Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS UNSUR INTRINSIK

NOVEL : Negeri 5 Menara


KARYA : Ahmad Fuadi

OLEH :
I NYOMAN ADI NUGRAHA KATULISTIWA

( 01 ) ( XII IPA 4 )

I MADE BAYU SASTRA WIGUNA

( 15 ) ( XII IPA 4 )

Identitas Buku
Judul

: Negeri 5 Menara

Penulis

: Ahmad Fuadi

Penerbit

: PT. Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit: 2009


Tempat Terbit

: Jakarta

Halaman

: 423 Halaman

Sinopsis
Novel ini bercerita tentang perjalanan seorang anak bernama Alif. Alif adalah anak desa
yang ditinggal di Bayur , kampung kecil di dekat Danau Maninjau Padang, Sumatera Barat. Alif
dari kecil sudah bercita-cita ingin menjadi B.J Habibie, maka dari itu selepas tamat SMP Alif
sudah berencana melanjutkan sekolah Ke SMU negeri di Padang yang akan memuluskan
langkahnya untuk kuliah dijurusan yang sesuai. Namun amaknya (ibunya alif) tidak setuju
dengan keinginan alif untuk masuk SMU, ibunya ingin alif menjadi Buya Hamka dan
melanjutkan sekolah ke pondok pesantren.
Karena alif tidak ingin mengecewakan harapan orang tua khususnya ibu, alif pun
menjalankan keinginan ibunya dan masuk pondok. Atas saran dari pamannya dikairo alif kecil
pun memutuskan untuk melanjutkan sekolah di pondok yang ada di Jawa Timur : PONDOK
MADANI. Walaupun awalnya amak berat dengan keputusan Alif yang memilih pondok di Jawa
bukan yang ada di dekat rumah mereka dengan pertimbangan Alif belum pernah menginjak
tanah diluar ranah minang , namun akhirnya ibunya merestui keinginan Alif itu.
Awalnya Alif setengah hati menjalani pendidikan dipondok karena dia harus merelakan
cita-citanya yang ingin kuliah di ITB dan menjadi seperti Habibie. Namun kaliamat bahasa Arab
yang didengar Alif dihari pertama di PM (pondok madani )mampu mengubah pandangan alif
tentang melanjutkan pendidikan di Pesantren sama baiknya dengan sekolah umum. " mantera"
sakti yang diberikan kiai Rais (pimpinan pondok ) man jadda wajada, siapa yang bersungguhsungguh pasti berhasil. Dan Alif pun mulai menjalani hari-hari dipondok dengan ikhlas dan
bersungguh-sungguh.
Di PM Alif berteman dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari
Sumenep, Atang dari Bandung dan si jenius Baso dari Gowa, Sulawesi. Ternyata kehidupan di
PM tidak semudah dan sesantai menjalani sekolah biasa. Hari-hari Alif dipenuhi kegiatan
hapalan Al-Qur'an, belajar siang-malam, harus belajar berbicara bahasa Arab dan Inggris di 6
Bulan pertama. Karena PM melarang keras murid-muridnya berbahasa Indonesia, PM
mewajibkan semua murid berbahasa Arab dan Inggris. Belum lagi peraturan ketat yang
diterapkan PM pada murid yang apabila melakukan sedikit saja kesalahan dan tidak taat
peraturan yang berakhir pada hukuman yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya. Tahun-tahun
pertama Alif dan ke 5 temannya begitu berat karena harus menyesuaikan diri dengan peraturan di
PM.
Hal yang paling berat dijalani di PM adalah pada saat ujian, semua murid belajar 24 jam
nonstop dan hanya beberapa menit tidur. Mereka benar-benar harus mempersiapkan mental dan
fisik yang prima demi menjalani ujian lisan dan tulisan yang biasanya berjalan selama 15 hari.
Namun disela rutinitas di PM yang super padat dan ketat. Alif dan ke 5 selalu menyempatkan diri
untuk berkumpul dibawah menara mesjid , sambil menatap awan dan memikirkan cita-cita
mereka kedepan. Ditahun kedua dan seterusnya kehidupan Alif dan rekan-rekannya lebih

berwarna dan penuh pengalaman menarik. Di PM semua teman, guru, satpam, bahkan kakak
kelas adalah keluarga yang harus saling tolong menolong dan membantu. Semua terasa begitu
kompak dan bersahabat, sampai pada suatu hari yang tak terduga, Baso , teman alif yang paling
pintar dan paling rajin memutuskan keluar dari PM karena permasalahan ekonomi dan keluarga.
Kepergian Baso, membangkitkan semangat Alif, Atang, Dulmajid, Raja dan Said untuk
menamatkan PM dan menjadi orang sukses yang mampu mewujudkan cita-cita mereka
menginjakkan kaki di benua Eropa dan Amerika.

Unsur-Unsur Intrinsik

a. Tema
Tema dari novel Negeri 5 Menara Karya A. Fuadi adalah pendidikan. Hal ini dapat dilihat
dari latar tempat yaitu dipesantren dimana kegiatan utama yang dilakukan sehari-hari
tokoh utama adalah belajar.

b. Latar

Latar Tempat
o Kantor Alif (Washington DC)
Dari balik kerai tipis di lantai empat ini..
o Rumah Alif (Maninjau, Bukittinggi)
Sampai sekarang kami masih tinggal di rumah kontrakan beratap seng
dengan dinding dan lantai kayu
o Trafalgar Square (London)
Tidak lama kemudian aku sampai di Trafalgar Square, sebuah lapangan
beton yang amat luas.
o Pondok Madani
Tidak terasa, hampir satu jam kami berkeliling PM.
o Rumah Atang (Bandung)
Kaca depan rumahnya menempel sebuah stiker hijau dengan gambar
matahari di tengahnya
o Rumah Said (Surabaya)
...Mengajak kami keliling ke berbagai objek wisata di sekitar
Surabaya...
o Apartemen Raja (London)
Malam itu kami menginap di apartemen Raja di dekat Stadion
Wembley...

Latar waktu
o Dini hari
Dalam perjalananku dari Padang ke Jawa Timur, aku sempat sekilas
melewati Jakarta jam tiga dini hari.
o Pagi hari
Sejak dari pagi buta suasana PM sudah heboh.
o Sore hari
Tidak siap menjawab pertanyaan interogatif di senja bergerimis dalam
keadaan kepayahan ini.
o Malam hari
Malam ini adalah salah satu dari malam-malam inspiratif yang digubah
oleh Ustad Salman.

Latar Suasana

o Sepi
Diam sejenak. Sebuah pesan baru muncul lagi
o Emosi
Sebelum mereka menyahut, aku telah membanting pintu dan
menguncinya
o Takut
Aku katupkan mataku rapat-rapat. Apa yang akan dilakukan Tyson ini
padaku
o Gugup
Kalimat yang sudah aku bayangkan tadi berantakan di bawah sorot mata
Ustad Torik yang bikin ngilu.
o Bahagia
Dengan penuh kemenangan kami keluar dari gerbang PM
o Sedih
Di ujung kelopak matanya aku menangkap kilau air yang siap luruh.
Suaranya kini bergetar

c. Tokoh dan Penokohan

Amak
Seorang wanita separuh baya yang ramah, rela berkorban, peduli akan nasib umat
Islam, seorang ibu yang konsisten terhadap keputusannya, adil.
Ayah
Seorang pria separuh baya yang membela kebenaran, dapat dipercaya.
Alif
Seorang lelaki yang penurut, ragu-ragu, teliti.
Dulmajid
Seorang lelaki yang mandiri, semangat, jujur, tegas serta setia kawan.
Raja
Seorang lelaki yang percaya diri, ekspresif, pantang menyerah.
Atang
Menepati janji, baik.
Said
Seorang lelaki yang memberi motivasi, berfikir dewasa, seorang lelaki yang
mengambil kebaikan dari suatu kejadian, baik.
Baso
Seorang lelaki yang disiplin, rajin, sungguh-sungguh, pendiam, pemalu serta
tertutup.
Ustad Salman
Seorang lelaki yang kreatif.
Kiai Rais
Seorang lelaki separuh baya yang menjadi contoh di PM, berbakat.
Tyson

Seorang lelaki yang tegas.


Ustad Torik
Seorang lelaki yang tegas.

d. Alur
Alur yang ada dalam novel Negeri 5 Menara, yaitu alur maju-mundur. Hal ini
dibuktikan oleh beberapa tahapan sebagai berikut:
Pengenalan / Awal cerita
Awal cerita dalam novel ini dibuka oleh Alif yang telah tinggal di Washington
DC, Amerika Serikat dengan pekerjaannya sebagai Wartawan VOA, lalu setelah
itu ia kembali mengingat masa lalunya saat konflik dimulai ["Aku tersenyum.
Pikiranku langsung terbang jauh ke masa lalu. Masa yang sangat kuat terpatri
dalam hatiku"]
Timbulnya konflik / Titik awal pertikaian
Awal Pertikaian dimulai saat Amak menyuruh Alif untuk tidak melanjutkan
sekolahnya ke SMA tetapi ke Pesantren dan Alif menolak permintaan Amak pada
saat baru diberitahukan. Tetapi akhirnya, Alif pun bersedia bersekolah di
pesantren yang terletak di luar pulau Sumatera walaupun hanya setengah hati :
[Jadi Amak minta dengan sangat waang tidak masuk SMA. Bukan karena uang
tapi supaya ada bibit unggul yang masuk madrasah aliyah.]

Puncak konflik / Titik puncak cerita


Titik puncak cerita dimulai saat Alif sudah naik kelas 6 di Pondok Madani (PM)
dan menjadi puncak rantai makanan alias kelas tertinggi di Pondok Madani :
[Seketika rasa ini melempar ingatanku kembali ke PM, ketika kami naik kelas
enam, kelas pemuncak di PM.]

Antiklimaks
Antiklimaks dalam novel ini dimulai pada saat Alif serta santri PM lainnya akan
mengadakan ujian akhir yang dilaksanakan oleh siswa tahun terakhir PM. [Inilah
ujian yang paling berat yang paling berat yang anak-anak temui di PM]
Penyelesaian masalah
Pada akhirnya, setelah alif menyelesaikan ujian pamungkas di PM serta lulus dari
PM, cerita berbalik ke Alif yang telah sampai di London untuk bertemu dengan
Atang dan Raja yang merupakan anggota Sahibul Menara.

e. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan penulis dalam novel ini sangat inspiratif. Dari tiap katakatanya kita merasakan kekuatan pandangan hidup yang mendasari bangktnya semangat
untuk mencapai harga diri, prestasi dan martabat diri.
Majas Personifikasi
Hawa dingin segera menjalari wajah dan lengan kananku
Majas hiperbola
Muka dan kupingku bersemu merah tapi jantungku melonjak-lonjak girang.
Majas Metafora
Matahari sore menggantung condong ke barat berbentuk piring putih susu
Majas Simile
Jantungku seperti ditabuh cepat

f. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam novel tersebut, yaitu sudut pandang
orang pertama tunggal dengan Aku sebagai tokoh utama. Hal ini dibuktikan oleh
pengarang yang selalu menyebut tokoh utama dengan kata Aku saat di narasi, di mana
seakan-akan pengarang adalah si tokoh utama : [Iseng aja, aku mendekat ke jendela kaca
dan menyentuh permukaannya dengan ujung telunjuk kananku].

g. Amanat
Amanat yang terkandung dalam novel Negeri 5 Menara ini adalah bahwa dalam mengejar
semua cita-cita beserta impian, tidak semuanya berjalan sesuai dengan apa yang telah kita
rencanakan tapi semuanya berjalan seiring bagaimana kita menyelesaikan rintangan yang
datang menghadang dan untuk mendapatkan menggapainya juga, kita harus
mengorbankan sesuatu.

Kelebihan dan Kelemahan

Kelebihan

Novel ini dapat dibaca oleh semua kalangan. Gaya bahasa yang
digunakan dalam novel ini sangat menarik, ringan, deskriptif dan
mengalir serta mampu memperkaya kosakata dan wawasan berbagai
macam daerah. Terdapat catatan kaki di bagian bawah yang menjelaskan
arti dari kata tersebut. Ungkapan-ungkapan dan peribahasa juga terdapat
dalam novel tersebut, salah satunya Man Jadda Wajada yang sering di
cantumkan dan membuat novel ini terkenang di hati pembaca. Pembaca
tidak akan bosan membaca kehidupan di Pondok karena penulis

menggunak alur campuran. Penulis mengambil setting Alif yang sudah


bekerja lalu mulai masuk ke dalam ingatan-ingatan Alif akan
kehidupannya di Pondok Madani. Setelah cukup panjang menceritakan
tentang pondok, penulis beralih lagi ke kehidupan Alif sekarang. Bisa
mengubah pola pikir kita tentang kehidupan pondok yang hanya belajar
agama saja. Karena dalam novel ini selain belajar ilmu agama, ternyata
juga belajar ilmu umum seperti bahasa inggris, arab, kesenian dll.

Kelemahan

Penulis kurang mampu memperlihatkan dinamika dalam cerita. Klimaks


cerita kurang menonjol sehingga para pembaca merasa dinamika cerita
sedikit datar. Setelah selesai membaca, pembaca merasa cerita belum
selesai setuntas-tuntasnya. Hal ini mungkin disebakan karena penulis
mendasarkan ceritanya pada kisah nyata dan tidak ingin melebihlebihkannya.

Anda mungkin juga menyukai