Anda di halaman 1dari 24

ZAKAT SAHAM DAN OBLIGASI

Disusun Oleh:
FARIDATUZ ZAKIYAH 09390147
AMELIA INDRASWARI 09390151
LUKMAN HAKIM 09390159
ERNA EDYA NUR S 09390161
MUNTIYAS SYILVANI 09390165

Pen
d

a hu

Seiring berjalannya waktu, cakupan zakat kian meluas. Selain


zakat profesi ada harta lain yang mesti dikeluarkan zakatnya
yaitu surat-surat berharga seperti saham, obligasi dan
sertifikat investasi.
Saham adalah salah satu model investasi yang diperbolehkan

dalam fiqih Islam, karena keinginan untuk mendapatkan laba


dan keuntungan dengan saham itu tetap berhadapan dengan
kerugian, dan pengambilan berhadapan dengan pemberian.
Menurut Prof. Dr. Muhammad Abu Zahrah zakat dari saham
itu seharusnya dipungut, karena kalau pemilik saham itu
dibebaskan dari zakat, hal itu akan merupakan suatu
kelaliman yang sangat durjana terhadap orang yang tidak
memiliki saham, dan juga terhadap orang-orang fakir.

lu a

Lanjutan

Uang kertas, cek, obligasi, saham-saham perusahaan


dan sesamanya, apabila telah mencapai seharga emas
satu nisob dan telah haul, maka wajib zakat seperti
emas.

Jumhurul fuqoha (pembesar orang-orang ahli fiqih),


memandang kewajiban zakat terhadap kertas berharga,
karena ia diposisikan sebagaimana emas dan perak dalam
transaksi.

Pengertian
saham adalah tanda keikutsertaan atau kepemilikan
investor atau suatu badan sebagai pemodal dalam
suatu perusahaan atau perusahaan terbatas dengan
tujuan untuk memperoleh penghasilan dari saham
tersebut. Wujud saham berupa selembar kertas
yang menerangkan siapa pemiliknya.
Sedangkan obligasi adalah hutang/utang jangka
panjang secara tertulis dalam kontrak surat obligasi
dengan jangka waktu tertentu yang diterbitkan oleh
pihak yang berhutang (pemerintah maupun
perusahaan/swasta) yang wajib membayar
hutangnya disertai bunga yang pada umumnya
tanpa menjaminkan suatu aktiva.

1.
2.
3.

4.
5.
6.

7.
8.

9.

10.
11.
12.
13.

Perbedaan Saham dan


Obligasi

Saham:
Tanda bukti kepemilikan perusahaan
Jangka waktu tidak terbatas
Pemegang saham memperoleh penghasilan
disebut dividen dengan frekuensi tidak
menentu
Dividen dibayar dari laba perusahaan, potensi
laba perusahaan sulit ditaksir
Dari sisi perpajakan, dividen merupakan
bagian laba perusahaan setelah dikenai pajak
Hak pemilikan tertentu atas kekayaan satu
perseroan terbatas atau atas penunjukan atas
saham tersebut. Tiap saham merupakan
bagian ysng sama kekayaan itu
Bagian kekayaan bank/ perusahaan
Bagian penyertaan dalam modal dasar suatu
PT.pemegang saham adalah emiten, pemilik
perusahaan
Penanaman dana tidak terbatas, jangka
waktunya selama perusahaan masih
beroperasi
Dividen ditambah dengan kemungkinan
Risiko relative lebih besar
Hak suara dalam rapat pemegang saham
turut menentukan kebijakan perusahaan
Dalam hal likuiditas pemegang saham
mempunyai klaim terakhir terhadap aset
perusahaan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

7.
8.
9.

10.
11.
12.
13.
14.

Obligasi:
Merupakan bukti pengakuan utang
Jangka waktu terbatas, hari jatuh tempo
ditentukan
Tingkat bunga dan periode pembayaran telah
ditetapkan
Baik perusahaan untung maupun rugi bunga
dan pokok pinjaman wajib dibayar
Bunga obligasi terlebih dahulu dikeluarkan
sebagai biaya sebelum pajak diperhitungkan
Perjanjian tertulis dari bank, perusahaan, atau
pemerintah kepada pembawanya untuk
melunasi sejumlah pinjaman dalam masa
tertentu dengan bunga tertentu pula
Pinjaman kepada perusahaan, bank, atau
pemerintah
Bukti pengakuan utang / pinjaman uang dari
masyarakat (publik). Pemegang obligasi adalah
kreditur
Terbatas waktu:
. Jangka pendek
. Jangka menengah
. Jangka panjang
Bunga tetap (suku bunga tahunan)
Resiko relative lebih kecil
Hak pemegang obligasi dalam rapat umum
pemegang obligasi terbatas pada lahan
pinjaman saja
Dalam hal likuiditas pemegang obligasi
mempunyai klaim untuk didahulukan terhadap
pemegang saham
Dasar perikatan ditentukan dalam perjanjian

Pandangan Ulama
tentang saham dan obligasi
pendapat Syekh Abdul Rahman Isa dalam bukunya
al-Muamalat al-Haditha wa Ahkamuha. Beliau berkata sebagai berikut:
Banyak orang yang memiliki saham perusahaan tidak mengetahui
bagaimana hukum zakat saham-sahamnya itu. Ada yang mengira bahwa
saham-saham itu tidak wajib zakat, tetapi itu salah. Ada pula yang
mengira saham-saham itu mutlak wajib zakat, tetapi itu juga salah. Yang
benar adalah bahwa harus dilihat bentuk saham itu sesuai dengan bentuk
perusahaan yang menerbitkannya.
Bila perusahaan itu merupakan perusahaan industry murni, artinya tidak
melakukan kegiatan dagang, misalnya perusahaan-perusahaan cuci,
pendinginan, hotel, biro, iklan, angkutan laut dan darat, kereta api, dan
penerbangan, maka saham-sahamnya tidaklah wajib zakat.
Bila perusahaan itu merupakan perusahaan dagang murni yang membeli
dan menjual barang-barang tanpa melakukan kegiatan pengolahan,
misalnya perusahaan yang menjual hasil-hasil industry, maka sahamsaham perusahaan-perusahaan itu wajib zakat

sayidina Ali telah meriwayatkan bahwa Nabi saw:


apabila kamu mempunyai (uang simpanan) 200
dirham dan telah cukup haul (ganap setahun),
maka diwajibkan zakatnya 5 dirham. Dan tidak di
wajibkan mengeluarkan zakat (emas) kecuali
kamu mempunyai 20 dinar. Dan apabila kamu
mempunyai 20 dinar dan telah cukup setahun,
maka diwajibkan zakatnya setengah dinar.
Demikian juga kadarnya jika nilainya bertambah,
dan tidak diwajibkan zakat suatu harta kecuali
genap tahunnya. (HR Abu Daud)

Sedangkan mengenai obligasi, bahwa pemilik obligasi sesungguhnya

Menurut Mahmud
Syaltut,
Universitas
Alpemilik
piutangeks
yangRektor
ditangguhkan
pembayarannya
tetapi harus segera
Azhar Mesir, dibayar
Islam bila
tidak
obligasi,
jatuhmembolehkan
temponya sampai.
Zakatnya wajib dibayar setahun
karena termasuk
ribal sudah
fadhl,ditangannya
kecuali kalau
benarjika obligasi
selama
setahun. Ini pendapat Malik dan
benar dalam Abu
keadaan
Yusuf. terpaksa. Hanya sekarang ini,
obligasi mempunyai pengertian khusus, kerena ia
juga

dianggap efek yang

bisa dijualbelikan

dan

beredar di bursa-bursa efek. Obligasi termasuk salah


satu model pinjaman dengan bunga tetap, yang
ditentukan sebelumnya berapa persen dari modal
yang dipinjam (obligasi), tidak peduli berapa laba
bersihnya, atau bahkan kalau rugi sekalipun.
Jadi, obligasi adalah surat pinjaman dengan bunga
tertentu dari pemerintah yang dapat dijualbelikan
atau surat utang berjangka (waktu) lebih dari satu
tahun dan bersuku bunga tertentu, yang dikeluarkan
perusahaan untuk menarik dana dari masyarakat
guna

menutup

pembiayaan

perusahaan.

Bunga

obligasi telah lebih dahulu ditetapkan, dan biasanya

Oleh karena itu, obligasi haram, labanya maupun


keuntungannya adalah buruk sekali. Karena keuntungan
yang didapat lewat obligasi itu tidak berhadapan
dengan kerugian. Terlepas mengenai obligasi, apakah
halal atau haram, para fuqaha telah sepakat bahwa
harta haram yang tidak diizinkan oleh syarapun wajib
dikeluarkan zakatnya menurut prof. Dr. Mahmud Syaltut.

Obligasi itupun dikenai zakat seperti halnya barang


dagangan,

yaitu

manakala

ia

diambil

untuk

diperdagangkan, dan tujuan utama pemiliknya adalah


berdagang. Adapun zakatnya adalah berdasarkan harga
jual saat berulang tahun, bila telah mencapai nisab, dan
diambil dari pokok dan untungnya sebesar 2,5%.

Adapun obligasi yang diambil dan disimpan oleh


pemiliknya dengan tujuan mendapat bunga dan
keuntungan tiap tahun, mengenai ketundukannya pada
peraturan zakat, ada dua pendapat:
Obligasi merupakan investasi tetap.
Oleh karena itu zakatnya dikeluarkan
dari bunganya saja karena diqiyaskan
pada zakat dari penghasilan harta tetap,
seperti zakat tanaman dan buahbuahan, sebanyak 10% dari kupon
(bunga tahunan).
Obligasi itu merupakan pinjaman tetap
yang diharapkan bisa dikembalikan lagi
kepada pemilik modal, dan zakatnya
diperlakukan
seperti
zakat
dari
pinjaman yang baik bahwa setiap tahun.
Adapun zakatnya ialah 2,5% dari
nilainya, manakala barulang tahun
mencapai nisab.

()



267. Hai orang-orang yang

beriman, nafkahkanlah (di jalan


Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan
sebagian dari apa yang Kami
keluarkan dari bumi untuk kamu.
dan janganlah kamu memilih
yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya,
Padahal kamu sendiri tidak mau

Saham
dan
obligasi
adalah
kekayaan
yang
diperjualbelikan dgn menjual dan membelinya dan dari
pekerjaannya itu pemilik memperoleh keuntungan
persis seperti dagang. Zakatnya diambil 2,5% di
penghujung tahun, sesuai harga pasar dan ditambah
keuntungan. Jika pemilik tidak memiliki pekerjaan lain,
sprti janda maka dicukupkan dahulu kebutuhannya baru
di ambil zakatnya.

1) Ana memiliki saham PT Rahmah. Di akhir tahun ia tak


mendapatkan deviden tetapi mendapatkan saham lagi. Nilai
saham dan bonus yang ia terima melebihi nishab. Tetapi
secara riil uangnya tidak ada. Dalam hal ini, apakah Dewi perlu
mengeluarkan zakat?
Jawabannya: salah satu syarat kewajiban zakat adalah an
namaa (berkembang dan dikembangkan).
2) Pak Azzam memiliki 500.000 lembar saham PT. Wulan Permata,
harga nominal Rp 5.000/lembar. Pada akhir tahun (tutup buku)
tiap lembar mendapat deviden Rp 300,00. Total jumlah harta
(saham) 500.000 x Rp 5.300,00 = Rp 2.650.000.000,00. Berapa
zakat yang harus dikeluarkan?

Cara-cara
Mengeluarkan
Zakat Saham dan

Jawabannya: 2,5 % x Rp 2.650.000.000 = Rp 66.750.000,00

Lanjutan
3) Ada dua orang memiliki uang sebesar 200 juta rupiah.
Salah seorang, uangnya dibelikan 500 saham untuk usaha
eksport-import, sedangkan yang seorang lagi dibelikannya
500 saham untuk pabrik. Bagaimana pola pembayaran
zakat tersebut?
Jawabannya:
) Orang pertama mengeluarkan zakat yang 500 saham itu
ditambah keuntungan yang diperolehnya. Jadi, berlaku
seperti zakat perdagangan.
) Orang kedua mengeluarkan zakat dari keuntungannya
saja, bila sampai senishab dan sampai satu tahun (haul).
Jadi, berlaku seperti zakat pertanian.

4) Mengenai
obligasi,
adanya
suatu
pengakuan, bahwa bank, perusahaan,
atau
pemerintah
berutang
kepada
pemegang kupon obligasi itu dalam
jumlah tertentu dengan bunga tertentu
pula. Kapan pembayaran zakatnya?
Jawabannya: zakatnya dibayar setelah
mencapai satu tahun pada pemegangnya.
5) Bila saham dan obligasi dianggap sebagai
barang
dagangan,
yaitu
contohnya:
seseorang memiliki saham senilai 200 juta
rupiah dan keuntungan akhirnya 40 juta
rupiah. Saham dan keuntungan menjadi
240 juta rupiah.Berapa zakatnya?
Jawabannya: zakatnya adalah 2,5% x Rp
240.000.000 = Rp 6.000.000

Menurut Abdurrahman lsa;


tidak semua saham itu dizakati. Apabila saham-saham itu
berkaitan dengan perusahaan perseroan yang menangani
langsung perdagangan, seperti impor dan ekspor berbagai
komoditas
nonmigas
atau
memproduksi
tekstil
untuk
diperdagangkan, maka wajib dizakati seluruh sahamnva. Tetapi
apabila saham-saham itu berkaitan dengan perusahaan perseroan
yang tidak menangani langsung perdagangan atau tidak
memproduksi barang untuk diperdagangkan, seperti perusahaan
bus angkutan urnum, penerbangan, pelayaran, perhotelan, dan
lain lain di mana nilai saham-saham itu terletak pada pabrikpabrik,
mesin-mesin,
bangunan-bangunan
dengan
segala
peralatannya dan lainlain, maka pemegang saham tidak wajib
menzakati saham-sahamnya, tetapi hanya keuntungan dari
saham-saham itu digabung dengan harta lain yang dimiliki oleh
pemegang saham yang wajib dizakatinya.

Anda mungkin juga menyukai