Anda di halaman 1dari 1

2.5.

Gel (Voight, 1994)


Gel merupakan sediaan semi padat yang terdiri dari suspensi partikel anorganik atau
molekul organik besar yang terbungkus atau terserap dalam cairan, dapat berupa massa
transparan hingga buram.
Berdasarkan pelarut yang digunakan gel dapat dibedakan atas hidrogel dan organel
gel. Hidrogel merupakan gel dengan pelarut air, sedangkan organogel merupakan gel dengan
pelarut organik seperti etanol, propilenglikol, paraffin cair, etil asetat, gliserol, dan lain-lain.
Pelarut organik ini dapat digunakan untuk bahan-bahan obat yang tidak larut dalam air.
Sistem dispersi pada gel merupakan sistem koloid yang dapat dibedakan menjadi gel
fase tunggal dan gel fase dua. Fase tunggal terbentuk dari makro molekul yang terdispersi
merata dalam cairan sedemikian rupa hingga tidak terlihat adanya batas antara molekul yang
terdispersi. Sedangkan pada gel fase dua, massa gel terdiri dari kelompok partikel kecil yang
terpisah yang sering disebut juga magma. Baik gel maupun magma dapat berupa tiksotropik
yaitu membentuk semi padat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokkan (Ansel,
1989).
2.5.2. Syarat-syarat gel
Gel yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : (Lieberman, 1989;
Martin and Cammarata, 1990).
1. Homogen
Bahan obat dan dasar gel harus mudah larut atau terdispersi dalam air atau pelarut yang
cocok atau menjamin homogenitas sehingga pembagian dosis sesuai dengan tujuan terapi
yang diharapkan.
2. Bahan dasar yang cocok dengan zat aktif
Bila ditinjau dari sifat fisika dan kimia bahan dasar yang digunakan harus cocok dengan
bahan obat sehingga dapat memberikan efek terapi yang diinginkan.
3. Konsistensi gel menghasilkan aliran pseudoplastis tiksotropik
Karena sifat aliran ini sangat penting pada penyebaran sediaan jika dioleskan pada kulit tanpa
penekanan yang berarti pada pemencetan dapat keluar dari wadah misalnya tube.
4.

Stabil
Gel harus stabil dari pengaruh lembab dan suhu selama penggunaan dan penyimpanan.
Ansel, H.C, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Lieberman, A. H.,M. R Martin and S. B. Gilbert, 1989, Pharmaceutical Dosage From Dijsperse
System, Marcel Dekker inc, New York.
Voight, R, 1994, Buku Pelajaran Tekhnologi Farmasi adisi V, diterjemahkan oleh DR. Soedani
Noerono, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Halamane diawur wae, wkwkwkwk :D

Anda mungkin juga menyukai