Anda di halaman 1dari 5

ELEKTRODA

A. Elektroda dibagi menjadi beberapa klasifikasi, antara lain :


1. Elektroda menurut bahannya
a. Elektroda baja karbon
b. Elektroda baja paduan
c. Elektroda bukan baja (non ferrous)
Komposisi bahan elektroda dibedakan untuk dapat mempermudah memilih bahan
tambah untuk mengelas benda kerja yang sesuai dengan bahan elektroda.
B. Elektroda berdasarkan fungsinya dalam kaitan hubungan dengan bahan pengelasan
yaitu:
a. Elektroda yang habis terpakai (Shielded Metal Arc Welding)
Elektroda yang habis terpakai maksudnya adalah elektroda yang habis
menutupi bahan atau kampuh las dalam proses las dan juga gas yang keluar akibat
melelehnya elektroda dan lapisan pelindung digunakan sebagai pelindung saat
pengelasan busur. Tujuannya lapisan las dilindungi adalah untuk mencegah
oksidasi. Lapisan pelindung ini jika sudah mengering akan membentuk terak yang
mudah untuk dihilangkan dengan palu atau sikat terak. Sedangkan bahan yang
digunakan untuk melindngi oksidasi berasal dari gas pembakaran busur itu sendiri
atau dengan lapisan pelindung kimia dan butir butir zat pelindung oksidasi pada
las SAW (Submerged Arc Welding).
Adapun lapisan lapisan tersebut terdiri dari beberapa jenis yang
disesuaikan dengan maksud dan cara perlindungan yang tepat untuk berbagai
jenis pengelasan. Jenis jenis lapisan pelindung yang dimaksud antara lain ;
- High cellulose sodium
- High cellulose potassium
- Low hydrogen sodium
- Low hydrogen potassium
- Iron powder, low hydrogen
- High iron oxide
- High iron oxide, iron powder
- High titania potassium
- Iron powder, titania

- High tittania sodium


- Low hydrogen potassium, iron powder
b. Elektroda yang tidak langsung habis terpakai (tungsten electrode)
Adalah jika elektroda yang dipakai berbahan tungsten, yaitu elektroda yang
memiliki ketahanan panas yang tinggi terhadap suhu las dan hanya digunakan
sebagai busur tetap untuk jarak tertentu. Elektroda ini digunakan pada pengelasan
dengan metode GTAW (Gas Tungsten Arc Welding).
C. Elektroda menurut lapisan pelindungnya
a. Elektroda berbalut
Elektroda las yang berbalut banyak dipergunakan pada proses mengelas dengan
busur nyala, dimana balutan dari suatu kawat inti elektroda terbuat dari bahan
bahan seperti soda silikat, alumunium silikat, besi mangan, titan dioksida, kalsium
karbonat dan sebagainya.
Pada umumnya elektroda berbalut dibedakan menjadi dua yaitu
- Elektroda berbalut tipis mempunyai tebal lapisan balutan 0,1mm dan berat
lapisan sekitar 1% 5% dari berat elektroda.
- Elektroda berbalut tebal mempunyai lapisan sekitar 1 3 mm dan berat lapisan
sekitar 15% 30% dari berat elektroda.
Secara keseluruhan, fungsi lapisan elektroda adalah sebagai beikut:
1. Menyediakan Suatu perisai yang melindungi sekeliling busur api sehingga
oksigen dan nitrogen tidak memasuki logam las.
2. Membuat busur api stabil dan mudah dikontrol.
3. Mengisi setiap kekurangan yang disebabkan oleh oksidasi elemen-elemen
tertentu dari genangan las.
4. Menyediakan suatu terak pelindung untuk menurunkan kerapuhan akibat
pendinginan.
5. Membantu pengontrolan ukuran dan frekuensi tetesan logam cair.
6. Memungkinkan dipergunakannya posisi-posisi yang berbeda.
b. Elektroda tidak berbungkus (elektroda polos)
Elektroda ini sangat jarang digunakan karena sukar memelihara kestabilan busur
nyala dibandingkan dengan elektroda berbalut.
Pada umumnya elektroda ini digunakan dalam menggunakan las otomatis karena

kampuh las mempunyai bahan pengisi tersendiri dan pemakainnya pada mesin las
tangan hanya pada mesin las arus searah yang digunakan untuk mengelas benda
kerja yang tidak terlalu penting (berkualitas rendah) seperti : mengela pagar, jeruji
jendela, dan sebagainya.
D. Simbol Elektroda dan Maknanya
Dalam penulisan kode elektroda pada tabel klasifikasi elektroda, biasanya berisi
EXXXX. Dengan keterangan sebagai berikut:
- E = Elektroda
- XX = dua huruf X terdepan (XX) menandakan kekuatan tarik bahan las setelah
dilaskan, misalnya E60XX berarti bahan tersebut kuat tariknya setelah dilaskan 60.000
psi, E70XX berarti bahan tersebut kuat tariknya setelah 70.000 psi, begitu pula
seterusnya.
- X = huruf X ketiga menunjukkan posisi pengelasan yang tepat. Untuk angka 1
menunjukkan boleh dipergunakan untuk semua posisi. Angka 2 menunjukkan hanya
bisa dipergunakan dengan posisi tertentu.
- X = huruf X terakhir menunjukkan jenis arus listrik yang sesuai dengan lapisan
elektrodanya.

Nama : Bagus Purnomo Aji


NIM

: 100511401924

Anda mungkin juga menyukai