernih.
Uji lanjut Multiple Comparisons pada Lampiran 30 menunjukkan bahwa
kesukaan panelis tertinggi terhadap warna pada penyimpanan hari ke-0 yang
berbeda nyata dengan penyimpanan hari ke-20 dan ke-30, namun tidak berbeda
nyata dengan penyimpanan hari ke-10. Pada waktu penyimpanan hari ke-20 dan
30, kesukaan panelis terhadap warna tidak berbeda nyata.
Tingkat kesukaan panelis terhadap skin lotion selama penyimpanan tidak
berbeda nyata karena warna skin lotion selama penyimpanan tidak mengalami
perubahan. Walaupun tanda-tanda emulsi mulai tidak stabil terlihat pada skin
lotion tanpa setil alkohol dan tanpa karaginan pada penyimpanan hari ke-20 dan
30 namun belum sampai menyebabkan terjadinya perubahan warna skin lotion.
Ketidakstabilan emulsi kosmetika ditandai dengan terjadinya perubahan
kimia dan perubahan fisika. Perubahan kimia yang terjadi antara lain perubahan
warna, perubahan bau, kristalisasi, dll. Perubahan fisika yang terjadi antara lain
pemisahan
fase,
sedimentasi,
pembentukan
aggregat,
pembentukan
gel,
pada penyimpanan hari ke-20. Nilai kesukaan panelis yang diberikan terhadap
homogenitas selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 16.
Gambar 16
homogenitas
Keterangan:
Superscript yang berbeda menunjukkan berbeda
nyata (hasil uji lanjut Multiple Comparisons terhadap pengaruh
bahan penyusun dengan lama penyimpanan)
4.4.1.4 Kekentalan
Karaginan
merupakan
salah
satu
jenis
hidrokoloid
yang
dapat
Gambar 17
selama penyimpanan. Kesukaan panelis terhadap skin lotion dengan setil alkohol
pada penyimpanan hari ke-0 tidak berbeda nyata dengan penyimpanan hari ke-10,
20, dan 30 namun penyimpanan hari ke-10 berbeda nyata dengan penyimpanan
hari ke-30.
Kesukaan panelis terhadap kekentalan skin lotion tanpa setil alkohol dan
tanpa karaginan pada penyimpanan hari ke-0 berbeda nyata dengan penyimpanan
hari ke-20 dan 30 namun tidak berbeda dengan hari ke-10. Kekentalan skin lotion
dengan karaginan 2% selama penyimpanan memiliki kesukaan panelis yang
paling tinggi sedangkan skin lotion tanpa setil alkohol dan tanpa karaginan paling
rendah.
Tidak adanya bahan yang berfungsi sebagai pengental dalam skin lotion
tanpa karaginan dan tanpa setil alkohol membuat kekentalan yang dihasilkan
rendah. Pada penyimpanan hari ke-10 tingkat kesukaan panelis meningkat, hal ini
diduga karena pengaruh kekentalan skin lotion yang mengalami peningkatan pada
hari ke-10.
4.4.1.5 Kesan lembab
Karaginan dapat menempel pada permukaan kulit dan membantu
mempertahankan kelembaban kulit.
Nilai
kesukaan
panelis tertinggi terhadap kesan lembab skin lotion dengan karaginan 2% pada
penyimpanan hari ke-0 sedangkan terendah terhadap kesan lembab skin lotion
tanpa setil alkohol dan tanpa karaginan pada penyimpanan hari ke-20. Gambar 18
memperlihatkan nilai kesukaan panelis yang diberikan terhadap kesan lembab skin
lotion selama penyimpanan.
Gambar 18
menunjukkan bahwa kesukaan panelis tertinggi terhadap kesan lembab skin lotion
dengan karaginan 2% pada penyimpanan hari ke-0 tidak berbeda nyata dengan
penyimpanan hari ke-10 dan 20 namun berbeda nyata dengan penyimpanan hari
ke-30. Hasil yang sama juga terjadi pada skin lotion dengan setil alkohol selama
penyimpanan. Hal ini karena kesukaan panelis yang menurun pada penyimpanan
hari ke-30.
perubahan kelembaban skin lotion pada hari penyimpanan ke-30 karena telah
banyak terjadinya penguapan air pada skin lotion.
Kesukaan panelis terhadap kesan lembab skin lotion tanpa setil alkohol
dan tanpa karaginan pada penyimpanan hari ke-0 tidak berbeda nyata dengan
penyimpanan hari ke-10 namun berbeda nyata dengan penyimpanan hari ke-20
dan 30.
Hasil ini menunjukkan bahwa kesan lembab skin lotion tanpa setil
alkohol dan tanpa karaginan telah mengalami penurunan kesukaan panelis dari
penyimpanan hari ke-20 sampai akhir penyimpanan.
Kekentalan yang rendah pada skin lotion tanpa setil alkohol dan tanpa
karaginan selama penyimpanan menyebabkan kesan lembab skin lotion lebih
cepat menurun karena penguapan terjadi lebih cepat sehingga selama
penyimpanan tingkat kesukaan panelis terhadap kesan lembab skin lotion paling
kecil. Tingkat kesukaan panelis terhadap skin lotion dengan karaginan 2% paling
tinggi selama penyimpanan karena pada skin lotion tersebut bahan yang berfungsi
sebagai humektan tidak hanya gliserin, tetapi juga karaginan yang digunakan
sehingga kesan lembab skin lotion ini selama penyimpanan paling terasa.
4.4.1.6 Rasa lengket
Nilai kesukaan panelis terhadap rasa lengket skin lotion selama
penyimpanan berkisar antara 4,17-4.98 yang dapat diartikan bahwa
panelis
memberikan penilaian antara netral sampai agak suka. Nilai kesukaan panelis
tertinggi terhadap rasa lengket skin lotion dengan karaginan 2% pada
penyimpanan hari ke-0 sedangkan terendah terhadap rasa lengket skin lotion tanpa
setil alkohol dan tanpa karaginan pada penyimpanan hari ke-30. Nilai kesukaan
panelis yang diberikan terhadap rasa lengket selama penyimpanan dapat dilihat
pada Gambar 19.
Gambar 19
lengket
Keterangan:
Superscript yang berbeda menunjukkan berbeda
nyata (hasil uji lanjut Multiple Comparisons terhadap pengaruh
bahan penyusun dengan lama penyimpanan)
4.4.2.1 Nilai pH
Nilai pH sangat penting pada produk-produk yang berkenaan dengan kulit
karena kulit memiliki batas pH (4,5-7,5) yang tidak menyebabkan kulit
mengalami kerusakan. Nilai pH skin lotion selama penyimpanan berkisar antara
7,29-7,53 (Lampiran 44). Nilai pH yang terbentuk merupakan hasil interaksi nilai
pH bahan-bahan penyusun skin lotion. Perbedaan nilai pH disebabkan perbedaan
bahan-bahan penyusun dalam formulasi. Nilai pH selama penyimpanan masih
termasuk kedalam kisaran nilai pH menurut SNI 16-4399-1996 yaitu 4,5-8,0 dan
masih berada dalam kisaran nilai pH skin lotion komersial yaitu antara 7,25-8,45.
Hal ini berarti selama penyimpanan skin lotion masih aman digunakan untuk kulit.
Nilai pH yang terlalu asam atau basa akan tidak aman digunakan oleh kulit
karena dapat menyebabkan gangguan pada kulit. Hal ini juga sesuai dengan
pernyataan Levin dan Maibach (2007) bahwa gangguan atau kerusakan lapisan
mantel akan mengakibatkan kulit kehilangan keasamannya, lebih mudah rusak
dan teriritasi. pH yang terlalu asam atau basa dapat menyebabkan kulit menjadi
kering dan mengalami iritasi.
Uji
memiliki gugus hidroksil sehingga pengikatan air oleh karaginan lebih banyak
terjadi akibat nya viskositas skin lotion dengan karaginan lebih tinggi.
Viskositas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi stabilitas
emulsi. Emulsi yang terbuat dari koloid alami seperti gelatin, karaginan, alginat,
gum tragakan atau egg yolk akan mempunyai viskositas yang lebih tinggi dari
emulsi yang terbuat dari sabun (Suryani et al. 2000). Semakin tinggi viskositas
suatu bahan, maka bahan tersebut akan semakin stabil karena pergerakan partikel
cenderung sulit dengan semakin kentalnya suatu bahan (Schmitt 1996).
Hasil pengukuran nilai viskositas selama penyimpanan berkisar antara
1270-6600 cP (Lampiran 49). Nilai tersebut masih termasuk ke dalam kisaran
viskositas yang disyaratkan SNI 16-4399-1996 yaitu berada dalam kisaran nilai
viskositas 2000-50000 cP dan kisaran nilai viskositas skin lotion komersial yaitu
1700-7200 cP, kecuali untuk nilai viskositas skin lotion tanpa setil alkohol dan
tanpa karaginan. Hal ini karena tidak adanya pengental dalam formulasi skin
lotion tanpa setil alkohol dan tanpa karaginan. Nilai viskositas ditunjukkan pada
Gambar 21.
Hal ini
memperlihatkan bahwa nilai viskositas skin lotion tanpa setil alkohol dan tanpa
karaginan mulai menunjukkan tanda-tanda ketidakstabilan emulsi.
Viskositas emulsi akan mengalami perubahan untuk beberapa lama (5-15
hari pada temperatur kamar) dan kemudian relatif konstan. Biasanya viskositas
emulsi meningkat dengan meningkatnya umur emulsi tersebut (Rieger 1994).
Emulsi yang tidak stabil cenderung mengalami penurunan viskositas selama
penyimpanan (Suryani et al. 2000).
Semakin
tinggi viskositas maka emulsi akan semakin stabil karena pergerakan partikel
yang sulit (Schmitt 1996). Karaginan digunakan dalam konsentrasi yang rendah
untuk menstabilkan sistem suspensi atau emulsi.
konsentrasi rendah, struktur gel karaginan tidak terdeteksi (gel tidak terbentuk)
dan sebagai gantinya viskositas sistem bertambah. Dalam hal ini, karaginan dapat
pula digunakan sebagai bahan penstabil dan pengental suatu sistem suspensi atau
emulsi tanpa adanya pembentukan gel (Skensved 2004, diacu dalam Hidayat
2006).
Hasil pengamatan selama penyimpanan menunjukkan bahwa emulsi skin
lotion tanpa setil alkohol dan tanpa karaginan mengalami peretakan dan
pengumpalan pada hari ke-20 dan 30 yang menyebabkan penurunan viskositas.
Hal ini menunjukkan bahwa emulsi yang dihasilkan menunjukkan tanda-tanda
emulsi mulai tidak stabil namun belum sampai terjadi pemisahan antar fase,
perubahan warna dan bau.
Emulsi pecah (retak) karena terjadinya pemisahan pada fase terdispersi
dari emulsi tersebut, viskositas yang terlalu rendah, dan temperatur.
Hal ini
produk
dinyatakan
mempertahankan beratnya.
dengan
kemampuan
produk
dalam
produk memiliki tingkat kestabilan dan kelembaban yang tinggi (Skensved 2004,
diacu dalam Hidayat 2006).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skin lotion dengan karaginan
memiliki kestabilan dan kelembaban yang tinggi sehingga kehilangan berat yang
terjadi kecil. Karaginan juga berfungsi sebagai humektan dalam skin lotion yang
dapat mempertahankan kandungan air pada kulit dan skin lotion.
Pemilihan bahan-bahan yang berfungsi sebagai emulsifier, humektan, dan
stabilizer secara tepat, serta formula yang baik merupakan salah satu alasan
kecilnya persentase penyusutan berat yang terjadi.
dan keadaan kimia emulsi yang dihasilkan (Mitsui 1997). Hasil uji total mikroba
pada skin lotion dengan karaginan 2% menunjukkan bahwa terdapat
1,0 x 101 koloni per gram (< 3,0 x 102 koloni per gram) sedangkan skin lotion
dengan setil alkohol tidak terdapat koloni mikroba, dan skin lotion tanpa setil
alkohol dan tanpa karaginan menunjukkan bahwa terdapat 2,0 x 101 koloni per
gram (< 3,0 x 102 koloni per gram) (Lampiran 59). Hasil uji ini menunjukkan
bahwa skin lotion masih aman digunakan karena total mikroba masih berada
dibawah batas total mikroba yang disyaratkan SNI 16-4399-1996 (maksimal
1,0 x 102 koloni per gram).
Pengawet yang digunakan sebagai tambahan pada produk menyebabkan
mikroba tidak dapat tumbuh karena pengawet bersifat antimikroba. Pengawet
harus ditambahkan pada suhu yang tepat pada saat proses pembuatan skin lotion,
yaitu antara suhu 35-45 oC agar tidak merusak bahan aktif yang terdapat dalam
pengawet tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anggadiredja JT, Zatnika A, Purwoto H, Istini S. 2006. Rumput Laut. Jakarta:
Penebar Swadaya
Angka SL, Suhartono MT. 2000. Bioteknologi Hasil Laut. Bogor: Pusat Kajian
Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor.
Anonima. 2008. Triethanolamin. Dalam http://en.wikipedia.org [28 April 2008].
Anonimb. 2008. Rumus Bangun
[23 September 2007].
Karaginan.
Dalam
http://jasuda.com
LAMPIRAN
Product
12,77
8-9
87-175
16,86
16-35
0,57-0,74
1,37-1,39
Tidak digunakan
alkohol, pengendapan
dengan KCl
Salmonella spp
Negatif
E, coli
Negatif
< 0,002
Lead
< 0,1
Cadmium
< 0,003
Mercury
0,02
Nama
Tanggal pengujian
Jenis contoh
: Skin lotion
Instruksi
Skin lotion
Parameter
A101
Penampakan
Warna
Homogenitas
Kekentalan
Kesan lembab
Rasa lengket
Keterangan:
1
2
3
4
5
6
7
B201
C301
D401
E501
F102
G202
H302
I402
J502
73
Nama
Tanggal pengujian
Jenis contoh
: Skin lotion
Instruksi
Parameter
B201
Penampakan
Warna
Homogenitas
Kekentalan
Kesan lembab
Rasa lengket
Keterangan:
1
2
3
4
5
6
7
D401
E501
G202
I402
J502
74
Lampiran 4.
Panelis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jumlah
Rata-rata
A101
3
3
3
3
5
5
3
5
6
4
3
4
4
3
3
4
2
4
5
3
2
6
6
6
3
2
6
3
5
3
117
3,90
C301
6
3
6
3
6
6
5
7
6
5
5
5
5
6
6
6
7
6
6
6
6
4
6
5
4
6
6
7
4
5
164
5,47
D401
6
5
6
5
5
5
5
7
3
6
3
6
6
6
5
2
5
7
4
6
5
5
6
3
3
6
3
5
5
3
147
4,90
Skin Lotion
E501 F102
2
4
2
4
2
3
4
5
5
5
3
3
3
3
4
5
3
2
4
4
3
4
5
4
4
4
2
3
3
5
5
3
2
5
4
5
3
5
2
6
2
2
3
3
5
5
2
3
1
3
2
5
4
4
5
3
3
4
4
3
96
117
3,20 3,90
G202
4
4
4
5
5
7
3
5
5
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
6
5
5
6
5
5
5
6
5
5
5
149
4,97
H302
6
6
6
6
5
5
5
4
4
6
6
6
7
2
6
6
6
6
4
5
6
5
6
4
6
7
6
6
5
4
162
5,40
Keterangan:
A101 : skin lotion dengan penambahan karaginan 1% (ulangan 1)
B201 : skin lotion dengan penambahan karaginan 2% (ulangan 1)
C301 : skin lotion dengan penambahan karaginan 3% (ulangan 1)
D401 : skin lotion dengan setil alkohol (ulangan 1)
E501 : skin lotion dengan penambahan karaginan 0% (ulangan 1)
F102 : skin lotion dengan penambahan karaginan 1% (ulangan 2)
G202 : skin lotion dengan penambahan karaginan 2% (ulangan 2)
H302 : skin lotion dengan penambahan karaginan 3% (ulangan 2)
I402
: skin lotion dengan setil alkohol (ulangan 2)
J502 : skin lotion dengan penambahan karaginan 0% (ulangan 2)
I402
4
5
3
6
5
5
5
6
3
6
6
6
6
6
5
2
6
7
5
6
6
5
6
3
4
5
4
3
4
2
145
4,83
J502
3
4
2
5
5
2
3
4
2
3
3
3
2
3
2
3
3
6
3
2
2
2
4
5
3
1
3
4
4
3
94
3,13
75
Homogenitas
Warna
Kekentalan
35,587
3
0,000
6,988
3
0,072
5,926
3
0,115
102,231
3
0,000
X2 hitung
Db
Signifikan
Kesan
lembab
42,245
3
0,000
Rasa
lengket
6,674
3
0,083
0%
1%
3%
2%
60
60
60
60
1
4,75
= 0,05
2
5,30
5,45
5,45
5,80
0%
1%
2%
3%
60
60
60
60
1
3,17
= 0,05
2
3,90
5,07
5,43
0%
1%
2%
3%
60
60
60
60
1
4,62
= 0,05
2
5,20
5,73
5,78
76
karaginan
1%
karaginan
2%
karaginan
3%
setil
alkohol
karaginan
0%
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
65
65
67
67,5
27,5
27,5
29
29,5
37,5
37,5
36
36
18,5
18,5
19
19
36
35,5
36
36
faktor
konversi
40
40
40
40
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
200
40
40
40
40
viskositas = skala x
faktor konversi
2600
2600
2600
2645
2680
2690
2700
5500
5500
5500
5675
5800
5850
5900
7500
7500
7500
7350
7200
7200
7200
3700
3700
3700
3750
3800
3800
3800
1440
1430
1420
1435
1440
1440
1440
pH
7,42
7,42
7,42
7,425
7,43
7,43
7,43
7,49
7,49
7,49
7,5
7,5
7,51
7,52
7,61
7,605
7,6
7,5925
7,58
7,58
7,58
7,28
7,29
7,3
7,295
7,3
7,3
7,3
7,35
7,35
7,35
7,3525
7,36
7,355
7,35
Viskositas (cP)
ulangan 1
ulangan 2
rata-rata
8,4
7,6
7,2
7,6
8,5
7,6
7,3
7,6
8,45
7,6
7,25
7,6
ulangan
1
7200
1700
4600
5300
ulangan 2
rata-rata
7200
1700
4600
5300
7200
1700
4600
5300
Statistik
Db
Signifikan
0,236
0,153
8
8
0,200(*)
0,200(*)
77
Keterangan: (*) berarti data menyebar normal yaitu signifikan > 0,05
Sumber
Karaginan
Galat
Total
Kuadrat
tengah
0,021
0,000
db
3
4
7
F hitung
Signifikan
147,072
0,000
0%
1%
2%
3%
2
2
2
2
= 0,05
1
7,3525
7,425
7,5
7,5925
Jumlah
kuadrat
44276237,5
110350
44386587,5
db
Kuadrat tengah
F hitung
Signifikan
3
4
7
14758745,833
27587,5
534,979
0,000
0%
1%
2%
3%
2
2
2
2
= 0,05
1
1435
2645
5675
7350
78
Parameter
pH
Viskositas
Stabilitas
emulsi
TPC
kekentalan
Homogenitas
Penampakan
Warna
Kesan
lembab
Rasa
lengket
pH
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.5000
1.5000
3.0000
1.0000
1.0000
Viskositas
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.5000
1.5000
3.0000
1.0000
1.0000
Stabilitas
emulsi
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.5000
1.5000
3.0000
1.0000
1.0000
TPC
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.5000
1.5000
3.0000
1.0000
1.0000
kekentalan
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.5000
1.5000
3.0000
1.0000
1.0000
Homogenitas
0.6667
0.6667
0.6667
0.6667
0.6667
1.0000
1.0000
2.0000
0.6667
0.6667
Penampakan
0.6667
0.6667
0.6667
0.6667
0.6667
1.0000
1.0000
2.0000
0.6667
0.6667
Warna
0.3333
0.3333
0.3333
0.3333
0.3333
0.5000
0.5000
1.0000
0.3333
0.3333
Kesan
lembab
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.5000
1.5000
3.0000
1.0000
1.0000
Rasa lengket
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.5000
1.5000
3.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
0.6667
0.6667
0.3333
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
0.6667
0.6667
0.3333
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
0.6667
0.6667
0.3333
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
0.6667
0.6667
0.3333
1.0000
1.0000
1.5000
1.5000
1.5000
1.5000
1.5000
1.0000
1.0000
0.5000
1.5000
1.5000
1.5000
1.5000
1.5000
1.5000
1.5000
1.0000
1.0000
0.5000
1.5000
1.5000
3.0000
3.0000
3.0000
3.0000
3.0000
2.0000
2.0000
1.0000
3.0000
3.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
0.6667
0.6667
0.3333
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
1.0000
0.6667
0.6667
0.3333
1.0000
1.0000
8.0000
8.0000
8.0000
8.0000
8.0000
12.0000
12.0000
24.0000
8.0000
8.0000
104.0000
0.12
8.0000
8.0000
8.0000
8.0000
8.0000
12.0000
12.0000
24.0000
8.0000
8.0000
104.0000
0.12
8.0000
8.0000
8.0000
8.0000
8.0000
12.0000
12.0000
24.0000
8.0000
8.0000
104.0000
0.12
8.0000
8.0000
8.0000
8.0000
8.0000
12.0000
12.0000
24.0000
8.0000
8.0000
104.0000
0.12
8.0000
8.0000
8.0000
8.0000
8.0000
12.0000
12.0000
24.0000
8.0000
8.0000
104.0000
0.12
5.3333
5.3333
5.3333
5.3333
5.3333
8.0000
8.0000
16.0000
5.3333
5.3333
69.3333
0.08
5.3333
5.3333
5.3333
5.3333
5.3333
8.0000
8.0000
16.0000
5.3333
5.3333
69.3333
0.08
2.6667
2.6667
2.6667
2.6667
2.6667
4.0000
4.0000
8.0000
2.6667
2.6667
34.6667
0.04
8.0000
8.0000
8.0000
8.0000
8.0000
12.0000
12.0000
24.0000
8.0000
8.0000
104.0000
0.12
79
901.3333
Lampiran 17. Uji kelembaban kulit dengan alat Scalar Moisture Checker
Bahan penyusun
ulangan
Karaginan 2%
1
2
3
Rata-rata
Setil alkohol
Rata-rata
Tanpa karaginan
dan tanpa setil
alkohol
Rata-rata
1
2
3
1
2
3
0
52,5
52,1
53,2
52,6
48,7
48,9
48,5
48,70
46,5
46,5
46,6
46,53
15
50,8
50,5
51,7
51
44,2
44,4
44,1
44,23
41,9
41,8
41,5
41,73
Persentase kelembaban
Kolmogorov-Smirnov
Db
Signifikan
36
0,082
Lampiran 19. Hasil uji keragaman kelembaban kulit dengan alat Scalar
Moisture Checker
Persentase kelembaban
Jumlah
kuadrat
Db
Kuadrat
tengah
F hitung
Signifikan
Perlakuan
439,768
11
39,979
290,755
0,000
Bahan penyusun
363,042
181,521
1320,152
0,000
Waktu pengamatan
Bahan penyusun dengan
waktu pengamatan
Galat
65,470
21,823
158,714
0,000
11,256
1,876
13,644
0,000
3,300
24
0,138
Total
443,068
35
80
12
12
12
44,267
46,558
51,850
= 0,05
1
45,656
9
9
9
9
47,067
48,233
49,278
= 0,05
N
1
3 41,7
3
3
10
45,4
46,5
44,2
46,1
43,4
47,2
48,7
51
51,7
52,1
52,1
52,6
81
B201
6
6
4
6
6
6
5
6
4
5
6
6
6
5
5
6
6
6
6
5
4
6
5
6
4
4
6
5
5
6
162
5,40
D401
6
6
4
5
6
4
5
6
5
5
6
5
6
4
5
6
5
6
6
5
4
5
6
6
4
5
5
5
5
5
156
5,20
Skin lotion
E501
G202
4
6
5
6
3
6
3
4
2
4
2
6
2
6
5
6
3
5
5
6
4
6
3
6
4
6
4
6
3
6
5
5
5
5
4
5
3
6
2
4
2
5
4
6
3
4
3
6
3
4
3
5
3
5
2
6
4
5
5
5
103
161
3,43
5,37
I402
6
6
6
4
5
5
5
6
5
6
6
6
5
5
6
5
5
5
6
4
6
5
4
5
5
4
5
5
5
5
156
5,20
Keterangan:
B201 : skin lotion karaginan 2% (ulangan 1)
D401 : skin lotion setil alkohol (ulangan 1)
E501 : skin lotion tanpa setil alkohol dan tanpa karaginan (ulangan 1)
G202 : skin lotion karaginan 2% (ulangan 2)
I402
: skin lotion setil alkohol (ulangan 2)
J502
4
3
3
3
3
3
2
4
5
4
3
4
4
5
3
4
3
4
3
2
4
4
3
3
2
2
2
5
2
4
100
3,33
82
J502
2. Hari ke-20
Panelis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jumlah
Rata-rata
B201
5
5
4
4
5
6
5
4
5
5
4
6
5
6
7
6
4
5
5
4
5
4
4
5
6
4
5
6
6
5
150
5,00
D401
5
5
4
4
5
6
4
5
5
5
3
5
4
5
7
6
4
5
5
4
5
4
4
5
5
4
5
5
6
5
144
4,80
Skin lotion
E501
G202
4
6
3
5
4
4
4
4
3
5
5
5
4
4
5
5
5
5
3
4
2
6
4
5
3
5
5
7
7
6
6
5
4
4
5
5
5
5
2
6
3
5
4
4
4
4
3
5
3
5
4
4
3
5
3
5
5
5
5
4
120
147
4,00
4,90
I402
5
5
4
4
5
5
4
5
5
4
5
4
5
7
6
4
5
5
5
5
5
4
4
5
5
4
5
5
5
5
144
4,80
Keterangan:
B201 : skin lotion karaginan 2% (ulangan 1)
D401 : skin lotion setil alkohol (ulangan 1)
E501 : skin lotion tanpa setil alkohol dan tanpa karaginan (ulangan 1)
G202 : skin lotion karaginan 2% (ulangan 2)
I402
: skin lotion setil alkohol (ulangan 2)
J502 : skin lotion tanpa setil alkohol dan tanpa karaginan (ulangan 2
J502
3
5
4
3
5
4
4
5
5
2
4
3
5
7
6
4
5
5
3
3
5
4
3
5
3
3
5
3
6
6
128
4,27
83
3. Hari ke-30
Panelis
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Jumlah
Rata-rata
B201
6
5
6
5
6
5
6
6
6
4
5
6
6
5
4
6
5
5
5
4
5
4
5
2
6
5
5
5
5
6
154
5,13
D401
4
3
5
4
5
4
5
5
5
4
6
5
5
6
3
5
5
5
5
4
5
3
5
2
5
6
5
5
4
5
138
4,60
skin lotion
E501
G202
3
6
5
4
4
3
4
6
4
3
4
6
4
5
3
5
5
4
4
6
4
6
3
6
4
5
4
5
5
4
4
5
4
5
3
5
5
5
4
6
6
3
3
3
5
4
2
2
4
5
4
5
6
5
3
5
4
6
4
2
121
140
4,03
4,67
I402
5
4
2
4
2
5
5
5
3
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
3
3
4
3
5
6
6
5
5
2
131
4,37
Keterangan:
B201 : skin lotion karaginan 2% (ulangan 1)
D401 : skin lotion setil alkohol (ulangan 1)
E501 : skin lotion tanpa setil alkohol dan tanpa karaginan (ulangan 1)
G202 : skin lotion karaginan 2% (ulangan 2)
I402
: skin lotion setil alkohol (ulangan 2)
J502 : skin lotion tanpa setil alkohol dan tanpa karaginan (ulangan 2
J502
4
4
2
3
2
4
4
4
3
4
4
3
3
5
4
6
3
5
5
4
3
2
3
4
6
3
4
5
3
2
111
3,70
84
Penampakan
Perlakuan
11
Kuadrat
tengah
14,641
Db
F hitung
Signifikan
17,188
0,000
Bahan penyusun
Lama penyimpanan
Bahan penyusun dengan lama
penyimpanan
Galat
93,936
55,304
2
3
46,968
18,435
55,139
21,642
0,000
0,000
11,808
1,968
2,310
0,032
603,083
708
,852
Total
764,132
719
Lampiran 25.
Lama penyimpanan
= 0,05
N
1
hari ke-30
180
4,75
hari ke-20
180
4,77
hari ke-0
180
5,28
hari ke-10
180
5,34
Lampiran 26.
Bahan penyusun
N
1
240
Setil alkohol
240
Karaginan 2%
240
4,55
5,13
5,43
85
Lampiran 27.
= 0,05
N
1
Lampiran 28.
penyimpanan
Warna
Perlakuan
60
3,57
60
4,28
60
4,73
4,73
60
4,75
4,75
60
4,78
4,78
60
4,88
4,88
60
5,23
5,23
60
5,30
5,30
60
5,33
5,33
60
5,33
5,33
60
5,68
60
5,80
11
Kuadrat
tengah
3,095
6,419
22,849
2
3
3,210
7,616
3,741
8,878
0,024
0,000
,929
0,473
Db
Bahan penyusun
Lama penyimpanan
Bahan penyusun dengan
lama penyimpanan
Galat
4,781
0,797
607,383
708
0,858
Total
641,432
719
F hitung
Signifikan
3,608
0,000
86
Lampiran 29.
Bahan penyusun
= 0,05
N
1
240
4,99
Karaginan 2%
240
5,13
Setil alkohol
240
Lampiran 30.
5,13
5,22
Lama penyimpanan
hari ke-30
hari ke-20
hari ke-10
hari ke-0
180
180
180
180
Lampiran 31.
= 0,05
1
4,87
5,03
5,03
5,23
5,23
5,33
Db
Kuadrat
tengah
F hitung
Signifikan
Perlakuan
62,738
11
5,703
5,139
0,000
Bahan penyusun
Lama penyimpanan
Bahan penyusun dengan
lama penyimpanan
Galat
4,158
49,360
2
3
2,079
16,453
1,873
14,825
0,154
0,000
9,219
1,537
1,385
0,218
785,750
708
1,110
Total
848,488
719
Homogenitas
87
Lampiran 32.
Lama penyimpanan
= 0,05
N
1
hari ke-20
180
4,51
hari ke-30
180
4,58
hari ke-10
180
4,91
hari ke-0
180
5,16
Kekentalan
Perlakuan
11
Kuadrat
tengah
31,285
Db
F hitung
Signifikan
32,398
0,000
Bahan penyusun
Lama penyimpanan
Bahan penyusun dengan
lama penyimpanan
Galat
285,025
11,544
2
3
142,513
3,848
147,585
3,985
0,000
0,008
47,564
7,927
8,209
0,000
683,667
708
0,966
Total
1027,8
719
Lampiran 34.
Bahan penyusun
Tanpa setil alkohol dan tanpa karaginan
Setil alkohol
Karaginan 2%
N
240
240
240
1
3,64
= 0,05
2
4,84
5,08
88
Lampiran 35.
Lama penyimpanan
hari ke-0
hari ke-30
hari ke-20
hari ke-10
180
180
180
180
Lampiran 36.
= 0,05
1
4,37
4,42
4,63
2
4,42
4,63
4,66
= 0,05
1
60
3,17
60
3,38
60
60
60
3,38
3,87
3,87
4,13
4,13
4,48
4,48
60
4,80
4,80
60
4,87
4,87
60
4,90
4,90
60
4,95
4,95
60
5,07
5,07
60
5,20
60
5,38
89
Lampiran 37.
Kesan lembab
Perlakuan
11
Kuadrat
tengah
29,953
Db
F hitung
Signifikan
30,766
0,000
Bahan penyusun
Lama penyimpanan
Bahan penyusun
dengan lama
penyimpanan
Galat
216,119
78,638
2
3
108,060
26,213
110,994
26,924
0,000
0,000
34,725
5,788
5,945
0,000
689,283
708
0,974
Total
1018,765
719
Lampiran 38.
Bahan penyusun
Lampiran 39.
240
240
240
1
4,18
= 0,05
2
5,00
5,50
Lama penyimpanan
hari ke-30
hari ke-20
hari ke-0
hari ke-10
180
180
180
180
= 0,05
1
4,50
4,63
5,19
5,25
90
Lampiran 40.
= 0,05
N
60
3,38
60
3,98
60
4,48
4,48
60
4,62
60
4,72
4,72
60
5,03
5,03
5,03
60
5,07
5,07
5,07
60
5,22
5,22
5,22
60
5,23
5,23
5,23
5,45
5,45
60
60
5,73
60
5,80
91
Rasa lengket
Perlakuan
11
Kuadrat
tengah
4,674
9,353
36,115
2
3
4,676
12,038
4,946
12,733
0,007
0,000
1,048
0,393
Db
Bahan penyusun
Lama penyimpanan
Bahan penyusun dengan
lama penyimpanan
Galat
5,947
0,991
669,383
708
0,945
Total
720,799
719
F hitung
Signifikan
4,944
0,000
Lampiran 42.
Bahan penyusun
Tanpa setil alkohol dan tanpa karaginan
Karaginan 2%
Setil alkohol
Lampiran 43.
= 0,05
1
4,54
240
240
240
2
4,76
4,80
Lama penyimpanan
hari ke-30
hari ke-20
hari ke-0
hari ke-10
180
180
180
180
= 0,05
1
4,34
2
4,72
4,80
4,94
Ulangan
1
2
Karaginan 2%
Rata-rata
Setil alkohol
1
2
Rata-rata
Tanpa setil alkohol dan
tanpa karaginan
Rata-rata
1
2
0
7,49
7,51
7,5
7,29
7,3
7,295
7,35
7,355
7,3525
30
7,525
7,525
7,525
7,31
7,31
7,31
7,365
7,37
7,3675
92
Bahan penyusun
Karaginan 2%
Karaginan 2%
Setil alkohol
Setil alkohol
Tanpa setil alkohol dan tanpa
karaginan
Tanpa setil alkohol dan tanpa
karaginan
Karaginan 2%
Karaginan 2%
Setil alkohol
Setil alkohol
Tanpa setil alkohol dan tanpa
karaginan
Tanpa setil alkohol dan tanpa
karaginan
Transformasi
sebelum sesudah
7.49
2.41
7.51
2.42
7.29
2.36
7.3
2.36
Hari
ke20
20
20
20
Transformasi
sebelum sesudah
7.5
2.41
7.52
2.42
7.305
2.36
7.315
2.36
7.35
2.37
20
7.37
2.38
7.355
2.37
20
7.365
2.38
10
10
10
10
7.5
7.515
7.3
7.31
2.41
2.42
2.36
2.36
30
30
30
30
7.525
7.525
7.31
7.31
2.42
2.42
2.36
2.36
10
7.36
2.38
30
7.365
2.38
10
7.36
2.38
30
7.37
2.38
db
Signifikan
0,189
24
0,051
pH
Jumlah
kuadrat
0.013
11
Kuadrat
tengah
0.001
7.92E-005
0.013
3
2
2.64E-005
0.007
2.111
530.333
0.152
0.000
0.000
1.81E-005
1.444
0.276
0.000
12
1.25E-005
0.014
23
db
F hitung
Signifikan
97.788
0.000
93
Lampiran 48. Hasil uji lanjut Duncan pengaruh bahan penyusun terhadap pH
Bahan penyusun
Setil alkohol
Tanpa setil alkohol
dan tanpa karaginan
Karaginan 2%
= 0,05
2
1
2.36000
2.37750
2.41625
Ulangan
Karaginan 2%
0
5500
5850
5675
3700
3800
3750
1430
1440
1840
1280
1270
1435
1860
1300
1290
1
2
Rata-rata
Setil alkohol
Rata-rata
Tanpa setil
alkohol dan
tanpa karaginan
Rata-rata
1
2
30
6400
6600
6500
3850
4100
3975
1310
Statistik
db
Signifikan
0,173
24
0,063
Jumlah
kuadrat
92278250
11
Kuadrat
tengah
8388931,818
db
F hitung
Signifikan
465,621
0,000
Lama penyimpanan
Bahan penyusun
Lama penyimpanan dengan
bahan penyusun
Galat
524350
90876825
3
2
174783,333
45438412,5
9,701
2522,021
0,002
0,000
877075
146179,167
8,114
0,001
216200
12
18016,667
Total
92494450
23
94
Lampiran 52. Hasil uji lanjut Duncan pengaruh bahan penyusun terhadap
viskositas skin lotion
Bahan penyusun
Tanpa setil alkohol dan tanpa
karaginan
Setil alkohol
Karaginan 2%
Lampiran 53.
N
8
1471,25
8
8
3893,75
6237,50
Lama Penyimpanan
Hari ke-0
Hari ke-20
Hari ke-30
Hari ke-10
6
6
6
6
Lampiran 54.
= 0,05
2
= 0,05
1
3620,00
2
3916,67
3921,67
4011,67
= 0,05
N
1290
1300
1435
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1860
3750
3900
3950
3975
5675
6275
6500
6500
95
Ulangan
karaginan
1%
karaginan
2%
karaginan
3%
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
setil alkohol
karaginan
0%
Bobot
Awal
18,89
19,17
19,34
19,42
19,66
19,52
19,36
19,37
18,47
18,23
Akhir
18,67
18,91
19,15
19,23
19,59
19,4
19,19
19,22
18,16
17,86
selisih
Persentase
0,22
0,26
0,19
0,19
0,07
0,12
0,17
0,15
0,31
0,37
1,16
1,36
0,98
0,98
0,36
0,61
0,88
0,77
1,68
2,03
Persentase
rata-rata
1,26
0,98
0,49
0,83
1,85
Statistik
db
Signifikan
0,131
0,200(*)
Keterangan: (*) berarti data menyebar normal yaitu signifikan > 0,05
db
Kuadrat
tengah
F hitung
Signifikan
1,960
0,653
23,233
0,005
0,113
0,028
2,073
Konsentrasi
karaginan
Galat
Total
karaginan 3%
karaginan 2%
karaginan 1%
karaginan 0%
2
2
2
2
1
0,4850
= 0,05
2
0,98
1,26
1,855
96
Pengenceran
10-1
10-2
10-3
Ulangan
1
1
-
Ulangan
2
-
Ulangan
2
-
-Inkubator-
-Oven-
-Timbangan analitik-
-Pemanas listrik-
97
-pH meter-
-Viskometer Brookfield-
-Spindel-