Penkre Tik Tok
Penkre Tik Tok
Kamu menatapku cukup lama. Aku selalu suka saat-saat seperti ini. Tetapi
lalu kamu mengernyitkan dahimu dan memilih untuk pergi. Aku sudah biasa
diperlakukan seperti ini olehmu. Saat kamu pergi, aku hanya bisa menunggumu
untuk kembali, seperti apapun keadaanmu nanti.
Aku masih ingat kala pertama bertemu denganmu. Saat itu adalah hari
pertama kamu pindah ke rumah ini. Saat itu pula aku yakin bahwa aku jatuh cinta
padamu.
***
Kemal, untuk apa kita lanjutkan semua ini? Aku ingin berhenti saja, aku
mohon, aku tidak sanggup lagi. Terima kasih untuk segalanya. Nadamu pasrah
saat kamu mengakhiri telepon. Kamu menangis dan menjatuhkan dirimu di
ranjang. Tapi aku hanya bisa menatapmu dan mengingatkan bahwa ini sudah
waktunya untukmu tidur.
Kamu tidak banyak berubah sejak pertama kali kita bertemu. Dulu kamu
adalah remaja penuh tawa dan cinta, kini kamu tetap mempertahankan senyum
manismu. Kamu selalu berlaku baik pada siapa saja, bahkan pada benda yang tak
bernyawa. Aku adalah saksi metamorfosamu dari seorang gadis belia menjadi
wanita dewasa yang anggun dan sederhana. Malam ini, sekali lagi, aku hanya bisa
menatapmu yang terluka lalu lelap dalam tidurmu.
Pagi ini aku tidak membangunkanmu. Kamu yang memintaku untuk tetap
diam selagi kamu menikmati waktumu sendiri. Aku membiarkan matahari yang
menyapamu terlebih dahulu. Benar saja, kamu terbangun pukul tujuh dengan mata
sayu. Dan yang pertama kali kamu cari adalah aku. Sementara itu, aku selalu
gugup setiap kali melihatmu lesu. Aku tidak dapat berbuat apa-apa selain
mengingatkanmu akan waktu.