Anda di halaman 1dari 20

APLIKASI BIOTEKNOLOGI TUMBUHAN UNTUK PANGAN

Dosen:
Dr. Ir. H. Badruzsaufari, M.Sc.
Prof. Dr. Supramono, M.Pd

OLEH
Juni Angkowati (A2C514025)
Mumtazah Maulida (A2C514032)

PASCASARJANA PROGRAM STUDI KEGURUAN IPA


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
Bioteknologi secara umum berarti meningkatkan kualitas suatu organisme melalui
aplikasi teknologi. Aplikasi teknologi tersebut dapat memodifikasi fungsi biologis
suatu organisme dengan menambahkan gen dari organisme lain atau merekayasa gen
pada organisme tersebut. Selain itu bioteknologi juga memanfaatkan sel tumbuhan
atau sel hewan yang dibiakkan sebagai bahan dasar sebagai proses industri.
Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi meliputi mikrobiologi, biokimia,
genetika, biologi sel, teknik kimia, dan enzimologi. Dalam bioteknologi biasanya
digunakan mikroorganisme atau bagian-bagiannya untuk meningkatkan nilai tambah
suatu bahan. Dalam bioteknologi meliputi penggunaan bakteri, jamur serta kultur kultur tumbuhan dan hewan ( termasuk teknik hidroponik dan kultur jaringan ).
Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi konvensional /
tradisional dan modern. Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang
memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau
bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap.
Bioteknologi konvensional disebut juga sebagai bioteknologi sederhana.
Disebut demikian mungkin karena bioteknologi jenis ini dikerjakan secara sederhana,
bisa menggunakan peralatan sederhana. Di samping itu, ada juga yang menyebutnya
sebagai bioteknologi kuno. Disebut demikian, mungkin karena bioteknologi jenis ini
sudah dikenal dan dikerjakan oleh manusia 6000 tahun sebelum masehi dengan
memanfaatkan kemampuan fermentasi mikroba tertentu.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli telah mulai lagi
mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui
penelitian. Dalam bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan produk
secara efektif dan efisien. Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang
didasarkan pada manipulasi atau rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar
mikrobiologi dan biokimia. Aplikasi bioteknologi modern juga mencakup berbagai
aspek kehidupan manusia, misalnya pada aspek pangan, pertanian, peternakan,
hingga kesehatan dan pengobatan. Dewasa ini, bioteknologi tidak hanya
dimanfaatkan dalam industri makanan tetapi telah mencakup berbagai bidang, seperti
rekayasa genetika, penanganan polusi, penciptaan sumber energi, dan sebagainya.
Dengan adanya berbagai penelitian serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka bioteknologi makin besar manfaatnya untuk masa-masa yang akan
datang.
Semakin banyaknya pemanfaatan bioteknologi, dengan demikian penulis
tertarik untuk membahas penggunaan bioteknologi tumbuhan untuk bidang pangan
dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Makalah ini difokuskan pada rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tinjauan bioteknologi?
2. Bagaimana prinsip dasar bioteknologi tanaman?
3. Bagaimana pemanfaatan bioteknologi tanaman di bidang pangan?
4. Apa saja produk bioteknologi tanaman di bidang pangan?
5. Bagaimana dampak penggunaan bioteknologi tanaman di bidang pangan?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tinjauan bioteknologi.

2. Untuk mengetahui prinsip dasar bioteknologi tumbuhan.


3. Untuk mengetahui pemanfaatan bioteknologi tanaman di bidang pangan.
4. Untuk mengetahui produk bioteknologi tanaman di bidang pangan.
5. Untuk mengetahui dampak penggunaan bioteknologi tanaman di bidang
pangan.
1.4 Metode Penulisan
Penulisan makalah ini penulis menggunakan metode collaborative learning,
yaitu metode kerjasama dalam bentuk grup yang tersentralkan. Selain itu, penulis
juga menggunakan metode literature/ kepustakaan. Penulis menggunakan study
kepustakaan dari berbagai sumber berupa buku, media cetak, maupun media
elektronik yang memuat informasi dengan pembahasan mengenai pemanfaatan
bioteknologi di bidang pangan.
1.5 Batasan Masalah
Penulisan makalah ini dibatasi hanya pada beberapa masalah yaitu berfokus
pada tinjauan bioteknologi, prinsip dasar bioteknologi tumbuhan, pemanfaatan
bioteknologi di bidang pangan, beberapa produk bioteknologi di bidang pangan,
dan dampak dari penggunaan bioteknologi di bidang pangan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Bioteknologi
Kurun waktu 20 tahun terakhir ini, bioteknologi telah mengalami
perkembangan sangat pesat. Di beberapa negara maju, bioteknologi mendapatkan
perhatian serius dan dikembangkan secara intensif dengan harapan dapat memberi
solusi untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi manusia pada saat ini
maupun yang akan datang yang menyangkut; kebutuhan pangan, obat-obatan,
penelitian, yang pada gilirannya semuanya bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup umat manusia.
Sebagai ilustrasi; penemuan-penemuan baru dibidang immunologi (ilmu yang
mempelajari sistem kekebalan tubuh) telah berhasil diproduksi antibodi-monoklonal
(MAb) secara massal. Penemuan MAb dengan metode klonasi (clone), memiliki
kelebihan antara lain: peka (sensitivitas), khas (spesifitas), dan akurat. Selain itu,
MAb dapat pula digunakan untuk memberikan jasa pelayanan dalam berbagai hal
seperti: diagnosis suatu penyakit dengan akurat, pencegahan dan pengobatan
penyakit. Kontribusi MAb telah dapat dirasakan manfaatnya khususnya dalam dunia
riset (research) seperti: enzymeimmunoassay (EIA), radioimmunoassay (RIA), dan
immunositokimia (immunocytochemistry).
Istilah bioteknologi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl Ereky,
seorang insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi
dalam skala besar dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya (Suwanto,
1998). Beragam batasan dan pengertian dikemukakan oleh berbagai lembaga untuk
menjelaskan tentang Bioteknologi. Beberapa diantaranya akan diulas singkat sebagai
berikut:

1. Menurut Bull et al. (1982), bioteknologi merupakan penerapan asas-asas sains

(ilmu pengetahuan alam) dan rekayasa (teknologi) untuk pengolahan suatu


bahan dengan melibatkan aktivitas jasad hidup untuk menghasilkan barang
dan/atau jasa.
2. Bioteknologi merupakan penerapan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan

kerekayasaan untuk penanganan dan pengolahan bahan dengan bantuan agen


biologis untuk menghasilkan bahan dan jasa (OECD,1982).
3. Bioteknologi adalah teknik pendayagunaan organisme hidup atau bagian

organisme

untuk

membuat

atau

memodifikasi

suatu

produk

dan

meningkatkan/memperbaiki sifat tanaman atau hewan atau mengembangkan


mikroorganisme untuk penggunaan khusus (OTA-US, 1982).
4. Menurut Primrose (1987), secara lebih sederhana bioteknologi merupakan

eksploitasi komersial organisme hidup atau komponennya seperti; enzim.


5. Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup dan

'teknologi' yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari
paduan

dua

kata

tersebut

European

Federation

of

Biotechnology

mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam


dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup,
sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk
menghasilkan produk dan jasa.
6. Atau secara tegas dinyatakan, Bioteknologi merupakan penggunaan terpadu

biokimia, mikrobiologi, dan ilmu-ilmu keteknikan dengan bantuan mikroba,


bagian-bagian mikroba atau sel dan jaringan organisme yang lebih tinggi
dalam penerapannya secara teknologis dan industri (EFB., 1983).
Berdasarkan terminologinya, maka bioteknologi dapat diartikan sebagai berikut:
1. Bio memiliki pengertian agen hayati (living things) yang meliputi;

organisme (bakteri, jamur (ragi), kapang), jaringan/sel (kultur sel tumbuhan


atau hewan), dan/atau komponen sub-selulernya (enzim).

2. Tekno memiliki pengertian teknik atau rekayasa (engineering) yaitu segala

sesuatu yang berkaitan dengan rancang-bangun, misalnya untuk rancang


bangun suatu bioreaktor. Cakupan teknik disini sangat luas antara lain; teknik
industry dan kimia.
3. Logi memiliki pengertian ilmu pengetahuan alam (sains) yang mencakup;

biologi, kimia, fisika, matematika dsb. Ditinjau dari sudut pandang biologi
(biosain), maka bioteknologi merupakan penerapan (applied); biologi
molekuler, mikrobiologi, biokimia, dan genetika. Dengan demikian,
bioteknologi

merupakan

penerapan

berbagai

bidang

(disiplin)

ilmu

(interdisipliner). Oleh karena itu, tidak ada seorangpun yang dapat menguasai
seluruh aspek bioteknologi.
Berdasarkan definisi dan pengertian di atas, maka bioteknologi tidak lain adalah
suatu proses yang unsur-unsurnya sebagai berikut:
1. Input yaitu bahan kasar (raw material) yang akan diolah seperti; beras,

anggur, susu dsb.


2. Proses yaitu mekanisme pengolahan yang meliputi; proses penguraian atau

penyusunan oleh agen hayati.


3.
4. Output yaitu produk baik berupa barang dan/atau jasa, seperti; alkohol, enzim,

antibiotika, hormon, pengolahan limbah.

Gambar 1. Skema proses bioteknologi


Apapun batasan yang diberikan oleh para ahli yang pasti dalam proses
bioteknologi terkandung tiga hal pokok :

1. Agen biologis (mikroba, enzim, sel tanaman, sel hewan)


2. Pendayagunaan secara teknologis dan industrial
3. Produk dan jasa yang diperoleh.
Dahulu bioteknologi dianalogikan dengan industri mikrobiologi (industri yang
berbasis pada peran agen-agen mikrobia). Tetapi perkembangan selanjutnya,
tanaman dan hewan juga dieksploitasi secara komersial seperti; hortikultura
dan agrikultura. Dengan demikian, payung bioteknologi sangatlah luas
mencakup semua teknik untuk menghasilkan barang dan jasa dengan
memanfaatkan sistem biologi.
2.2 Prinsip Dasar Bioteknologi Tumbuhan
Kultur jaringan merupakan pengembangan dari teori sel, yaitu dengan
menumbuhkan sel atau sekumpulan sel (jaringan) pada medium yang mengandung
zat hara yang sesuai dengan kebutuhan sel atau jaringan tanaman. Jaringan yang
ditumbuhkan pada medium padat akan membentuk kalus, yaitu massa atau kumpulan
sel yang tidak beraturan. Kalus yang terbentuk dicacah menjadi bagian kecil-kecil
kemudian dipindahkan ke medium baru, dengan susunan hara yang tepat supaya
kalus dapat tumbuh menjadi tunas dan tanaman baru yang sempurna.
Beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dan dipenuhi dalam rangka
mendapatkan kultur jaringan/sel tanaman yang bersih dan tumbuh dengan baik antara
lain:
1. Prinsip sterilitas yang meliputi peralatan dan medium harus aseptik dan steril,
2. Prinsip ketersediaan nutrisi; medium harus menyediakan semua nutrien yang
diperlukan oleh sel tanaman dalam jumlah yang cukup dan seimbang.
3. Preservasi sel.
Oleh karena itu, penguasaan pengetahuan dasar merupakan syarat pokok dan
keterampilan seseorang sangat menunjang kesuksesan di dalam melakukan kultur sel
tanaman. Penanganan kultur sel tanaman hendaknya dijalankan dalam kondisi
benarbenar aseptik, karena sel/jaringan hewan tumbuh dan berkembang lebih lambat
dari kontaminan umum seperti bakteri, yeast (jamur), dan mycoplasma.
7

a) Tahapan Kultur Tanaman


1. Preparasi medium kultur
2. Penanaman dalam kultur
3. Organogenesis
4. Amplifikasi anakan
5. Penanaman dalam tanah
b) Preparasi Media Kultur Jaringan Tanaman
Syarat suatu medium kultur jaringan tanaman adalah harus mengandung zatzat anorganik yang terdiri dari unsur-unsur hara makro dan mikro, asam amino,
gulagula, vitamin dan hormon. Asam amino esensial seperti glutamin, serin dan zat
pengatur pertumbuhan sitokinin. Salah satu jenis medium yang paling banyak
digunakan adalah medium dasar Murashige dan Skoog (medium MS). Medium MS
mengandung garam mineral yang tinggi dan senyawa N dalam bentuk NO dan NH4+.
.

2.3 Pemanfaatan Bioteknologi Tanaman di Bidang Pangan


Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi konvensional /
tradisional dan modern. Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang
memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau
bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap.
Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan. Proses yang dibantu
mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape,
kecap, dan sebagainya termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai
bioteknologi masa lalu. Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu
adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum tahu adanya
penggunaan enzim.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli telah mulai lagi
mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui

penelitian. Dalam bioteknologi modern orang berupaya dapat menghasilkan produk


secara efektif dan efisien.
Dewasa ini, bioteknologi tidak hanya dimanfaatkan dalam industri makanan
tetapi telah mencakup berbagai bidang, seperti rekayasa genetika, penanganan polusi,
penciptaan sumber energi, dan sebagainya. Dengan adanya berbagai penelitian serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka bioteknologi makin besar
manfaatnya untuk masa-masa yang akan datang.
Secara garis besar kegiatan bioteknologi dalam bidang pangan meliputi :
1) Teknologi sel mikroba, untuk produksi pangan terfermentasi dan aditif pangan.
Teknologi sel mikroba sudah diaplikasikan dibidang pangan beberapa abad
yang lalu. Tujuan dari tekniologi sel mikroba ini adalah untuk pengawetan pangan
yang menghasilkan berbagi jenis pangan terfermentasi seperti dadih (yoghurt dan
keju), tauco, tape dan sebagainya. Sedangkan teknologi mikrobial yang bertujuan
untuk menghasilkan bahan kimia (sekaligus bahan pangan) adalah produksi etanol
oleh khamir dan proses lanjutannya untuk mengahasilkan cuka (asam asetat) oleh
bakteri. Pada awal abad ke II ditemukan teknologi produksi gliserol oleh khamir yang
diransang oleh kebutuhan untuk memproduksi dinamit. Berbagai macam asam dan
enzim sudah dapat dihasilkan dengan bantuan mikroba ini. Bahkan sederetan bahan
kimia lain yang telah dapat diproduksi secara mikrobial. Mikroba sudah terbukti
merupakan agen biologis yang sangat potensial untuk mengahsilkan berbegai jenis
zat kimia. Banyak diantaranya merupakan bahan aditif pangan. Teknologi produksi
aditif pangan secara mikrobial dilandasi oleh teknik manipulasi metabolisme agar zat
yang dikehendaki terakumulasi dan dikeluarkan dari dalam sel. Teknik manipulasi
metabolisme ini diperoleh dari mutasi konvensional seperti radiasi dengan sinar X,
UV, Gamma dan penggunaan mutagen kimia, maupun mutasi modern melalui
rekayasa genetika.
2) Aplikasi enzim baik untuk persiapan bahan maupun pengolahan pangan.
Teknologi aplikasi enzim untuk persiapan maupun pengolahan pangan sangat
luas. Aplikasi yang tergolong kelompok pertama, misalnya pembuatan sirup glukosa
9

dari pati-patian yang melibatkan enzim-enzim dan amylase, amiloglukosidase dan


pullulanase, konversi glukosa ke fruktosa oleh glukosaisomerase, penggunaan
pektinase untuk membantu ekstraksi pati dari bahan asalnya, modifikasi pati untuk
mengubah sifat fungsionalnya dan sebagainya. Kelompok kedua, misalnya
penggunaan lipase untuk menghasilkan emulsifier, surfaktant, mentega, coklat tiruan,
protease untuk membantu pengempukan daging, mencegah kekeruhan bir,
naringinase untuk menghilangkan rasa pahit pada juice jeruk, glukosa oksidase untuk
mencegah reaksi pencoklatan pada produk tepung telur dan lain-lain.
3) Kultur sel atau jaringan tanaman dan tanaman transgenik.
Sel tanaman mempunyai kemampuan yang disebut totipotency, yaitu
kemampuan tumbuh dan berkembang biak untuk menjadi tanaman lengkap pada
medium yang memenuhi syarat. Sel tersebut dapat tumbuh tanpa mengalami
deferensiasi. Hal ini tertgantung pada kadar hormone pertumbuhan yang diberikan.
Pemberdayaan sel atau jaringan tanaman bertujuan untuk :
a. Produksi zat kimia atau aditif pangan
b. Menumbuhkan tanaman (dengan produk bahan pangan) bersifat tinggi.
c. Menumbuhkan tanaman dengan produktifitas bahan pangan tinggi.
Sifat variasi somaklonal dari sejumlah populasi sel tanaman yang tumbuh
dapat digunakan untuk menseleksi sel tanaman yang unggul untuk memproduksi
metabolit tertentu. Produk-produk aditif dari sel tanaman tersebut berguna untuk :
a.

Zat warna pangan (antosianin, betasinin, saffron)

b.

Flavor (strawberry, anggur, vanilla, asparagus)

c.

Minyak atsiri (mint, ros, lemon bawang)

d.

Pemanis (steviosida, monelin)

Tanaman transgenik adalah khususnya tanaman yang mempunyai gen hasil


alihan dari mikroorganisme lain. Contoh tanaman transgenik adalah tanaman yang
mengandung gen racun serangga dari Bacillus thuringiensis (gen Bt). Tanaman
kentang tahan terhadap herbisisda biolaphos, tanaman kapas tahan terhadap
herbisisda glyphosate.
10

4) Rekayasa protein.
Aplikasi rekayasa protein dalam bidang pangan melibatkan dua hal yaitu :
a. Enzim melalui modifikasi molekul protein, untuk stabilitas enzim pada kondisikondisi khusus. Misalnya perbaikan kestabilan termal dari enzim glukosa
isomerase.
b. Modifikasi protein pangan untuk mengubah sifat fungsionalnya, untuk
memperbaiki sifat elastisitas, kemampuan membentuk emulsi atau kemampuan
menstabilkan tekstur.
2.4 Produk Bioteknologi Tanaman di Bidang Pangan
Berikut beberapa contoh produk bioteknologi tanaman di bidang pangan:
(a)

Kecap

Gambar 2. Kecap
Dalam pembuatan kecap, jamur, Aspergillus oryzae dibiakkan pada kulit
gandum terlebih dahulu. Jamur Aspergillus oryzae bersama-sama dengan bakteri
asam laktat yang tumbuh pada kedelai yang telah dimasak menghancurkan campuran
gandum. Setelah proses fermentasi karbohidrat berlangsung cukup lama akhirnya
akan dihasilkan produk kecap.

11

(b) Tempe

Gambar 3. Tempe
Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan masyarakat
golongan menengah ke bawah, sehingga masyarakat merasa gengsi memasukkan
tempe sebgai salah satu menu makanannya. Akan tetapi, setelah diketahui
manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak dicari dan digemari masyarakat
dalam maupun luar negeri. Jenis tempe sebenarnya sangat beragam, bergantung pada
bahan dasarnya, namun yang paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai.
Tempe mempunyai nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe mempunyai
beberapa khasiat, seperti dapat mencegah dan mengendalikan diare, mempercepat
proses penyembuhan duodenitis, memperlancar pencernaan, dapat menurunkan kadar
kolesterol, dapat mengurangi toksisitas, meningkatkan vitalitas, mencegah anemia,
menghambat ketuaan, serta mampu menghambat resiko jantung koroner, penyakit
gula, dan kanker. Untuk membuat tempe, selain diperlukan bahan dasar kedelai juga
diperlukan ragi. Ragi merupakan kumpulan spora mikroorganisme, dalam hal ini
kapang. Dalam proses pembuatan tempe paling sedikit diperlukan empat jenis kapang
dari genus Rhizopus, yaitu Rhyzopus oligosporus, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus
arrhizus, dan Rhyzopus oryzae. Miselium dari kapang tersebut akan mengikat kepingkeping biji kedelai dan memfermentasikannya menjadi produk tempe. Proses
fermentasi tersebut menyebabkan terjadinya perubahan kimia pada protein, lemak,
dan karbohidrat. Perubahan tersebut meningkatkan kadar protein tempe sampai
sembilan kali lipat.
12

(c) Tape

Gambar 4. Tape
Tape dibuat dari bahan dasar ketela pohon dengan menggunakan sel-sel ragi.
Ragi menghasilkan enzim yang dapat mengubah zat tepung menjadi produk yang
berupa gula dan alkohol. Masyarakat kita membuat tape tersebut berdasarkan
pengalaman.
(d) Anggur

Gambar 5. Anggur difermentasikan menjadi jenis minuman


Anggur juga populer disebut dalam bahasa Inggris: wine adalah minuman
beralkohol yang dibuat dari sari anggur jenis Vitis vinifera yang biasanya hanya
tumbuh di area 30 hingga 50 derajat lintang utara dan selatan. Minuman beralkohol
yang dibuat dari sari buah lain yang kadar alkoholnya berkisar di antara 8% hingga
15% biasanya disebut sebagai wine buah (fruit wine).
13

Anggur dibuat melalui fermentasi gula yang ada di dalam buah anggur. Ada
beberapa jenis minuman anggur yaitu, Red Wine, White Wine, Rose Wine, Sparkling
Wine, Sweet Wine, dan Fortified Wine:
1.

Red Wine adalah wine yang dibuat dari anggur merah (red grapes). Beberapa
jenis anggur merah yang terkenal di kalangan peminum wine di Indonesia
adalah merlot, cabernet sauvignon, syrah/shiraz, dan pinot noir.

2.

White Wine adalah wine yang dibuat dari anggur putih (white grape).
Beberapa jenis anggur hijau yang terkenal di kalangan peminum wine di
Indonesia adalah chardonnay, sauvignon blanc, semillon, riesling, dan chenin
blanc.

3.

Rose Wine adalah wine yang berwarna merah muda atau merah jambu yang
dibuat dari anggur merah namun dengan proses ekstraksi warna yang lebih
singkat dibandingkan dengan proses pembuatan Red Wine. Di daerah
Champagne, kata Rose Wine mengacu pada campuran antara White Wine dan
Red Wine.

4.

Sparkling Wine adalah wine yang mengandung cukup banyak gelembung


karbon dioksida di dalamnya. Sparkling Wine yang paling terkenal adalah
Champagne dari Prancis. Hanya Sparkling Wine yang dibuat dari anggur yang
tumbuh di desa Champagne dan diproduksi di desa Champagne yang boleh
disebut dan diberi label Champagne.

5.

Sweet Wine adalah wine yang masih banyak mengandung gula sisa hasil
fermentasi (residual sugar) sehingga membuat rasanya menjadi manis.

6.

Fortified Wine adalah wine yang mengandung alkohol lebih tinggi


dibandingkan dengan wine biasa (antara 15% hingga 20.5%). Kadar alkohol
yang tinggi ini adalah hasil dari penambahan spirit pada proses
pembuatannya.

14

2.5 Dampak Penggunaan Bioteknologi di Bidang Pangan


Di bidang pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur
jaringan dan rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk
unggul karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa,
serta juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan.
Penerapan bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian
lingkungan hidup dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang
tertumpah ke laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di
sungai atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.
Kemajuan di bidang bioteknologi tak lepas dari berbagai kontroversi yang
melingkupi perkembangan teknologinya. Sebagai contoh, teknologi kloning dan
rekayasa genetika terhadap tanaman pangan mendapat kecaman dari bermacammacam golongan.
Secara umum bioteknologi dikembangkan untuk kesejahteraan umat manusia.
Meningkatnya populasi manusia dan menipisnya Sumber Daya Alam yang ada
membuat manusia mau tidak mau harus menciptakan sesuatu yang baru yang dapat
dengan cepat diperoleh dengan meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul.
Dalam bidang pangan, manusia terbantu dengan penemuan bioeknologi
tersebut. Adanya mikroorganisme yang membantu proses fermentasi / peragian
membantu manusia menghasilkan bahan-bahan pangan dan makanan yang sekarang
ini bisa kita rasakan. Masyarakat Indonesia telah lama menerapkan bioteknologi
dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai macam makanan dan minuman yang kita
konsumsi sehari-hari memanfaatkan mikroorganisme dalam pembuatannya.
Bioteknologi yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi
alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan
kecap.
Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan. Proses yang dibantu
mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape,

15

kecap, dan sebagainya termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai
bioteknologi masa lalu.
Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya
penggunaan makhluk hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan
enzim.
Seperti contoh adalah bahan yang diolah dari susu anatara lain yogurt, keju
dan mentega. Yang berasal dari non susu anatara lain kecap, tempe, tape, dan
minuman beralkohol seperti anggur dan tuak.
Makanan dan minuman tersebut banyak yang dibutuhkan tidak hanya oleh
masyarakat menengah kebawah melainkan juga masyarakat kalangan menengah
keatas. Sebut saja tempe. Tempe kadang-kadang dianggap sebagai bahan makanan
masyarakat golongan menengah ke bawah, sehingga masyarakat merasa gengsi
memasukkan tempe sebgai salah satu menu makanannya. Akan tetapi, setelah
diketahui manfaatnya bagi kesehatan, tempe mulai banyak dicari dan digemari
masyarakat dalam maupun luar negeri.
Jenis tempe sebenarnya sangat beragam, bergantung pada bahan dasarnya,
namun yang paling luas penyebarannya adalah tempe kedelai. Tempe mempunyai
nilai gizi yang baik. Di samping itu tempe mempunyai beberapa khasiat seperti:
1. Dapat mencegah dan mengendalikan diare
2. Mempercepat proses penyembuhan duodenitis
3. Memperlancar pencernaan
4. Dapat menurunkan kadar kolesterol,
5. Dapat mengurangi toksisitas
6. Meningkatkan vitalitas
7. Mencegah anemia
8. Menghambat ketuaan
9. Serta mampu menghambat resiko jantung koroner, penyakit gula, dan kanker.

16

Selain manfaat-manfaat baik diatas, tidak terlepas pula dari dampak buruk
penggunaan bioteknologi dalam bidang pangan. Produk rekayasa bidang telah
menimbulkan masalah yang serius. Contohnya adalah:
1. Penggunaan insulin hasil rekayasa telah menyebabkan 31 orang meninggal di
Inggris.
2. Tomat Flavr Savr hasil rekayasa diketahui mengandung gen yang resisten
terhadap antibiotik.
3. Susu sapi yang disuntik hormon BGH (bovine growth hormone) atau hormon
pertumbuhan sapi, disinyalir mengandung bahan kimia baru yang punya
potensi berbahaya bagi kesehatan manusia.
4. Jagung yang direkayasa sebagai pakan unggas menjadikan unggas tersebut
mengandung genetik modified organism (GMO) yang dikhawatirkan
membahayakan manusia.
5. Penyisipan gen babi ke dalam buah semangka dapat membawa konsekuensi
bagi penganut agama tertentu.
Berbagai upaya dilakukan untuk menanggulangi dampak negatif penggunaan
bioteknologi, misalnya perizinan dan pengawasan yang sangat ketat dari pihak terkait
kepada para peneliti yang ingin melakukan penelitian-penelitian.
Nilai-nilai kemanusiaan, etika, moral, religius dan kesadaran yang tinggi
untuk menjaga dan mencintai lingkungan hidup yang nyaman dan asri merupakan
kunci utama dari penanggulangan dampak negatif penerapan bioteknologi.
Penggunaan hak dan kewajiban secara arif dan bijaksana sangatlah diperlukan untuk
meminimalisir dampak negatif yang mungkin timbul.

17

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
1. Bioteknologi

merupakan

penerapan

berbagai

bidang (disiplin)

ilmu

(interdisipliner). Bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam


dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup,
sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk
menghasilkan produk dan jasa.
2. Beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dan dipenuhi dalam rangka

mendapatkan kultur jaringan/sel tanaman yang bersih dan tumbuh dengan


baik antara lain: prinsip sterilitas yang meliputi peralatan dan medium harus
aseptik dan steril, prinsip ketersediaan nutrisi; medium harus menyediakan
semua nutrien yang diperlukan oleh sel tanaman dalam jumlah yang cukup
dan seimbang, dan preservasi sel.
3. Kegiatan bioteknologi dalam bidang pangan meliputi : teknologi sel mikroba,

untuk produksi pangan terfermentasi dan aditif pangan, aplikasi enzim baik
untuk persiapan bahan maupun pengolahan pangan, kultur sel atau jaringan
tanaman dan tanaman transgenik, dan rekayasa protein.
4. Produk bioteknologi tanaman di bidang pangan antara lain seperti kecap,

tempe, tape, dan anggur.


5. Dampak bioteknologi di bidang pangan, manusia terbantu dengan penemuan

bioeknologi tersebut. Adanya mikroorganisme yang membantu proses


fermentasi / peragian membantu manusia menghasilkanbahan-bahan pangan
dan makanan yang sekarang ini bisa kita rasakan. Tidak terlepas pula dari
dampak buruk penggunaan bioteknologi dalam bidang pangan. Produk
rekayasa bidang telah menimbulkan masalah yang serius. Contohnya adalah:
penggunaan insulin hasil rekayasa telah menyebabkan 31 orang meninggal di

18

Inggris, dan susu sapi yang disuntik hormon BGH (bovine growth hormone)
atau hormon pertumbuhan sapi, disinyalir mengandung bahan kimia baru
yang punya potensi berbahaya bagi kesehatan manusia.

Daftar Pustaka
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-66320-MakalahPemanfaatan%20Bioteknologi%20Dalam%20Bidang%20Pangan.html
Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes. 2011. Diktat Bioteknologi. Universitas Negeri

Yogyakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai