Bioteknologi Tumbuhan Untuk Pangan
Bioteknologi Tumbuhan Untuk Pangan
Dosen:
Dr. Ir. H. Badruzsaufari, M.Sc.
Prof. Dr. Supramono, M.Pd
OLEH
Juni Angkowati (A2C514025)
Mumtazah Maulida (A2C514032)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui
aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis
suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen
pada organisme tersebut. Selain itu bioteknologi juga memanfaatkan sel tumbuhan
atau sel hewan yang dibiakkan sebagai bahan dasar sebagai proses industri.
Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi meliputi mikrobiologi, biokimia,
genetika, biologi sel, teknik kimia, dan enzimologi. Dalam bioteknologi biasanya
digunakan mikroorganisme atau bagian-bagiannya untuk meningkatkan nilai tambah
suatu bahan. Dalam bioteknologi meliputi penggunaan bakteri, jamur serta kultur kultur tumbuhan dan hewan ( termasuk teknik hidroponik dan kultur jaringan ).
Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi konvensional /
tradisional dan modern. Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang
memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau
bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap.
Bioteknologi konvensional disebut juga sebagai bioteknologi sederhana.
Disebut demikian mungkin karena bioteknologi jenis ini dikerjakan secara sederhana,
bisa menggunakan peralatan sederhana. Di samping itu, ada juga yang menyebutnya
sebagai bioteknologi kuno. Disebut demikian, mungkin karena bioteknologi jenis ini
sudah dikenal dan dikerjakan oleh manusia 6000 tahun sebelum masehi dengan
memanfaatkan kemampuan fermentasi mikroba tertentu.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli telah mulai lagi
mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui
penelitian. Dalam bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan produk
secara efektif dan efisien. Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang
didasarkan pada manipulasi atau rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar
mikrobiologi dan biokimia. Aplikasi bioteknologi modern juga mencakup berbagai
aspek kehidupan manusia, misalnya pada aspek pangan, pertanian, peternakan,
hingga kesehatan dan pengobatan. Dewasa ini, bioteknologi tidak hanya
dimanfaatkan dalam industri makanan tetapi telah mencakup berbagai bidang, seperti
rekayasa genetika, penanganan polusi, penciptaan sumber energi, dan sebagainya.
Dengan adanya berbagai penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka bioteknologi makin besar manfaatnya untuk masa-masa yang akan
datang.
Semakin banyaknya pemanfaatan bioteknologi, dengan demikian penulis
tertarik untuk membahas penggunaan bioteknologi tumbuhan untuk bidang pangan
dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Bioteknologi
Kurun waktu 20 tahun terakhir ini, bioteknologi telah mengalami
perkembangan sangat pesat. Di beberapa negara maju, bioteknologi mendapatkan
perhatian serius dan dikembangkan secara intensif dengan harapan dapat memberi
solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi manusia pada saat ini
maupun yang akan datang yang menyangkut; kebutuhan pangan, obat-obatan,
penelitian, yang pada gilirannya semuanya bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup umat manusia.
Sebagai ilustrasi; penemuan-penemuan baru dibidang immunologi (ilmu yang
mempelajari sistem kekebalan tubuh) telah berhasil diproduksi antibodi-monoklonal
(MAb) secara massal. Penemuan MAb dengan metode klonasi (clone), memiliki
kelebihan antara lain: peka (sensitivitas), khas (spesifitas), dan akurat. Selain itu,
MAb dapat pula digunakan untuk memberikan jasa pelayanan dalam berbagai hal
seperti: diagnosis suatu penyakit dengan akurat, pencegahan dan pengobatan
penyakit. Kontribusi MAb telah dapat dirasakan manfaatnya khususnya dalam dunia
riset (research) seperti: enzymeimmunoassay (EIA), radioimmunoassay (RIA), dan
immunositokimia (immunocytochemistry).
Istilah bioteknologi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl Ereky,
seorang insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi
dalam skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya (Suwanto,
1998). Beragam batasan dan pengertian dikemukakan oleh berbagai lembaga untuk
menjelaskan tentang Bioteknologi. Beberapa diantaranya akan diulas singkat sebagai
berikut:
organisme
untuk
membuat
atau
memodifikasi
suatu
produk
dan
'teknologi' yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari
paduan
dua
kata
tersebut
European
Federation
of
Biotechnology
biologi, kimia, fisika, matematika dsb. Ditinjau dari sudut pandang biologi
(biosain), maka bioteknologi merupakan penerapan (applied); biologi
molekuler, mikrobiologi, biokimia, dan genetika. Dengan demikian,
bioteknologi
merupakan
penerapan
berbagai
bidang
(disiplin)
ilmu
(interdisipliner). Oleh karena itu, tidak ada seorangpun yang dapat menguasai
seluruh aspek bioteknologi.
Berdasarkan definisi dan pengertian di atas, maka bioteknologi tidak lain adalah
suatu proses yang unsur-unsurnya sebagai berikut:
1. Input yaitu bahan kasar (raw material) yang akan diolah seperti; beras,
b.
c.
d.
4) Rekayasa protein.
Aplikasi rekayasa protein dalam bidang pangan melibatkan dua hal yaitu :
a. Enzim melalui modifikasi molekul protein, untuk stabilitas enzim pada kondisikondisi khusus. Misalnya perbaikan kestabilan termal dari enzim glukosa
isomerase.
b. Modifikasi protein pangan untuk mengubah sifat fungsionalnya, untuk
memperbaiki sifat elastisitas, kemampuan membentuk emulsi atau kemampuan
menstabilkan tekstur.
2.4 Produk Bioteknologi Tanaman di Bidang Pangan
Berikut beberapa contoh produk bioteknologi tanaman di bidang pangan:
(a)
Kecap
Gambar 2. Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus oryzae dibiakkan pada kulit
gandum terlebih dahulu. Jamur Aspergillus oryzae bersama-sama dengan bakteri
asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran
gandum. Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya
akan dihasilkan produk kecap.
11
(b) Tempe
Gambar 3. Tempe
Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan masyarakat
golongan menengah ke bawah, sehingga masyarakat merasa gengsi memasukkan
tempe sebgai salah satu menu makanannya. Akan tetapi, setelah diketahui
manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak dicari dan digemari masyarakat
dalam maupun luar negeri. Jenis tempe sebenarnya sangat beragam, bergantung pada
bahan dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai.
Tempe mempunyai nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe mempunyai
beberapa khasiat, seperti dapat mencegah dan mengendalikan diare, mempercepat
proses penyembuhan duodenitis, memperlancar pencernaan, dapat menurunkan kadar
kolesterol, dapat mengurangi toksisitas, meningkatkan vitalitas, mencegah anemia,
menghambat ketuaan, serta mampu menghambat resiko jantung koroner, penyakit
gula, dan kanker. Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga
diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini
kapang. Dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang
dari genus Rhizopus, yaitu Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus
arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan mengikat kepingkeping biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi produk tempe. Proses
fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak,
dan karbohidrat. Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai
sembilan kali lipat.
12
(c) Tape
Gambar 4. Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi.
Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi produk yang
berupa gula dan alkohol. Masyarakat kita membuat tape tersebut berdasarkan
pengalaman.
(d) Anggur
Anggur dibuat melalui fermentasi gula yang ada di dalam buah anggur. Ada
beberapa jenis minuman anggur yaitu, Red Wine, White Wine, Rose Wine, Sparkling
Wine, Sweet Wine, dan Fortified Wine:
1.
Red Wine adalah wine yang dibuat dari anggur merah (red grapes). Beberapa
jenis anggur merah yang terkenal di kalangan peminum wine di Indonesia
adalah merlot, cabernet sauvignon, syrah/shiraz, dan pinot noir.
2.
White Wine adalah wine yang dibuat dari anggur putih (white grape).
Beberapa jenis anggur hijau yang terkenal di kalangan peminum wine di
Indonesia adalah chardonnay, sauvignon blanc, semillon, riesling, dan chenin
blanc.
3.
Rose Wine adalah wine yang berwarna merah muda atau merah jambu yang
dibuat dari anggur merah namun dengan proses ekstraksi warna yang lebih
singkat dibandingkan dengan proses pembuatan Red Wine. Di daerah
Champagne, kata Rose Wine mengacu pada campuran antara White Wine dan
Red Wine.
4.
5.
Sweet Wine adalah wine yang masih banyak mengandung gula sisa hasil
fermentasi (residual sugar) sehingga membuat rasanya menjadi manis.
6.
14
15
kecap, dan sebagainya termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai
bioteknologi masa lalu.
Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya
penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan
enzim.
Seperti contoh adalah bahan yang diolah dari susu anatara lain yogurt, keju
dan mentega. Yang berasal dari non susu anatara lain kecap, tempe, tape, dan
minuman beralkohol seperti anggur dan tuak.
Makanan dan minuman tersebut banyak yang dibutuhkan tidak hanya oleh
masyarakat menengah kebawah melainkan juga masyarakat kalangan menengah
keatas. Sebut saja tempe. Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan
masyarakat golongan menengah ke bawah, sehingga masyarakat merasa gengsi
memasukkan tempe sebgai salah satu menu makanannya. Akan tetapi, setelah
diketahui manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak dicari dan digemari
masyarakat dalam maupun luar negeri.
Jenis tempe sebenarnya sangat beragam, bergantung pada bahan dasarnya,
namun yang paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai. Tempe mempunyai
nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe mempunyai beberapa khasiat seperti:
1. Dapat mencegah dan mengendalikan diare
2. Mempercepat proses penyembuhan duodenitis
3. Memperlancar pencernaan
4. Dapat menurunkan kadar kolesterol,
5. Dapat mengurangi toksisitas
6. Meningkatkan vitalitas
7. Mencegah anemia
8. Menghambat ketuaan
9. Serta mampu menghambat resiko jantung koroner, penyakit gula, dan kanker.
16
Selain manfaat-manfaat baik diatas, tidak terlepas pula dari dampak buruk
penggunaan bioteknologi dalam bidang pangan. Produk rekayasa bidang telah
menimbulkan masalah yang serius. Contohnya adalah:
1. Penggunaan insulin hasil rekayasa telah menyebabkan 31 orang meninggal di
Inggris.
2. Tomat Flavr Savr hasil rekayasa diketahui mengandung gen yang resisten
terhadap antibiotik.
3. Susu sapi yang disuntik hormon BGH (bovine growth hormone) atau hormon
pertumbuhan sapi, disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya
potensi berbahaya bagi kesehatan manusia.
4. Jagung yang direkayasa sebagai pakan unggas menjadikan unggas tersebut
mengandung genetik modified organism (GMO) yang dikhawatirkan
membahayakan manusia.
5. Penyisipan gen babi ke dalam buah semangka dapat membawa konsekuensi
bagi penganut agama tertentu.
Berbagai upaya dilakukan untuk menanggulangi dampak negatif penggunaan
bioteknologi, misalnya perizinan dan pengawasan yang sangat ketat dari pihak terkait
kepada para peneliti yang ingin melakukan penelitian-penelitian.
Nilai-nilai kemanusiaan, etika, moral, religius dan kesadaran yang tinggi
untuk menjaga dan mencintai lingkungan hidup yang nyaman dan asri merupakan
kunci utama dari penanggulangan dampak negatif penerapan bioteknologi.
Penggunaan hak dan kewajiban secara arif dan bijaksana sangatlah diperlukan untuk
meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Bioteknologi
merupakan
penerapan
berbagai
bidang (disiplin)
ilmu
untuk produksi pangan terfermentasi dan aditif pangan, aplikasi enzim baik
untuk persiapan bahan maupun pengolahan pangan, kultur sel atau jaringan
tanaman dan tanaman transgenik, dan rekayasa protein.
4. Produk bioteknologi tanaman di bidang pangan antara lain seperti kecap,
18
Inggris, dan susu sapi yang disuntik hormon BGH (bovine growth hormone)
atau hormon pertumbuhan sapi, disinyalir mengandung bahan kimia baru
yang punya potensi berbahaya bagi kesehatan manusia.
Daftar Pustaka
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-66320-MakalahPemanfaatan%20Bioteknologi%20Dalam%20Bidang%20Pangan.html
Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes. 2011. Diktat Bioteknologi. Universitas Negeri
Yogyakarta.
19