Anda di halaman 1dari 70

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn.

D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

BAB I
PENDAHULUAN
I.1.

LATAR BELAKANG
Dokter keluarga adalah dokter yang memberikan pelayanan kesehatan
berorientasi komunitas dengan titik berat pada keluarga. Ia tidak hanya memandang
penderita sebagai individu yang sakit tapi sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak
hanya menanti secara pasif melainkan aktif mengunjungi penderita atau keluarganya
(Azwar A, 1997).
Pelayanan dokter keluarga melibatkan dokter keluarga sebagai penyaring di
tingkat primer dan sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang
melibatkan dokter spesialis di tingkat pelayanan kesehatan sekunder dan rumah sakit
rujukan sebagai tempat pelayanan rawat inap. Pelayanan ini diselenggarakan
komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif dengan mengutamakan
pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungannya serta pekerjaannya.
Pelayanan diberikan kepada pasien tanpa memilah jenis kelamin, usia, serta faktor
lainnya (Azwar A, 1997).
Diabetes melitus tipe II merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di
dunia. Secara global diperkirakan bahwa 8,3% penduduk dunia usia 20-79 tahun yaitu
sekitar 382 juta orang menderita diabetes (Martiner, 2013). Global status report on
NCD World Health Organization (WHO) tahun 2010 melaporkan bahwa 60%
penyebab kematian semua umur di dunia adalah karena penyakit tidak menular.
Diabetes mellitus menduduki peringat ke-6 sebagai penyebab kematian. Sekitar 1,3
juta orang meninggal akibat diabetes dan 4 persen meninggal sebelum usia 70 tahun.
Pada tahun 2030 diperkirakan diabetes mellitus menepati urutan ke-7 penyebab
kematian dunia (Depkes, 2013). Data tahun 2011 menunjukkan 60% penderita
Diabetes Mellitus tipe II terdapat di Asia dan merupakan penyebab 1.846 kematian
pada tahun 2009. (Hu FB, 2011)
WHO memprediksi Indonesia akan memiliki jumlah penyandang Diabetes
Mellitus tipe II sebanyak 21,3 juta pada tahun 2030 (Depkes, 2009). Prevalensi
diabetes di Indonesia berdasarkan wawancara yang terdiagnosis dokter sebesar 1,5
persen. DM terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 2,1 persen. Prevalensi diabetes

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di Yogyakarta (2,6%), DKI Jakarta (2,5%),
Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%). Prevalensi diabetes yang
terdiagnosis dokter atau gejala, tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi
Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan Nusa Tenggara Timur 3,3 persen.
(Riskesdas, 2013)
Berdasarkan data dari Puskesmas Kelurahan Meruya Utara didapatkan kasus
Diabetes Mellitus sebanyak 234 kasus. Dan menduduki peringkat kedua pada
kelompok penyakit tidak menular.
Alasan kami memilih Tn.D umur 62 tahun untuk dilakukan kunjungan rumah
adalah karena kadar gula darah pasien yang belum dapat terkendali. Dengan
dilakukannya kunjungan ini, diharapkan terjadi perbaikan pada kondisi pasien,
sehingga gejala-gejala yang dirasakan pasien tidak muncul kembali, mencegah
komplikasi lebih lanjut seperti ulkus diabetikum, amputasi kaki, kebutaan dan
komplikasi lain yang mungkin terjadi dan pasien dapat memiliki kualitas hidup yang
lebih baik.
I.2.

PERUMUSAN MASALAH

I.2.1. Pernyataan Masalah


Tidak terkendalinya kadar gula darah Tn. D.
I.2.2. Pertanyaan Masalah
1. Apakah faktor resiko yang menyebabkan Diabetes Mellitus pada Tn. D?
2. Apakah faktor-faktor internal dan eksternal yang menyebabkan kadar gula darah
Tn.D tidak terkendali?
3. Bagaimana alternatif jalan keluar untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami
oleh Tn. D?

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

I.3.

TUJUAN

I.3.1. Tujuan Umum


Terkendalinya kadar gula darah Tn. D
I.3.2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya faktor resiko yang menyebabkan Diabetes Mellitus pada Tn. D
2. Diketahuinya faktor internal dan eksternal yang menyebabkan kadar gula darah
Tn.D tidak terkendali.
3. Diketahuinya alternatif jalan keluar untuk mengatasi masalah kesehatan yang
dialami oleh Tn. D.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. DIABETES MELLITUS TIPE II
II.1. Definisi
America Diabetes Assiciation (ADA) tahun 2010 mengemukakan bahwa diabetes
mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
II.2. Epidemiologi
Indonesia kini telah menduduki rangking keempat jumlah penyandang diabetes
terbanyak setelah Amerika Serikat, China dan India. Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) jumlah penyadang diabetes pada tahun 2003 sebanyak 13,7 juta orang dan
berdasarkan pola pertambahan penduduk diperkirakan pada 2030 akan ada 20,1 juta
penyandang diabetes dengan tingkat prevalensi 14,7 % untuk daerah Urban dan 7,2 % di
Rural. Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi kenaikan jumlah
penyandang diabetes mellitus di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3
juta pada tahun 2030. Sedangkan Badan Federasi Diabetes Internasional (IDF) pada tahun
2009 memperkirakan kenaikan jumlah penyandang diabetes mellitus dari 7,0 juta tahun 2009
menjadi 12,0 juta pada tahun 2030. (Pusat data dan informasi PERSI, 16 November 2011).
II.3. Klasifikasi
Tabel 1. Klasifikasi Diabetes Mellitus
Tipe 1

Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi insulin


absolut

Tipe 2

Autoimun
Idiopatik
Bervariasi, mulai dari yang dominan resistensi insulin relative
sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resistensi
insulin

Tipe lain

Defek genetik fungsi sel beta


Defek genetik kerja insulin
Penyakit eksokrin pankreas

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Endokrinopati
Karena obat atau zat kimia
Infeksi
Sebab imunologi yang jarang
Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan diabetes
mellitus

Diabetes

mellitus

gestasional
(PERKENI, 2011 : 4)

II.4. Etiologi dan Patofisiologi


Kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. (Fauci et al. 2008)

Gambar 2. Patogenesis diabetes mellitus (Robbins, 2008)


Ciri dari diabetes tipe dua yaitu terdiri dari dua defek metabolik:
1. Penurunan kemampuan jaringan perifer untuk merespon insulin (resistensi insulin)
dan
2. Disfungsi sel beta yang dimanifestasikan sebagai sekresi insulin yang inadekuat
Pada kebanyakan kasus, resistensi insulin merupakan penyebab utama dan diikuti
disfungsi sel beta. (Robbins, 2008)
II.5. Faktor Resiko Diabetes Mellitus
1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
Ras dan etnik.
Riwayat keluarga dengan diabetes (genetik)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Umur. Risiko untuk menderita intoleransi glukosa meningkat seiring dengan


meningkatnya usia. Usia >45 tahun harus dilakukan pemeriksaan untuk

diabetes mellitus.
Riwayat melahirkan bayi dengan BB>4000g atau riwayat pernah menderita

diabetes melitus gestasional.


Riwayat lahir dengan berat badan rendah, kurang dari 2,5kg. Bayi yang lahir

dengan riwayat BB rendah.


2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
Berat badan lebih (IMT>23 kg/m2).
Kurang aktivitas fisik.
Hipertensi (140/90).
Dislipidemia (HDL < 35mg/dL dan atau trigliserida > 250mg/dL).
Diet tidak sehat. Diet dengan tinggi gula dan rendah serat akan meningkatkan
risiko penderita prediabetes/intoleransi glukosa dan diabetes melitus tipe 2.
(Perkeni, 2011 : 48-49)
II.6. Diagnosis
Diagnosis diabetes melitus ditegakkan melalui pemeriksaan kadar glukosa darah.
Kriteria diagnosis diabetes melitus :
1. Jika keluhan klasik (polifagi, polidipsi, poliuri, penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan) ditemukan maka pemeriksaan glukosa darah sewaktu >200mg/dL
sudah cukup untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus.
2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa >126mg/dL dengan adanya keluhan klasik.
3. Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Meskipun TTGO dengan beban 75g glukosa lebih
sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun
pemeriksaan ini memiliki kelemahan tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan
berulang-ulang dalam praktek jarang dilakukan karena butuh persiapan khusus.
(PERKENI, 2011 : 6-8).

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Algoritma 1. Langkahlangkah diagnostik DM


dan gangguan toleransi
glukosa ( PERKENI,
2011: 10)
II.7. Komplikasi
Diabetes Melitus

Makroangiopati

: Pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh


darah otak.

Mikroangiopati

: Retinopati diabetik, nefropati diabetik


Neuropati (PERKENI, 2011 : 4647)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Gambar 3. Komplikasi diabetes mellitus (Robbins, 2008)

II.8. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas hidup
penyandang diabetes.
II.8.1 Tujuan penatalaksanaan

Jangka pendek : menghilangkan keluhan dan tanda diabetes melitus,


mempertahankan rasa nyaman, dan mencapai target pengendalian glukosa

darah.
Jangka panjang : mencegah dan menghambat progresivitas penyulit

mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati.


Tujuan akhir adalah turunnya morbiditas dan mortalitas diabetes melitus

Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan
darah, berat badan, dan profil lipid, melalui pengelolaan pasien secara holistik dengan
mengajarkan perawatan mandiri dan perubahan perilaku. (PERKENI, 2011)

II.8.2 Pilar penatalaksanaan diabetes melitus


1. Edukasi
2. Terapi gizi medis
3. Latihan jasmani
4. Intervensi farmakologis
II.8.2.1 Edukasi

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Tim kesehatan mendampingi pasien dalam menuju perubahan prilaku hidup sehat.
Untuk mencapai perubahan pola prilaku maka dubutuhkan edukasi yang komprehensif dan
upaya peningkatan motivasi.
Pengetahuan mengenai pemeriksaan kadar glukosa mandiri, tanda dan gejala
hipoglikemia serta cara mengatasinya harus diberikan kepada pasien. Pemantauan kadar
glukosa mandiri dapat dilakukan sendiri setelah mendapat pelatihan khusus. (PERKENI ,
2011 :15)
II.8.2.2. Terapi nutrisi medis
Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran
makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
kalori dan zat gizi masing-masing individu.
Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makanan dalam
hal jadwal, jenis, dan jumlah makanan, terutama pada orang yang menggunakan obat-obatan
penurun glukosa darah atau insulin. ( PERKENI, 2011 :15-17)
Komposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari :
Karbohidrat
45-65% total asupan energi, karbohidrat yang dikonsumsi harus berserat tinggi.
Makan 3x sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat dalam sehari.
Lemak
Asupan lemak dianjurkan 20-25% kebutuhan kalori
Lemak jenuh <7% kebutuhan kalori, PUFA<10%, MUFA>20%, trans fat<1%.
Protein
10-20% total asupan energi. Kebutuhan protein disesuaikan dengan keadaan ginjal.
Natrium
Tidak lebih dari 3000 mg atau sama dengan 1 sendok teh garam.
Serat
Cukup konsumsi serat dari kacang-kacangan, buah, dan sayuran serta sumber
karbohidrat yang tinggi serat (25-30g/hari).
II.8.2.3 Latihan Jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali dalam
seminggu selama kurang lebih 30 menit) selain untuk menjaga kebugaran juga dapat
menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki
kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan bersifat aerobik seperti jalan kaki,
bersepeda santai, jogging, dan berenang. Hindari kebiasaan hidup yang kurang gerak dan
bermalas-malasan. (PERKENI, 2011 : 20 )
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

II.8.2.4 Terapi farmakologis


Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makanan dan gaya hidup
sehat. Terdiri dari obat oral dan suntikan. (PERKENI, 2011 :21 )
1. Obat oral
a. Pemicu sekresi insulin (insulin secretagogue) : sulfonilurea dan glinid
Sulfonilurea
Obat golongan ini mempunyai efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas, dan merupakan pilihan utama untuk pasien dengan berat badan normal dan kurang.
Namun masih boleh diberikan pada pasien dengan berat badan berlebih.
Untuk menghindari hipoglikemi berkepanjangan pada berbagai keadaan seperti orang
tua, gangguan faal ginjal dan hati, kurang nutrisi serta penyakit kardiovaskular, tidak
dianjurkan penggunaan sulfonilurea kerja panjang. (PERKENI, 2011 :21-22 )
Glinid
Glinid meripakan obat yang cara kerjanya sama dengan sulfonilurea dengan
penekanan pada peningkatan sekresi insulin fase pertama. Golongan ini terdiri dari 2 macam
obat yaitu repaglinid (derivate asam benzoate) dan nateglinad (derivate fenilalanin). Obat
diabsorpsi secara cepat setelah pemberian secara oral dan dieksresi secara cepat melalui hati.
Obat ini dapat mengatasi hiperglikemia post prandial. (PERKENI, 2011 :22 )
b. Peningkatan sensitivitas terhadap insulin : metformin dan tiazolidindon
Tiazolidindon
Tiazolidindion (pioglitazone) berikatan pada peroksisom proliferator activated
receptor gamma (PPAR-g), suatu reseptor inti di sel otot dan sel lemak. Golongan ini
mempunyai efek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan jumlah protein
pengangkut glukosa sehingga meningkatkan ambilan gluksa di perifer.
Tiazolidindion dikontraindikasikan padap pasien dengan gagal jantung kelas I-V
karena dapat memperberat edema/retensi cairan dan juga pada pada gangguan faal hati. Pada
pasien yang menggunakan tiazolidindion perlu dilakukan pemantauan hati secara berkala.
Golongan rosiglitazone sudah ditarik dari peredaran karena efek samping nya. (PERKENI,
2011 :22 )
c. Penghambat glukoneogenesis (metformin)
Metformin
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi produksi glukosa hati (glukoneogenesis),
disamping juga memperbaiki ambilan glukosa perifer. Terutama dipakai pada penyandang
diabetes gemuk. Metformin dikontraindikasikan pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal
(serum kreatinin >1,5 mg/dL) dan hati serta pasien-pasien dengan kecenderungan hipoksemia
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

10

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

(misalnya penyakit serebrovakular, sepsis, renjatan, gagal jantung). Metformin dapat


memberikan efek samping mual. Untuk mengurangi keluhan tersebut dapat diberikan pada
saat atau sesudah makan. Selain itu harus diperhatikan bahwa pemberian metformin secara
titrasi pada awal penggunaan akan memudahkan dokter untuk memantau efek samping obat
tersebut. (PERKENI, 2011 :23 )
d. Penghambat absorpsi glukosa : penghambat glukosidase alfa
Obat ini bekerja dengan mengurangi absorpsi glukosa di usus halus sehingga,
mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah sesudah makan. Acarbose tidak
menimbulkan efek samping hipoglikemia. Efek samping yang sering ditimbulkan adalah
kembung dan flatulens. (PERKENI, 2011 :23 )
e. DPP-IV inhibitor
Glukagon like peptide 1 (GLP-1) merupakan suatu hormone peptide yang dihasilkan
oleh sel L di mukosa usus. Peptide ini disekresi oleh sel mukosa usus apabila ada makanan
yang masuk ke dalam saluran pencernaan. GLP-1 merupakan perangsang kuat pelepasan
insulin dan sekaligus sebagai penghambat sekresi glukagon. Namun demikian secara cepat
GLP-1 diubah oleh enzim dipeptydil peptidase IV (DPP-4), menjadi metabolit GLP -1(9-,36)-amide yang tidak aktif.
Sekresi GLP-1 menurun pada diabetes melitus tipe 2, sehingga upaya yang ditujukan
untuk meningkatkan GLP-1 bentuk aktif merupakan hal yang rasional dalam pengobatan
diabetes melitus tipe 2. Peningkatan konsentrasi GLP-1 dapat dicapai dengan pemberian obat
yang menghambat kinerja DPP-4 (penghambat DPP-4), atau memberikan hormon asli atau
analognya (incretin mimetic = GLP-1 agonis).
Berbagai macam obat yang termasuk golongan DPP-4 inhibitor mampu menghambat
kerja DPP-4 sehingga GLP-1 tetap dalam konsentrasi yang tinggi dalam bentuk aktif dan
mampu merangsang pelepasan insulin serta menghambat pelepasan glukagon. (PERKENI,
2011 :23- 24 )
2. Suntikan
1. Insulin
Insulin diperlukan dalam keadaan :
a. Penurunan berat badan yang cepat
b. Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
c. KAD
d. Hiperglikemia hiperosmolar nonketotik
e. Hiperglikemia dengan asidosis laktat
f. Gagal dengan kombinaso OHO dengan dosis optimal
g. Stress berat
h. Kehamilan dengan diabetes melitus yang tidak terkendali
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

11

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

2.

i. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat


j. Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO (PERKENI, 2011 :24- 28 )
Agonis GLP-1/incretin mimetic (PERKENI, 2011: 24- 28 )
KERANGKA TEORI

Faktor Resiko dapat


dimodifikasi

Faktor Resiko tidak dapat


dimodifikasi
Riwayat Diabetes Mellitus
Gestational
Usia 45
tahun
Genetik

Dislipidemia
Obesitas
Hipertens
i
Diet tinggi
gula, rendah

Ras dan
Etnik

Kurangnya
aktivitas fisik

Riwayat
BBLR

Diabetes Mellitus tipe


II
Komplikasi

Mikroangiopa
ti
Nefropati

Makroangiop
ati

Neuropati
Perifer

Retinopati

Resiko ulkus
kaki dan
amputasi

Pembulu
h Darah
Tepi

Pembuluh
Darah
Otak

Pembulu
h Darah
Jantung

Ulkus iskemik
kaki

Gambar 1. Kerangka Teori Diabetes Mellitus.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

12

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

13

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

BAB III
DATA KLINIS

III.1. Identitas Pasien


Nama
Umur
Status Perkawinan
Alamat
Pekerjaan
Agama
Pendidikan Terakhir
Suku Bangsa
Kewarganegaraan

:
:
:
:
:
:
:
:
:

Tn. D
62 tahun
Menikah
Gang Kesehatan, RT04/RW04 no.43
Pensiunan Guru
Islam
S1 Pendidikan
Betawi
Indonesia

III.2. Anamnesa
Autoanamnesa dilakukan sebanyak 7 kali pada tanggal 11 Mei, 15 mei, 18 mei, 21
mei, 25 mei, 28 mei, dan 1 juni 2015 di rumah pasien, pukul 15.30 WIB
III.2.1.Keluhan Utama dan Keluhan Tambahan
Keluhan Utama
Keluhan Tambahan

:
:

Kesemutan dikedua kaki


Sering haus, merasa lapar, sering terbangun BAK
di malam hari, gatal di selangkangan, perut
kembung, penurunan berat badan

III.2.2.Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan kesemutan pada kedua kaki sejak 4 bulan yang lalu.
Kesemutan dirasakan terutama pada kedua telapak kaki. Mulanya kesemutan dirasakan hanya
pada bagian ujung jari kaki kanan kemudian semakin meluas ke kedua telapak kaki pasien.
Untuk menghilangkan rasa kesemutan tersebut, pasien biasanya suka menghentak-hentakkan
kaki namun tidak rasakan perubahan.
Pada tahun 2003 pasien merasakan sering BAK pada malam hari, dalam semalam
pasien dapat BAK dengan frekuensi 3-5 kali bahkan dapat lebih. Hal ini membuat pasien
harus bolak balik ke kamar mandi sehingga pasien tidak dapat beristirahat pada malam hari.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

14

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Pasien menyangkal adanya nyeri, mengejan ataupun aliran terputus saat berkemih, BAK tidak
berwarna merah. Pasien mengatakan akhir-akhir ini berat badannya mengalami penurunan
padahal pasien banyak makan. Pasien makan 3x sehari dengan selang waktu 6 jam tetapi
sekarang ini setelah 3 jam makan, pasien merasa lapar kembali. Dahulu pasien memiliki
bobot tubuh 72 kg, dalam kurun waktu 3 tahun (sejak 2003) turun menjadi 60 kg dan pasien
juga sering merasa haus. Sebelum keluhan sering merasa haus muncul, pasien biasanya
minum 8 gelas air putih dalam sehari tetapi sekarang pasien dapat menghabiskan 2 botol air
mineral berukuran 1,5L. Pasien berobat ke Puskesmas bulan juni 2003, untuk mengatasi
keluhan kemudian pasien dianjurkan untuk memeriksakan gula darahnya, lalu berdasarkan
hasil pemeriksaan gula darah Dokter mendiagnosis pasien terkena penyakit kencing manis
(GDS 400mg/dL), kemudian memberikan pasien obat minum berupa tablet warna putih
yang harus diminum rutin setiap hari. Namun pasien tidak rutin minum obat karena merasa
keluhan sudah membaik. Pasien tidak mendapatkan penjelasan mengenai pola makan dan
gaya hidup yang baik.
Pasien memiliki riwayat beberapa kali berobat ke puskesmas dengan keluhan gatal di
kedua selangkangan. Gatal sudah dirasakan selama 6 bulan, semakin bertambah gatal
terutama saat cuaca panas atau habis berjalan-jalan. tidak ada anggota keluarga di rumah yang
mengalami keluhan serupa. Pasien mengaku rutin mengganti pakaian dalamnya. Pasien sudah
diberikan salep dari puskesmas namun keluhan masih timbul. Menurut pasien warna kulit
yang gatal lebih terang daripada kulit yang tidak gatal.
Pasien memiliki keluhan perut kembung, sudah dialami sejak 2 tahun yang
lalu. Perut kembung, nyeri pada daerah ulu hati. Nyeri daerah ulu hati tidak diserta dengan
sesak nafas, rasa tertekan pada dada kiri, dan nyeri tidak menjalar ke lengan kiri ataupun
tengguk. Pasien memiliki riwayat masuk rumah sakit karena mengonsumsi kulit manggis
yang dikeringkan atas saran dari tetangga psien untuk menurunkan kadar gula darah, setelah
mengonsumsi 3 hari, pasien mengalami diare cair dengan frekuennsi sehari lebih dari 4 kali,
diare tanpa lendir dan darah. Untuk mengatasi keluhan diare pasien berobat ke RS P dan
disarakan rawat inap.

III.2.3. Riwayat Kebiasaan


Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak SMP kelas 2.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

15

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Pasien setiap hari mengonsumsi 1 bungkus rokok. Pasien tidak minum alkohol. Pasien mulai
rajin berolah raga seperti bersepeda pagi sejak pasien pensiun tahun 2013, pasien bersepeda
selama 30 menit. Pasien mempunyai kebiasaan makan makanan seperti gorengan, nasi uduk
setiap pagi dan makan makanan tinggi karbohidrat. Pasien makan sehari 3 kali dengan 2 kali
selingan. Sudah 5 hari ini pasien mengonsumsi semut jepang yang dipercaya dapat
menyembuhkan penyakit gula darah atas saran dari keponakannya.
III.2.4. Riwayat Penyakit Dahulu

Penyakit hipertensi
: Disangkal
Penyakit stroke
: Disangkal
Penyakit jantung
: Disangkal
Penyakit paru- paru (TB)
: Disangkal
Penyakit lambung
: Diakui
Penyakit saluran kemih
: Disangkal
Penyakit ginjal
: Disangkal
Penyakit alergi
: Disangkal
Penyakit kulit
: Gatal di selangkangan yang suka hilang timbul
Riwayat kecelakaan tahun 2003 yang menyebabkan pasien kehilangan indera
penciuman.

III.2.5. Riwayat Penyakit Keluarga


Kedua orang tua pasien meninggal karena usia tua.

Penyakit hipertensi
Penyakit stroke
Penyakit jantung
Penyakit paru- paru
Penyakit kencing manis
Penyakit lambung
Penyakit ginjal
Penyakit alergi
Penyakit kulit

: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal
: Disangkal

III.3. PEMERIKSAAN FISIK


III.3.1. Keadaan Umum
Keadaan umum

: Tidak tampak sakit

Kesadaran

: Compos Mentis

Data Antopometrik
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

16

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Tinggi badan
Berat badan
IMT

: 170 cm
: 60 kg
: 20,76 kg/m2

III.3.2. Status Gizi


Tabel 2. Klasifikasi Status Gizi berdasarkan WHO Asia Pacific Perspective for Asians
(WHO IOTF, 2003)
Klasifikasi

Nilai IMT

Underweight

<18,5

Normal

18,5 22,9

Overweight

23

Pre obes

23 24,9

Obese I

25 29,9

Obese II

30

Status gizi Tn.D berdasarkan tabel di atas adalah Normal.


III.3.3. Status Generalis
Tanda-tanda vital

Tekanan darah
Nadi
Pernapasan
Suhu

: 130/70 mmHg
: 87x/menit
: 18x /menit
: 36,80C

III.3.4.Kepala dan Leher


Bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam disertai dengan uban, terdistribusi
merata, tidak mudah dicabut, tidak mudah patah.
III.3.5.Mata
Palpebra superior et inferior tidak edema, conjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, pupil bulat isokor, diameter 3 mm, reflek cahaya +/+, visus jauh mata kanan
dan kiri 4/60.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

17

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

III.3.6.Telinga
Bentuk normal, liang telinga lapang, tidak terapat serumen, nyeri tekan tragus -/-,
nyeri tarik aurikuler -/-. Kelenjar getah bening pre-retro-infra aurikuler tidak teraba
membesar.
III.3.7.Hidung
Bentuk normal, tidak terdapat septum deviasi, tidak terdapat pernapasan cuping
hidung, tidak terdapat sekret.
III.3.8.Mulut
Tidak terdapat perioral sianosis, lidah tidak kotor dan tidak berselaput, tonsil T1-T1
tidak hiperemis, faring tidak hiperemis, uvula di tengah.
III.3.9.Gigi
Gigi terlihat kuning, karies +.
III.3.10. Thoraks
III.3.10.1. Paru-paru
Inspeksi

Tampak simetris dalam diam dan pergerakan nafas

Palpasi

Stem fremitus kiri dan kanan sama kuat baik sisi depan
maupun belakang

Perkusi

Sonor, batas paru hepar di intracostae space (ICS) VI


midclavicula line (MCL) dekstra, peranjakan 2 jari

Auskultasi

Vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

III.3.10.2. Jantung
Inspeksi
Palpasi

: Tidak tampak pulsasi ictus cordis


: Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V MCL sinistra,

Perkusi

kuat angkat 1 jari


: Redup
Batas jantung atas di ICS II parasternal line sinistra
Batas jantung kanan di ICS V sternal line dextra
Batas jantung kiri di ICS V MCL sinistra

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

18

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)


III.3.11. Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi

:
:
:
:

Perut tampak datar, striae (-)


Bising usus (+), dalam batas normal
Timpani, nyeri ketok costovertebral angle (-), meteorismus (-)
Supel, nyeri tekan (+) di epigastrium , turgor kulit cukup,
hepar & lien tidak teraba membesar

III.3.12. Ekstremitas
-

Ekstremitas superior et dextra et sinistra tidak tampak deformitas, tidak edema,


akral teraba hangat.

Ektremitas inferior sinistra tidak tampak deformitas, tidak edema dan akral teraba
hangat

Ektremitas inferior dextra, terdapat sikatrik 4 cm x 0.5 cm x 0.1cm pada dorsal


pedis antara jari ke 3 dan jari ke 4.

III.3.13. Status Neurologis


1.

Kesadaran

: Compos mentis, Glasgow Coma Scale = 15

2.
3.
4.

Rangsangan Meningeal
Peningkatan TIK
Pupil

(E4V5M6)
: (-)
: (-)
: Bulat, isokor, 3 mm, refleks cahaya langsung

5.

N. Cranialis

6.

Motorik

7.

Sensorik

8.
9.

Sistem Otonom
:
Fungsi Cerebellum dan :

+/+, Refleks cahaya tidak langsung +/+


N 1: anosmia +/+
Lainnya dalam batas normal
Exteremitas atas: 5/5
Extremitas bawah: 5/5
Ekseroseptif
- Raba : extremitas atas N
extremitas bawah
- Suhu : extremitas atas & bawah N
- Nyeri : extremitas atas & bawah N
Proprioseptif
- Posisi : extremitas atas & bawah N
- Getaran : tidak dilakukan
- Nyeri dalam : extremitas atas & bawah N
Baik
Baik

Koordinasi
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

19

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

10.
11.
12.
13.

Fungsi Luhur
Refleks Fisiologis
Refleks Patologis
Tanda regresi dan

:
:
:
:

Baik
+/+, dalam batas normal
(-)
Tidak ditemukan

demensia
III.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tahun 2003 di laboratorium klinik hasil GDS 400mg/dL.
Pertengahan tahun 2014 di RS. P hasil GDS 300mg/dL.
III.5. DIAGNOSIS KERJA
Diabetes Mellitus Tipe II
III.6. DIAGNOSIS TAMBAHAN
Neuropati Perifer
Dispepsia DD: Gastropati Diabetes Mellitus, Gastritis.
Candidiasis intertriginosa
III.7. TERAPI YANG TELAH DIBERIKAN
III.7.1.Terapi Farmakologis

Glibenclamid 5mg 1x1 tab

Vitamin B12 2x1 tab

Ranitidine 2x1 tab

Salep miconazole s.u.e

III.7.2.Terapi Non-Farmakologis
Diet rendah gula, kurangi makanan yang digoreng
Olahraga secara teratur
Istirahat cukup

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

20

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

BAB IV
DATA KELUARGA DAN LINGKUNGAN
IV.1. Struktur Keluarga
Tabel 3. Struktur Keluarga Tn. D
No
1

2
3
4
5

Nama
Tn. D

Ny. Y
Tn. J
Ny. Ag
An. Ar

L/P
L

P
L
P
L

Usia
62 th

57 th
28 th
26 th
2 th

Pendidikan

Pekerjaan

Agama

S1

Pensiunan

Islam

pendidikan

guru

Keluarga

IRT
Buruh
Buruh

Menikah
Menikah
Menikah

(Pasien)
Istri
Anak ke 5
Istri dari

Belum

anak ke 5
Anak dari

Menikah

Anak ke 5

SMA
SMA
SMA
-

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

Islam
Islam
Islam
Islam

Status
Pernikahan
Menikah

Keterangan
Kepala

21

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Pasien merupakan bapak keluarga. Saat ini tinggal bersama istri, anak laki-laki ke 5,
istri dari anak laki-laki ke 5, dan anak dari anak laki-laki ke 5.

IV.2. Genogram

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

22

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Keterangan :

: Tanggal meninggal

: Tanggal menikah

Gambar 4. Genogram keluarga Tn. D


IV.3. Riwayat Imunisasi dan Kesehatan Keluarga
Tabel 4. Riwayat Imunisasi dan Kesehatan Keluarga Tn. D
Daftar

Vaksinasi

keluarga Campak
Tn. D
?

Keterangan

BCG

DPT

Polio

TT

Hep B

Tidak tahu

Ny. Y

Tidak tahu

Tn. J

Lupa

Ny. A

Tidak tahu

An. A

1x, usia

1x,

3x,

4x, usia

3x, usia o

Lengkap sampai

9 bulan

usia 1

usia 2,

1,2,3,4

hari, 2, 3

dengan usia 2

bulan

3,4

bulan

bulan

tahun

bulan
IV.4. Status Sosial Ekonomi

Penghasilan keluarga
o Penghasilan Tn. D (pensiunan guru)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

Rp. 4.200.000,00-

23

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

o Penghasilan Ny. Y

Total penghasilan

Rp. 4.200.000,00-

Kebutuhan keluarga sebulan


o Biaya listrik

Rp. 500.00,00-

o Biaya belanja dapur

Rp. 1.500.000,00-

o Biaya anak ke 5

Rp. 1.200.000,00-

o Lain-lain

Rp. 600.000,00-

Total pengeluaran

Rp.3.800.000,00-

Kesan: Penghasilan dan pengeluaran per bulan keluarga Tn. D cukup seimbang.
Keluarga Tn. D masih memiliki sisa pendapatan sebesar Rp. 400.00,00- untuk di
tabung.

IV.5. Pemanfaatan dan Pembiayaan Pelayanan Kesehatan


Keluarga Tn. D menggunakan jaminan kesehatan dari pemerintah DKI Jakarta berupa
KJS (Kartu Jakarta Sehat).
IV.6. Pola Makan Pasien dan Keluarga Sehari-hari
Makan makanan berupa sayur mayur dan lauk pauk yang dimasak oleh Ny. Y. Bahan
makanan dibeli dari tukang sayur keliling yang lewat di depan rumah. Bahan makanan
sebelum dimasak, dicuci dengan air mengalir dari sumur pompa. Pola makan keluarga
pasien 3 kali sehari yaitu; makan pagi, makan siang dan makan malam dengan gizi
yang cukup. Dengan makan selingan 2 kali sehari.
Tabel 5. Menu dan Pola Makanan Keluarga Tn. D
Menu

Sumber Kalori

Sumber

Sayur-sayuran

Buah

Kentang,

Protein
Makan

Nasi uduk

Tahu /telur

pagi

wortel, kol

Selingan

Biskuit dengan teh/ kopi pahit

pagi
Makan

Nasi putih

Tahu / tempe / Kangkung

Siang

(1 piring)

ayam / ikan / bayam

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

24

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

telur

wortel / labu /
sawi

Makan

Nasi putih

Tahu / tempe / Kangkung

Malam

(1 piring)

ayam / ikan / bayam

telur

wortel / labu /
sawi

Selingan

Buah

malam
Sumber : Hasil wawancara

belimbing

Pola makan pasien 5 kali sehari yaitu 3 kali makan berat dengan 2 kali makan
selingan.

Tabel6.MenudanPolaMakanTn.DSaatIni
Menupagi:nasiuduk,kentang,bakwangoreng,telur
Berat(g)

Energi(kkal)

Protein(g)

Lemak(g)

Karbohidrat
(g)

Beras

100

349

6,8

0,7

78,9

Telur

50

79

6,4

5,75

0,35

Kentang

20

17

0,4

0,02

3,82

Kol

10

2,8

0,14

0,02

0,52

Wortel

10

4,6

0,12

0,03

0,95

Tepung
terigu

15

53,55

1,33

0,19

11,59

Minyak

44,3

0,05

4,9

Santan
(2sdm)

30

104,4

1,26

10,29

1,68

654,65

16,5

21,9

97,81

Total

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

25

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Selingan1:biskuit4keping(40gram)
Berat(g)
Biskuit

40

Total

Energi(kkal)

Protein(g)

Lemak(g)

Karbohidrat
(g)

183,28

4,08

6,32

27,52

183,28

4,08

6,32

27,52

Menusiang:nasi,tahugoreng,tempegoreng,sayurbayambening
Berat(g)

Energi(kkal)

Protein(g)

Lemak(g)

Karbohidrat
(g)

Beras

100

349

6,8

0,7

78,9

Tahu

50

39,5

3,9

2,3

0,8

Tempe

50

80

9,15

6,35

Bayam

30

13,5

1,05

0,15

1,95

Minyak

10

88,6

0,1

9,8

570,6

21

14,95

88

Total

Selingan2:buahbelimbing
Berat(g)
Belimbing

140

Total

Energi(kkal) Protein(g)

Lemak(g)

Karbohidrat
(g)

56

0,56

0,56

12,32

56

0,56

0,56

12,32

Menumalam:nasi,ayamgoreng,tumissawiwortel
Berat(g)

Energi(kkal)

Protein(g)

Lemak(g)

Karbohidrat
(g)

Beras

100

349

6,8

0,7

78,9

Ayam

40

38

7,28

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

26

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Sawi

25

7,25

0,57

0,07

1,05

Wortel

25

11,5

0,3

0,07

2,37

Minyak

10

88,6

0,1

9,8

494,35

15,05

11,64

82,32

Protein(g)

Lemak(g)

Total

Totalkeseluruhan
Energi(kkal)

Karbohidrat(g)

Pagi

654,65

16,5

21,9

97,81

Selingan1

183,28

4,08

6,32

27,32

Siang

570,6

21

14,95

88

Selingan2

56

0,56

0,56

12,32

Malam

494,35

15,05

11,64

82,32

Total

1958,88

57,19

55,37

307,97

Selisihdengankebutuhan
Energi(kkal)

Protein(g)

Lemak(g)

Karbohidrat(g)

Totalasupan

1958,88

57,19

55,37

307,97

Total
kebutuhan

1728,07

60

48

264,39

Hasil

+230,81

2,81

7,37

+43,58

Sumber:Hasilwawancara
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

27

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

AngkadidapatkandariBukuDaftarAnalisisBahanMakanan(NioOK,2012)
Tn.D,62tahunseorangpensiunangurudengandiabetesmellitustipeIIsejaktahun2003
BB:60kg
TB:170cm
BMI60/(1,7)2=20,76kg/m2
BMR/hari60x21,5=1290kkal/hari
BMR/jam1290/24=53,75kkal/jam
Kegiatan
Lama

Perhitungan

Total

Tidur

8jam

8x1x53,75

430

Bersepeda(olahragasedang)

jam

0,5x4,5x53,75

120,94

Mengasahbatuakik

3jam

3x1,5x53,75

241,87

MenontonTV

3,5jam

3,5x1,4x53,75

263,38

Mengobrol

4jam

4x1,4x53,75

301

Berdiri

1,5jam

1,5x1,4x53,75

112,88

Berjalan

1,5jam

1,5x3,2x53,75

258

Jumlah

24jam

1728,07

Kebutuhanperjam:1728,07/24=72kkal
Aktivitas:72/53,75=1,33(gayahidupsangatringan)
Kebutuhanprotein(1g/kgBB):60x1g=60g
P/Erasio:

(60x4/1728,07)x100%=13,8%

Kebutuhanlemak(25%):

25%x1728,07=432,01kkal/9=48g

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

28

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Kebutuhankarbohidrat:

100%(13,8%+25%)=61,2%
61,2%x1728,07=1057,57/4=264,39kkal

IV.7. Kondisi Rumah


IV.7.1. Perumahan

Status rumah

: Rumah milik pasien

Lokasi

: Kurang lebih 500 m dari puskesmas

Kondisi bangunan

: Terbuat dari tembok bata dan semen

Luas tanah

: 166, 14 m 2 ( 14,2 m x 11,7 m)

Luas bangunan

: 89, 25 m 2 ( 8,5 m x 10, 5 m)

Luas bangunan gazebo

: 19, 2 m 2 (4,8 m x 4 m)

Atap rumah

: Terbuat dari genteng

Langit-langit

: Platfom

Lantai

: Keramik ukuran

20 cm x 20 cm dan

30 cm x 30 cm

Jumlah orang dalam rumah

: Terdapat 5 orang

Jumlah keluarga

: 2 keluarga

Jumlah ruangan

: Ruang tamu, ruang keluarga, 2 kamar tidur,

dapur, ruang makan, 1 kamar mandi

Halaman rumah berantakan, lingkungan di sekitar rumah pasien cukup bersih dan
masyarakatnya termasuk golongan sosial-ekonomi menengah ke bawah dan
berpendidikan SMP- SMA.

IV.7.2. Ventilasi

Insidential
o Pintu depan dan samping

: 2 buah pintu

o pintu depan: 3,75 m 2 ( 2, 5 m x 1,5 m)


o pintu samping: 2,5 m 2 (2,5 m x 1 m)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

29

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

o pintu kamar utama : 2,5 m 2 (2,5 m x 1 m)


o pintu kamar ke 2 : 2,5 m 2 (2,5 m x 1 m)
o pintu kamar mandi : 1,6 m 2 ( 2 m x 0,8 m)
o Jendela
o depan rumah 2 buah 0, 245 m 2 (0,35 m x 0,7 m)
o ruang tamu 3 buah

0, 245 m 2 (0,35 m x 0,7 m)

o ruang keluarga 3 buah 0, 245 m 2 (0,35 m x 0,7 m)


o kamar tidur utama 2 buah 0,245 m 2 (0,35 m x 0,7 m)

Permanen
o

Lubang angin depan rumah 3 buah


o satu dipintu depan: 0, 375 m 2 (0, 25 m x 1,5 m)
o satu di pintu samping : 0,25 m 2 (0,25 m x 1 m)
o Satu di masing- masing jendela pintu depan (2) : 0, 09
m 2 (0, 25 m x 0,35 m)
Satu di masing- masing jendela ruang tamu (3) : 0, 09 m

(0, 25 m x 0,35 m)

Satu dimasing-masing jendela ruang keluarga (3) : 0,09

m 2 ( 0, 25 m x 0,35m)
Satu di masing- masing jendela kamar utama (2) : 0, 09

m 2 (0, 25 m x 0,35 m)
o

Persentase luas ventilasi insidential tiap ruangan di rumah Tn. D

Ruang Tamu dan ruang keluarga = (5,71 m2 / 18,6 m2 ) x 100 % =


30,7 %

Ruang Tidur utama = ( 2,99 m 2 /10,92 m2 ) x 100 %= 27,38 %

Ruang tidur II = ( 2,5 m 2 / 5,67 m 2 ) x 100 % = 44,1 %

Ruang makan = ( 5 m 2 / 6,3 m2 ) x 100 % = 79,37 %

Dapur = ( 2,5 m 2 / 3.84 m 2 ) x 100 % = 65,1 %

Kamar mandi = (1,6 m 2 /2,4 m 2) = 66,67 %

Persentase luas ventilasi permanen tiap ruangan di rumah Tn. D

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

30

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Ruang Tamu dan ruang keluarga = (1,1 m 2 x 18,6 m 2) x 100%= 5,9 %

Ruang tidur utama = ( 0,75 m 2 x 10,92 m 2) x 100% = 6,86 %

Dapur = ( 0,365 m 2 x 3.84 m 2 ) x 100 % = 9,5 %

Persentase luas ventilasi insidential dari luas bangunan adalah


o ( 20,3 m 2/ 89,25 m 2 ) x 100 % = 22,75%

persentase luas ventilasi permanen dari luas bangunan adalah


o ( 1,52 m 2 / 89,25 m 2) x 100% = 1,7 %

Total persentase ventilasi insidentil dan permanen adalah : 24,45 %


Ventilasi rumah pasien memenuhikriteriaventilasirumahyangideal,karenamenurut
Menkestahun2011rumahharusdilengkapidenganventilasi,minimal10%luaslantai
dengansistemventilasisilang.

IV.7.3. Pencahayaan Rumah


Cahaya matahari masuk kedalam rumah mencakupi ruang tamu dan kamar utama, sebagian
cahaya yang masuk menerangi ruang keluarga. Pencahayaaan ruang dapur didapat dari pintu
belakang. Pada kamar ke 2 dan ruang makan bersumber pencahayaan hanya dari lampu.
Pada malam harinya pencahayan rumah Tn. D diterangi oleh lampu.
Kamar utama hanya di terangi oleh 1 buah bolam kuning ( 5 watt), begitu juga dengan kamar
mandi. Berbeda dengan ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan, masing-masing diterangi
oleh 1 buah bolam putih ( 40 watt ).
IV.7.4. Penggunaan Air Sehari-hari
Untuk minum sehari-hari keluarga tn. D biasa membeli air isi ulang.
Untuk keperluan masak keluarga Tn. D biasa membeli air yang sudah dikemas dalam dirigen.
Untuk keperluan mandi dan cuci keluarga Tn. D menggunakan air sumur bor. Kualitas air
memenuhi syarat air bersih (tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa).
IV.7.5. Pembuangan Sampah dan Limbah
Di lingkungan rumah Tn. D sampah biasanya dikumpulkan disatu tempat penggumpulan
sampah di depan rumah, sampah tidak pilah-pilah, kemudian diangkut setiap harinya oleh
petugas kebersihan DKI Jakarta.
Pembuangan air kotor dan limbah ke selokan, dimana keadaan selokan mengalir dengan baik.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

31

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

IV.7.6. Pembuangan Tinja


Tempat pembuangan tinja: jamban leher angsa
Jarak septik tank : 10 meter dari sumber air bersih
Reservoir kakus: tinja disalurkan ke septik tank
Bagian kakus: kakus duduk dinding dari tembok
IV.7.7. Alat Kesejahteraan di Rumah
Terdapat 4 buah TV masing-masing di kamar utama, ruang keluarga, kamar ke-2, dan gazebo
Terdapat 3 buah kulkas masing-masing di ruang makan, kamar ke 2, dan gazebo
Terdapat 4 buah kipas angin masing-masing di kamar utama, ruang tidur ke- 2 ruang keluarga
dan gazebo
Terdapat 2 dispenser masing-masing di kamar ke-2 dan gazebo
Terdapat 1 buah mesin cuci di dekat dapur.
IV.7.8. Halaman Rumah
-Halaman rumah pasien dipenuhi dengan barang-barang yang tidak terpakai.
-Luas halaman rumah 57,69 m2
-Terdapat beberapa jenis tanaman
Denah Lokasi

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

32

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Gambar 5. Denah lokasi rumah Tn. D

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

33

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Denah Rumah

11,7 cm

14,2 cm

Gambar 6. Denah rumah Tn.D


IV.8. Mandala of Health Tn. D

Body
o Tn. D usia 62 tahun dengan Diabetes Mellitus Tipe II.

Mind
o

Tn. D beranggapan bahwa berobat jika hanya ada keluhan

Tn.D percaya bahwa pengobatan alternatif dapat menyembuhkan penyakit


Diabetes Mellitusnya.

Tn. D percaya bahwa jika minum obat terus-menerus dapat merusak fungsi
ginjal

Spirit
o

Tn. D memiliki keinginan untuk sembuh dari penyakitnya

Tn. D taat beribadah

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

34

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Level Pertama

Human Biology
o Proses penuaan

Family
o Tn. D tinggal bersama istri, anak ke-5, istri dari anak ke-5 dan anak dari anak
ke-5.

Personal Behaviour
o Tn. D suka mengonsumsi nasi uduk sebagai sarapan di pagi hari
o Tn. D memiliki kebiasaan makan dalam porsi banyak
o Tn. D suka makan gorengan

Psycho-socio-economic Environment
o Psikososial : Tn. D memiliki hubungan yang baik dengan tetangganya
o Status ekonomi: cukup

Physical Environment
o Tn.D suka menghabiskan waktu di gazebo dan duduk di warung rokok

Level Kedua

Sick Care System


o Jarak dari rumah Tn. D dengan puskesmas cukup dekat.
o Pelayanan puskesmas terhadap penyakit DM cukup baik. Tetapi kurangnya
penyuluhan mengenai Diabetes Meliitus Tipe II.

Work
o Tn. D sudah tidak bekerja, namun mendapat penghasilan dari batu akik yang
dia jual
o Uang pensiunan

Lifestyle
o Tn. D merokok sejak SMP kelas 2
o Menghabiskan waktunya dengan mengosok batu akik sejak pension dan
menghabiskan waktu dengan duduk bersama temannya di warung rokok.
o Mengonsumsi semut jepang sehari 3 x. setiap kali makan 5 ekor

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

35

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Level Ketiga

The Community
o Masyarakat sosial ekonomi menengah ke bawah.

The Human-made Environment


o Lingkungan rumah pasien terdapat banyak barang bekas.

Culture
o Masyarakat sekitar percaya bahwa minum obat terus-menerus dapat merusak
fungsi ginjal.
o Masyarakat sekitar mulai percaya bahwa konsumsi semut jepang dapat
menyembuhkan penyakit Diabetes Mellitusnya.
o Masyarakat sekitar berobat jika ada keluhan

Biosphere
o Global warming
o Cuaca yang tidak menentu

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

36

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Culture
- Masyarakat sekitar percaya bahwa minum obat terus-menerus dapat merusak fungsi ginjal.
- Masyarakat sekitar mulai percaya bahwa mengonsumsi semut jepang dapat menyembuhkan penyakit gula darah.
- Masyarakat sekitar berobat jika hanya ada keluhan

Community
Masyarakat sosial ekonomi menengah ke
bawah

Lifestyle
- Tn. D merokok sejak SMP kelas 2
- Menghabiskan waktunya dengan mengosok batu akik sejak pensiun dan menghabiskan waktu dengan
duduk bersama temannya di warung rokok.
- Mengonsumsi semut jepang sehari 3 x. setiap kali makan 5 ekor.

Family
Tn. D tinggal bersama istri,
Personal Behaviour
- Tn. D

bungsu dan anak dari anak

Psycho-socio-economic
Environment
- Tn. D memiliki hubungan yang baik

bungsu

dengan tetangganya

anak bungsu, istri dari anak

suka mengonsumsi nasi uduk sebagai

sarapan di pagi hari


- Tn. D memiliki kebiasaan makan dalam porsi
banyak

Body

- sosial ekonomi cukup.

Tn. D usia 62 tahun dengan Diabetes

- Tn. D suka makan gorengan

Sick Care System

Mellitus Tipe II

Mind

Spirit

Tn. D beranggapan bahwa berobat

Tn. D memiliki

- Jarak dari rumah Tn.D dengan

jika hanya ada keluhan.

puskesmas cukup dekat.


- Pelayanan puskesmas terhadap penyakit

Tn.D percaya bahwa pengobatan

DM cukup baik. Tetapi kurangnya

Diabetes Mellitusnya

penyuluhan mengenai Diabetes Mellitus

Tn. D percaya bahwa jika minum

Tipe II

terus-menerus

alternatif

dapat

menyembuhkan

dapat

keinginan untuk
sembuh dari
penyakitnya dan taat
beribadah

Work
- Tn. D sudah tidak bekerja,

namun mendapat penghasilan


dari batu akik yang dia jual
- Uang pensiunan

merusak

fungsi ginjal

Physical Environment

Human Biology

Tn. D suka menghabiskan waktu di gazebo dan warung

Proses penuaan

rokok
Human Made Environment

Lingkungan rumah pasien terdapat bayak barang bekas


Biosphere

-Global warming, - Cuaca yang tidak menentu.

Gambar 7. Mandala of Health Tn. D


Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

37

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

BAB V
DIAGNOSIS HOLISTIK

V.1 Resume
Telah diperiksa seorang pria berusia 62 tahun , pada tanggal 11 Mei 2015, dengan
keluhan kesemutan di kedua telapak kaki.
Keluhan kesemutan pada kedua kaki sejak 4 bulan yang lalu. Kesemutan dirasakan
terutama pada kedua telapak kaki. Mulanya kesemutan dirasakan hanya pada bagian ujung
jari kaki kanan kemudian semakin meluas ke kedua telapak kaki pasien. Untuk
menghilangkan rasa kesemutan, pasien suka menghentak-hentakkan kaki namun tidak
rasakan perubahan.
Pada tahun 2003 pasien merasakan sering BAK pada malam hari dengan frekuensi 3-5
kali bahkan dapat lebih, membuat pasien tidak dapat beristirahat pada malam hari. Pasien
mengatakan akhir-akhir ini berat badannya mengalami penurunan sebanyak 12 kg dalam 3
tahun (sejak 2003), padahal pasien makan 3x sehari selang 6 jam, tetapi sekarang ini setelah
3 jam makan, pasien merasa lapar kembali. Pasien juga sering merasa haus, pasien biasanya
minum 8 gelas air putih dalam sehari tetapi sekarang pasien dapat menghabiskan 2 botol air
mineral berukuran 1,5L. Pasien berobat ke Puskesmas bulan juni 2003 untuk mengatasi
keluhan kemudian pasien dianjurkan untuk memeriksakan gula darahnya, lalu berdasarkan
hasil pemeriksaan gula darah Dokter mendiagnosis pasien terkena penyakit kencing manis
(GDS 400mg/dL). Namun pasien tidak rutin minum obat karena merasa keluhan sudah
membaik. Pasien tidak mendapatkan penjelasan mengenai pola makan dan gaya hidup yang
baik.
Pasien memiliki riwayat beberapa kali berobat ke puskesmas dengan keluhan gatal di
kedua selangkangan. Gatal sudah dirasakan selama 6 bulan, semakin bertambah gatal
terutama saat cuaca panas atau habis berjalan-jalan. tidak ada anggota keluarga di rumah yang
mengalami keluhan serupa. Pasien mengaku rutin mengganti pakaian dalamnya. Pasien sudah
diberikan salep dari puskesmas namun keluhan masih timbul. Menurut pasien warna kulit
yang gatal lebih terang daripada kulit yang tidak gatal.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

38

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Pasien memiliki keluhan perut kembung, sudah dialami sejak 2 tahun yang lalu. Perut
kembung, nyeri pada daerah ulu hati. Nyeri daerah ulu hati tidak diserta dengan sesak nafas,
rasa tertekan pada dada kiri, dan nyeri tidak menjalar ke lengan kiri ataupun tengguk. Pasien
memiliki riwayat masuk rumah sakit karena konsumsi kulit manggis yang dikeringkan atas
saran dari tetangga pasien untuk menurunkan kadar gula darah, setelah mengonsumsi 3 hari,
pasien mengalami diare cair dengan frekuennsi sehari lebih dari 4 kali, diare tanpa lendir dan
darah. Untuk mengatasi keluhan diare pasien berobat ke RS P dan disarakan rawat inap.
Pada pemeriksaan di dapatkan, pasien memiliki status gizi normal,
tekanan darah 130/70 mmHg. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri ulu hati
dan terdapat sikatrik pada ektremitas inferior dextra, dengan ukuran 4 cm x 0.5
cm x 0.1cm pada dorsal pedis antara jari ke 3 dan jari ke 4. Terdapat kan
gangguan sensorik pada N.1

(anosmia +/+).

Dan pemeriksaan sensorik

ekseroseptif didapatkan penurunan indera raba pada ektremitas bawah.

Pemeriksaan penunjang : Tahun 2003 di laboratorium klinik hasil GDS 400mg/dL,


pertengahan tahun 2014 di RS. P hasil GDS 300mg/dL.
Diagnosis: Diabetes Mellitus Tipe II dengan neuropati perifer, dispepsia, dan
candidiasis interriginosa. Terapi dari Puskesmas Meruya Utara yaitu: Glibenclamid 5mg 1x1
tab, Vitamin B12 2x1 tab, Ranitidine 2x1 tab, salep miconazole s.u.e dan edukasi diet rendah
gula, kurangi makanan yang digoreng, olahraga secara teratur dan istirahat cukup.
V.2.

DIAGNOSA HOLISTIK

V.2.1. Aspek Personal (Axis 1 )

Rasa kesemutan dikedua telapak kaki sejak 4 bulan yang lalu.

Perut kembung

Sering BAK dimalam hari.

Gatal dikedua selangkangan

V.2.2. Aspek Klinis (Axis 2 )

Diabetes Mellitus Tipe II

Neuropati Perifer

Dispepsia

Candidiasis intertriginosa

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

39

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

V.2.3. Aspek Internal (Axis 3 )

Kurangnya kesadaran Tn.D untuk hidup bersih dan sehat.

Kurangnya pengetahuan tentang penyakit Diabetes Mellitus dan terapinya.

Kurangnya pengetahuan Tn. D tentang pola makan yang sesuai untuk penderita
Diabetes Mellitus. Pasien suka mengonsumsi makanan yang manis dan
mengonsumsi karbohidrat dalam porsi banyak.

V.2.4. Aspek Eksternal ( Axis 4 )

Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Diabetes Mellitus dan


terapinya.

Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya hidup sehat dan bersih.

Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. D tentang faktor resiko yang dapat


komplikasi pada Diabetes Mellitus.

Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. D tentang makan dan minuman yang boleh
di konsumsi pada Diabetes Mellitus

Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. D tentang makan dan minuman yang


meningkatkan produksi asam lambung.

V.2.5. Aspek Status Fungsional (Axis 5)


5 = pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan
V.3.

DIAGNOSA KELUARGA

Bentuk Keluarga
Keturunan

: Patrilinier (sedarah yang disusun berdasarkan garis ayah Tn. D)

Perkawinan : Monogami
Pemukiman : Neolokal
Jenis anggota keluarga : Nuclear Family
Kekuasaan : Patriakal

Fungsi Keluarga

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

40

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Holistik
1. Biologis

: Keluarga terdiri dari suami (Tn. D 62 tahun). Istri


( Ny. Y 57 tahun), anak ke-5 (Tn. J 28 tahun),
istri dari anak ke-5 ( Ny. A 26 tahun), dan anak dari
anak ke-5 ( An. A 2 tahun).

2. Psikologis

: Tn. D tinggal bersama istri, anak ke-5, istri dari anak


ke-5 dan anak dari anak ke-5. Tn. D adalah pensiunan
guru. Hubungan Tn. D dan keluarga cukup terjalin
dengan baik dan saling memperhatikan.

3. Sosial ekonomi

: Dalam kehidupan sehari-hari Tn. D memiliki status


Sosial ekonomi yang cukup baik di lingkungan tempat
tinggal.

Fisiologis
Tabel 7. Fungsi Fisiologis Keluarga Tn. D
0

Adaptation:
anggota

kemampuan

keluarga

lain

adaptasi
serta

dengan

penerimaan,

dukungan dan saran dari anggota keluarga lain


Partnership: komunikasi, saling bagi, saling isi
antar anggota keluarga dalam segala masalah

yang dialami keluarga


Growth: dukungan keluarga terhadap hal-hal

baru yang dilakukan anggota keluarga lain

Affection: hubungan kasih sayang dan interaksi

antar anggota keluarga


Resolve: Kepuasan anggota keluarga tentang
kebersamaan

dan

waktu

(Jarang/tidak (kadang- (sering/


sama sekali) kadang) selalu)

Aspek Penilaian

yang

dihabiskan

bersama anggota keluarga yang lain


Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

41

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Total APGAR score keluarga Tn.D adalah 7. Fungsi keluarga cukup,


Patologis SCREEM
1.
2.

Social

: Interaksi sangat baik dengan tetangga sekitar.

Culture

: Pasien dan keluarga memiliki perhatian yang baik


terhadap sopan satun,budaya dan tata krama.

3.

Religious

: Keluarga Tn. D taat beribadah. Anggota keluarga


menjalankan shalat lima waktu

4.

Economic

: Status ekonomi menengah

5.

Educational

: Sarjana pendidikan guru

6.

Medical

: Pelayanan kesehatan ditanggung oleh KJS.

Kesimpulan

: Dalam keluarga Tn. D tidak mempunyai fungsi patologis

Siklus Kehidupan Keluarga


Saat ini Tn. D dan keluarga sedang dalam tahap Orang tua usia menengah.

Tn.D dan kelurga juga melewati tahap keluarga dengan anak-anak meninggalkan keluarga.

Siklus Kehidupan Keluarga (Duvall)


1 thp awal perkawinan
1

2 thp keluarga dg bayi


2

3 thp keluarga dgn anak usia


pra sekolah

3
4

4 thp keluarga dgn anak usia


sekolah
5 thp keluarga dgn anak usia
remaja

6 thp keluarga dgn anak2


meninggalkan keluarga
7 thp orang tua usia
menengah
8 thp keluarga jompo

Gambar 8. Siklus Kehidupan KeluargaTn. D


Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

42

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

BAB VI
RENCANA PENATALAKSANAAN HOLISTIK KOMPREHENSIF DAN
PROGNOSIS
VI.1. Penatalaksanaan Holistik Komprehensif
VI.1.1. Aspek Personal (Axis 1)

Rasa kesemutan di kedua telapak kaki sejak 4 bulan yang lalu.

Perut kembung

Sering BAK dimalam hari.

Gatal di kedua selangkangan

Penatalaksanaan :
o Farmakologi:
Vitamin B 12 no. XV 2 x 1
Salep mikonazol s.u.e
o Non farmakologis :
Rencana Intervensi:
Menyarankan Tn. D untuk megurangi aktivitas yang
banyak duduk seperti duduk di warung rokok dan

menggosok batu akik.


Menyarankan Tn. D tentang makanan / minuman yang
dapat merangsang produksi asam lambung contoh mie

instan, makanan yang asam, kopi.


Menyarankan Tn. D untuk mengurangi minum kopi dan

teh pada malam hari dan BAK sebelum tidur malam


Menyarankan Tn. D untuk menjaga kebersihan diri
dengan mengganti pakaian atau mengeringkan dengan
kain bersih jika basah atau berkeringat.

VI.1.2. Aspek Klinis (Axis 2)


Diabetes Mellitus tipe II
Neuropati perifer
Dispepsia
Candidiasis intertriginosa
Penatalaksanaan:
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

43

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

o Farmakologis :
Glibenclamid 5 mg no. VII 1 x1 ( Pasien ingin membeli obat
sendiri di luar dan pihak puskesmas menyarankan pasien untuk
membeli sendiri obat Diabetes Mellitus dengan catatan sebulan

sekali pasien diharuskan mengontrolkan diri ke puskesmas)


Vitamin B12 no. XV 2 x 1
Ranitidin no.X 2 x 1
Mikonazole salep s.u.e
Non Farmakologis
Rencana Intervensi :
o

Minum obat secara teratur, rajin kontrol gula darah ( Gula darah
puasa dan 2 jam setelah makan) 1 bulan sekali ke Puskemas.

Mengatur pola makan sehari-hari sesuai anjuran diet Diabetes


Mellitus.

Menyarakan Tn. D untuk meningkatkan intesitas olahraga di pagi


hari seperti bersepeda, jogging.

VI.1.3. Aspek Internal

Kurangnya pengetahuan Tn. D tentang komplikasi yang dapat terjadi pada


Diabetes Mellitus .

Kurangnya kesadaran Tn. D untuk hidup bersih dan sehat.

Kurangnya pengetahuan tentang penyakit Diabetes Mellitus dan terapinya.

Kurangnya pengetahuan Tn. D tentang pola makan yang sesuai untuk penderita
Diabetes Mellitus

Kurangnya pengetahuan Tn.D tentang cara memeriksa gula darah dengan alat
yang dimilikinya.

Kurangnya pengetahuan Tn. D tentang alas kaki yang baik untuk Diabetes
Mellitus

Rencana penatalaksanaan :
o Memberikan penjelasan kepada Tn. D tentang komplikasi yang dapat terjadi
pada Diabetes Mellitus

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

44

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

o Memberikan penjelasan dan pengertian kepada Tn. D tentang kebersihan diri


dikarenakan kadar gula darah yang tinggi dapat menjadi faktor resiko
timbulnya penyakit jamur.
o Memberikan penjelasan dan pengertian tentang penyakit Diabetes Mellitus,
bahwa penyakit tersebut memerlukan kepatuhan dalam minum obat dan
pentingnya perubahan pola hidup
o Memberikan dan menjelaskan buku tentang makananan dan minuman yang
boleh dan tidak boleh untuk diabetes mellitus.
o Memberikan gluko stik kepada Tn. D agar Tn. D dapat mengontrol kadar gula
darah dengan lebih baik dengan alat yang dimilikinya dan menjelaskan cara
penggunaan.
o Menyarankan Tn. D untuk memakai sepatu/ sandal yang sesuai dengan ukuran
kaki pasien (tidak boleh terlalu sempit, keras dan kasar).
VI.1.4. Aspek Eksternal

Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Diabetes Mellitus dan terapinya.

Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. D tentang efek samping obat Hipoglikemik oral
dan penanggulangannya.

Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya hidup sehat dan bersih.

Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. D tentang faktor resiko yang dapat komplikasi
pada Diabetes Mellitus.

Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. D tentang makan dan minuman yang boleh di
konsumsi pada Diabetes Mellitus

Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. D tentang makan dan minuman yang


meningkatkan produksi asam lambung.

Rencana penatalaksanaan:
o Memberikan penjelasan dan pengertian kepada keluarga tentang penyakit
Diabetes Mellitus, bahwa penyakit tersebut memerlukan kepatuhan dalam
minum obat dan pentingnya perubahan pola hidup agar tidak terjadi
komplikasi seperti: hipertensi, ulkus diabetes melitus, retinopati, gangguan
fungsi ginjal.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

45

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

o Memberikan penjelasan dan pemahaman kepada keluarga Tn. D mengenai


pentingnya minum obat secara teratur serta kemungkinan terjadinya
hipoglikemi

akibat

penggunaan

Obat

Hipoglikemik

Oral

(OHO)

(glibenclamide) serta cara penanggulangannya.


o Memberikan penjelasan kepada keluarga Tn. D tentang pentingnya hidup sehat
dan bersih seperti mengganti pakaian atau mengeringan dengan kain bersih
jika basah atau berkeringat.
o Memberikan penjelasan kepada keluarga Tn. D bahwa penyakit Diabetes
mellitus dapat meningkatkan resiko untuk terjadinya komplikasi seperti :
hipertensi, ulkus diabetes melitus, retinopati, gangguan fungsi ginjal.
o Memberikan penjelasan tentang makanan dan minuman yang boleh dan tidak
boleh.
o Memberikan penjelasan tentang makanan dan minuman yang dapat
meningkatkan

produksi asam lambung seperti mie instan, makanan yang

asam, kopi.
VI.1.5. Aspek Fungsional
Rencana penatalaksaan tidak dilakukan karena tidak ada hambatan dalam beraktivitas
VI.2. Prognosis
Ad vitam : ad bonam

Karena kadar gula darah Tn. D terkontrol

Tn. D rajin mengontrol kadar gula darahnya secara mandiri dan 1 bulan sekali ke
Puskesmas

Tn. D mengikuti pola makan yang dianjurkan.

Tn. D melakukan olah raga sesuai ajuran untuk pasien Diabetes Mellitus. Seminggu
minimal 3 x, minimal 30 menit.

Ad sanasionam: ad malam

Karena Tn. D memerlukan obat diabetes mellitus untuk mengontrol kadar gula darah.

Ad fungsionam: ad bonam

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

46

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Karena kadar gula darah Tn. D terkontrol

Tn. D rajin mengontrol kadar gula darahnya secara mandiri dan 1 bulan sekali ke
Puskesmas

Tn. D mengikuti pola makan yang dianjurkan.

Tn. D melakukan olah raga sesuai ajuran untuk pasien Diabetes Mellitus. Seminggu
minimal 3 x, minimal 30 menit.

BAB VII
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

47

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

INTERVENSI, HASIL INTERVENSI DAN PEMBINAAN


Kegiatan Kunjungan ke rumah Tn. D dilakukan pada tanggal 8 Mei, 15 Mei, 18 Mei,
21 Mei, 25 Mei, 28 Mei 2015 dan 1 Juni. Dalam setiap kunjungan dilakukan anamnesa dan
follow up untuk keluhan-keluhan Tn. D, pemeriksaan fisik sesuai dengan penyakit dan
keluhan Tn.D, serta melakukan pemeriksaan penunjang sederhana dengan menggunakan alat
tes gula darah. Intervensi dilakukan tanggal 15 mei, 18 mei ,21 mei, 25 mei dan 28 mei.
Pengamatan hasil intervensi dinilai pada tanggal 1 juni 2015. Bentuk intervensi yang
dilakukan:
VII.1. Aspek personal ( Axis 1)
o Intervensi :

Menyarankan Tn. D untuk megurangi aktivitas yang


banyak duduk seperti duduk di warung rokok dan

menggosok batu akik.


Menyarankan Tn. D tentang makanan / minuman yang
dapat merangsang produksi asam lambung contoh mie

instan, makanan yang asam, kopi.


Menyarakan Tn. D untuk mengurangi minum kopi dan

teh pada malam hari dan BAK sebelum tidur malam


Menyarankan Tn. D untuk menjaga kebersihan diri dengan
mengganti pakaian atau mengeringkan dengan kain bersih jika

Hasil

basah atau berkeringat.


:
Rasa kesemutan kedua kaki sudah berkurang
Keluhan perut kembung sudah berkurang
Gatal dikedua selangkangan sudah tidak dirasakan.
Frekuensi BAK pasien dari 3-5 x menjadi 1-2 x setiap

malamnya
Tn. D sudah mengikuti anjuran memakai sepatu/ sandal yang
sesuai dengan ukuran kaki pasien (tidak boleh terlalu

sempit,keras dan kasar).


VII.2. Aspek Klinis (Axis 2)
o Intervensi :
Menyarankan Tn. D untuk minum obat secara teratur, rajin
kontrol gula darah ( Gula darah puasa dan 2 jam setelah makan)
1 bulan sekali ke Puskemas.
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

48

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Menyarakan Tn. D untuk mengatur pola makan sehari-hari

sesuai anjuran diet Diabetes Mellitus.


Menyarakan Tn. D untuk meningkatkan intesitas Olah raga di
pagi hari seperti bersepeda, jogging.

Hasil :

Tn. D sudah rajin minum obat setiap paginya.

Tn. D sudah mengikuti anjuran makan yang telah diberikan. Tn.


D sudah mulai mengurangi porsi nasinya dari 1 porsi menjadi
porsi, sudah mengurangi makan nasi uduk setiap paginya.

Tn. D sudah meningkatkan intensitas olah raga di pagi hari.

Tabel 8. Anjuran menu makanan Tn. D


Menu Pagi: nasi,tumis labu air,telur dadar
Berat (g)
Beras
Tumis labu
air
Telur dadar
Minyak
Total

Energi (kkal)

Protein (g)

Lemak (g)

70
100

244,3
20

4,76
0,6

0,49
0,2

Karbohidrat
(g)
55,23
3,8

50
5

79
45
388,3

6,4
0
11,76

5,75
5
11,44

0,35
0
59,38

Selingan 1: pepaya dan singkong rebus


Berat (g)
Pepaya
Singkong
Total

100
100

Energi (kkal)
52
146
198

Protein (g)
0,5
1,2
1,7

Lemak (g)
0,3
0,3

Karbohidrat
(g)
12,4
34,7
47,1

Menu Siang: nasi,ayam bumbu tomat,tumis sawi ,tahu bacem


Berat (g)
Beras
Ayam bakar
Sawi

70
75
100

Energi (kkal)
244,3
71,25
29

Protein (g)
4,76
13,65
2,3

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

Lemak (g)
0,49
1,87
0,3

Karbohidrat
(g)
55,23
0
4,2

49

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Tahu bakar
Minyak
Total

50
5

39,5
45
429,05

3,9
0
24,61

2,3
5
9,96

0,8
0
60,23

Selingan 2: jambu biji dan singkong goreng


Berat (g)
Jambu biji
Singkong
Minyak
Total

75g
100
10

Energi (kkal)

Protein (g)

41,25
146
90
277,25

0,67
1,2
0
1,87

Lemak (g)
0,22
0,3
5
5,52

Karbohidrat
(g)
7,5
34,7
0
42,2

Menu Malam: nasi,ikan lele bakar,cah tauge,cah pare


Berat
Beras
Lele
Tauge
pare
Total

Energi
244,3
69,75
14,5
17
345,55

Protein
4,76
13,65
1,45
0,55
20,41

Lemak
0,49
1,65
0,1
0,15
2,39

Karbohidrat
55,23
0
2
3,4
60,63

Berat (g)

Energi (kkal)

Protein (g)

Lemak (g)

150

60
60

0,6
0,6

0,6
0,6

Karbohidrat
(g)
13,2
13,2

70
75
50
50

Selingan 3: Belimbing

Belimbing
Total

Total keseluruhan

Pagi
Selingan 1
Siang

Energi (kkal)

Protein (g)

Lemak (g)

388,3
198
429,05

11,76
1,7
24,61

11,44
0,3
9,96

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

Karbohidrat
(g)
59,38
47,1
60,23

50

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Selingan 2
Malam
Selingan 3
Total

277,25
345,55
60
1698,15

1,87
20,41
0,6
60,95

5,52
2,39
0,6
30,21

42,2
60,63
13,2
282,74

Selisih dengan kebutuhan


Total asupan
Total kebutuhan
Hasil

Energi (kkal)
1698,15
1728,07
-29,92

Protein (g)
60,95
60
+0,95

Lemak (g)
30,21
48
-17,79

Karbohidrat (g)
282,74
264,39
+ 18,35

Tabel 9. Hasil intervensi aksis II


Intervensi

Hasil GDS

Hasil pengamatan intervensi


15 mei

18 mei

21 mei

25 mei

28 mei

1 juni

221 mg/dL

218 mg/dL 190 mg/dL 176 mg/dL 168 mg/dL 156 mg/dL

VII.3. Aspek internal (Axis 3)


o Intervensi:
o Memberikan penjelasan kepada Tn. D tentang komplikasi yang dapat
terjadi pada Diabetes Mellitus
o Memberikan penjelasan dan pengertian kepada Tn. D tentang
kebersihan diri dikarenakan kadar gula darah yang tinggi dapat menjadi
faktor resiko timbulnya penyakit jamur.
o Memberikan penjelasan dan pengertian tentang penyakit Diabetes
Mellitus, bahwa penyakit tersebut memerlukan kepatuhan dalam
minum obat dan pentingnya perubahan pola hidup
o Memberikan dan menjelaskan buku tentang makananan dan minuman
yang boleh dan tidak boleh untuk diabetes mellitus.
o

Memberikan gluko stik kepada Tn. D agar Tn. D dapat mengontrol


kadar gula darah dengan lebih baik dengan alat yang dimilikinya dan
menjelaskan cara penggunaan.

o Menyarankan Tn. D untuk memakai sepatu/ sandal yang sesuai dengan


ukuran kaki pasien (tidak boleh terlalu sempit, keras dan kasar).
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

51

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Hasil :

Tn.D sudah memahami tentang penyakit Diabetes Mellitus dan


komplikasi yang mungkin terjadi.

Tn. D sudah mengerti tentang pentingnya menjaga kebersihan, pasien


rajin membersihkan diri, mandi sehari 2 x, menganti atau mengerikan
badan jika pakaian basah atau berkeringat.

Tn. D sudah megerti tentang pentingnya patuh minum obat dan pola
hidup.

Tn. D sudah memahami makanan dan minuman yang boleh dan tidak
boleh untuk Diabetes Mellitus.

Tn. D sudah mengerti cara penggunaan alat tes kadar gula darah, dan
pasien telah dapat menggunakannya dengan baik.

Tn. D sudah memakai alas kaki yang sesuai dengan ukuran kakinya.

VII.4. Aspek External (Axis 4)


o Intervensi:

Memberikan penjelasan dan pengertian kepada keluarga Tn. D tentang


penyakit Diabetes Mellitus, bahwa penyakit tersebut memerlukan
kepatuhan dalam minum obat dan pentingnya perubahan pola hidup
agar tidak terjadi komplikasi.

Memberikan penjelasan dan pemahaman kepada keluarga Tn. D


mengenai pentingnya minum obat secara teratur serta kemungkinan
terjadinya hipoglikemi akibat penggunaan Obat Hipoglikemik Oral
(OHO) (glibenclamide) dan cara penanggulangannya.

Memberikan penjelasan kepada keluarga Tn. D tentang pentingnya


hidup sehat dan bersih seperti mengganti pakaian atau mengeringkan
dengan kain bersih jika basah atau berkeringat.

Memberikan penjelasan kepada keluarga Tn. D

bahwa penyakit

Diabetes mellitus dapat meningkatkan resiko untuk terjadinya


komplikasi seperti : hipertensi, ulkus diabetes melitus, retinopati,
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

52

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

gangguan fungsi ginjal.

Memberikan penjelasan tentang makanan dan minuman yang boleh


dan tidak boleh.

Memberikan penjelasan tentang makanan dan minuman yang dapat


meningkatkan produksi asam lambung seperti mie instan, makanan
yang asam, kopi.
Hasil :

Keluarga Tn. D sudah memahami tentang penyakit Diabetes Mellitus


dan komplikasi yang mungkin terjadi.

Keluarga

Tn.

sudah

memahami

pentingnya

minum

obat

Hipoglikemik Oral ( glibenclamide) secara teratur serta kemungkinan


terjadinya hipoglikemi dan cara penanggulangannya.

Keluarga Tn. D sudah mengerti tentang pentingnya menjaga


kebersihan diri Tn. D.

Keluarga Tn. D sudah memahami makanan dan minuman yang boleh


dan tidak boleh untuk Diabetes Mellitus.

Keluarga Tn. D sudah mengerti tentang makanan dan minuman yang


dapat meningkatkan produksi asam lambung seperti mie instan,
makanan yang asam, kopi.

VII.5. Aspek status Fungsional (Axis 5)


Hasil :

Tidak dilakukan

BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
VIII.1 Kesimpulan
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

53

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Dalam laporan kunjungan kasus ini, telah dilakukan anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, dan kunjungan kerumah pasien bernama Tn. D yang didiagnosa
penderita penyakit Diabetes Mellitus Tipe II disertai neuropati perifer dan Dispepsia. Dapat
disimpulkan bahwa:

Faktor resiko yang menyebabkan Diabetes Mellitus pada Tn. D sehingga munculnya
neuropati perifer, dispepsia dan candidiasis intertriginosa adalah:
o Proses penuaan
o Pola makan Tn. D yang sejak dulu konsumsi nasi dalam porsi banyak
o Kebiasaan Tn. D merokok sejak SMP kelas 2 dengan 1 hari 1-2 bungkus
o Minum obat yang tidak teratur dikarenakan pasien menganggap bahwa minum
obat terus-terusan dapat merusak fungsi ginjal.
o Kebiasaan Tn. D yang suka menghabiskan banyak waktu untuk duduk.
( nongkrong di warung rokok dan mengosok batu akik)
o Kebiasaan Tn. D jika berkeringat tidak langsung ganti pakaian.

Faktor- faktor internal berdasarkan diagnosis holistik yang menyebabkan kadar gula
darah Tn. D tidak terkendali, yaitu:
o Kurangnya pengetahuan Tn. D tentang komplikasi yang dapat terjadi pada
Diabetes Mellitus .
o Kurangnya kesadaran Tn. D untuk hidup bersih dan sehat.
o Kurangnya pengetahuan tentang penyakit Diabetes Mellitus dan terapinya.
o Kurangnya pengetahuan Tn. D tentang pola makan yang sesuai untuk
penderita Diabetes Mellitus
o Kurangnya pengatuhan Tn.D tentang cara memeriksa gula darah dengan alat
yang dimilikinya.
o Kurangnya pengetahuan Tn. D tentang alas kaki yang baik untuk Diabetes
Mellitus

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

54

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Faktor-faktor eksternal berdasarkan diagnosis holistik yang menyebabkan kadar gula


darah Tn. D tidak terkendali, yaitu:
o Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Diabetes Mellitus dan
terapinya.
o Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. D tentang efek samping obat
Hipoglikemik oral dan penanggulangannya.
o Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pentingnya hidup sehat dan bersih.
o Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. D tentang faktor resiko yang dapat
komplikasi pada Diabetes Mellitus.
o Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. D tentang makan dan minuman yang
boleh di konsumsi pada Diabetes Mellitus
o Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. D tentang makan dan minuman yang
meningkatkan produksi asam lambung.

Alternatif jalan keluar untuk mengatasi masalah yang ada, yaitu:


o Memberikan penjelasan dan pengertian kepada Tn. D tentang penyakit
Diabetes Mellitus dengan neuropat perifer dan dispepsia, dan komplikasi yang
dapat timbul serta memerlukan kepatuhan dalam kontrol gula darah.
o Mengatur pola makan sehari-hari sesuai anjuran.
o Memberikan penjelasan kepada Tn. D tentang hidup bersih dan sehat seperti
bahayanya merokok, menganti pakaian / mengeringkan dengan kain bersih
jika basah/ berkeringat. Memakai alas kaki saat berjalan diluar rumah ( dengan
anjuran sepatu/ sandal yang sesuai dengan ukuran kaki pasien , tidak boleh
terlalu sempit, keras, dan kasar), pengaruh konsumsi nasi yang berlebihan dan
pentingnya aktivitas fisik.
o Memberikan penjelasan dan pemahaman kepada keluarga Tn. D tentang
penyakit diabetes mellitus dengan neuropati perifer dan dispepsia agar Tn. D

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

55

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

minum obat teratur dan rutin kontrol kadar gula darah di laboratorium klinik
dan Puskesmas Keluarahn Meruya Utara.
VIII. 2 . Saran

Untuk Tn. D
o Melanjutkan anjuran yang telah diberikan.
o Menukarkan kartu Askes menjadi kartu BPJS.

Untuk keluarga Tn. D


o Melanjutkan anjuran yang telah diberikan.

Untuk Puskesmas Meruya Utara


o Melakukan pemeriksan fungsi ginjal, HbA1c dan kolesterol pada Tn. D
o

Melakukan penyuluhan di dalam dan di luar puskemas mengenai Diabetes


Mellitus Tipe II.

DAFTAR PUSTAKA

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

56

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

American Diabetes Association (ADA). (2014). Statistics About Diabetes. Dapat dilihat dari:
http://diabetes.org/diabetes-basics/statistics/ (dikutip pada 3 Januari 2015)
Azwar, A. (1997). Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga, cetakan kedua, Yayasan Penerbit
Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta.
Clinical Audit and Guideline Working Group. (2006). Guideline on Management of
Overweight & Obesity in Primary Care. Dapat dilihat dari:
https://www.pdqa.gov.hk/textonly/english/primarycare/clinical/files/overwtguidelin
e.pdf
Hu FB. (2011). Globalization of diabetes: The role of diet, lifestyle, and genes. Amerika:
Diabetes Care. 34(6):1249-1257.

Kementerian Kesehatan RI. (2013). Diabetes Melitus Penyebab Kematian Nomor 6 di Dunia:
Kemenkes Tawarkan Solusi Cersik Melalui Posbind. Jakarta: Depkes RI. Dapat
dilihat dari:
http://www.depkes.go.id/article/print/2383/diabetes-melitus-penyebab-kematiannomor-6-di-dunia-kemenkes-tawarkan-solusi-cerdik-melalui-posbindu.html
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077/ Menkes/ PER/V/2011.
Tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah. Jakarta : Departemen
Kesehatan R.I. Dapat dilihat dari:
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK%20No.%201077%20ttg
%20Pedoman%20Penyehatan%20Udara%20Dalam%20Ruang%20Rumah.pdf
Martiner. (2013). Prevalence of Diabetes in the World. Dapat dilihat dari :
http://healthintelligence.drupalgardens.com/content/prevalence-diabetes-world2013
Oey, KN. (2012). Daftar Analisa Bahan Makanan, Badan Penerbit Fakultas Kedokteran.

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

57

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

PDPERSI .(2011). Indonesia Peringkat Keempat Diabetes tipe II di Dunia, Jakarta. Dapat
dilihat dari : http://www.pdpersi.co.id/content/news.php?
catid=23&mid=5&nid=618
PERKENI. (2011). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Indonesia, edisi Revisi ke 4, Jakarta.
Riskesdas. (2013). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2013, Percetakan Negara,
Jakarta.
Vinay, K.,Abbas,A.K., Fausto,N.,Mitchell,R. (2008). Robbins Basic Pathology, Saunders,
Philadelphia.
World Health Organization (WHO). (2014). Prevalence of diabetes and prediabetes and their
risk factors among bangladeshi adults: a nationwide survey Dalam: Bulletin of the
World Health Organization, 92 : 204-213 (dikutip pada 3 Januari 2015) Dapat
dilihat dari: http://who.int/bulletin/volumes/92/3/13-128371/en/

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

58

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Gambar 9. Gang menuju rumah Tn. D

Gambar 10. Pagar menuju rumah Tn. D

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

59

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Gambar 11. Tempat pembuangan sampah Tn. D

Gambar 12. Tampak depan rumah Tn. D

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

60

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Gambar 13. Jalan depan dan halaman depan rumah Tn. D

Gambar 14. Pintu utama rumah Tn.D

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

61

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Gambar 15. Ruang tamu rumah Tn. D

Gambar 16. Ruang keluarga rumah Tn. D

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

62

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Gambar 17. Kamar utama rumah Tn. D

Gambar 18. Kamar ke 2 rumah Tn. D

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

63

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Gambar 19. Ruang makan rumah Tn. D

Gambar 20. Dapur rumah Tn. D

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

64

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Gambar 21 a. Kamar mandi rumah Tn. D

Gambar 21b.
Kamar mandi
rumah Tn. D

Gambar 22. Pintu


samping rumah Tn.
D

Gambar 23.
Halaman depan
rumah Tn. D

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

65

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Gambar 24. Tangki air rumah Tn. D

Gambar 25. Barang-barang yang tidak digunakan di rumah Tn. D

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

66

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Gambar 26. Melakukan pemeriksaan fisik pada Tn. D

Gambar 27. Mengedukasi pasien tentang indek glikemik

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

67

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Gambar 28. Melakukan pemeriksaan glukosa darah sewaktu Tn. D

Gambar 29. Glukosa darah sewaktu di rumah Tn. D tanggal 15 mei 2015

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

68

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Gambar 30. Glukosa darah sewaktu di rumah Tn. D tanggal 22 mei 2015

Gambar 31. Glukosa darah sewaktu di rumah Tn. D tanggal 1 juni 2015

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

69

Laporan Kunjungan Kasus Diabetes Mellitus Tipe II Tidak Terkendali, Pada Tn. D Dengan Pendekatan
Kedokteran Keluarga Di Wilayah Kerja Puskesmas Meruya Utara, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan
Kembangan, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Periode 2 Mei 20151 Juni 2015

Gambar 32. Semut jepang

Gambar 33. Koas kepaniteraan klinik IKM bersama Tn. D dan Ny. Y

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 27 April 2015 20 Juni 2015

70

Anda mungkin juga menyukai