Anda di halaman 1dari 3

Tik Tok

oleh Afina Mahardhika, 1306402936

Kamu menatapku cukup lama. Aku selalu suka saat-saat seperti ini. Tetapi
lalu kamu mengernyitkan dahimu dan memilih untuk pergi. Aku sudah biasa
diperlakukan seperti ini olehmu. Saat kamu pergi, aku hanya bisa menunggumu
untuk kembali, seperti apapun keadaanmu nanti.
Aku masih ingat kala pertama bertemu denganmu. Saat itu adalah hari
pertama kamu pindah ke rumah ini. Saat itu pula aku yakin bahwa aku jatuh cinta
padamu.
***
Kemal, untuk apa kita lanjutkan semua ini? Aku ingin berhenti saja, aku
mohon, aku tidak sanggup lagi. Terima kasih untuk segalanya. Nadamu pasrah
saat kamu mengakhiri telepon. Kamu menangis dan menjatuhkan dirimu di
ranjang. Tapi aku hanya bisa menatapmu dan mengingatkan bahwa ini sudah
waktunya untukmu tidur.
Kamu tidak banyak berubah sejak pertama kali kita bertemu. Dulu kamu
adalah remaja penuh tawa dan cinta, kini kamu tetap mempertahankan senyum
manismu. Kamu selalu berlaku baik pada siapa saja, bahkan pada benda yang tak
bernyawa. Aku adalah saksi metamorfosamu dari seorang gadis belia menjadi
wanita dewasa yang anggun dan sederhana. Malam ini, sekali lagi, aku hanya bisa
menatapmu yang terluka lalu lelap dalam tidurmu.
Pagi ini aku tidak membangunkanmu. Kamu yang memintaku untuk tetap
diam selagi kamu menikmati waktumu sendiri. Aku membiarkan matahari yang
menyapamu terlebih dahulu. Benar saja, kamu terbangun pukul tujuh dengan mata
sayu. Dan yang pertama kali kamu cari adalah aku. Sementara itu, aku selalu
gugup setiap kali melihatmu lesu. Aku tidak dapat berbuat apa-apa selain
mengingatkanmu akan waktu.

Tok tok tok


Dengan kedipan mata kamu berpamitan padaku untuk berdiri dan
membukakan pintu. Ibumu telah berdiri di depan kamar membawakan segelas
susu untukmu.
Nisa. Ucap ibumu. Hanya dengan melihat wajahmu, ia mengerti sesuatu
yang buruk tengah menimpamu. Nisa, semuanya akan baik-baik saja dan kamu
harus percaya akan hal itu. Kamu adalah anak yang baik, nak. Lelaki yang telah
menyakitimu tidak pantas untuk menjadi pendampingmu.
Ibu, ibuku sayang. Ujarmu sambil memeluk ibumu dengan erat.
Lihatlah, sudah pukul tujuh. Sebaiknya kamu bergegas.
Tidak, aku tidak ingin ke kantor dan bertemu dengannya hari ini.
Setidaknya sampai aku selesai menata hatiku.
Ibumu mengerti lalu meninggalkanmu bersama buku dan segelas susu.
Aku suka setiap kali kamu membaca buku, kamu terlihat lebih cantik. Membaca
buku terkadang membuatmu hampir lupa untuk mengganti bateraiku. Tapi kamu
tidak pernah membiarkanku sepenuhnya mati. Aku sadar bahwa kita saling
mengasihi, tapi kamu tidak menyadari hal itu.
Matahari hampir mencapai ufuk. Sepanjang hari ini aku hanya menikmati
gerak-gerikmu di dalam ruangan ini. Sesekali kamu menatapku agar kamu ingat
akan apa yang harus dilakukan selanjutnya. Sesekali kamu menangis karena
teringat mantan kekasihmu. Tapi kamu tetap menikmati setiap detik yang kamu
lakukan meskipun kamu dirundung kesedihan.
Nisa, aku sungguh mencintaimu, tapi kamu tak akan pernah tahu. Aku
hanya sekadar pengingat akan waktu untukmu.
***

Jadi, kamu baru mengerti sekarang? Tanyamu pada mantan kekasihmu


melalui telepon. Baik, baiklah, aku mengerti. Kita memang harus bertemu dan
berbicara.
Kadang aku berharap bahwa yang kamu ajak bicara adalah aku,
meskipun topik pembicaraanmu tidak pernah keluar dari seputar buku.
Maksudmu? Menikah?
Ya, menikah. Terminologi yang paling aku takuti yang akan keluar dari
mulut manismu. Aku mengerti, setelah ini takdir buruk akan datang padaku.
Tentu, ya, maksudku, iya aku bersedia.
Sudah saatnya. Waktunya telah tiba. Kini justru waktu yang menjemputku
untuk pergi dari segala yang lekat akan dirimu.
***
Hari ini adalah hari pernikahanmu dan Kemal, kekasih yang sempat
meninggalkanmu karena ragu untuk menjadi pendampingmu. Hari ini juga hari
terakhir untukku bisa bertemu denganmu. Kamu akan pergi dan menulis cerita
baru tentang keluarga kecilmu. Tentu, tidak ada aku di dalam cerita itu. Aku hanya
jam dinding yang diberikan oleh ibumu sebagai pengingat bahwa kamu adalah
manusia yang selalu berubah setiap waktu.
Bahkan waktu, ia adalah misteri untukku. Aku hanya mesin hasil elaborasi
ilmu manusia dengan waktu yang tak sengaja memulai hidup dan mengakhirinya
di dinding kamarmu. Yang tak sengaja pula bertemu dengan dan jatuh cinta
padamu. Dan akulah yang tak pernah berhenti berbunyi tik tok tik tok agar kamu
sadar akan eksistensiku. Nisa, aku sungguh mencintaimu, tapi kamu tak akan
pernah tahu.

Anda mungkin juga menyukai