APENDIKSITIS
3. Patofisiologi
Appendiksitis biasanya disebabkan oleh penyumbatan lumen appendik oleh
fekalit, benda asing dan infeksi bakterial yang dapat menyebabkan obstruksi.
Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami
bendungan. Makin lama mukus tersebut semakin banyak, namun elastisitas dinding
appendik mempunyai keterbatasan sehingga dapat menekan dinding appendik.
Tekanan mengakibatkan edema pada appendik yang menimbulkan demam, appendik
yang meradang menimbulkan nyeri tekan perut kuadran kanan bawah (titik Mc.
Burney) dengan 4 regio, nyeri tekan dan lepas (tanda rovsing dan tanda blumberg),
tanda rovsing dapat timbul dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri, yang
secara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa di kuadran kanan bawah. Apabila
kumam telah menyebar ke usus dapat mengiritasi usus sehingga terjadi peningkatan
produk sekretonik termasuk mucus, iritasi mikroba juga mempengaruhi lapisan otot
sehingga terjadi penurunan peristaltik usus dan menyebabkan konstipasi. Apabila
kuman menyebar ke umbilikus dan dan menimbulkan ransangan nyeri hebat sehingga
dapat meransang pusat muntah, anoreksia dan perasaan enek.
Appendik yang
meradang harus segara dilakukan prosedur pembedahan agar infeksi tidak menyebar.
Apabila appendik yang meradang tidak ditanggulangi dapat menyebabkan komplikasi
yaitu appendik supuratif
meningkat, obstruksi vena, edema bertambah dan bakteri dapat menembus dinding.
Apabila aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding appendik yang diikuti
dengan ganggren dan dikatakan pada stadium appendiksitis ganggrenosa. Dan bila
dinding yang telah rapuh itu pecah akan terjadi appendiksitis perforasi sampai
akhirnya terjadi peritonitis.
4. Manifestasi Klinis
Nyeri kuadran kanan bawah dan biasanya demam ringan
Mual, muntah
Anoreksia, malaise
Nyeri tekan lokal pada titik Mc. Burney
Spasme otot
Konstipasi, diare
(Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah vol.2. hal. 1098. Jakarta:
EGC)
5. Komplikasi
pada vena subklavia dan vena-vena besar, meningkat, sejak adanya hiperalimentasi intra-vena.
Obstruksi usus
adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal (Nettina,
2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya
aliran isi usus ke depan tetapi peristaltiknya normal (Reeves, 2001). Obstruksi
usus merupakan suatu blok saluran usus yang menghambat pasase cairan, flatus
dan makanan dapat secara mekanis atau fungsional (Tucker, 1998).
Abses subfrenikus
Merupakan pengumpulan cairan antara diafrgama dan hati atau limpa. Ini
merupakan komplikasi dari pembedahan abdomen bagian atas namun juga dapat
disebabkan oleh perforasi saluran gastrointestinal. Abses lebih sering terjadi pada
sisi kanan.
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi : pada apendisitis akut sering ditemukan adanya abdominal
swelling, sehingga pada pemeriksaan jenis ini biasa ditemukan distensi
perut.
Palpasi : pada daerah perut kanan bawah apabila ditekan akan terasa
nyeri. Dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri. Nyeri tekan
perut kanan bawah merupakan kunci diagnosis dari apendisitis. Pada
penekanan perut kiri bawah akan dirasakan nyeri pada perut kanan
bawah. Ini disebut tanda Rovsing (Rovsing Sign). Dan apabila tekanan
di perut kiri bawah dilepaskan juga akan terasa nyeri pada perut kanan
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanan Medis :
a. Antibiotika
Jenis antibiotika yang digunakan pasien apendisitis akut adalah sefalosporin
generasi III (sefotaksim dan seftriakson), sefalosporin generasi IV (sefpirom),
metronidazol,
aminoglikosida
(gentamisin),
penisilin
(ampisilin),
dan
Penatalaksanaan Keperawatan
a. Berikan tehnik distraksi, relaksasi nafas dalam
b. Berikan posisi yang nyaman pada pasien.
8. Pencegahan
a. Banyak mengkonsumsi makanan yang berserat seperti sayur-sayuran, buahbuahan dan minum air putih. Untuk mencegah terjadinya pengerasan feses dan
konstipasi.
b. Hindari makanan yang berbiji (hilangkan bijinya)