Search th GO
Uncategorized
Batuan
FeO + Mg
Al + Si
Peridotit
0,2000
43,5
45,9
Gabro
0,0160
16,6
66,1
Diorit
0,0040
11,7
73,4
Granit
0,0020
4,4
78,7
Proses terbentuknya nikel laterit dimulai dari peridotit sebagai batuan induk.
Batuan induk ini akan berubah menjadi serpentin akibat pengaruh larutan
hidrotermal atau larutan residual pada waktu proses pembentukan magma
(proses serpentinisasi) dan akan merubah batuan peridotit menjadi batuan
Serpentinit atau batuan Serpentinit Peridotit
Selanjutnya terjadi proses pelapukan dan laterit yang menghasilkan serpentin
dan peridotit lapuk. Adanya proses kimia dan fisika dari udara, air, serta
pergantian panas dan dingin yang kontinu, akan menyebabkan disintegrasi dan
dekomposisi pada batuan induk. Batuan asal yang mengandung unsur-unsur Ca,
Mg, Si, Cr, Mn, Ni, dan Co akan mengalami dekomposisi.
Air tanah yang mengandung CO2 dari udara meresap ke bawah sampai ke
permukaan air tanah sambil melindi mineral primer yang tidak stabil seperti
olivin, serpentin, dan piroksen. Air tanah meresap secara perlahan dari atas ke
bawah sampai ke batas antara zone limonit dan zone saprolit, kemudian
mengalir secara lateral dan selanjutnya lebih banyak didominasi oleh
transportasi larutan secara horizontal. Proses ini menghasilkan Ca dan Mg yang
larut disusul dengan Si yang cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel
silika yang sangat halus sehingga memungkinkan terbentuknya mineral baru
melalui pengendapan kembali unsur-unsur tersebut. Semua hasil pelarutan ini
terbawa turun ke bagian bawah mengisi celah-celah dan pori-pori batuan.
Ca dan Mg yang terlarut sebagai bikarbonat akan terbawa ke bawah sampai
batas pelapukan dan diendapkan sebagai Dolomit dan Magnesit yang mengisi
celah-celah atau rekahan-rekahan pada batuan induk. Di lapangan, urat-urat ini
dikenal sebagai batas petunjuk antara zona pelapukan dengan zona batuan
segar yang disebut dengan akar pelapukan (root of weathering).
Fluktuasi muka air tanah yang berlangsung secara kontinu akan melarutkan
unsur-unsur Mg dan Si yang terdapat pada bongkah-bongkah batuan asal di zone
saprolit, sehingga memungkinkan penetrasi air tanah yang lebih dalam. Dalam
hal ini, zone saprolit akan bertambah ke dalam, demikian juga dengan ikatan
yang mengandung oksida MgO sekitar 30 50%-berat dan SiO 2 antara 35 40%berat. Oksida yang masih terkandung pada bongkah-bongkah di zone saprolit ini
akan terlindi dan ikut bersama-sama dengan aliran air tanah, sehingga sedikit
demi sedikit zone saprolit atas akan berubah porositasnya dan akhirnya menjadi
zone limonit. Sedangkan bahan-bahan yang sukar atau tidak mudah larut akan
tinggal pada tempatnya dan sebagian turun ke bawah bersama larutan sebagai
larutan koloid. Bahan-bahan seperti Fe, Ni, dan Co akan membentuk konsentrasi
residu dan konsentrasi celah pada zona yang disebut dengan zona saprolit,
berwarna coklat kuning kemerahan. Batuan asal ultramafik pada zone ini
selanjutnya diimpregnasi oleh Ni melalui larutan yang mengandung Ni, sehingga
kadar Ni dapat naik hingga 7%-berat. Dalam hal ini, Ni dapat mensubstitusi Mg
dalam Serpentin atau juga mengendap pada rekahan bersama dengan larutan
yang mengandung Mg dan Si sebagai Garnierit dan Krisopras.
Sementara Fe di dalam larutan akan teroksidasi dan mengendap sebagai FerriHidroksida, membentuk mineral-mineral seperti Goethit, Limonit, dan Hematit
yang dekat permukaan. Bersama mineral-mineral ini selalu ikut serta unsur Co
dalam jumlah kecil. Semakin ke bawah, menuju bed rock maka Fe dan Co akan
kimiawi secara intensif. Akumulasi andapan umumnya terdapat pada daerahdaerah yang landai sampai kemiringan sedang, hal ini menerangkan bahwa
ketebalan pelapukan mengikuti bentuk topografi.
3. Tipe batuan asal
Adanya batuan asal merupakan syarat utama untuk terbentuknya endapan nikel
laterit. Batuan asalnya adalah jenis batuan ultrabasa dengan kadar Ni 0.2-0.3%,
merupakan batuan dengan elemen Ni yang paling banyak di antara batuan
lainnya, mempunyai mineral-mineral yang paling mudah lapuk atau tidak stabil
(seperti Olivin dan Piroksen), mempunyai komponen-komponen yang mudah
larut, serta akan memberikan lingkungan pengendapan yang baik untuk nikel.
Mineralogi batuan asal akan menentukan tingkat kerapuhan batuan terhadap
pelapukan dan elemen yang tersedia untuk penyusunan ulang mineral baru.
4. Struktur
Struktur geologi yang penting dalam pembentukan endapan laterit adalah
rekahan (joint) dan patahan (fault). Adanya rekahan dan patahan ini akan
mempermudah rembesan air ke dalam tanah dan mempercepat proses
pelapukan terhadap batuan induk. Selain itu rekahan dan patahan akan dapat
pula berfungsi sebagai tempat pengendapan larutan-larutan yang mengandung
Ni sebagai vein-vein. Seperti diketahui bahwa jenis batuan beku mempunyai
porositas dan permeabilitas yang kecil sekali sehingga penetrasi air sangat sulit,
maka dengan adanya rekahan-rekahan tersebut lebih memudahkan masuknya
air dan proses pelapukan yang terjadi akan lebih intensif.
5. Reagen-reagen Kimia dan Vegetasi
Reagen-reagen kimia adalah unsur-unsur dan senyawa-senyawa yang membantu
mempercepat proses pelapukan. Air tanah yang mengandung CO 2 memegang
peranan paling penting di dalam proses pelapukan secara kimia. Asam-asam
humus (asam organik) yang berasal dari pembusukan sisa-sisa tumbuhan akan
menyebabkan dekomposisi batuan, merubah pH larutan, serta membantu proses
pelarutan beberapa unsur dari batuan induk. Asam-asam humus ini erat
kaitannya dengan kondisi vegetasi daerah. Dalam hal ini, vegetasi akan
mengakibatkan penetrasi air lebih dalam dan lebih mudah dengan mengikuti
jalur akar pohon-pohonan, meningkatkan akumulasi air hujan, serta menebalkan
lapisan humus. Keadaan ini merupakan suatu petunjuk, dimana kondisi hutan
yang lebat pada lingkungan yang baik akan membentuk endapan nikel yang
lebih tebal dengan kadar yang lebih tinggi. Selain itu, vegetasi juga dapat
berfungsi untuk menjaga hasil pelapukan terhadap erosi.
6. Waktu
1.
Lapisan Saprolit
Merupakan lapisan dari batuan dasar yang sudah lapuk, berupa bongkahbongkah lunak berwarna coklat kekuningan sampai kehijauan. Struktur dan
tekstur batuan asal masih terlihat. Perubahan geokimia zone saprolit yang
terletak di atas batuan asal ini tidak banyak, H 2O dan Nikel bertambah, dengan
kadar Ni keseluruhan lapisan antara 2 4%, sedangkan Magnesium dan Silikon
hanya sedikit yang hilang terlindi. Zona ini terdiri dari vein-vein Garnierite,
Mangan, Serpentin, Kuarsa sekunder bertekstur boxwork, Ni-Kalsedon, dan di
beberapa tempat sudah terbentuk limonit yang mengandung Fe-hidroksida.
1.
Terkait
Tags: Artikel
Comments RSS feed
Berikan Balasan
Recent entries
Pasir Besi Tinjauan Geologi
Teknik Explorasi
Perencanaan produksi
Nikel laterit
Tambang Terbuka
Meta
Mendaftar
Masuk log
Entries RSS
Comments RSS
Discuss
Get Inspired
Get Polling
Get Support
Learn WordPress.com
Sofware
Theme Showcase
WordPress Planet
WordPress.com News
Halaman
Arsip Bulanan
Juli 2014
Juni 2013
Mei 2013
April 2013
Maret 2013
Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com. | The Motion Theme.
[ Back to top ]
Ikuti