Cubicle Lengkap
Cubicle Lengkap
091375
PENGUJIAN TEGANGAN PADA PANEL HUBUNG
BAGI (CUBICLE) 3 PHASA DI LPG FILLING PLANT
TANJUNG PERAK
PT. INVENTRA TEKNIK TAMA
Dosen Pembimbing
Dr. Bambang L. Widjiantoro. ST.MT.
NIP : 196905071995121001
Supervisor
Dr. Bambang L. Widjiantoro. ST.MT.
NIP : 196905071995121001
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1.5 Batasan Masalah
1.6 Sistematika Laporan
BAB II PROFIL PERUSAHAAN
2.1 Nama Perusahaan
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan
2.3 Lokasi Perusahaan
2.4 Struktur Organisasi Perusahaan
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Panel Hubung Bagi (Cubicle)
3.2 MCB (Miniatur Circuit Breaker)
3.3 MCCB (Molded Case Circuit Breaker)
3.4 ACB (Air Circuit Breaker)
3.5 OCB (Oil Circuit Breaker)
3.6 VCB (Vacuum Circuit Breaker)
3.7 SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)
BAB IV PENGUJIAN TEGANGAN PADA PANEL
HUBUNG BAGI (CUBICLE) 3 PHASA
DI LPG FILLING PLANT TANJUNG PERAK
PT. INVENTRA TEKNIK TAMA
4.1 Pengujian Tegangan Panel Hubung Bagi
4.2 Pengumpulan dan Pengolahan Data
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
ix
xi
xii
1
1
1
1
2
3
5
5
5
6
7
8
10
11
12
13
13
19
27
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
31
31
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Inventra
Tekniktama
Gambar 3.1 Panel Cubicle
Gambar 3.2 MCB (Miniatur Circuit Breaker) 1 fasa
dan 2 fasa
Gambar 3.3 Molded Case Circuit Breaker
Gambar 3.4 ACB (Air Circuit Breaker)
Gambar 3.5 OCB (Oil Circuit Breaker)
Gambar 3.6 VCB (Vakum Circuit Breaker)
Gambar 3.7 SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit
Breaker)
Gambar 3.8 Kabel Jenis NYA
Gambar 3.9 Kabel Jenis NYM
Gambar 3.10 Kabel Jenis NYY
Gambar 3.11 Kabel Jenis N2XY
Gambar 3.12 Kabel Jenis NYFGBY
Gambar 4.1 Panel Hubung Bagi (Cubicle).
6
8
9
11
12
13
13
14
15
15
16
17
17
27
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Pemeriksaan Kabel Daro Cubicle ke Cut
Out Trafo
Tabel 4.2 Pengujian Tahanan Isolasi Phasa dengan
Phasa Sebelum di DC test
Tabel 4.3 Pengujian Tahanan Isolasi Phase dengan
Ground Sebelum di DC test
Tabel 4.4 Data Pengujian Arus
Tabel 4.5 Pengujian Tahanan Isolasi phasa dengan
phasa setelah di DC test
Tabel 4.6 Pengujian Tahanan Isolasi phasa dengan
ground setelah di DC test
27
28
28
28
29
29
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PENGUJIAN TEGANGAN PADA PANEL HUBUNG
BAGI (CUBICLE) 3 PHASA DI LPG FILLING PLANT
TANJUNG PERAK
PT. INVENTRA TEKNIK TAMA
(02 Mei s/d 02 Juli 2011)
HERMAWAN PUTRA PRASETYO
Muchson Yusuf, ST
General Manager
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PENGUJIAN TEGANGAN PADA PANEL HUBUNG
BAGI (CUBICLE) 3 PHASA DI LPG FILLING PLANT
TANJUNG PERAK
PT. INVENTRA TEKNIK TAMA
(02 Mei s/d 02 Juli 2011)
HERMAWAN PUTRA PRASETYO
Dosen Pembimbing
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Fisika
Abstract
Contact Panel For (Cubicle), a cupboard-shaped
panel that aims to divide the current from current source
to the device. With the panel is expected that all devices
connected to the electrical current will not experience an
electric short circuit in order not to damage the device.
This panel also serves as a safety if there is a short
circuit. Flow testing is done before the DC test and after
the DC test. Testing before the DC cable insulation
resistance test on phase by phase (RST) for 70000M
then testing phase with the ground (RN), (SN), and (TN)
for 20000M. Later testing after the DC insulation
resistance test phase by phase (RST) for 70 000 M, and
then phase with ground (RN), (SN), and (TN) of 30 000
M.
Keywords: Cubicle Panel, Incomming, Outgoing, High
Voltage, 3 Phase Voltage
KATA PENGANTAR
Salam Sejahtera
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan
YME atas segala karunia, rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan magang beserta pembuatan
laporannya dengan lacar dan baik di PT. INVENTRA
TEKNIKTAMA. Laporan kerja praktek ini dibuat untuk
memenuhi tugas akademik pada progam studi S1 Teknik
Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Dalam penulisan laporan ini penulis telah mendapatkan
banyak bantuan, dorongan dan bimbingan dari banyak pihak
sehingga laporan kerja praktek ini dapat diselesaikan. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.
Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya sehingga laporan ini dapat selesai.
2.
Ayah, Ibu, Saudara dan keluarga tercinta yang
telah memberi dukungan moril, materil dan spiritual.
3.
Bapak Dr. Bambang Lelono W, ST.MT. Dosen
Pembimbing Kerja Praktek.
4.
Bapak Dr. Ir. Totok Soehrtanto, DEA selaku ketua
jurusan Teknik Fisika.
5.
Teman-teman angkatan 2006, 2007, 2008, 2009,
2010.
6.
General Manager PT. Inventra Tekniktama yang
memberikan ijin untuk melaksanakan proyek ini, dan
bapak Mahdi selaku project manager.
7.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, yang telah banyak membantu dalam
penyusunan laporan kerja praktek ini sampai selesai.
Penulis menyadari akan adanya banyak kekurangan
dalam penulisan laporan ini karena keterbatasan wawasan dan
pengetahuan. Untuk kemajuan penulis diharapkan atas
masukan, kritik dan sarannya yang membangun.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT Pertamina merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang inudtri minyak dan gas, menggunakan mesin
produksi besar untuk menghasilkan bahan bakar minyak dan
gas yang berkualitas. Pada unit LPG Filling Plant,
memerlukan juga pasokan listrik untuk memenuhi kebutuhan
mesin-mesin untuk berproduksi. Oleh karena itu, diperlukan
panel Cubicle sebagai pengaman listrik untuk mesin produksi.
Dengan adanya kerja praktek ini, diharapkan dapat menjadi
salah satu pendorong utama bagi mahasiswa untuk mengenal
kondisi di lapangan kerja dan untuk melihat keselarasan antara
ilmu pengetahuan yang didapatkan dengan aplikasi praktis di
dunia kerja.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang dijadikan topik kerja praktek ini
ialah, bagaimana cara menguji arus yang masuk ke mesin
produksi agar cubicle dapat bekerja maksimal. Dan bagaimana
cara instalasi panel cubicle dalam pabrik, bagaimana
menentukan jenis perawatan panel cubicle agar tidak
mengalami kerusakan.
1.3 Tujuan Kerja Praktek
Tujuan dari kegiatan kerja praktek ini ialah untuk
menguji arus yang masuk ke cubicle yang nantinya akan
dialirkan ke pabrik, untuk instalasi panel cubicle dalam
pabrik.
1.4 Waktu dan Pelaksanaan
Kerja praktek ini dilaksanakan di unit Pertamina LPG
Filling Plant Tanjung Perak Surabaya PT. Pertamina Tanjung
Perak. Waktu pelaksanaan dimulai pada tanggal 02 Mei 2011
sampai dengan 02 Juli 2011 dengan jam kerja dimulai pukul
BAB II
PROFIL PT. INVENTRA TEKNIKTAMA
2.1 Nama Perusahaan
PT. Inventra Tekniktama, perusahaan yang bergerak
dalam bidang EPC (Engineering, Procurement, Construction).
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Inventra Tekniktama didirikan pada 29 Juli 2009,
sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang Power
System dengan sub bidang Panel Maker dan Technical
Supplier.
Berdasarkan klasifikasi dan kualifikasi Surat Izin
Usaha Perdagangan Besar oleh Dinas Perdagangan dan
Perindustrian, maka PT. Inventra Tekniktama bergerak pada
bidang Elektrikal, Komputer (Software, Hardware), CAT,
Fiberglass, Alat : Instrument, Mekanikal.
PT. Inventra Tekniktama, telah berpengalaman dalam
beberapa tender perusahaan, diantaranya: PT. Pertamina,
untuk penambahan daya, pemasangan transformator 1 MVA,
pemasangan gardu cubicle 3 phasa. PT. Rajawali Citramass,
pengadaan konstruksi kapasitor bank 500 KVAR. PT
Rajawali Citramass, Material untuk instalasi listrik, kapasitor
bank dan flat yarn hengli. CV. Karya Pangan Mandiri,
Penambahan Daya 82,5 KVA. PT. Semen Gresik, Pengadaan
Transformator 3 MVA.
2.3 Lokasi Perusahaan
PT. Inventra Tekniktama berlokasi di Kompleks Ruko
Mutiara Indah, Jalan Kampung seng No 12, Surabaya. Dalam
operasionalnya, PT. Inventra Tekniktama juga memiliki
workshop atau bengkel untuk pengerjaan-pengerjaan Power
dan Control System yang berada di Jl. Lebak Jaya IIIA Utara /
KAV 23 Surabaya Indonesia.
2.4 Struktur Organisasi
Sejak didirikannya PT. Inventra Tekniktama tahun
2009 hingga 2010, struktur organisasi perusahaan mengalami
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Panel Hubung Bagi (PHB) Cubicle
Panel Hubung Bagi (PHB) adalah panel berbentuk
almari (cubicle), yang dapat dibedakan sebagai, panel
Utama/MDP (Main Distribution Panel), panel Cabang/SDP
(Sub-Distribution Panel), panel Beban/SSDP (SubsubDistribution Panel).
Untuk PHB sistem tegangan rendah, hantaran
utamanya merupakan kabel feeder dan biasanya menggunakan
NYFGBY. Di dalam panel biasanya busbar/rel dibagi menjadi
dua segmen yang saling berhubungan dengan sakelar pemisah,
yang satu mendapat saluran masuk dari APP (pengusaha
ketenagalistrikan) dan satunya lagi dari sumber listrik sendiri
(genset). Dari kedua busbar didistribusikan ke beban secara
langsung atau melalui SDP dan atau SSDP. Tujuan busbar
dibagi menjadi dua segmen ini adalah jika sumber listrik dari
PLN mati akibat gangguan ataupun karena pemeliharaan,
maka suplai ke beban tidak akan terganggu dengan adanya
sumber listrik sendiri (genset) sebagai cadangan.
Peralatan pengaman arus listrik untuk penghubung
dan pemutus terdiri dari CB (Circuit Breaker), MCB
(Miniatur Circuit Breaker), MCCB (Mold Case Circuit
Breaker), NFB (No Fuse Circuit Breaker), ACB (Air Circuit
Breaker), OCB (Oil Circuit Breaker), VCB (Vacuum Circuit
Breaker), SF6CB (Sulfur Circuit Breaker), Sekering dan
pemisah, Switch dan DS (Disconnecting Switch).
Peralatan tambahan dalam PHB antara lain, Reley
proteksi, Trafo tegangan, Trafo arus, Alat-alat listrik:
Amperemeter, Voltmeter, Frekuensi meter, Cos meter,
Lampu indicator, dan lain-lain.
Untuk PHB system tegangan menengah, terdiri dari
tiga cubicle yaitu satu cubicle incoming dan cubicle outgoing.
1A, 2A, 4A, 6A, 10A, 16A, 20A, 25A, 32A dll. MCB yang
digunakan harus memiliki logo SNI pada MCB tersebut
Cara mengetahui daya maximum dari MCB adalah
dengan mengalikan kapasitas dari MCB tersebut dengan 220v
( tegangan umum di Indonesia ).
contoh
Untuk MCB 6A mempunyai kapasitas menahan daya listrik
sebesar :
6A x 220v = 1.200 Watt
Beberapa kegunaan MCB :
Membatasi Penggunaan Listrik
Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat
( Korslet )
Mengamankan Instalasi Listrik
Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik,
sehingga lebih mudah untuk mendeteksi kerusakan
instalasi listrik
Cara menentukan penyebab MCB turun, yaitu dengan cara
menyentuh bagian putih dari MCB, apakah panas atau tidak.
Apabila tidak panas, kemungkinan ada bagian instalasi yang
korslet, biasanya bila instalasi yang korslet tersebut telah di
perbaiki, MCB langsung dapat dinyalakan. Jika sesudah
beberapa menit MCB tersebut tetap tidak bisa dinyalakan
kembali, artinya MCB tersebut sudah rusak.
Apabila panas, itu menandakan MCB mengalami kelebihan
beban dalam waktu yang cukup lama, tunggu beberapa menit
baru menyalakan MCB tersebut, biasanya apabila langsung di
nyalakan, MCB akan langsung turun kembali, hal ini
disebabkan oleh BiMetal yang memuai dan membutuhkan
waktu untuk kembali ke bentuk semula. Bila sesudah beberapa
menit, MCB tersebut tetap tidak bisa dinyalakan, artinya MCB
tersebut sudah rusak.
3.3 MCCB (Molded Case Circuit Breaker)
MCCB merupakan alat pengaman yang dalam proses
operasinya mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman
dan sebagai alat penghubung. Jika dilihat dari segi pengaman,
Penghantar NYY
Penghantar N2XY
Penghantar NYFGbY
BAB IV
PENGUJIAN TEGANGAN PADA PANEL HUBUNG
BAGI (CUBICLE) 3 PHASA
DI LPG FILLING PLANT TANJUNG PERAK
PT. INVENTRA TEKNIK TAMA
4.1 Pengujian Tegangan Panel Hubung Bagi
(Cubicle)
PHB adalah panel hubung bagi / papan hubung bagi /
panel berbentuk lemari (cubicle), yang dapat dibedakan
sebagai :
- Panel Utama / MDP : Main Distribution Panel
- Panel Cabang / SDP : Sub Distribution Panel
- Panel Beban / SSDP : Sub-sub Distribution Panel
Untuk PHB sistem tegangan rendah, hantaran utamanya
merupakan kabel feeder dan biasanya menggunakan
NYFGBY.
Di dalam panel biasanya busbar / rel dibagi menjadi dua
segmen yang saling berhubungan dengan saklar pemisah, yang
satu mendapat saluran masuk dari APP (pengusaha
ketenagalistrikan) dan satunya lagi dari sumber listrik sendiri
(genset).
Dari kedua busbar didistribusikan ke beban secara
langsung atau melalui SDP dan atau SSDP. Tujuan busbar
dibagi menjadi dua segmen ini adalah jika sumber listrik dari
PLN mati akibat gangguan ataupun karena pemeliharaan,
maka suplai ke beban tidak akan terganggu dengan adanya
sumber listrik sendiri (genset) sebagai cadangan.
Peralatan pengaman arus listrik untuk
penghubung dan pemutus terdiri dari :
- Circuit Breaker (CB)
MCB (Miniatur Circuit Breaker)
MCCB (Mold Case Circuit Breaker)
NFB (No Fuse Circuit Breaker)
ACB (Air Circuit Breaker)
OCB (Oil Circuit Breaker)
VCB (Vacuum Circuit Breaker)
busbar
utamanya
terpisah
dari
unit-unit
fungsional. Konstruksi di dalam cubicle serta
letak-letak dari komponen-komponen harus diatur
sedemikian rupa sehingga bila perlu perbaikan,
penyambungan pada komponen-komponen dapat
mudah dilakukan tanpa mengganggu komponen
lainnya.
Langkah kelima busbar dan pengkabelan
sekunder, Busbar utama harus terdiri dari 4 bar
persegi panjang dengan ukuran bar untuk
phasenya harus sama dengan bar netral (full
size), terbuat dari tembaga dengan konduktifikat
tinggi (HCDC). Busbar ini harus dipasang diatas
insulator non hygrospic dan warna setiap
busbarnya (phase R, S, T, N dan ground) harus
sesuai dengan PUIL 2000. Sambungan antara
busbar utama dan circuit breaker harus dilakukan
dengan busbar tembaga konduktifitas tinggi
(HCDC). Pengabelan harus dilakukan dengan cara
sistematik, rapi dan tidak boleh tumpang tindih.
Setiap ujung dari kabel harus diberi warna sesuai
PUIL 1987 & 2000 untuk membedakan phase R,
S, T, N dan ground. Sambungan antara busbar
dan kabel harus dilakukan denga baud dimana
ujung kabelnya harus dipasang sepatu dan gland.
Sambungan tidak boleh dilakukan dengan
pengelasan.
Langkah
keenam
penyusunan
kabel,
Masukkan/keluaran kabel harus dirancang untuk
dapat dilakukan dari arah atas dan/atau bawah
sesuai
kebutuhan.
Rongga-rongga
akibat
masukkan kabel dari atas dan/atau bawah cubicle
harus ditutup kembali dengan sealent/material
fire stop. Penyusunan kabelnya harus dilakukan
dengan rapi dan tidak boleh tumpang tindih.
Apabila menggunakan kabel single core phase R,
S, T nyatidak boleh terpisah. Kabel dalam tranch
yang
ditentukan
dalam
spesifikasi
untuk
`Switchgear Tegangan Tinggi dan Alat Bantunya'.
Langkah ketujuhbelas Kotak Alat, Kotak
alat
ini
harus
berisi
kunci-kunci
yang
berhubungan dengan main switchboard dan
dipasang di dinding ruang panel. Kotak alat
tersebut harus terbuat dari aluminium dengan
muka kaca lengkap dengan alat pegangan, label
dan sebagainya.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jenis Pemeriksaan
Penandaan (R.S.T)
Mutu Pengerjaan Kabel (Kualitas)
Pengerolan
Panjang Kabel
Jenis Kabel
Inti Kabel
Penampang Kabel
Tegangan Nominal
Jenis Termination Kabel
Ket.
Ada
Baik
Baik
14 m.
XLPE
1 Inti
50 mm2
24 kV
Heat
Srink
Baik
N
o
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
.
1.
2.
3.
Phase R - S
Phase R - T
Phase T S
70000 M
70000 M
70000 M
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian tersebut maka dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil pemeriksaan dan pengujian pada kabel telah
berjalan dengan baik dengan besar nilai tahanan phasa
dengan phasa sebesar 70000 M, kemudian phasa
dengan ground sebesar 20000 M.
2. Pengujian setelah panel hubung bagi (Cubicle)
dilakukan selama 10 menit, dimulai dari menit
pertama dengan nilai arus phasa (R.S.T) sebesar 0.16
mA, kemudian pada menit kedua hingga menit kesepuluh didapatkan arus phasa (R.S.T) sebesar 0.15
mA.
3. Pengujian tahanan isolasi setelah di DC test, phase
dengan ground (R N), (S N), dan (T N)
didapatkan nilai sebesar 30000 M.
4. Dari hasil pengujian keseluruhan, maka panel tersebut
telah berjalan dengan baik dan siap untuk
dioperasikan.
5.2 Saran
Setelah dilakukan pengujian dan pemeriksaan, masih
terdapat
banyak
kekurangan yang
nantinya
bisa
disempurnakan untuk keperluan selanjutnya. Antara lain:
1. Memperhatikan kondisi sekitar agar panel tidak
mengalami kerusakan atau permasalahan serius.
2. Perawatan terhadap panel agar kedepan tidak terlalu
banyak mengeluarkan biaya untuk perbaikan dan
perawatan.
3. Menghemat penggunaan mesin produksi agar daya
yang digunakan tidak terlalu besar.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. http://www.oasis-engineering.com
[2]. Abdul Kadir, Pengantar Teknik Tenaga Listrik, LP3ES,
1993.
[3]. Badan Standarisasi Nasional SNI 04-0225-2000,
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000, Yayasan PUIL,
Jakarta, 2000
[4]. Malcolm Plant and Dr.Jan Stuart, School Council
Modular Courses in Technology Instrumentation,
Publisher : Oliver & Boyd
[5]. Uffenbeck,John E, Introdution to Electronic Devius and
Circuits, Publisher : Prentice Hall
[6]. Floy, Romas L, Electronic Devices, Publisher : Mentril
[7]. Entis Sulaeman, Dasar-dasar Teknik Elektronika Digital
1, Publisher : TEDC Bandung, 1980
[8]. Boylestad & Nashelsky, Eletronic Devices and Circuit
Theory, Publisher : Pretice Hall
[9]. Gill,A.S, Electrical Equipment Testing &
Maintenance ,Virginia : A Prentice-Hall Company,1982.
[10]. Groupe Schneider Electric, Design, Operation and
Maintenace Electrical Substation, Jakarta : Groupe
Schneider Electric, 1999.
[11]. Groupe Schneider Electric, Training Manual 150 kV
Sistem, Jakarta : Groupe Schneider Electric, 1999
[12]. Hydro Electric Research and Technical Services
Group, Maintenance of Power Circuit Breaker , Denver
: United States Departement of Interior Bureau and
Reclamation, 1999.
[13]. Ir. Sulasno,Analisis Sistem Tenaga Listrik edisi
kedua, Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro Semarang, 2001.
[14]. PT PLN, Buku Petunjuk Operasi & Memelihara
Peralatan Untuk Pemutus Tenaga, Jakarta : PT PLN
Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Barat, 1993.
[15]. Tobing, Bonggas L,Peralatan Tegangan Tinggi,
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.