Anda di halaman 1dari 10

BAB 2 FISIOLOGI GERIATRI

A. Definisi dan Terminologi


Menua adalah proses yang mengubah seorang dewasa sehat menjadi seorang
yang frail dengan berkurangnya sebagian besar sistem fisiologis dan meningkatnya
kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian.
Terdapat beberapa istilah yang digunakan gerontologis ketika membicarakan
proses menua: 1. Aging, menunjukkan efek waktu; proses bertahap dan spontan, 2.
senescence, hilangnya kemampuan sel untuk membelah dan berkembang, 3.
homeostenosis, berkurangnya cadangan homeostasis yang terjadi selama penuaan
setiap sistem organ.
Geriatri merujuk pada pemberian pelayanan kesehatan untuk usia lanjut.
Geriatri merupakan cabang ilmu kedokteran yang mengobati kondisi dan penyakit
yang dikaitkan dengan proses menua dan usia lanjut, pasien geriatri adalah pasien
usia lanjut dengan penyakit ganda.
B. Proses Menua
Berbagai teori mengenai proses menua telah diajukan, namun hingga 20
tahun yang lalu teori - teori ini masih terlihat sama dengan teori yang diajukan 200
tahun bahkan 2000 tahun yang lalu. Suatu teori mengenai penuaan telah dikatakan
valid apabila memenuhi kriteria: 1. teori yang dikemukakan tersebut terjadi secara
umum di seluruh anggota spesies yang dimaksud, 2. proses yang dimaksud pada
teori tersebut terjadi progresif seiring dengan waktu, 3. proses yang terjadi harus
menghasilkan perubahan yang menyebabkan disfungsi organ dan menyebabkan
kegagalan suatu organ atau sistem tubuh tertentu.
Beberapa teori menua yang dapat diterima saat ini, yaitu:
1. Teori radikal bebas: menyebutkan bahwa produk hasil metabolisme oksidatif
yang sangat reaktif (radikal bebas) dapat bereaksi dengan berbagai komponen
penting seluler, termasuk protein, DNA dan lipid, dan menjadi molekul-molekul

yang tidak berfungsi namun bertahan lama dan mengganggu fungsi sel lainnya.
Molekul ini mempunyai muatanekstraselular kuat yang dapat menciptakan reaksi
dengan protein, mengubah bentuk dan sifatnya; molekul ini juga dapat bereaksi
dengan lipid yang berada dalam membran sel,mempengaruhi permeabilitasnya,
atau dapat berikatan dengan organel sel lainnya
2. Teori glikosilasi: menyatakan bahwa proses glikosilasi nonenzimatik yang
menghasilkan pertautan glukosa-protein yang disebut advanced glycation end
products (AGEs) dapat menyebabkan penumpukan protein dan makromolekul
lain yang termodifikasi sehingga terjadi disfungsi pada manusia atau hewan yang
menua. protein glikasi menunjukkan perubahan fungsional, meliputi menurunnya
aktivitas enzim dan menurunnya degradasi protein abnormal. Termasuk
diantaranya adalah kolagen, hemoglobin dan lensa mata. Karena muatan kolagen
yang tinggi jaringan ikat menjadi kurang elastis dan kaku, sehingga dapat
mempengaruhi elastisitas dinding pembuluh darah.
3. Teori DNA repair: adanya perbedaan pola laju perbaikan kerusakan DNA yang
diinduksi sinar ultraviolet pada berbagai fibroblas yang dikultur. Fibroblas pada
spesies yang memiliki umur maksimum terpanjang menunjukkan laju DNA
repair terbesar, dan korelasi ini dapat ditunjukkan pada berbagai mamalia dan
primata.
Selain teori-teori di atas, terdapat beberapa teori lain seperti aging by
program, teori gen dan mutasi gen, cross linkage theory, cellular garbage theory,
wear and tear theory, dan teori autoimun.
C. Fisiologi Proses Menua
Pengenalan terhadap konsep homeostenosis penting untuk memahami
berbagai perubahan yang terjadi pada proses penuaan. Homeostenosis adalah
keadaan penyempitan (berkurangnya) cadangan homeostasis yang terjadi seiring
meningkatnya usia pada setiap sistem organ.

Seiring dengan bertambahnya usia jumlah cadangan fisiologis untuk


menghadapi berbagai perubahan (challenge) berkurang, semakin besar challenge
yang terjadi maka semakin besar cadangan fisiologis yang diperlukan untuk kembali
ke homeostasis. Dengan makin berkurangnya cadangan fisiologis, maka seorang
usia lanjut lebih mudah mencapai suatu ambang (precipice) yang dapat berupa
keadaan sakit atau kematian akibat challenge tersebut. Penerapan sistem
homeostenosis ini tergambar pada sistem skoring Acute Physiology and Chronic
health Evaluation (APACHE), skala penilaian beratnya suatu penyakit. Penilaian
perubahan fisiologis yang terjadi dinyatakan dengan besarnya deviasi dari 12
variabel: tanda vital, oksigenasi, pH, elektrolit, hematokrit, hitung leukosit dan
kreatinin.
D. Usaha Penghambatan Proses Menua
Beberapa konsep dan penelitian untuk menghambat proses menua:
Restriksi kalori, pada penelitian, restriksi kalori yang dilakukan seumur
hidup pada tikus dapat bermakna memperpanjang usia hidup sampai 40%
dibandingkan pada hewan tikus yang diberi akses bebas terhadap makanan dan
minuman.

Efek restriksi kalori ini mengakibatkan kadar glukosa dan insulin

menurun, sedikit peningkatan pada kadar serum glukokortikoid bebas, menurunnya


suhu tubuh basal sebesar 0.5-10C, dan meningkatnya proteksi sel terhadap kerusakan
yang diakibatkan radikal bebas
Pemanjangan telomer, setiap sel memiliki kemampuan membelah diri agar
dapat mempertahankan fungsinya dan memperlambat kematian. Sel-sel yang sudah
berhenti membelah diri, apabila diencerkan, akan dapat membelah diri lagi sampai
50 kali. Sel-sel yang sudah tidak membelah diri lagi ini akan membesar, bertahan
beberapa lama, kemudian akan mati. Terbatasnya kemampuan sel-sel untuk
membelah diri setelah 50 kali dikenal dengan hayflick limit, hal ini berhubungan
dengan penjang telomer suatu sekuens DNA pada ujung setiap kromosom manusia.

Setiap kali sel membelah, maka telomer ini akan semakin pendek, sampai suatu saat
telomer tidak dapat memendek lagi.
Pengaruh aksis GH/IGF-1, pada berbagai penelitian tikus dan cacing
menunjukkan bahwa keadaan hipopituarisme dengan defisiensi jelas pada hormon
tirotropin, prolaktin dan growt hormone (GH) akan memperpanjang usia pada
hewan-hewan tersebut. Dibuktikan juga bahwa insulin like growth factor 1 (IGF-1)
yang rendah pada sirkulasi mempengaruhi usia cacing. Pada penelitian kohort pada
tikus yang telah dilakukan mutasi sehingga terjadi pengurangan reseptor IGF-1
sebanyak 50%, menunjukkan usia yang lebih panjang 33% pada tikus betina, 16%
pada tikus jantan. Tikus mutan yang rendah jumlah reseptor IGF-1 nya
menunjukkan konsumsi makanan dan energy expenditure yang lebih rendah
dibandingkan tikus kontrol. Tikus mutan juga lebih tahan terhadap stress oksidatif
akibat pemberian bahan oksidan (radikal bebas), sehingga kerusakan pada DNA,
protein dan lipid lebih rendah dibandingkan tikus kontrol.
Perubahan - Perubahan yang Terjadi Pada Proses Menua
Sistem organ dan fungsi biologis
Sistem endokrin

Perubahan yang terjadi


Toleransi glukosa terganggu
Insulin serum meningkat, HbA1C
meningkat, IGF-1 berkurang
Penurunan hormon testosteron
Penurunan hormon tiroid dan paratiroid
Penurunan produksi vitamin D di kulit
Penurunan hormon ovarium

Sistem kardiovaskuler

Penurunan frekuensi jantung


maksimum
Berkurangnya pengisian ventrikel kiri
Berkurangnya sel pacemaker nodus SA
Hipertrofi atrium kiri
Menurunnya curah jantung maksimal
Lapisan subendotel menebal dengan
jaringan ikat
Ukuran dan bentuk sel endotel yang
irreguler
Fragmentasi elastin pada lapisan media
dinding arteri

Tekanan darah

Peningkatan resistensi vaskular perifer


Peningkatan tekanan darah sistolik
Berkurangnya vasodilatasi yang
dimediasi beta adrenergik

Paru paru

Terganggunya perfusi autoregulasi otak


Menurunnya FEV1 dan FVC
Meningkatnya volume residual
Berkurangnya fungsi silia dan batuk
Peningkatan diameter trakea dan
saluran nafas utama
Membesarnya duktus alveolaris
Penurunan massa jaringan paru
Penurunan tekanan maksimum inspirasi
dan ekspirasi
Berkurangnya kekuatan otot - otot
pernafasan
Kekakuan dinding dada
Berkurangnya difusi CO

Hematologi

Berkurangnya cadangan sum - sum


tulang akibat kebutuhan yang

Ginjal

meningkat
Menurunnya kreatinin clearance dan
laju filtrasi glomerulus
Penurunan massa ginjal
Menurunnya ekskresi dan konservasi
natrium dan kalium
Berkurangnya produksi nitrit oksida
Meningkatnya ketergantungan
prostaglandin ginjal untuk
mempertahankan perfusi

Saluran kemih dan kelamin

Menurunnya aktivasi vitamin D


Pemanjangan waktu refrakter untuk
ereksi pada pria
Berkurangnya intensitas orgasme pada
pria maupun wanita
Pengosongan kandung kemih yang
tidak sempurna

Regulasi suhu tubuh

Berkurangya sekresi prostat


Berkurangnya vasokonstriksi dan
vasodilatasi pembuluh darah kutaneus
Berkurangnya produksi keringat
Meningkatnya temperatur inti untuk
mulai berkeringat

Otot

Massa otot berkurang


Efek penuaan paling kecil pada otot
diafragma
Berkurangnya inervasi
Infiltrasi lemak ke berkas otot
Peningkatan fatigabilitas

Tulang

Berkurangnya laju metabolisme basal


Melambatnya penyembuhan fraktur
Berkurangnya massa tulang
Berkurangnya formasi osteoblas tulang

Sendi

Terganggunya matriks kartilago


Modifikasi proteoglikan dan
glikosaminoglikan

Sistem saraf perifer

Hilangnya neuron motor spinal


Berkurangnya sensasi getar, termal
Berkurangnya ukuran serat yang

Sistem saraf pusat

termielinisasi
Berkurangnya sedikit massa otak
Berkurangnya aliran darah otak
Proliferasi astrosit
Berkurangnya densitas koneksi
dendritik
Berkurangnya mielin dan total lipid
otak
Berubahnya neurotransmitter, termasuk
dopamin dan serotonin
Berkurangnya reseptor glukokortikoid
Melambatnya proses sentral dan waktu
reaksi

Gastointestinal

Berkurangnya ukuran dan aliran darah


hati
Terganggunya clearance hepatik
sehingga membutuhkan metabolisme
fase 1 yang ekstensif
Terganggunya respon terhadap cedera
pada mukosa lambung
Berkurangnya massa pankreas dan
cadangan enzimatik
Berkurangnya kontraksi kolon

Pengelihatan

Berkurangnya absorbsi kalsium


Terganggunya adaptasi gelap
Pengeruhan lensa
Presbiopia
Berkurangnya sensitivitas terhadap
kontras
Berkurangnya lakrimasi

Penghidu
Haus
Keseimbangan

Deteksi penghidu berkurang 50%


Berkurangnya rasa haus
Meningkatnya respon ambang
vestibuler
Berkurangnya sel rambut pada organ

Pendengaran

corti
Hilangnya nada berfrekuensi tinggi
Defisit proses sentral
Kesulitan untuk membedakan sumber
bunyi
Terganggunya kemampuan

Jaringan adiposa

membedakan target dari noise


Meningkatnya aktivitas aromatase
Peningkatan kemungkinan lipolisis

Sistem imun

Berkurangnya imunitas yang dimediasi


sel
Rendahnya afinitas produksi antibodi
Meningkatnya produksi autoantibodi
Banyaknya nonresponder terhadap
vaksinasi
Berkurangnya hipersenstivitas tipe
lambat
Terganggunya fungsi makrofag
Atrofi timus dan hilangnya hormon
timus
Meningkatnya IL-6 dalam sirkulasi
Berkurangnya produksi sel B oleh sum-

Fungsi kognitif

sum tulang
Kemampuan meningkatkan fungsi
intelektual berkurang
Berkurangnya efisensi transmisi saraf
di otak
Berkurangnya kemampuan
mengakumulasi informasi baru dan
mengambil informasi dari memori
Kemampuan mengingat kejadian masa
lalu lebih baik dibanding kemampuan
mengingat kejadian yang baru saja
terjadi
DAFTAR PUSTAKA

Siti setiati, Kuntjoro harimurti, Arya govinda roosheroe. 2007. Proses Menua dan
Implikasi Kliniknya. Dalam buku ajar ilmu penyakit dalam jilid III edisi IV. Jakarta:
departemen ilmu penyakit dalam FKUI.

Anda mungkin juga menyukai