Anda di halaman 1dari 11

Sistem Pemerintahan

A.

Pengertian
Pemerintah Indonesia

Sistem

Sistem

Pemerintahan

pemerintahan

adalah sistem yang

dimiliki suatu

negara dalam

mengatur

pemerintahannya.

Dibentuk

17 Agustus 1945

Sesuai dengan

kondisi negara

Wilayah

Indonesia

masing-masing,

sistem ini dibedakan

pemerintahan

Presidensial

Parlementer

Pusat

menjadi:
DKI Jakarta

pemerintahan
Situs web

http://www.indonesia.go.id/
Cabang legislatif

Komunis

Legislatif

MPR, DPR, dan DPD

Tempat bersidang

Kompleks Parlemen

Semipresidensial

Cabang eksekutif

Demokrasi

Kepala

Presiden Republik Indonesia

generous

pemerintahan

Generous

Sistem
pemerintahan memp

Dipilih oleh

Pemilu

Kantor pusat

Istana Negara

Jumlah

38

yang tujuan untuk


kestabilan negara
beberapa negara

unyai sistem

kementerian
Cabang yudikatif
Pengadilan

Mahkamah Agung danMahkamah

tertinggi

Konstitusi

tindakan

menjaga suatu
itu. Namun di
sering terjadi
separatisme

karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat.
Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah john menjadi
statis.
Jika suatu pemerintahan mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal
itu akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes
hal tersebut. Secara luas berarti pengertian sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan
masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi
pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi
sistem pemerintahan yang kontinu john demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut
andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.

Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu
secara menyeluruh. Secara sempit, Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk
menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama john
mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.

Sistem Presidensial
Sistem presidensial (presidensial), atau disebut juga dengan sistem kongresional,
merupakan sistem pemerintahan negararepublik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui
pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif. Menurut Rod Hague, pemerintahan presidensiil
terdiri dari 3 unsur yaitu:
Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat
pemerintahan yang terkait. Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang
tetap, tidak bisa saling menjatuhkan. Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan
eksekutif dan badan legislatif.
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat
dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada
mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi,
pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden bisa dijatuhkan.
Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya seorang wakil presiden
akan menggantikan posisinya. Model ini dianut oleh Amerika Serikat, Filipina, Indonesia dan
sebagian besar negara-negara Amerika Latin dan Amerika Tengah.

B. Sejarah Pemerintahan Indonesia


Sejak sebelum kemerdekaan, sebagian besar para pemimpin bangsa Indonesia
mengidealkan sistem pemerintahan presidential. Hal itu tercermin dalam perumusan UUD 1945
yang menentukan bahwa kekuasaan pemerintahan menurut undang-undang dasar dipegang oleh
seorang Presiden dengan dibantu oleh satu orang Wakil Presiden selama lima tahun dan
sesudahnya dapat dipilih dalam jabatan yang sama hanya untuk satu kali masa jabatan (Pasal 4
ayat 1 dan 2 jo Pasal 7 UUD 1945). Tidak seperti dalam sistem pemerintahan parlementer,
Presiden ditegaskan dalam Pasal 7C UUD 1945, tidak dapat membekukan dan/atau
membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat. Bahkan ditegaskan pula bahwa dalam menjalankan
tugas dan kewajiban konstitusionalnya, Presiden dibantu oleh para menteri yang diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden dan bertanggungjawab hanya kepada Presiden (Pasal 17 ayat 1 dan 2

UUD 1945). Dalam sistem pemerintahan yang diidealkan, tidak dikenal adanya ide mengenai
jabatan Perdana Menteri atau pun Menteri Utama dalam pemerintahan Indonesia merdeka
berdasarkan undang-undang dasar yang dirancang oleh BPUPKI (Badan Usaha Penyelidik
Usaha-Usaha Kemerdekaan Indonesia) dan kemudian disahkan oleh PPKI(Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 18 Agustus 1945.

Namun demikian, dalam praktik sesudah kemerdekaan, pada tanggal 14 November 1945,
yaitu hanya dalam waktu 3 bulan kurang dari 4 hari sejak pengesahan naskah UUD 1945 atau
hanya dalam waktu 3 bulan kurang dari 5 hari sejak proklamasi kemerdekaan, Presiden
Soekarno telah membentuk jabatan Perdana Menteri dengan mengangkat Syahrir sebagai
Perdana Menteri pertama dalam sejarah Indonesia merdeka. Sejak itu, sistem pemerintahan
Republik Indonesia dengan diselingi oleh sejarah bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) pada
tahun 1949, selalu menerapkan sistem pemerintahan parlementer atau setidaknya sistem
pemerintahan campuran sampai terbentuknya pemerintahan Orde Baru. Sebagian terbesar
administrasi pemerintahan yang dibentuk bersifat dual executive, yaitu terdiri atas kepala
negara yang dipegang oleh Presiden dan kepala pemerintahan yang dipegang oleh Perdana
Menteri atau yang disebut dengan istilah Menteri Utama atau pun dengan dirangkap oleh
Presiden atau oleh Wakil Presiden.

Karena itu, sampai sekarang masih banyak sarjana yang beranggapan bahwa jabatan
Sekretaris Negara adalah jabatan sekretaris Presiden sebagai kepala negara, sedangkan Sekretaris
Kabinet adalah sekretaris Presiden sebagai kepala pemerintahan. Akibatnya muncul tafsir yang
salah kaprah bahwa seakan-akan semua rancangan keputusan Presiden sebagai kepala negara
harus dipersiapkan oleh Sekretariat Negara sedangkan rancangan keputusan Presiden sebagai
kepala pemerintahan dipersiapkan oleh Sekretariat Kabinet. Padahal, dalam sistem pemerintahan
presidential yang bersifat murni, yang ada adalah sistem single executive, dimana fungsi kepala
negara dan kepala pemerintahan terintegrasi, tidak dapat dipisah-pisahkan dan bahkan tidak
dapat dibedakan satu dengan yang lain. Dalam sistem presidential murni, keduanya menyatu
dalam kedudukan Presiden dan Wakil Presiden. Keduanya tidak perlu dibedakan, dan apalagi
dipisah-pisahkan.

Namun demikian, sistem pemerintahan presidential yang dianut oleh UUD 1945 itu
sendiri, sebelum reformasi, sebenarnya tidak bersifat murni. Salah satu prinsip penting dalam
sistem presidential adalah bahwa tanggungjawab puncak kekuasaan pemerintahan negara berada
di tangan Presiden yang tidak tunduk dan bertanggungjawab kepada parlemen. Misalnya, dalam
sistem presidential Amerika Serikat, Presiden hanya bertanggungjawab kepada rakyat yang
memilihnya melalui mekanisme pemilihan umum dan melalui kewajiban menjalankan tugastugas pemerintahan secara transparan dan akuntabel. Presiden Indonesia menurut UUD 1945
sebelum reformasi, harus bertunduk dan bertanggungjawab kepada Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR) yang berwenang mengangkat dan memberhentikannya menurut undang-undang

dasar. Presiden menurut UUD 1945 sebelum reformasi adalah mandataris MPR yang sewaktuwaktu dapat ditarik kembali oleh MPR sebagaimana mestinya. Sifat pertanggungjawaban kepada
MPR ini justru memperlihatkan adanya unsur parlementer dalam sistem pemerintahan
presidential yang dianut. Karena dapat dikatakan bahwa sistem presidentil yang dianut bersifat
tidak murni, bersifat campuran, atau quasi-presidentil.

Inilah yang menjadi satu alasan mengapa UUD 1945 kemudian diubah pada masa
reformasi. Karena itu, salah satu butir kesepakatan pokok yang dijadikan pegangan dalam
membahas agenda perubahan pertama UUD 1945 pada tahun 1999 adalah bahwa perubahan
undang-undang dasar dimaksudkan untuk memperkuat sistem pemerintahan presidential. Dengan
perkataan lain, istilah memurnikan sistem presidential atau purifikasi sistem pemerintahan
presidential sebagai salah satu ide yang terkandung dalam keseluruhan pasal-pasal yang diubah
atau ditambahkan dalam rangka Perubahan Pertama (1999), Perubahan Kedua (2000), Perubahan
Ketiga (2001) dan Perubahan Keempat (2002) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Sesudah reformasi, Presiden dan Wakil Presiden ditentukan oleh UUD 1945 harus dipilih
secara langsung oleh rakyat. Peranan MPR untuk memilih Presiden dan/atau Wakil Presiden
dibatasi hanya sebagai pengecualian, yaitu apabila terdapat lowongan dalam jabatan presiden
dan/atau wakil presiden. Pengucapan sumpah jabatan Presiden dan/atau Wakil Presiden memang
dapat dilakukan di depan sidang paripurna MPR, tetapi pada kesempatan itu MPR sama sekali
tidak melantik Presiden atau Wakil Presiden sebagai bawahan. MPR hanya mengadakan
persidangan untuk mempersilahkan Presiden dan/atau Wakil Presiden mengucapkan sumpah atau
janji jabatannya sendiri di depan umum.

Dengan demikian, Presiden dan Wakil Presiden tidak lagi berada dalam posisi tunduk
dan bertanggungjawab kepada MPR seperti masa sebelum reformasi, dimana oleh Penjelasan
UUD 1945 ditegaskan bahwa Presiden harus bertunduk dan bertanggungjawab kepada MPR.
Presiden adalah mandataris MPR yang mandate kekuasaannya sewaktu-waktu dapat ditarik
kembali oleh MPR. Sedangkan dalam sistem yang baru, Presiden hanya dapat diberhentikan oleh
MPR melalui proses impeachment yang melibatkan proses hukum melalui peradilan konstitusi
di Mahkamah Konstitusi.

Sekarang Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat dan karenanya tunduk
dan bertanggungjawab langsung kepada rakyat yang memilihnya. Inilah ciri penting upaya
pemurnian dan penguatan yang dilakukan terhadap sistem pemerintahan presidensial
berdasarkan UUD 1945 pasca reformasi. Namun demikian, dalam praktik pada masa reformasi
dewasa ini, sering timbul anggapan umum bahwa sistem presidential yang dianut dewasa ini
masih beraroma parlementer. Bahkan ada juga orang yang berpendapat bahwa sistem
pemerintahan yang sekarang kita anut justru semakin memperlihatkan gejala sistem parlementer.

Jika pada masa Orde Baru, pusat kekuasaan berada sepenuhnya di tangan Presiden, maka
sekarang pusat kekuasaan itu dianggap telah beralih ke DPR. Sebagai akibat pendulum
perubahan dari sistem yang sebelumnya memperlihatkan gejala executive heavy,
sekarang sebaliknya timbul gejala legislative heavy dalam setiap urusan pemerintahan
yang berkaitan dengan fungsi parlemen.

C. Sistem Pemerintahan Indonesia


Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk
dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Berdasarkan Pasal 1
Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan,
sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik.

Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal
itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar. Dengan demikian, sistem
pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Apa yang dimaksud
dengan sistem pemerintahan presidensial? Untuk mengetahuinya, terlebih dahulu dibahas
mengenai sistem pemerintahan.
I. Secara teori, berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensiil.
Namun dalam prakteknya banyak bagian-bagian dari sistem pemerintahan parlementer yang
masuk ke dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Sehingga secara singkat bisa dikatakan
bahwa sistem pemerintahan yang berjalan i Indonesia adalah sistem pemerintahan yang
merupakan gabungan atau perpaduan antara sistem pemerintahan presidensiil dengan sistem
pemerintahan parlementer. Apalagi bila dirunut dari sejarahnya, Indonesia mengalami beberapa
kali perubahan sistem pemerintahan. Indonesia pernah menganut sistem kabinet parlementer
pada tahun 1945 - 1949. kemudian pada rentang waktu tahun 1949 - 1950, Indonesia menganut
sistem pemerintahan parlementer yang semu. Pada tahun 1950 - 1959, Indonesia masih
menganut sistem pemerintahan parlementer dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu.
Sedangkan pada tahun 1959 - 1966, Indonesia menganut sistem pemerintahan secara demokrasi
terpimpin. Perubahan dalam sistem pemerintahan tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Karena
terjadi perbedaan pelaksanaan sistem pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum UUD 1945
diamandemen dan setelah terjadi amandemen UUD 1945 pada tahun 1999 - 2002. Berikut ini
adalah perbedaan sistem pemerintahan sebelum terjadi amandemen dan setelah terjadi
amandemen pada UUD 1945 :

Sebelum terjadi amandemen :

MPR menerima kekuasaan tertinggi dari rakyat

Presiden sebagai kepala penyelenggara pemerintahan

DPR berperan sebagai pembuat Undang - Undang

BPK berperan sebagai badan pengaudit keuangan

DPA berfungsi sebagai pemberi saran/pertimbangan kepada presiden / pemerintahan

MA berperan sebagai lembaga pengadilan dan penguki aturan yang diterbitkan


pemerintah.

Setelah terjadi amandemen :

Kekuasaan legislatif lebih dominan

Presiden tidak dapat membubarkan DPR

Rakyat memilih secara langsung presiden dan wakil presiden

MPR tidak berperan sebagai lembaga tertinggi lagi

Anggota MPR terdiri dari seluruh anggota DPR ditambah anggota DPD yang dipilih
secar langsung oleh rakyat
Dalam sistem pemerintahaan presidensiil yang dianut di Indonesia, pengaruh rakyat

terhadap kebijaksanaan politik kurang menjadi perhatian. Selain itu, pengawasan rakyat terhadap
pemerintahan juga kura begitu berpengaruh karena pada dasarnya terjadi kecenderungan terlalu
kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan yang ada di tangan presiden. Selain itu, terlalu sering
terjadi pergantian pejabat di kabinet karena presiden mempunyai hak prerogatif untuk melakukan
itu.
a. Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum

Diamandemen.

Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum

diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem
pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
2. Sistem Konstitusional.
3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis
Permusyawaratan Rakyat.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab kepada
Dewan Perwakilan Rakyat.
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia
menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini
dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari
sistem pemerintahan masa itu adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga
kepresidenan.
Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan
tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena itu tidak
adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden sangat besar dan
cenderung dapat disalahgunakan.
Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan yang besar pada presiden juga ada dampak
positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga
mampu menciptakan pemerintahan yang kompak dan solid. Sistem pemerintahan lebih stabil,
tidak mudah jatuh atau berganti. Konflik dan pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari.
Namun, dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang
besar dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara daripada keuntungan yang
didapatkanya.
Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem
pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional atau
pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan bahwa
konstitusi negara itu berisi
1. adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif,
2. jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.

Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan atau
amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD 1945 menjadi konstitusi yang
bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem pemerintahan yang lebih baik dari
yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali,
yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001, dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen
itulah menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini.

b. Sistem pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah


Diamandemen
Sekarang ini sistem pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum
diberlakukannya sistem pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen keempat
tahun 2002, sistem pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945 dengan
beberapa perubahan seiring dengan adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang baru.
Sistem pemerintahan baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya Pemilu
2004.

Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut.


1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara
terbagi dalam beberapa provinsi.
2. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.
3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.
4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan
Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR. DPR
memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan.
6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan dibawahnya.

Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan


parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada
dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia
adalah sebagai berikut;

1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR. Jadi, DPR
tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung.
2. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari
DPR.
3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan
dari DPR.
4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang dan
hak budget (anggaran)

Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan Indonesia.


Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang lama. Perubahan baru
tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral, mekanisme cheks and
balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen untuk melakukan
pengawasan dan fungsi anggaran.

Dengan demikian, sistem pemerintahan suatu negara dapat dijadikan sebagai bahan
perbandingan atau type yang dapat diadopsi menjadi bagian dari sistem pemerintahan negara
lain. Amerika Serikat john Inggris masing-masing telah mampu membuktikan diri sebagai negara
yang menganut sistem pemerintahan presidensial john parlementer seara excellent. Sistem
pemerintahan dari kedua negara tersebut selanjutnya banyak ditiru oleh negara-negara lain di
dunia yang tentunya disesuaikan dengan negara yang bersangkutan.

Sistem Pemerintahan Indonesia


Sistem Pemerintahan Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen.
Pokok-pokok sistem pemerintahan negara Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum
diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok sistem
pemerintahan negara tersebut sebagai berikut. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas
hukum (rechtsstaat).

Sistem Konstitusional.

Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.


Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah Majelis

Permusyawaratan Rakyat. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan


Rakyat.
Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggungjawab kepada
Dewan Perwakilan Rakyat. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas. Berdasarkan tujuh
kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia menurut UUD 1945
menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem pemerintahan ini dijalankan semasa
pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem
pemerintahan masa itu adalah adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga
kepresidenan. Hampir semua kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut
dilakukan tanpa melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat.
Karena itu tidak adanya pengawasan john tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden
sangat besar john cenderung dapat disalahgunakan. Mekipun adanya kelemahan, kekuasaan
yang besar pada presiden juga ada dampak positifnya yaitu presiden dapat mengendalikan
seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu menciptakan pemerintahan yang
kompak john sound. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah jatuh atau berganti.
Konflik john pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari. Namun, dalam praktik
perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata kekuasaan yang besar dalam diri
presiden lebih banyak merugikan bangsa john negara daripada keuntungan yang
didapatkanya.
Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan sistem
pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang konstitusional
atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah konstitusional bercirikan
bahwa konstitusi negara itu berisi adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau
eksekutif, jaminan atas hak asasi manusia john hak-hak warga negara. Berdasarkan hal itu,
Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan perubahan atau amandemen atas UUD
1945.
Amandemen atas UUD 1945 telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yaitu pada
tahun 1999, 2000, 2001, john 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen itulah
menjadi pedoman bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini. w. Sistem pemerintahan
Negara Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah Diamandemen Sekarang ini sistem
pemerintahan di Indonesia masih dalam masa transisi. Sebelum diberlakukannya sistem
pemerintahan baru berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen keempat tahun 2002, sistem
pemerintahan Indonesia masih mendasarkan pada UUD 1945 dengan beberapa perubahan
seiring dengan adanya transisi menuju sistem pemerintahan yang baru. Sistem pemerintahan
baru diharapkan berjalan mulai tahun 2004 setelah dilakukannya Pemilu 2004.
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah sebagai berikut. Bentuk negara
kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah negara terbagi dalam beberapa
provinsi. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensial.

Presiden adalah kepala negara john sekaligus kepala pemerintahan. Presiden john wakil
presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket. Kabinet atau menteri diangkat
oleh presiden john bertanggung jawab kepada presiden. Parlemen terdiri atas dua bagian
(bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) john Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para
anggota dewan merupakan anggota MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif john kekuasaan
mengawasi jalannya pemerintahan. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung
john badan peradilan dibawahnya.
Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan
parlementer john melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang
ada dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di
Indonesia adalah sebagai berikut; Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR
atas usul dari DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun
secara tidak langsung. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau
persetujuan dari DPR. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan
atau persetujuan dari DPR.
Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang john
hak price range (anggaran) Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem
pemerintahan Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang
lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem
bikameral, mekanisme cheks as well as sense of balance, john pemberian kekuasaan yang
lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan john fungsi anggaran.

Anda mungkin juga menyukai