Anda di halaman 1dari 11

TUGAS ETIKA PROFESI IKATAN ARSITEK INDONESIA (IAI)

TUGAS ETIKA PROFESI


IKATAN ARSITEK INDONESIA
(IAI)
Disusun Oleh:
Kelas
: 4ID01
Nama / NPM
: 1. Aldi Prasetyo
/30411548
2. Dewinta Nurul S
/31411976
3. Dhona Purnomo
/32411002
4. Fachrudin Ahmad
/32411551
5. Fatchul Mizan
/38411798
6. Guwon Januar R
/33411122
7. Henky Yudhiprasetya /33411314
8. Komariah Sirait
/34411007
9. Neng Sri Mardiani
/37411857
10. Yohanes Suhendra
/37411554
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2015
[if !supportLists]A.
[endif]ORGANISASI PROFESIONAL
Yaitu suatu organisasi, yang biasanya bersifat nirlaba, yang ditujukan untuk
suatu profesi tertentu dan bertujuan melindungi kepentingan publik maupun
profesional pada bidang tersebut. Organisasi profesional dapat memelihara atau
menerapkan suatu standar pelatihan dan etika pada profesi mereka untuk melindungi
kepentingan publik. Banyak organisasi memberikan sertifikasi profesional untuk
menunjukkan bahwa seseorang memiliki kualifikasi pada suatu bidang tertentu.
Kadang, walaupun tidak selalu, keanggotaan pada suatu organisasi sinonim dengan
sertifikasi.
Arsitektur merupakan perpaduan antara Seni dan Teknologi, dimana keduanya
selalu mengalami perubahan, kemajuan dan pengembangan.
Agar dapat menjamin kompetensi secara terus menerus, para arsitek diwajibkan
melakukan proses belajar seumur hidup untuk menjaga, memelihara, meningkatkan
atau menambah pengetahuan dan keterampilan. Hal ini menjadi sangat penting agar
Arsitek Indonesia jangan sampai terbelakang dalam teknologi mutakhir, metoda
praktek dan masalah-masalah sosial serta ekologi yang terbaru demi menjaga
kepentingan masyarakat umum.
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) ini didukung oleh
Program UIA sebagai suatu bagian tanggung jawab kepada setiap anggota dan
dikaitkan berupa pedoman rekomendasi diantara semua bangsa untuk memberikan
fasilitas resiprositas. Karenanya IAI sebagai anggota dari UIA mewajibkan
anggotanya yang berkualifikasi sebagai Arsitek Utama (AU), Arsitek Madya (AM)
dan Arsitek Pratama (AP) untuk mengikuti Program PKB yang menjadi syarat untuk
perpanjangan Registrasi Sertifikat Keahlian. Tujuan dan sasaran adanya Ikatan Arsitek
Indonesia adalah:
[if !supportLists]
[endif]Mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan
kemampuan dasar arsitek profesional.
[if !supportLists]
[endif]Meningkatkan penguasaan arsitek pada pengetahuan dan
ketrampilan baru seiring kemajuan teknologi ilmu pengetahuan.

[if !supportLists]
[endif]Meningkatkan tanggung jawab arsitek pada profesinya
sebagai penyedia jasa pada masyarakat
[if !supportLists]
[endif]Menempatkan arsitek profesional Indonesia dalam
tingkat kompetensi yang diakui secara internasional.
B.

SEJARAH IAI (IKATAN ARSITEK INDONESIA)


IAI didirikan secara resmi pada tanggal 17 September 1959 di Bandung. Kini
di usianya yang ke-48, IAI telah beranggotakan lebih dari 11.000 arsitek yang
terdaftar melalui 27 kepengurusan daerah dan 2 kepengurusan cabang yang tersebar di
seluruh Indonesia, dengan kepengurusan daerah termuda di Nusa Tenggara Timur
yang dideklarasikan pada tanggal 27 Oktober 2007 lalu.IAI aktif dalam kegiatan
internasional melalui keanggotaannya di ARCASIA (Architects Regional Council of
Asia) sejak tahun 1972 dan di UIA (Union Internationale des Architectes) sejak tahun
1974, serta AAPH (Asean Association Planning and Housing) di mana IAI merupakan
salah satu pendirinya.Di dalam negeri pun selain bermitra dengan pemerintah, IAI
tetap aktif bergaul dengan asosiasi profesi lain, seperti melalui keanggotaan dalam
Lembaga Pegembangan Jasa Konstruksi dan Forum Asosiasi Profesi Jasa
Konstruksi.
Di penghujung tahun 50-an dikeluarkan instruksi membentuk
gabungan perusahaan sejenis yang dimaksudkan selain untuk memudahkan
komunikasi antara pemerintah dengan dunia pengusaha, juga diharapkan dapat
menentukan suatu standar kerja bagi para pelakunya. Dengan begitu, dapat dipastikan
bahwa pemerintah sebagai pemberi tugas paling besar pada masa itu, dapat
memastikan perolehan barang dan jasa yang bermutu. Penataan di bidang usaha
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan fisik diserahkan kepada Kementerian
Pekerjaan Umum. Pada bulan April 1959, menteri mengadakan suatu konferensi
nasional di Jakarta untuk membentuk Gabungan Perusahaan Perencanaan dan
Pelaksanaan Nasional (GAPERNAS). Konferensi ini dihadiri oleh beberapa arsitek,
baik tua maupun muda (baru lulus) dari berbagai lingkup kegiatan. Dalam konferensi
tersebut, para arsitek yang mewakili bidang perancangan merasa sangat tidak puas
karena mereka berpendapat bahwa kedudukan perencanaan dan perancangan
tidaklah sama dan tidak juga setara dengan pelaksanaan. Pekerjaan perancangan
berada di dalam lingkup kegiatan profesional (konsultan), yang mencakupi tanggung
jawab moral dan kehormatan perorangan yang terlibat, karena itu tidak semata-mata
berorientasi sebagai usaha yang mengejar laba (profit oriented). Sebaliknya pekerjaan
pelaksanaan (kontraktor) cenderung bersifat bisnis komersial, yang keberhasilannya
diukur dengan besarnya laba. Lagi pula tanggung jawabnya secara yuridis/formal
bersifat kelembagaan atau badan hukum, bukan perorangan, serta terbatas pada sisi
finansial saja.
Waktu itu, Ir. Soehartono Soesilo yang mewakili biro arsitektur
PT Budaya dan Ars. F. Silaban tidak bisa berbuat apa-apa. Ketidakpuasan mereka
terpendam dalam hati, akan tetapi justru pertemuan dan ketidakpuasan itulah yang
kemudian memicu lahirnya organisasi profesi bagi para arsitek Indonesia. Di gedung
Harmonie Jakarta itulah mereka sepakat berbagi tugas untuk mengadakan pertemuan
lagi dengan mengajak rekan-rekan arsitek lainnya. Ars. F. Silaban akan menghubungi
para arsitek senior, sedangkan Ir. Soehartono Soesilo akan menggalang para arsitek
muda lulusan ITB yang hingga tahun 1958 itu telah meluluskan 17 orang arsitek
muda. Ars. F. Silaban adalah seorang arsitek otodidak; pendidikan formalnya hanya
setingkat STM, tetapi ketekunannya membuahkan beberapa kemenangan sayembara
perancangan arsitektur, sehingga dunia profesi pun mengakuinya sebagai arsitek. Pada
waktu itu dia masih menjabat sebagai Kepala Pekerjaan Umum Bogor. Di samping
jabatannya itu, dia pun berpraktik sebagai arsitek, dan telah memenangkan sayembara

Gerbang Taman Makam Pahlawan Kalibata (1953) dan perancangan Mesjid Istiqlal
(1954), dan sedang mengerjakan beberapa gedung milik Bank Indonesia di
Jakarta.
Soehartono Soesilo lulus dari ITB tahun 1958 dan langsung bekerja di
biro arsitek Budaya di Bandung yang didirikan oleh ayahnya, Ars. M. Soesilo. Selama
revolusi kemerdekaan, dia bergabung dalam Polisi Tentara (CPM) di Resimen
Tangerang dan setelah penyerahan kedaulatan, dia kembali melanjutkan sekolah.
Ketika masih mahasiswa tahun pertama, dia memrakarsai pendirian Ikatan Mahasiswa
Arsitektur Gunadharma dan menjadi ketua pertamanya. Jelaslah, walaupun masih
muda, tetapi kesadaran profesionalnya sudah matang.Akhir kerja keras dua pelopor
ini bermuara pada pertemuan besar pertama para arsitek dua generasi di Bandung
pada tanggal 16 dan 17 September 1959. Pertemuan ini dihadiri 21 orang, tiga orang
arsitek senior, yaitu: Ars. F. Silaban, Ars. Mohammad Soesilo, Ars. Lim Bwan Tjie
dan 18 orang arsitek muda lulusan pertama Jurusan Arsitektur ITB tahun 1958 dan
1959. Pertemuan pertama diadakan di jalan Wastukancana, di rumah saudara Ars. Lim
Bwan Tjie di seberang pompa bensin Wastukancana, ini dilakukan sebagai
penghormatan kepada beliau, arsitek paling senior. Menjelang malam kedua, tanggal
17 September, pertemuan dipindah ke rumah makan Dago Theehuis (sekarang Taman
Budaya Jawa Barat) di Bandung utara agar suasananya lebih netral. Dalam kedua
pertemuan tersebut dirumuskan tujuan, cita-cita, konsep Anggaran Dasar dan dasardasar pendirian persatuan arsitek murni, sebagai yang tertuang dalam dokumen
pendiriannya, Menuju Dunia Arsitektur Indonesia yang Sehat.Pada malam yang
bersejarah itu resmi berdiri satu-satunya lembaga tertinggi dalam dunia arsitektur
profesional Indonesia dengan nama: Ikatan Arsitek Indonesia disingkat IAI.
C.
DASAR KEANGGOTAAN
Keanggotaan IAI bersifat:
[if !supportLists]1.
[endif]Perorangan, bukan badan, lembaga, atau kelompok
orang.
[if !supportLists]2.
[endif]Aktif, terpanggil menjadi anggota atas kehendak
sendiri serta aktif berperan dalam mencapai tujuan organisasi.
[if !supportLists]3.
[endif]Khusus untuk:
[if !supportLists]a.
[endif]Arsitek atau mereka yang berlatar belakang pendidikan
tinggi arsitektur dan atau yang setara, yang berwawasan pengetahuan ilmu, teknologi,
dan seni arsitektur serta menerapkan ilmu dan atau keahliannya, mempunyai minat
yang terkait dan sejalan serta tidak bertentangan kepentingan terhadap profesi arsitek
dan tujuan organisasi, melalui proses penerimaan anggota.
[if !supportLists]b.
[endif]Seorang yang berjasa pada pengembangan organisasi
dan profesi arsitek di Indonesia, dalam mewujudkan tujuan organisasi melalui proses
pengangkatan anggota.
Kualifikasi Keanggotaan
[if !supportLists]1.
[endif]Anggota Kehormatan (Honorary Members) adalah
seorang yang berwawasan ilmu dan seni arsitektur atau ilmu-ilmu lainnya dan atau
memiliki kepedulian yang ditujukan demi terwujudnya peningkatan dan kemajuan
dunia arsitektur serta lingkungan binaan, dan dinilai organisasi sangat berjasa bagi
kehidupan berprofesi serta berkembangnya organisasi arsitek di Indonesia.
[if !supportLists]2.
[endif]Anggota Profesional (Corporate Members ) adalah:
[if !supportLists]a.
[endif]Arsitek yang sekurang-kurangnya memenuhi
ketentuan:
[if !supportLists]1)
[endif]Lulusan D-3 teknik arsitektur atau sarjana teknik
arsitektur (S-1) dari lembaga pendidikan tinggi arsitektur yang diakui organisasi dan

memenuhi persyaratan sesuai ketentuan organisasi untuk kualifikasi Arsitek Pratama;


[if !supportLists]2)
[endif]Sarjana teknik arsitektur (S-1) dari lembaga pendidikan
tinggi arsitektur yang diakui organisasi dan memenuhi persyaratan sesuai ketentuan
organisasi untuk kualifikasi Arsitek Madya;
[if !supportLists]3)
[endif]Sarjana teknik arsitektur (S-1) dari lembaga pendidikan
tinggi arsitektur yang diakui organisasi atau sarjana teknik arsitektur (S-1) yang telah
menyelesaikan pendidikan tinggi strata lanjut profesi arsitek yang diselenggarakan
oleh perguruan tinggi arsitektur yang diakreditasi dan diakui organisasi dan memenuhi
persyaratan sesuai ketentuan organisasi untuk kualifikasi Arsitek Utama; atau
[if !supportLists]4)
[endif]Ahli yang setara dengan ketentuan dalam ayat ini serta
keahliannya diakui organisasi.
[if !supportLists]b.
[endif]Arsitek yang telah dan tetap mengikuti program
pembinaan dan pengembangan keprofesionalan anggota secara berkelanjutan dan
berkesinambungan, antara lain meliputi:
[if !supportLists]1)
[endif]Penataran kode etik arsitek yang diselenggarakan
Dewan Kehormatan IAI.
[if !supportLists]2)
[endif]Program pengembangan keprofesionalan arsitek yang
diakui organisasi.
[if !supportLists]3.
[endif]Anggota Biasa adalah sarjana atau lulusan D-3
arsitektur dari lembaga pendidikan tinggi arsitektur dan atau yang setara, diakui dan
sesuai ketentuan organisasi, yang mempraktikkan atau menerapkan ilmu dan seni
arsitektur demi pengembangan dunia arsitektur serta tidak bertentangan kepentingan
dengan tujuan organisasi, dan sejalan dengan Kode Etik Arsitek serta Kaidah Tata
laku Profesi Arsitek.
[if !supportLists]4.
[endif]Anggota Mahasiswa (Student Members) adalah
mahasiswa lembaga pendidikan tinggi arsitektur atau yang setara, telah diakreditasi
oleh lembaga yang berwenang atau Dewan Pendidikan Arsitek, serta diakui organisasi
dan sekurang-kurangnya telah menyelesaikan pendidikan tinggi arsitektur tingkat 3
(tiga) atau telah lulus 100 SKS, sesuai ketentuan organisasi.
Mitra IAI (Associate Members) adalah arsitek, yang setara dengan Anggota
Profesional dan terdaftar sebagai anggota organisasi profesi arsitek yang tergabung
dalam ARCASIA pada lingkup regional atau UIA pada lingkup internasional, yang
berminat bergabung dan menyatakan tunduk serta memenuhi ketentuan organisasi
IAI, dan bila akan melakukan praktik profesi arsitek harus memiliki kompetensi yang
diakui oleh IAI dalam bentuk Sertifikat Keahlian Sementara (SKAS) IAI dan
persyaratan lain yang ditentukan oleh peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku di Indonesia.
Terdapat Kantor sekertariat nasional untuk organisasi Ikatan Arsitek Indonesia
yaitu di daerah jakarta barat yang berkantor Ikatan Arsitek
Indonesia (Indonesian Institute of Architects) Jakarta Design Center Lt. 7 Jl.
Gatot Subroto Kav. 53, Slipi, Jakarta 10260 Indonesia. Selain itu juga terdapat
kantor cabang di setiap daerah yang ada di Indonesia. Berikut adalah kantor
cabang dari Ikatan Arsitek Indonesia (IAI):
NO
.
1

DAERAH / CABANG

ALAMAT

TELP/FAX

NANGGRO ACEH
DARUSSALAM

Jl. Tengku Daud Beureuh No. 132, Lantai


2

0651. 33367 / 21463

Jambotape - Banda Aceh

0651.33267

Nanggro Aceh Darussalam

SUMATERA UTARA

Jl. Prof T. Zulkarnaen SH No.13, Kampus


USU
Padang Bulan, Medan 2014
Jl. Rasuna Said No.81C, Kode Pos 25114

SUMATERA BARAT
Padang, Sumatera Barat

SUMATERA SELATAN

Jln. Beliton No. 26 (belakang Gedung PT.

0711. 7369300

Pertani Bukit Besar), Palembang 30136

0711.7014077

Sumatera Selatan
PT. Sanifa
6

RIAU

Jl. Kereta Api No.20/54


Tangkerang-Pekan Baru

Jln. Cimanuk I No. 99C

0736. 22666

Bengkulu 38225

0736. 27506

Universitas Bandar Lampung

0721. 773988

BENGKULU

LAMPUNG

Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur


Jln. ZA Pagar Alam - Lampung

10

Jl. Sumantri Brojonegoro 18

Telp. 0741-7042567

Kota Jambi

Fax. 0741-669184

Jln. Sarijadi Raya Blok II No. 35

022. 91149022

Bandung - 40151

022. 2006260

JAMBI

JAWA BARAT
Jl. Sibayak No.12

11

JAWA TENGAH
Candi-Semarang 50252

12

JAWA TIMUR

Jln. Raya Margorejo Indah A-509

031.8432505 8437998

13

YOGYAKARTA
iai_diy@yahoo.co.id

Surabaya - Jawa Timur

031. 8437342

Gd. BLPT Lt. 3

0274. 515036 / 5196

Jl. Kyai Mojo 70, Yogyakarta

0274. 513036

Jl. Griyashanta D-37


14

MALANG
Malang 65142
Kampus Induk UTP

15

SURAKARTA

Jl. Walanda Maramis 31


Cengklik, Surakarta

16

DKI JAKARTA

Gedung Jakarta Design Center Lt. 7

021. 5304719

Jln. Jend. Gatot Subroto Kav. 53

021. 5304711

Jakarta Pusat

17

19

Jl. Gunung Rinjani Blok RF/28 Sektor IV

021. 5379511 /
5370348

Bumi Serpong Damai - 15310

021. 5389805 /
5268176

Jln. S. Parman Dalam No. 7

0561. 7088365

Pontianak 78121

0561.738401

BANTEN

KALIMANTAN BARAT

Kalimantan Barat

20

KALIMANTAN TIMUR

Jln. K.H. Wahid Hasyim

0541. 250654 /
7012277

Perum Sampaja Mutiara Indah No. 24

0541. 250654 / 7655

Samarinda - Kalimantan Timur


Perumahan Sepinggan Baru 1
21

BALIKPAPAN

PT. HER 1 Blok I No. 45A


Sepinggan, Balikpapan 67111

22

KALIMANTAN SELATAN

D/A Sekretariat IAI DPD Kalsel

0511.7711944

Jln. RK Ilir No. 31/559 RT. 09 RW. 03

0511.3271286

Banjarnasin

23

KALIMANTAN TENGAH

Jln. Podang 145 Perumnas Baru

0536. 3224412

Palangkaraya 73112

0536. 3225599

Kalimantan Tengah

24

SULAWESI SELATAN

25

SULAWESI UTARA

Jln. Sunu Komplek Unhas Baraya AX-16

0411. 421919

Makassar - Sulawesi Selatan

0411.421919

Jln. Charli Taulu No. 42


Manado - Sulawesi Utara
Perum BTN Tunggala Baru Blok A/No.12
26

SULAWESI TENGGARA

Kelurahan Anawai, Kecamatan Wua-Wua


Kota Kendari, 93117, Sulawesi Tenggara
Jl. Badak Agung 22,

27

B ALI
Denpasar - Bali
Jln. Merdeka Raya No. 1

28

NUSA TENGGARA BARAT


(NTB)

0370. 622212

Pagesangan Baru - Mataram 83127


Jln. Panca Usaha No. 1

0370.6682845

Mataram - Lombok
29

30

NUSA TENGGARA TIMUR


(NTT)

MALUKU UTARA

Jln. Sam Ratulangi Raya No. 7

0380. 8011217

Kupang - Nusa Tenggara Timur 85228

0380. 823127

D/A Blok Ruko 88 No. 33

0921. 23990

Jln. Ubo Ubo Kel. Ubo-ubo


Ternate - Maluku Utara

31

Jln. Ruko Pasifik Permai

0967. 532999

Jayapura No. A7 - Irian Jaya

0967. 521626

PAPUA

C.

HAK, KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB


Setiap organisasi pasti mempunyai hak, kewajiban dan tanggung jawab yang
harus dipenuhi agar terwujudnya suatu tujuan yang sama. Setiap anggota mempunyai
hak:
[if !supportLists]1.
[endif]Mendapatkan manfaat, pelayanan, pembinaan,
pembelaan, turut serta mengikuti segala kegiatan, dan menggunakan sarana/fasilitas
organisasi.
[if !supportLists]2.
[endif]Memperoleh tanda keanggotaan dan kompetensi sesuai
dengan kategori keanggotaannya, sertifikat keahlian IAI dan atau sertifikat lainnya
sesuai ketentuan organisasi.
[if !supportLists]3.
[endif]Membela diri dan memberikan keterangan atas
keputusan dan atau sanksi organisasi kepada Sidang Dewan Kehormatan IAI yang
diselenggarakan khusus untuk hal tersebut.
[if !supportLists]4.
[endif]Menyampaikan pendapat pribadi dalam dalam kegiatan
Musyawarah dan Rapat Anggota.
Setiap Anggota Profesional dan Anggota Biasa berhak menjadi peserta dalam
Rapat Pleno Anggota atau Musyawarah serta mempunyai hak suara dan hak memilih
Ketua IAI, baik pada lingkup nasional/daerah/cabang.Hanya Anggota Profesional
yang mempunyai:
[if !supportLists]1.
[endif]Hak mendapat sertifikat keahlian IAI dan mendapat
rekomendasi dalam memperoleh lisensi kerja.
[if !supportLists]2.
[endif]Hak suara untuk dipilih menjadi Ketua IAI pada
lingkup nasional/daerah/cabang.
Setiap anggota mempunyai kewajiban untuk:
[if !supportLists]1.
[endif]Menegakkan Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku
Profesi Arsitek, serta menjunjung tinggi kesejawatan dan integritas profesi.
[if !supportLists]2.
[endif]Membayar Uang Pangkal dan Iuran Anggota sesuai
ketentuan organisasi, kecuali Anggota Kehormatan.
[if !supportLists]3.
[endif]Menggunakan hak suara atau hak pilih dalam
Munas/Musda/Muscab, kecuali Anggota Mahasiswa dan Anggota Kehormatan.
[if !supportLists]4.
[endif]Senantiasa mengembangkan wawasan arsitektur dan
keprofesionalannya sesuai program yang telah diatur organisasi.
[if !supportLists]5.
[endif]Melengkapi dan menyampaikan tambahan dan atau
perubahan data serta karya profesi ke sekretariat IAI secara berkesinambungan.
[if !supportLists]6.
[endif]Memberikan keterangan yang sesungguhnya untuk
membantu tugas Dewan Kehormatan IAI apabila dibutuhkan dalam rangka
menegakkan etika berprofesi.
[if !supportLists]7.
[endif]Menjalankan kegiatan profesinya sesuai ketentuan
Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek Dengan Pengguna Jasa.
Setiap anggota bertanggung jawab dalam mewujudkan tujuan organisasi
dengan:
[if !supportLists]1.
[endif]Mengabdikan keahliannya demi membela kepentingan
masyarakat serta menciptakan lingkungan binaan yang berkelanjutan.
[if !supportLists]2.
[endif]Melayani masyarakat pengguna jasa arsitek/pemberi
tugas dengan sikap dan perilaku profesional, untuk dapat membangkitkan dan
menumbuhkembangkan kepercayaan serta penghargaan terhadap profesi arsitek.
D.

PENGHARGAAN KEPROFESIAN ARSITEK


Memberi penghargaan kepada karya, para Arsitek dan community of
interest bidang Arsitektur merupakan tradisi dalam organisasi profesi Arsitek di mana

pun, termasuk Ikatan Arsitek Indonesia. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak periode
kepengurusan di bawah pimpinan Arsitek Dharmawan Prawirohardjo, IAI dan tetap
dilaksanakan sampai sekarang. Pengurus IAI Nasional bahkan berkeinginan untuk
semakin menyempurnakan penyelenggaraan program ini dengan jalan menyusun
panduannya supaya mutu dan nilai program penghargaan ini tidak berubah-ubah
mengikuti situasi dan kondisi setempat.
Penghargaan IAI diberikan kepada objek-objek yang terbagi atas tiga golongan besar,
yaitu Penghargaan untuk Karya Arsitektur, Penghargaan untuk Pelaku dan Pemerhati
Arsitektur, serta Penghargaan untuk Kantor, yang kemudian berdasarkan Tipe
Penghargaannya dibagi atas:
[if !supportLists]1.
[endif]Bangunan Gedung
[if !supportLists]2.
[endif]Kawasan
[if !supportLists]3.
[endif]Arsitek
[if !supportLists]4.
[endif]Masyarakat
[if !supportLists]5.
[endif]Kantor Arsitek
[if !supportLists]6.
[endif]Kantor Konsultan
Keterangan lengkap mengenai kategori dan pedoman penyelenggaraan
penghargaan ini dapat dilihat di Buku Pedoman Penyelenggaraan Penghargaan
Arsitektur IAI. Selain penghargaan yang diselenggarakan secara khusus oleh
pengurus, IAI juga mendukung penghargaan yang dilakukan oleh pihak lain, yang
didasarkan atas pengakuan integritas oleh individu atau kelompok demi
pengembangan dan kemajuan bidang arsitektur.
E.

PENDIDIKAN KEPROFESIAN ARSITEK


Para sarjana arsitektur yang telah menyelesaikan pendidikan formal Strata 1
Jurusan Arsitektur, dan tetap ingin menekuni profesi sebagai Arsitek Profesional,
diarahkan oleh IAI untuk segera memenuhi persyaratan kualifikasi guna mendapatkan
Sertifikat Keahlian (SKA) Arsitek sebagai syarat praktek keprofesian yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah dan lembaga keprofesian arsitek internasional. Setelah
mendapatkan status sebagai Arsitek Profesional, para pemegang lisensi ini dituntut
untuk selalu mengembangkan dirinya secara rutin dan konsisten demi meningkatkan
wawasan dan pendalaman keprofesiannya.
Dalam hal tersebut, IAI membentuk sebuah badan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) untuk mewadahi para Arsitek Profesional yang telah
bersertifikat, dan memberikan arahan tentang materi dan penilaian dari kegiatan
pendidikan yang tersedia. IAI menetapkan sistem nilai kumulatif (KUM) yang
digunakan sebagai parameter penilaian subyektif atas setiap metode kegiatan yang
dilakukan oleh peserta PKB. Anggota Profesional wajib mengisi LogBook kegiatan
yang telah dilaluinya, yang bisa didapat dari sekretariat IAI atau mengunduh dari situs
ini. Pelaksana program pendidikan keprofesian tidak harus dilaksanakan oleh IAI
sebagai institusi profesi arsitek, tetapi bisa dilakukan juga oleh pihak lain yang
memiliki kekuatan badan hukum formal. Nilai KUM akan diberikan dengan sistem
penyetaraan yang dapat dilihat di situs ini.
Dengan beralasan keterbatasan waktu penyelenggaraan ataupun alasan yang
lain, serah terima pucuk pimpinan yang lama (demisioner) ke pimpinan baru yang
terpilih pun telah berlangsung pula meski dengan singkat. Namun serbuan ucapan
selamat bagaikan air bah tetap menimpa sang pemimpin yang baru ini. Hal yang
membedakan kejadian tempo hari dengan kejadian-kejadian pemilihan ketua umum
periode-periode yang lalu adalah serbuan ucapan selamat dilakukan oleh sebagian
besar kontingen peserta perwakilan dari daerah. Pertanyaan wajar menanggapi hal itu,

Apa gerangan yang terjadi?. Tapi biarlah itu berlalu, let it be will be the show must
be go on. Adalah satu babak baru kepemimpinan yang telah lama dinantikan oleh
sebagian besar anggota IAI di daerah saat ini mulai digelar. Satu babak yang
mengharapkan terjadinya perubahan dalam memandang dan menempatkan arsitek
beserta arsitekturnya dalam koridor Nusantara yang merupakan kesatuan dari beragam
adat, budaya, letak geografis dan lokasi yang berkepulauan, cara pandang kebiasaan
hingga kebisaan mereka. Adalah babak harapan baru pula dalam rangka memperjelas
status profesi arsitek indonesia di mata dunia, khususnya pada forum Arcasia yang
akan digelar di Bali bulan Oktober-November 2012 yang akan datang dalam rangka
menyongsong era pasar bebas bidang konstruksi tahun 2015. Satu harapan babak baru
juga dalam rangka memperjelas status arsitek indonesia di mata bangsanya sendiri
yang hingga saat kini dan menjadi satu-satunya profesi arsitek di kawasan asia
tenggara yang belum terlindungi payung hukum yang jelas, yakni berupa Undangundang Arsitek. Tentunya pula tidak ketinggalan dalam harapan-harapan tersebut
terkait status pendidikan profesi arsitek (PPArs) yang telah menjadi salah satu
kebijakan program profesi arsitek yang keberadaannya masih tanggung (baca:
setengah hati; perlu atau tidak perlu; antara ada atau tiada; niat atau terserah) dalam
penyelenggaraannya. Empat agenda besar tersebut setidaknya harus diemban dan
dilaksanakan oleh pemimpin yang baru terpilih ini untuk mewujudkan IAI (baca:
arsitek Indonesia) yang profesional, bermartabat dan benar-benar diakui oleh
masyarakatnya sendiri ataupun masyarakat bangsa lain.
Penyegaran dan kesegaran adalah sangat diperlukan oleh tubuh, baik itu tubuh
fisik apalagi tubuh sebuah organisasi. Penyegaran sangat dibutuhkan dalam tubuh
guna mendobrak kekakuan-kekakuan sistem yang bekerja di dalamnya dan
menjadikan sistem itu mampu bekerja lebih baik, dimungkinkan lebih efektif bahkan
kalo bisa lebih efisien dalam rangka menjadikan tubuh tersebut mampu menghadapi
tantangan dan gejolak yang menghadang didepannya. Dalam hal ini, IAI sangat
ditunggu perannya dalam turut menentukan arah pembangunan yang berpihak pada
issue-issue terkini (sustainable, greenable, save-able energy, dll.) serta kiprahnya
dalam menciptakan pemain-pemain peradaban yang maju dengan berkemampuan
memasak teknologi-teknologi terkini dalam rancangan lingkungan binaan yang
integratif namun persuasif. Hal yang mungkin dapat diwujudkan bilamana penyegaran
dapat membasahi segenap anggota IAI yang mencapai lebih dari 10.000 anggota dan
tersebar merata pada 33 provinsi serta beberapa negara. Suatu bentuk kesegaran
yang diharapkan dapat dipenuhi dari empat isu agenda utama yang diselesaikan oleh
IAI.

1
2
3
4
1
2
3
4

F.
PERSYARATAN SERTIFIKASI KEAHLIAN (SKA) ARSITEK
Arsitek Utama
Telah mengikuti penataran Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek
Telah mengikuti minimum 4 Penataran Keprofesian
Telah menangani 10 proyek tata olah lengkap
Pengalaman kerja minimum 12 tahun
Arsitek Madya
Telah mengikuti penataran Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek
Telah mengikuti minimum 2 Penataran Keprofesian yang berbeda
Telah menangani 6 proyek tata olah lengkap
Pengalaman kerja minimum 5 tahun
Arsitek Pratama

1
2
3

Telah mengikuti penataran Kode Etik Arsitek dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek
Telah menangani 3 proyek tata olah lengkap
Pengalaman kerja minimum 2 tahun
Biaya Sertifikat Keahlian (SKA) Arsitek IAI
Dewan Keprofesian Arsitek (DKA) menetapkan biaya sertifikasi sebagai
berikut:
SKA ARSITEK PRATAMA
Rp.875.000 ( Delapan Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah )
SKA ARSITEK MADYA
Rp.1.625.000 ( Satu Juta Enam Ratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah)
SKA ARSITEK UTAMA
Rp.3.125.000 ( Tiga Juta Seratus Dua Puluh Lima Ribu Rupiah )
Perincian tentang termin transfer dan alamat rekening, dapat dilihat pada formulir
pengajuan sertifikasi yang bisa diunduh di sini.
SUMBER: http://www.iai.or.id/

Anda mungkin juga menyukai