PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Proses awal suatu pertumbuhan tanaman dimulai dengan adanya
perkecambahan. Benih merupakan bagian organ generatif tanaman yang
digunakan untuk perkembangbiakan pembudidayaan.
tanaman diperlukan benih yang memiliki daya kecambah dan tumbuh yang baik
agar menghasilkan tanaman yang baik.
Perkecambahan
merupukan
suatu
proses
pemunculan
dan
B. Tujuan
Mengetahui tipe-tipe perkecambahan dan daya vigor tanaman.
92
93
ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh. Tahap keempat adalah asimilasi dari bahanbahan yang telah diuraikan didaerah meristemmatik yang menghasilkan energi
untuk kegiatan pembentukkan komponen dan pertumbuhan sel-sel baru. Tahap
kelima pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan, pembesaran dan
pembagian sel-sel pada titik tumbuh (Sutopo, 1988).
Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi
untuk berkembang menjadi kecambah normal. Kecambah di bawah ini
digolongkan ke dalam kecambah abnormal adalah kecambah rusak (kecambah
yang struktur pentingnya hilang atau rusak berat. Plumula atau radikula patah atau
tidak tumbuh). Kecambah cacat atau tidak seimbang adalah kecambah dengan
pertumbuhan lemah atau kecambah yang struktur pentingnya cacat atau tidak
proporsional. Plumula atau radikula tumbuh tidak semestinya yaitu plumula
tumbuh membengkok atau tumbuh kebawah, sedangkan radikula tumbuh
sebaliknya. Kecambah lambat adalah kecambah yang pada akhir pengujian belum
mencapai ukuran normal. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan kecambah
benih normal kecambah pada benih abnormal ukurannya lebih kecil (Rejesus,
2008).
Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan, antara lain:
1. Air. Air merupakan salah satu faktor yang mutlak diperlukan dan tidak dapat
digantikan oleh faktor lain, seperti pemberian rangsangan atau perlakuan untuk
memacu agar benih dapat berkecambah.
94
2. Komposisi Gas. Benih yang telah berimbibisi akan meningkatkan laju respirasi
karena kenaikan aktivitas enzim pernapasan akan mengakibatkan kebusukan O2
juga meningkat.
3. Suhu. Suhu merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses
perkecambahan benih karena suhu berkaitan erat dengan laju pernapasan dan
aktivitas enzim-enzim yang terdapat didalam benih tersebut. Suhu juga
mempengaruhi sintesis dan kepekaan benih terhadap cahaya.
4. Cahaya. Selama proses perkecambahan ada dua benih yang membutuhkan
cahaya terutama benih yang memiliki pigment pada kulit benihnya, karena
pigmen akan berfungsi sebagai fotosel yang dapat mengubah cahaya matahari
menjadi energi yang dapat membantu meningkatkan laju respirasi dan sebagai
energi untuk reaksi kimiawi yang bersifat endodermis (Kuswanto, 1996).
95
C. Prosedur Kerja
1. Sampel benih jagung dan kedelai diambil, dikecambahkan masing-masing
sebanyak 20 biji, dengan pasir.
2. Diamati setiap hari ke 1, 3, 5, 7, 9 dengan cara benih yang ditanam dicabut.
3. Diamati/diidentifikasi bentuknya, digambar (dideskripsikan bagian-bagiannya)
dan dibandingkan perkecambahan antar kedua benih.
96
A. Hasil
Tabel 9. Pengamatan tipe perkecambahan jagung dan kedelai
No
Hari,
tanggal
pengamatan
Kamis, 4
Juni 2015
Kegiatan
Hasil
Pengamatan
hari ke 1
(pengamatan
pertama)
Sabtu, 6
Juni 2015
Pengamatan
hari ke 3
(pengamatan
kedua)
Senin, 7
Juni 2015
Pengamatan
hari ke 5
(pengamatan
ketiga)
97
Foto
Rabu, 10
Juni 2015
Pengamatan
hari ke 7
(pengamatan
keempat)
Jumat, 12
Juni 2015
Pengamatan
hari ke 9
(pengamatan
kelima)
98
B. Pembahasan
99
benih belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan juga pembentukkan
embrio sebelum sempurna.
b. Ukuran benih
Di dalam jaringan penyimpanannya, benih memiliki karbohidrat protein,
lemak dan mineral. Dimana bahan-bahan ini diperlukan sebagai bahan baku dan
energi bagi embrio pada
100
satu faktor
penting
yang
diperlukan bagi
101
05 OC kebanyakan
aktifitas kerja enzim sehingga benih menjadi rusak dan bahkan mati tidak
berkecambah. Untuk jenis benih tanaman musim dingin temperatur minimumnya
4,5 OC. dan untuk benih tanaman musim panas temperatur minimumnya 10 15
O
adalah antara 30 40 OC, namun pada temperatur maximum antara 45 OC, 48 OC,
benih tidak dapat berkecambah akibat suhu tinggi.
c. Oksigen
Proses respirasi dapat diringkas sebagai berikut:
Gula
+ Oksigen +
C6H12O6
O2
> Karbondioksida +
6
CO2
H2O
air
energi
673 kkal
Proses respirasi ini akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat
perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat disertai pula dengan
meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida, air dan energi
yang berupa panas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan mengakibatkan
terhambatnya proses perkecambahan benih.
d. Cahaya
Cahaya yang dibutuhkan untuk setiap benih dalam perkecambahan berbeda,
tergantung pada jenis benih. Cahaya mempengaruhi respon perkecambahan
terhadap phytochrome. Phytochrome memiliki dua bentuk yang sifatnya bolakbalik, yaitu phytokrom merah yang mengabsorpsi sinar merah dan phytochrome
infra merah. Bila pada benih yang kadang berimbibisi diberikan cahaya merah
102
103
104
105
cadangan makanan), epikotil (ruas yang muncul dari kotiledon yang nantinya akan
tumbuh menjadi batang dan daun), hipokotil (ruas batang di bawah daun lembaga
yang nantinya akan membentuk akar), radikula (berada pada ujung hipokotil yang
nantinya akan membentuk calon akar), koleoptil (yang membungkus calon batang
dan calon akar), endosperm (cadangan makanan yang akan menjadi bakal buah).
106
dan akar, sedangkan bagian dari tanaman kedelai yaitu daun, epikotil, kotiledon,
hipokotil dan akar. Hasil praktikum yang telah dilakukan benih kedelai memiliki
tipe perkecambahan epigeal dan
107
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
benih kedelai memiliki tipe perkecambahan epigeal. Perkecambahan epigeal
adalah perkecambahan yang ditandai dengan bagian hipokotil yang terangkat ke
atas permukaan tanah. Benih jagung memiliki tipe perkecambahan hipogeal.
Perkecambahan hipogeal merupakan perkecambahan yang ditandai dengan
terbentuknya bakal batang yang muncul ke permukaan tanah, sedangkan kotiledon
tetap berada di dalam tanah.
B. Saran
Pada saat pengamatan hendaknya asisten mendampingi dan memberi
pengarahan kepada praktikan, jangan hanya menunggu di Laboratorium.
108
DAFTAR PUSTAKA
109
LAMPIRAN
110